Terik nya sinar mentari menusuk kulit. Segera aku berlari mencari tempat yang teduh untuk menyelamatkan kulitku yang terasa terbakar. Tidak ada pohon apapun disini, hingga aku berlari menuju halte bus yang tak jauh dari kampus."Ini gara-gara kakak. Kalo aja nggak pergi sama temen nya, nggak mungkin aku kesusahan seperti ini." Gerutu ku seraya berlari perlahan.Aku bernafas lega karena mendapat tempat untuk menghalangi sinar mentari yang terik siang ini. Segera aku mendaratkan bokong ke bangku panjang yang tersedia di sana. Ku ayun kan kakiku seraya bersenandung kecil. Menghilang kan kejenuhan selagi menunggu bis datang.Ya, aku memutuskan untuk naik bis saja. Karena Bater
Author POV Alexa terbangun karena silau matahari yang menembus jendela yang di sengaja di singkap sebagian. Ia membuka matanya perlahan lalu beranjak duduk mengamati sekitar. Dilihatnya ada hanya ada Leo yang masih pulas dengan tidurnya. Ia meraih air putih yang ada di atas nakas, lalu meneguk nya sampai habis. Kembali ia letakkan gelas itu, menurunkan kaki jenjangnya ke lantai rumah sakit yang dingin. Mendorong tiang infus untuk pergi ke kamar mandi guna menunaikan hajatnya. Leo terbangun kal
Pagi yang cerah, secerah hati Alexa saat ini. Dengan sejuta harapan agar bisa bertemu kembali dengan Mr. ice yang selalu setia memenuhi hati dan pikiran gadis itu. Ia melangkahkan kaki jenjangnya ke arah bangku taman yang masih sepi. Senyum selalu menghiasi wajahnya yang manis. Senyum ceria dengan beribu kebahagiaan dan harapan yang selalu ia sematkan. Matanya berkeliling lincah mengitari seluruh taman. Siap memata-matai Mr ice yang biasanya nongkrong di taman kampus. Semenjak Alexa tahu Mr ice kuliah di kampus ini, jarang sekali ia melakukan aksi yang biasa ia lakukan semasa SMA. Tapi tidak di pungkiri juga ia akan ke cafe tempat pe
Alexa povAku berdiri di tengah keramaian, diantara lalu-lalang anak kampus yang bertebaran di kantin. Aku bingung, ekor mata ku berkeliaran mencari tempat duduk yang kosong. Tegak berdiri seraya memegang nampan berisi bakso kesukaan ku di sanding dengan es teh tawar.Aku berdiri cukup lama, di temani dengan riuhnya suara perutku yang sudah berdendang minta isi. Wajar saja, aku belum makan dari pagi. Hihihi... kebiasaan ku selalu telat makan. Makanya penyakit lambung enggan untuk menjauhi ku. Kebiasaan yang tidak baik sebenarnya. Orang-orang terdekat ku pasti tau itu.Mata ku terpaku pada satu meja di sudut kantin. Ada seorang pria yang sedang duduk disana, sendirian. Dan kursi di se
Sejak hari itu, aku mulai menyadari bahwa Mr. ice bukan lah laki-laki sembarangan. Aku selalu membayangkan nya sangat hangat dan ramah, tapi ternyata kebalikannya. Dia selalu bersikap dingin meski cuaca terik. Sangat cuek meski aku berusaha ramah padanya.Tapi aku tak boleh menyerah. Kemarin aku memang sangat kesal padanya, tapi aku disini untuk nya. Aku disini karena nya. Ini semua tak boleh sia-sia. Aku harus bersemangat !!!"Hai, aku boleh kan duduk disini?" Sapa ku pada Mr. ice siang itu. Dia menoleh, menatapku dengan pandangan tidak suka sama sekali. Wajahnya sangat tidak ramah, membuat ku agak kikuk sebenarnya. Tapi aku mencoba untuk bersikap masa bodoh.Aku mendarat kan bokong
Author POVAlexa berjalan dengan gontai, melangkahkan kakinya yang lemah tak bersemangat. Ingin rasanya ia berteriak atau bahkan melakukan hal yang lebih ekstrim. Sesekali ujung sepatunya menendang batu kecil yang ia temui dalam perjalanan. Ia mencoba membawa hati nya yang galau tak tentu arah.Ia sengaja berjalan kaki untuk pulang ke rumah, ingin berlama-lama menikmati angin sejuk yang membuatnya tenang. Alexa berhenti di sebuah jembatan,berdiri menatap langit yang memulai memancarkan warna jingga yang menjilat bumi.Alexa memejamkan mata, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Menghirup udara sebanyak mungkin, hingga memenuhi rongga dadanya. Berharap
Alexa duduk di tepi kolam renang samping rumah, dengan kaki yang terendam sebatas betis. Menikmati rembulan malam yang samar, ditemani bintang-bintang kecil yang selalu sukses membuat malam semakin indah.Sudah satu jam ia duduk disini, sesekali tangan mungil nya memainkan air. Raut wajah nya berubah-ubah sesuai suasana hatinya saat ini. Adakalanya merasa sedih, merasa gagal, kecewa bahkan merasa bodoh. Dan sesekali ia tersenyum mengingat kebodohan nya.Bodoh karena mencintai seseorang yang bahkan tak pernah menoleh nya. Mencintai terlalu dalam, meski itu hal yang mustahil terjadi. Merasa kecewa dengan sikap Mr. ice yang terlalu ketus dan dingin. Apa mungkin karena ia terlalu mengharapkan kehangatan dari Mr. ice? Ah entahlah...
Author POV Sinar mentari pagi berwarna keemasan menerobos masuk ke dalam kamar Alexa. Membuat gadis itu menarik selimut nya hingga menutupi kepala. Ia sangat enggan untuk bangun hari ini, selain hari libur ia pun ingin bermalas-malasan hingga siang nanti. Terdengar suara ketukan di pintu, tapi Alexa sengaja mengabaikan nya. Ia semakin mempererat pelukan nya pada guling. Tak membiarkan matanya terbuka sedikit pun. Ceklek... Pintu terbuka, terlihat mommy yang berjalan perlahan dengan menggelengkan kepala melihat kelakuan anak gadisnya. Wanita