Share

PUREBLOODS

Author: DRoss
last update Last Updated: 2021-05-10 06:01:29

"Katakan yang sejujurnya. Siapa yang telah mengubahmu menjadi seorang Hybrid, Archie?" tuntut Ash.

Archie menggaruk ujung alisnya, ia benar-benar sudah ketahuan. "Ah. Itu... Sebenarnya, aku juga tidak tahu pasti siapa yang melakukannya saat itu. Karena-"

Archie terperangah. Ia belum benar-benar menyelesaikan kalimatnya, namun Ash dengan begitu tenang menyela ucapannya.

"Apa sang Purebloods itu ada di dalam sana?" tanya Ash seraya mengulurkan telunjuk kanannya ke bangunan megah Mitchell mansion yang terpampang jelas di hadapan mereka.

Ini bahaya. Ash tak melepaskan tatapan tajamnya barang sedetik pun dari bangunan megah itu. Ia berusaha memindai, mencari pelaku yang telah mengubah sahabatnya itu.

Meski tatapan dan nada bicaranya begitu tenang, hal itu justru membahayakan. Ash tengah mengumpulkan seluruh kekuatannya dan siap menyerang buruannya.

"P- pu- purebloods? Ma- maksudmu apa, Ash?" tanya Archie gelagapan.

Entah sedang berpura-pura, atau memang ia tidak mengetahui faktanya. Namun pertanyaannya itu berhasil mengalihkan atensi Ash dari bangunan megah di depan mereka.

Dengan salah satu alisnya yang terangkat ia melangkahkan kakinya, lalu berdiri di hadapan Archie. Memindai seluruh bagian tubuh Archie dengan netra elangnya.

"Hanya para Purebloods yang bisa mengubah seseorang menjadi seorang hybrid." jelas Ash. "Aku rasa kau tahu soal itu, Archie." sambung Ash dengan penuh penekanan.

GLEK!

Archie menelan salivanya dengan gugup. Keringat dingin mulai bercucuran, membasahi keningnya. Siapa yang tidak akan merasa gugup ketika seorang Alpha menatapmu dengan netra elangnya namun berbicara dengan nada bicara yang sangat tenang. Terlalu tenang untuk ukuran orang yang tengah menahan amarahnya.

Ash tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya saat netranya menangkap kebingungan yang terpancar jelas dari netra amber menyala milik Archie.

"Katakan padaku! Apakah ia ada di dalam sana?" cecar Ash saat netranya menangkap sosok perempuan dengan kulit pucat dan surai panjang sebahu tengah membuka pagar depan rumah itu.

Archie hendak membuka katup mulutnya, namun Ash yang sudah tidak sabaran itu tak bisa dicegah lagi. Dengan berani Ash berlari dan mendatangi perempuan itu, berusaha menyerangnya tanpa basa-basi.

Sadar akan datangnya sebuah ancaman, perempuan itu mengaktifkan kekuatannya. Shield atau perisai pelindung, kekuatan itulah yang dimiliki perempuan itu. Ia membuat perisai yang dapat melindungi dirinya juga seluruh area tempat tinggalnya.

Baik Ash atau pun Archie, mereka tak bisa melakukan apapun karena pelindung yang sedang diaktifkan perempuan itu terasa benar-benar kuat.

Perempuan itu adalah Leona Argent. Ia menatap keduanya dengan tatapan nyalangnya. Sepasang manik merahnya mulai menyala saat bertemu pandang dengan netra amber milik Ash.

Namun tiba-tiba seseorang datang menginterupsi ketegangan yang meliputi Leona juga Ash.

"Sepertinya ada kesalah pahaman." tegas Loui.

Leona menoleh dan menatap kakak juga adiknya yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya persis.

Loui mengendikkan dagunya pada Ash lalu berkata, "Kau tenangkan dirimu." ucapannya lebih terdengar seperti perintah yang tak boleh dibantah.

Archie mengusap lengan Ash tanpa ragu. "Ash. Jangan memulai sesuatu yang sangat sulit untuk diakhiri." imbuh Archie.

Kalimat itu berhasil menenangkan Ash dalam sekejap. Archie memang selalu punya cara tersendiri untuk menjinakkan sahabatnya itu. Ash mengusap wajahnya seraya mengatur kembali napasnya.

Luca memindai kedua orang yang berdiri di sebrangnya dengan manik merah menyalanya, seperti Leona. "Werewolf... And... A hy-"

Loui segera mengunci rapat katup mulutnya saat mengenali sosok asli Archie. "Bagaimana bisa?" gumam Luca.

Ia benar-benar heran melihat Archie yang merupakan seorang hybrid. Gabungan antara werewolf juga vampire. Berbeda dengan ibunya yang merupakan gabungan antara vampire dan manusia.

"Ikut aku!" titah Loui sembari menatap satu persatu orang yang ada di hadapannya saat itu.

Tanpa menunggu, Loui segera membawa tungkainya memasuki bangunan megah tempat tinggalnya, di ikuti Leona dan Luca, serta Ash dan Archie di belakangnya.

Semua kalimat yang Loui ucapkan sejak tadi benar-benar tak terbantahkan. Bagaimana tidak, kemampuan yang dimiliki Loui adalah pengontrol emosi.

Jika diperhatikan, Leona dan Ash dapat meredam emosinya dalam waktu singkat. Tepat setelah Loui meminta mereka untuk segera melakukannya, saat itu juga.

Loui membawa mereka ke ruang tamu. Tanpa diduga semua anggota Keluarga Argent tengah berkumpul di sana, menyambut kedatangan kedua tamu tak diundang itu.

"Duduklah." Loui menunjuk satu-satunya sofa kosong yang tersisa di ruangan itu.

Stefan mengulas senyum simpul saat netranya menangkap raut waspada yang terpancar dari sorot elang milik Ash.

"Kau mencurigai kami, hm?" Stefan membuka suara sesaat setelah Ash dan Archie duduk di sebrangnya.

"Aku, putriku juga ayahku memang seorang Purebloods. Namun, kami baru tiba di kota ini beberapa hari lalu." imbuh Stefan dengan senyum dan tatapan hangat yang ditujukan pada Ash dan Archie.

"Dia ingin menyerangku, Ayah!" sergah Leona.

Ia melemparkan tatapan nyalang dengan manik merahnya pada Ash. Jelas Leona merasa marah, sebab tanpa alasan jelas Ash berlari ke arahnya dengan tubuh werewolvesnya sesaat setelah Leona berhasil membuka pagar besar rumah mereka.

Archie yang sejak tadi bungkam akhirnya buka suara. "Bukan mereka yang telah mengubahku, Ash." ucap Archie pada Ash. "Minta maaflah pada mereka. Kita harus segera kembali." lanjut Archie seraya menepuk bahu Ash.

"Sebentar anak muda." Satu-satunya pria berambut panjang sebahu itu menginterupsi.

Ia adalah Charles Argent. Satu-satunya vampire purebloods 10th Century dari garis keturunan Keluarga Argent yang masih tersisa.

Charles mendatangi Archie sambil lalu mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Archie. "Let me see." pinta Charles dengan sopan.

Archie pun menyambut uluran tangan Charles tanpa ragu. Namun dengan sigap Ash menarik tangan Archie yang hampir berhasil menggenggam uluran tangan Charles.

Charles terkekeh pelan seraya menggelengkan kepalanya saat sepasang netra ambernya menangkap kewaspadaan yang terpancar jelas dari sorot elang milik Ash.

"Kau ingin tahu siapa yang telah mengubahnya menjadi seorang hybrid, 'kan?" Charles berusaha memancing rasa ingin tahu Ash.

Satu pertanyaan itu berhasil membuat Ash melunak. Ia memindai Charles dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Aku hanya berusaha membantu menghilangkan rasa penasaranmu, anak muda." imbuh Charles.

Tanpa menunggu persetujuan Ash, Archie kembali menyambut uluran tangan Charles.

Charles pun menutup rapat matanya sesaat setelah telapak tangannya bersentuhan dengan milik Archie. Dadanya nampak naik turun selama beberapa saat. Ia membuka kembali matanya dalam sekali sentakan, menarik Archie mendekat padanya, lalu membisikan sesuatu.

"Ada apa?" Ash menginterupsi ketegangan menyeruak diruangan itu.

Ash bukanlah tipe orang yang suka ikut campur dengan urusan orang, namun Archie dan keluarganya adalah pengecualian.

Baginya, Archie adalah sahabatnya yang sangat berharga. Semua masalah Archie adalah masalahnya juga. Itu sebabnya Ash benar-benar tersulut emosi saat tahu sahabatnya itu telah berubah menjadi seorang hybrid.

"Ini semua tidak ada hubungannya dengan mereka, Ash. Kita sudah salah paham." Archie segera menariknya berdiri dan memaksanya membungkuk seraya mengucapkan maaf pada seluruh anggota Keluarga Argent.

Setelah meminta maaf Ash dan Archie meninggalkan kediaman Keluarga Argent dengan rasa kecewa.

"Apa yang ia bisikan padamu, Archie?" Ash masih gigih dengan rasa ingin tahunya.

Archie memberikan gelengan samar. Dengan gamang ia memandangi sepasang kakinya yang menapaki jalan setapak menuju kediaman Keluarga Cooper.

"Ia bilang... Vampire yang telah mengubahku menjadi seperti sekarang ini adalah vampire berbahaya," ujar Archie lirih.

"Siapa vampire yang ia maksud itu?" Ash masih belum menyerah.

Dengan sigap ia berdiri di hadapan Archie, melemparkan tatapan elangnya pada sang sahabat. Berharap Archie akan menceritakan semua hal yang telah Charles katakan padanya.

"Hey...! Ini sudah terlalu larut untuk membicarakan banyak hal ditempat umum seperti ini. Lagi pula, apa kau lupa kalau ini hari ulang tahunmu dan Gabe?" Archie berusaha keras mengubah topik pembicaraan mereka.

Ash menepuk dahinya saat mendengar nama sang kembaran disebutkan. Benar, ia memang lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahun mereka.

"Habislah aku! Ibu pasti sudah menungguku selama berjam-jam." batin Ash.

Tanpa basa-basi, ia segera berlari menuju satu-satunya rumah bercat abu-abu yang ada di ujung jalan sana.

Archie bernapas lega karena telah berhasil mengalihkan topik pembicaran. "Syukurlah. Aku tak perlu mengatakan kebohongan lainnya." gumam Archie sembari menggelengkan kepalanya –melihat Ash yang berlarian di ujung sana.

***To be continue***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
Leona X Ash = War
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • MEZZALUNA [Indonesia]   EPILOGUE

    Sejak kejadian hari itu Lyla tak pernah muncul di manapun, bahkan nomer ponselnya tak aktif. Bahkan bibi, paman, juga kakak sepupunya tak pernah tahu Lyla pergi ke mana. Yang mereka tahu, malam itu Lyla hanya berpamitan untuk pergi menemui seseorang dengan berbekal long coath ungu kesayangannya.Tiga bulan lamanya, seluruh anggota kepolisian dikerahkan untuk mencari Lyla. Namun seharipun, segala usaha yang mereka lakukan tak membuahkan hasil. Nihil.Dan pada akhirnya, seluruh anggota Keluarga Justice menyerah untuk mencari Lyla. Namun mereka tetap memasang iklan berbayar yang ditayangkan di seluruh stasiun Televisi Nasional dan Swasta tentang hilangnya salah satu anggota keluarga mereka.Di sisi lain, Archie yang masih belum bisa mengurangi rasa sukanya pada Malia memilih untuk mengencani gadis manapun. Hingga hari ini, identitas baru Archie sebagai seorang Hybrid masih dirahasiakan —tidak diungkapkan secara terang-terangan. Hanya saja, ketika ada yang bertanya, ia akan men

  • MEZZALUNA [Indonesia]   DEAD END

    Ash memberikan seluruh atensinya pada Rosalie, mengunci tatapannya pada wanita berpakaian serba merah di hadapannya. Ia tahu, meski Rosalie tampak pasrah, sebagai seorang ibu, Rosalie ingin mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya untuk menemukan di mana jasad putri kesayangannya berada.Saat itu juga, setelah masing-masing memberi anggukkan sepakat, mereka berpencar menyusuri hutan pada garis lurus —sejajar demi memudahkan titik temu saat mereka menemukan apa yang mereka cari. *** Di Kastil Skarsgard Gabe bersama dua kawanannya tampak khawatir menyaksikan sebagian gedung kokoh itu ambruk sebagian. Tidak seperti yang dikatakan Loui sebelumnya. Alih-alih dilalap si jago merah, bangunan klasik itu justru luruh sebagian.Sang Beta mengelilingi setiap sudut bangunan kastil, mencari jalan masuk aman sekedar untuk memberikan pertolongan pada si sulung Argent yang masih berada di dalam sana.Saat ia hendak membawa keempat tungkainya memasuki salah

  • MEZZALUNA [Indonesia]   ALREADY GONE

    Rosalie hanya mengangguk ketika mendengar segala macam informasi yang disampaikan pria bertubuh tinggi besar di hadapannya.Ia mengabarkan tentang perkelahian yang terjadi antara Ash, Damien dan Leona. Dan sang gadis menjadi satu-satunya korban dalam kejadian tersebut.Sementara Stefan juga Charles hanya bisa menghela napas, Malia menjadi satu-satunya yang meneteskan air mata, serta Luca tampak begitu marah ketika mendengar seluruh rentetan kejadiannya."Bagaimana dengan Loui?" tanya Malia pada pria besar di hadapan mereka.Sang gadis tampak begitu mengkhawatirkan keadaan si Sulung Argent yang kini telah menjadi bagian dari Keluarga Skarsgard."Apakah Loui baik-baik saja di sana?" tanya Malia lagi.Pria itu bungkam, tak bisa memberikan jawaban pasti pada gadis bertubuh mungil di hadapannya, sebab ia belum sempat memasuki Kastil Skarsgard ketika tiba di depan perbatasan.Di sepersekian detik berikutnya ia mengendikkan bahunya, lantas memberikan sebu

  • MEZZALUNA [Indonesia]   ALMOST DONE - II

    Dengan tenang Loui melepas cengkraman Irina dalam satu kali sentakan, lantas menarik selembar penutup besi di sisi tungku —menutup lubang tersebut dengan segera.Dalam sekejap lubang besar itu tertutup sempurna. Loui hanya bisa mendengar teriakan Irina setelah tungku perapian itu berhasil disumpal lembaran besi tebal."Maaf, Irina. Ini bukanlah hari kematianku." monolog Loui sebelum akhirnya ia beranjak menuruni tangga dan mencari sisa penghuni kastil tersebut. Lucien, dan Victoria tentunya.***Hutan yang sebelumnya dijadikan tempat bertarung oleh Ash dan Damien kembali hening seperti sebelum tersentuh oleh keduanya. Hanya terdengar suara kicauan burung hantu ketika malam bertugas menggantikan segala kicauan riang yang hanya muncul ketika langit terang.Sepasang kaki memasuki hutan, sesekali menghentikan langkahnya sembari memperhatikan sekitar —memindai setiap sudut yang ada.Sang pemilik tungkai kembali bergerak menuju sat

  • MEZZALUNA [Indonesia]   ALMOST DONE - I

    CRASH!Damien memisahkan kepala sang gadis dari tubuhnya dalam satu tarikan kuat. Di saat yang sama Ash berbalik. Tubuhnya mematung melihat sebelah tangan Damien memegangi kepala sang gadis yang telah terpisah dari tubuhnya."Take this!" Damien melemparkan kepala sang gadis pada Ash yang tengah mematung di sebrang sana. "Have fun with her!"Damien tertawa. Suara husky-nya menguar, memenuhi segala keheningan dan kegelapan yang mulai menyelimuti hutan.Ia masih enggan meninggalkan tempat tersebut —ingin melihat reaksi seperti apa yang akan ditunjukkan sang Alpha ketika melihat gadisnya sudah tak bernyawa karena ulahnya.Ash spontan menangkap apa yang dilemparkan Damien ke hadapannya. Dipeluknya, lantas dipandanginya wajah sang gadis yang terlihat jauh lebih pucat. Diusapnya kelopak mata sang gadis yang semula tertutup.Beberapa detik setelah Ash membawa tungkainya ke tempat di mana tubuh sang gadis tumbang. Dengan tangannya yang gemetar, san

  • MEZZALUNA [Indonesia]   VERSUS

    "Pulanglah. Aku tahu apa yang harus kuperbuat."Suara baritone itu terdengar tegas dan dalam. Lain dari biasanya. Tidak seperti Ash yang dikenalnya. Bahkan sorot tajamnya tampak lain. Gelap. Seperti yang ditunjukkan Damien ketika menyaksikan segala keintiman yang mereka tunjukkan di hadapannya.Tanpa mengatakan apapun kedua pemuda itu bergeser dan berbondong-bondong menuju hutan pinus di belakang perbukitan.Leona mengejar, namun dengan sigap —tanpa mempertimbangkan segala macam resikonya Damien mengibakan sebelah tangannya pada gadis yang tengah berusaha membututinya dan Sang Alpha.Sang gadis terlempar jauh —berguling dari puncak bukit. Di sepersekian detik berikutnya Damien kembali mengibaskan tangannya, lantas membuat sebuah gerakan seperti tengah mengikat sesuatu dari kejauhan. Di saat yang sama Leona mengerang ketika tubuhnya terasa seperti diikat.Ash berbalik, melompat ke udara dengan sebagian tubuhnya yang mulai ditumbuhi bulu abu-abu, l

  • MEZZALUNA [Indonesia]   GO HOME, LEONA.

    "I said, can't you stop talking?"Untuk kesekian kali Leona kembali mengulangi ucapannya. Ia menginginkan hal lain daripada mengobrol dengan pemuda yang tengah berada dalam rengkuhannya."Will do. But, can you promise me something?"Sorot mata Ash tampak begitu serius. Lain dari yang ia tunjukkan sebelumnya. Ia tengah bersungguh-sungguh dengan ucapannya, menginginkan sang gadis untuk menjanjikannya sesuatu.Leona menarik napas panjang sebelum kembali bersuara dan menjawab permintaan sang Alpha. "Go on. Say it." tantangnya."Let me set you free. Will you?" balas sang Alpha dengan segala kesungguhan yang dituangkannya melalui tatapan.Leona mengernyit bingung. Kedua pangkal alisnya hampir menyatu —bertemu di titik yang sama. Ia tergugu-gugu. Bukan enggan menjawab, hanya saja, ia tahu maksud sesungguhnya dari ucapan sang Alpha.Leona sadar bahwa Ash tahu apa yang tengah di hadapinya saat ini. Melalui sorot tajamnya, ia memberikan sebuah tanda ya

  • MEZZALUNA [Indonesia]   WILL YOU

    Hening. Gadis di hadapannya itu tak memberikan jawaban apapun. Bahkan tatapannya tampak kosong tanpa ekspresi apapun. Terlihat dingin dan menyeramkan dalam satu waktu.Sadar dengan atmosfir tersebut, Ash memilih memakaikan sebuah helm ke atas kepala Leona dengan sangat hati-hati hingga terpasang dengan benar —melindungi salah satu bagian berharga di tubuh sang gadis.Setelah berhasil memakai pelindung kepala, Ash naik ke atas motornya —menyalakan mesin, lantas mengulurkan tangan kanannya ke hadapan sang gadis dengan maksud memberi bantuan untuk menaiki kuda besinya yang berperawakan tinggi besar, agak sulit untuk dinaiki para gadis.Ash menancap gas setelah Leona duduk dengan aman di balik punggungnya sembari memeluknya dari belakang. Gadis itu bungkam, tak mengatakan apapun, bahkan wajahnya tak hidup seperti sebelumnya. Meski tak merasa melakukan sesuatu hal yang menyinggung bahkan menyakiti hati Leona, Ash memilih menepi di bahu jalan dan mengajaknya ber

  • MEZZALUNA [Indonesia]   YOU LOOK GREAT

    Ash terus menerus mengulas senyum —memandangi pantulan dirinya di cermin, sudah 15 menit lamanya ia melakukan hal tersebut. Ia terus memandangi seluruh aspek yang ada pada dirinya, dari ujung kepala hingga ujung kaki —termasuk pakaian yang melekat di tubuhnya saat itu.Jika bergeser sedikit ke belakang, persis di balik punggungnya Ash menyembunyikan setumpuk pakaian yang telah dicobanya sejak 30 menit yang lalu.Ia benar-benar sibuk memilah pakaian dan tampilan apa yang cocok ia gunakan untuk menemui Leona, melakukan segala macam hal dengan sang gadis selama satu hari penuh, seperti yang ia janjikan padanya beberapa hari lalu.***"Bisakah kita piknik ke perbukitan —tempat favorit kedua orang tuamu, Leona?"Sepasang mata bulat Leona memicing, mencurigai sesuatu. "Apa kau sedang berusaha mengajakku berkencan?" selidik Leona percaya diri.Tanpa ragu Ash mengangguk, lalu memberi respon, "Jika ya, apa kau akan menolak?"Alis

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status