ホーム / Romansa / MISTERI CINTA CEO TAMPAN / BAB. 9 Mulai Menemukan Titik Terang

共有

BAB. 9 Mulai Menemukan Titik Terang

last update 最終更新日: 2025-05-30 22:04:49

Setelah kematian Paula.

Keluarga Anderson telah lama hidup dalam kegelapan penuh ketidakpastian dan kesedihan mendalam. Kehilangan atas kepergian Paula untuk selamanya, putri mereka yang baru duduk di kelas empat SD, telah meninggalkan luka yang tak terperikan. Kematian Paula diakibatkan oleh pendarahan otak, dan sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai penyebab pasti atau pihak yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

Di rumah keluarga Anderson yang luas namun kini terasa hampa, Tuan Amos Anderson duduk di ruang tamu dengan wajah yang tertunduk lesu. Di hadapannya, ada sebuah foto Paula yang selalu dipajang di meja kecil. Paula tersenyum ceria di dalam foto itu, kenangan yang kini hanya menyisakan rasa sakit.

Pintu ruang keluarga terbuka, dan masuklah Nyonya Dela Anderson, ibu Paula. Wajahnya tampak layu dan matanya sembab karena terlalu sering menangis. Dia duduk di sebelah suaminya dan menggenggam tangannya erat.

"Papi, apakah ada kabar terbaru dari Asisten Akri?" tanya Ny
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 17 Rencana Rahasia Feivel

    Menghabiskan waktu di Mall Of IndonesiaSetelah selesai menjalani sesi wawancara di SPAD Corp, Mikha, Aisya, dan Fauzan bersama-sama meninggalkan gedung perusahaan itu. Seorang staf mengingatkan mereka sebelum pergi."Terima kasih telah mengikuti proses wawancara. Hasilnya akan diumumkan satu minggu dari sekarang melalui email atau telepon. Mohon menunggu kabar dari kami," ucap staf tersebut dengan ramah.Ketiganya mengangguk dan berjalan keluar dengan perasaan bercampur aduk. Di luar gedung, Aisyah mencoba mengusulkan ide untuk menghabiskan waktu."Daripada pulang langsung, bagaimana kalau kita nongkrong dulu? Aku butuh banget ngilangin stres," tutur Aisyah sambil mengibaskan rambutnya.Fauzan mengangguk setuju. "Setuju banget. Kita ke Mall of Indonesia aja. Di sana ada bioskop, kafe, dan butik, jadi kita bisa sekalian cuci mata."Mikha, meskipun masih merasa gugup memikirkan hasil wawancara, akhirnya mengiyakan. "Baiklah, kita pergi sekarang."Sesampainya di Mall of Indonesia, keti

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 16 Menolong Seseorang

    Kesempatan kerja di SPAD Corp,Pagi itu, matahari belum sepenuhnya meninggi ketika Mikha, Aisya, dan Fauzan tiba di depan gedung megah SPAD Corp, Jakarta Pusat. Mereka bertiga adalah fresh graduate yang baru saja menyelesaikan kuliah dan berharap bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar ini.Lobi SPAD Corp pagi itu penuh sesak. Para pelamar dengan berbagai latar belakang tampak memenuhi ruangan yang didesain modern dan elegan. Mikha memandangi sekelilingnya, merasakan rasa gugup yang mulai menjalar di sekujur tubuhnya."Aisya, banyak banget orang di sini. Aku jadi makin deg-degan," ucap Mikha sambil memegang tasnya erat."Tenang aja, Mik. Kita kan sudah melakukan persiapan yang baik. Fokus aja sama kemampuanmu," jawab Aisya sambil menepuk pundak Mikha untuk memberinya semangat."Iya, benar kata Aisya," tambah Fauzan. "Kalau kita percaya diri, pasti ada peluang dan kita bisa diterima sebagai karyawan di perusahaan raksasa ini."Namun, ucapan teman-temannya tak cukup untuk mengus

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 15 Keberhasilan Tak Terduga

    Beberapa tahun kemudian,Pagi itu, suasana di sebuah kampus ternama di kawasan Jakarta Selatan sangatlah meriah. Bendera berkibar di seluruh penjuru, balon-balon berwarna cerah melayang-layang di udara, dan para wisudawan tampak elegan dalam balutan toga dan topi wisuda mereka. Salah satu di antara mereka adalah Mikha Clarissa, seorang gadis muda berusia dua puluh dua tahun yang hari ini akan menjadi salah satu lulusan terbaik dengan predikat cumlaude.Di sebuah ruangan di belakang aula utama, Mikha sedang berdiri di depan cermin, merapikan topi toganya. Bunda Nadia, ibunya, berdiri di sampingnya dengan senyum bangga yang tak pernah lepas dari wajahnya."Bunda, bagaimana? Topinya sudah benar?" tanya Mikha sedikit gugup."Sudah, Nak. Kamu kelihatan cantik sekali. Nenek Jenar pasti akan sangat bangga melihatmu hari ini," jawab Bunda Nadia sambil menepuk pundak Mikha dengan lembut."Terima kasih, Bunda. Aku hanya berharap semuanya berjalan lancar," ucap Mikha sambil menarik napas dalam-d

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 14 Terpaksa Dirawat Di Rumah Sakit Jiwa

    Setelah berkunjung ke makam Paula, sang putri tercinta. Kondisi Nyonya Dela perlahan-lahan mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Rasa kehilangan yang menyelimuti dirinya sedikit demi sedikit berkurang, sehingga dapat memberikan secercah harapan bagi keluarganya. Namun, seperti awan yang hanya menutupi matahari sementara, kecerahan itu pun begitu cepat berlalu. Depresi yang dialami Nyonya Dela kembali, dengan kekuatan yang lebih dahsyat, menghempaskan dirinya ke dalam jurang keputusasaan yang lebih dalam daripada sebelumnya.Di sebuah pagi yang tenang, di ruang tamu rumah mereka yang beraroma bunga lavender, Tuan Amos dan putranya, Samuel, berdiskusi dengan cemas mengenai keadaan Nyonya Dela."Papi, apa yang harus kita lakukan? Mami tampaknya semakin terpuruk," tanya Samuel dengan nada khawatir.Tuan Amos menghela napas panjang, wajahnya tampak lelah dengan kerutan yang semakin jelas di dahi. "Papi tidak tahu, Samuel. Kita telah mencoba segalanya. Konseling, terapi obat, bahkan ku

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 13 Ziarah Ke Makam Paula

    Karena kondisi sang istri yang tak kunjung pulih, Tuan Amos dan Samuel, putranya, telah memutuskan jika hari ini adalah hari yang tepat membawa Nyonya Dela, untuk berziarah ke makam Paula di Sandiego Hills Memorial Park. Paula adalah putri kesayangan Keluarga Anderson, yang telah berpulang beberapa waktu yang lalu, dan mereka berharap bahwa kunjungan ini akan membantu Nyonya Dela untuk dapat menerima kenyataan bahwa Paula kini telah tenang di sisi Tuhan.Pagi itu, mentari menyinari bumi dengan lembut, menghangatkan udara dengan sinarnya yang cerah. Tuan Amos mengenakan kemeja putih bersih dan celana panjang hitam, sementara Samuel mengenakan pakaian serupa, tanda duka mereka yang mendalam. Mereka berdua berdiri di depan pintu, menunggu Nyonya Dela yang sedang bersiap-siap di dalam kamar."Nyonya sudah siap, Tuan," ucap salah seorang perawat sambil berjalan keluar dari kamar Nyonya Dela."Terima kasih, Perawat Yuni," jawab Tuan Amos sambil mengangguk. Sang ayah lalu menoleh ke arah p

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 12 Tak Terima Kehilangan Selamanya

    Di sebuah rumah megah bergaya klasik di salah satu kawasan Jakarta Selatan, suasana sepi dan muram terasa sangat kontras dengan kemegahannya. Di dalam rumah tersebut, Nyonya Dela Anderson, seorang wanita yang dulunya dikenal cerdas, sukses, dan selalu tampil modis, kini malah duduk di kursi roda. Wajahnya yang dulu selalu ceria dan bersemangat, kini terlihat pucat dan tak bercahaya. Matanya yang biasanya memancarkan keuletan dan kepercayaan diri, kini tampak kosong dan dipenuhi kesedihan yang mendalam.Nyonya Dela belum sepenuhnya pulih dari depresi berat yang dirinya alami setelah kematian putri tercintanya, Paula. Kehilangan yang begitu mendalam ini merenggut hampir semua kebahagiaan dalam hidupnya. Dari seorang wanita yang dulu selalu menjadi pusat perhatian di berbagai acara sosial, kini Nyonya Dela malah menghabiskan hari-harinya dalam keheningan dan kesedihan.Di sisi lain, Tuan Amos Anderson, suaminya, berusaha keras untuk tetap tegar di hadapan keluarganya. Dia selalu berada

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status