"Baiklah jika Kamu memang tidak ada acara!" jawabku kemudian melanjutkan makan siang yang tertunda.
"Aku turut prihatin dengan masalah keluargamu ya Mir!" ucapnya dengan menepuk pundakku.
"Nanti malam ke rumahku ya!" ucap Sinta.
"Aku ngga janji ya Sin!" jawabku.
"Pokoknya kamu harus datang Kakakku sedang pulang sekarang jadi Mama mengundang keluargamu untuk makan malam!" ucapnya dengan tersenyum.
"Iyaa nanti Aku datang!" jawabku kemudian, sudah lama juga tidak ketemu tante Ela.
"Nah gitu dong, kalo gitu Aku pulang dulu ya udah sore juga, taku dimarahi Mama anak gadis pulang malam!" pamit Sinta Aku pun mengantarnya sampai depan pintu.
"Oke-oke hati-hati ya Sin bay!" ucapku melambaikan tangan setelah kepergian Sinta Aku pun masuk ke dalam kamar.
Malam ini pukul setengah tujuh kami berangkat ke rumah Sinta tiga puluh menit kemudian kami pun sampai disambut hangat oleh keluarga Sinta.
Jam sepuluh pagi Aku dan Papa masuk ke ruang meeting di sana sudah ada beberapa rekan kerja Papa saat kami datang semuanya langsung berdiri.Papa pun mengenalkanku sebagai pewaris perusahaan ini dan semua menyambut dengan baik kedatanganku.Dreett... Dreee...Ponsel yang Aku taruh di dalam tas berbunyi setelah keluar dari ruang meeting Aku pun langsung mengakatnya."Hallo ada apa, hah kok bisa?" yang menelfon adalah Anton Dia mengabarkan kabar yang sangat buruk kalo kedai cabang terbakar.Aku pun langsung lari ke ruangan Papa bilang kalo Aku harus ke kedai Papa pun membolehkan tapi Papa tidak bisa ikut karena banyak pekerjaan."Bagaimana bisa begini apa tidak ada yang jaga malam tadi?" tanyaku saat baru sampai di kedai meski yang terbakar tidak semua namun kerugian cukup besar."Pak Yusuf di temukan pingsan Bu di depan pintu masuk! " jawab Anton sambil menunjuk ke arah yang digaris polisi."A
"Ayo lah Mas taruh Ibu di panti jompo saja Aku tidak mau mengurus Ibumu!" ucap Sarah pagi ini."Ayo lah Yang, Mas mohon kasian Ibu kalau nanti di taruh panti!" jawabku kenapa susah sekali menasehati Sarah ini.Ibuku memang terkena struk saat mengetahui usahaku bangkrut, sedangkan dini dia pergi ntah kemana katanya ingin bekerja untuk pengobatan ibu tapi sampai sekarang tidak ada kabarnya."Kamu kan istri mas untuk kali ini saja Mas minta Kamu rawat Ibu ya setelah Mas punya banyak uang Mas janji akan mencari perawat untuk Ibu," bujukku."Aku ngga mau Mas nanti apa kata tetangga kalo Aku ngurus Ibumu yang sakit-sakitan itu!" jawab Sarah dengan nada jijik."Kamu ngga perlu dengerin kata tetangga Sarah cukup dengerin kataku!" bentakku lama-lama Aku tidak kuat dengan sikap istriku ini dulu meski Mira punya segalanya tapi selalu menuruti SSemua kataku."Ya sudah Mas urus aja sendiri Aku ada janji sama teman jadi tidak
(Sin Kamu mau ikut Aku lagi ngga ke kedai?) Aku pun mengirim pesan ke Sinta siapa tau Dia mau temani Aku ke kedai Mama dan Papa hari ini katanya ingin ke kantor jadi tidak bisa ikut denganku. ( Kamu datang ke rumahku dulu ya Mir, ) balas sinta. Aku pun bersiap - siap untuk ke rumah sinta terlebih dahulu. Tin.. Tin..Tiga puluh menit kemudian aku sudah sampai di rumah sinta, saptam pun membukaan gerbang . Aku melihat sinta sedang duduk di meja makan jadi aku langsung menghampirinya. "Kok rumahmu sepi sin papa sama mamamu kemana?" tanyaku ke Sinta. "Sudah ke kantor tadi pagi-pagi sekali di atas ada kok Kak Alex!" jawabnya dengan muka lesu. "Heh Sin kamu mau ikut Aku kan?" tanyaku ke Sinta. "Aduh Mir kayannya aku ngga bisa ikut tadi Lapa suruh Aku bantuin kerjaan di kantor maaf ya!" jawabnya. "Yah terus ngapain Aku di suruh ke sini dulu kalo tau kamu ngga bisa aku langsung ke kedai tadi!"
Kami yang mendengar pun langung berlarian menuju ke kamar benar saja Ibu Mas Ridho sudah di bawah Kak Alex langung membantunya kembali ke ranjang."Apa Ibu tidak apa-apa ?" tanyaku dengan pelan dan ibu mengeleng tangannya menunjuk ke arah gelas yang sudah kosong di meja Aku pun langsung mengambilkan minum ke dapur.Ya ampun kotor sekali apa saking sibuknya sampai mereka tidak ada waktu untuk membereskan batinku."Mi.. raa.. ma... aa.. ff!" ucap Ibu mas Ridho dengan menitikkan air mata."Iya Mira sudah memaafkan Ibu!" jawabku kemudian mengelus punggung tangan Ibu.Setelah memastikan Ibu Mas Ridho tidak apa-apa kami semua pun pergi ke kantor polisi tadi sebelum Aku pergi sempat menitipkan Ibu ke tetangga sebelah rumahnya." Kenapa hatimu terlalu baik mira ?"Aku pun langsung mengalihkan pandangan ke arah kak alex." Mangsud kakak apa ?" Aku pun balik bertanya. 
Namaku Alex Hendrawan usiaku sudah memasuki tiga puluh tahun tapi Aku belum menikah bukan tidak ingin menikah Aku sangat ingin menikah dan memiliki keluarga bahagia seperti teman-temanku tapi apalah daya jodohku belum ketemu sampai sekarang."Kak nanti Aku mau kerja kelompok sama Mira di rumah tolong Kakak jangan ganggu ya!" ucap Sinta pagi itu.Sinta Pratiwi itu Adik kecilku kami hanya dua bersoudara Dia masih kuliah saat ini Sinta juga sering bilang punya teman sekelas yang pintar dan pemikirannya sangat dewasa dari umurnya."Iya nanti Kakak akan pergi sama teman Kakak teman yang sering kamu ceritain ke Kakak itu Sin? " Aku pun bertanya jujur Aku sangat penasaran dengan teman Sinta ini seperti apa anaknya."Iya kak makanya Kakak jangan ganggu ya Sinta mau serius belajarnya hehe!" jawab sinta.Jam sembilan pagi teman Sinta katanya sudah di depan rumah Sinta pun langsung buru-buru keluar tidak lama kemudian Sinta masuk denga
Auhhhh...Kenapa kepalaku sakit sekali digerakkan oh iya Aku baru ingat tadi sebelum Aku pingsan dipukul oleh seseorang Aku pun perlahan membuka mata."Loh di mana aku?" Aku melihat sekeliling, ini kamar siapa bukan kamarku ini seperti kamar laki-laki."Kamu sudah sadar?" tanya seseorang yang baru masuk ke kamar ini Aku pun beringsut takut diapa-apain."Loh kok Kak Alex berarti Aku...!" pertanyaanku terpotong oleh jawaban Kak Alex."Iya Kamu di rumahku tadi Aku panik saat Sinta menelfon katanya Kamu di pukul oleh seseorang jadi Aku membawamu ke sini!" jelas Kak Alex, oh syukurlah aku tidak di culik batinku."Oh iya Sinta di mana Kak?" Aku pun bertanya dari tadi Aku tidak melihat Sinta di sini."Oh, Sinta sedang pulang katanya ingin mengambil beberapa baju, tadi dokter sudah memeriksamu dan katanya tidak ada cidera yang berat!" aku pun mengangguk mendengar penjelasan Kak Alex."Mir mungk
Ya pria yang melihat kebahagiaan itu adalah Ridho awalnya Dia berencana ingin ke kantor polisi melihat istrinya yang sedang di tahan tapi arahnya melewati rumah orang tua Mira Kemudian Ridho pun meninggalkan rumah itu.Tangan Alex mulai mendekat ke tangan Mira dan menggengamnya sangat erat itu membuat Mira terkejut."Kak...!" ucapan Mira terhenti saat melihat ke arah Alex ya sedang senyum-senyum tapi wajahnya melihat ke arah lain.Mira dan Alex pun masuk untuk membahas rencana selanjutnya setelah berunding dan memilih tanggal yang tepat mereka akan mengadakan resepsi pernikahan satu bulan kemudian.Hari ini Mira dan Alex akan pergi berduan mereka akan feeting baju jam tujuh pagi Alex sudah sampai di rumah mira."Masuk Lex ini juga akan menjadi rumahmu!" ucap Papa Mira yang keluar dan menemukan calon menantunya duduk di luar." Iya Pa di sini saja Mira katanya sebentar lagi akan turun!" jawab Alex kemudian mereka pun terliba
"Aku langsung pulang ya Mir!" pamit Kak Alex ketika mobil sudah memasuki perkarangan rumah."Ngga mau masuk dulu Kak?" Aku balik bertanya Aku mengengam tangan Kak alex seperti tidak rela jika Dia akan pergi, Aku ingin selalu di dekatnya."Ngga mampir dulu ya Kakak masih banyak urusan, dua minggu lagi kita kan selalu bersama!" bisik Kak alex tangan Kak Alex yang satunya langsung mengusap pucak kepalaku dan mencium kembali pipiku."Ya sudah Mira turun sekarang ya Kak hati-hati di jalan!" Aku pun turun dari mobil dan melambaikan tangan."Aduh bahagiannya calon pengantin," terdengar suara Romi saat Aku baru Masuk ke dalam rumah."Ya ampun Kamu bikin kaget aja Rom," sentakku dan lawan bicaraku hanya senyum-senyum.Dreett.. Dreett.. Gawaiku berdering menandakan ada yang menelfon, Anton untuk apa dia menelfon apa ada yang penting."Halo ada apa Ton?"