Share

Koplak Bin Somplak

 

Mr ice berjalan perlahan tanpa memutuskan pandangan nya terhadap ku. Dan ini seketika membuatku gila! Aku bisa saja kehilangan akal sehatku jika saja Xylnacia sahabatku tidak segera menyadarkan ku.

"Alexa !!" Teriak Xylnacia tepat di telingaku yang seketika membuat aku kaget.

"Lu ngagetin gue aja ah." Protes ku tak terima. "Gendang telinga gue bisa pecah denger suara cempreng Lu!"

"Abisnya lu sih daritadi gue panggil kagak nyahut. Gue kira lu kesambet setan." Gerutu nya sambil memanyunkan bibir.

iya gue kesambet setan. Eh bukan Ding! kesambet malaikat tampan tak bersayap. Ucapku dalam hati.

Mr ice melewati ku, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia mengalihkan pandangannya ke depan, tanpa menoleh atau pun melirik ku sedikitpun. Ada rasa sesak yang tiba-tiba menjalar di hatiku.

 

Apa aku tak menarik Dimata nya? Atau dia memang sedingin itu? Atau kah...??? Beribu-ribu pertanyaan berjejal di otak ku. Yang pasti ku rasa saat ini, yaitu kecewa.

"Buruan ah, ntar kita telat. Kan dosen nya killer banget." Xylnacia melingkar kan tangan nya pada lenganku dengan setengah menarik.

"Ayook." Aku menyahuti ajakan nya, menepis rasa kecewa yang terlanjur merambat ke relung hatiku.

"Ayok buruan." Xylnacia menarik tanganku agar berjalan lebih cepat. Tapi aku meringis, menyadari ada hal yang tidak beres padaku, Xylnacia segera menghentikan langkahnya.

"Eh, kaki lu kenapa? kok sobek gitu?" Tanya nya khawatir.

"Lu kira baju sobek?" Ketus ku tak terima.

"Lah kalo nggak sobek, apa coba?" Tanya nya tak mau kalah.

"Auk ah." Aku berjalan perlahan, Meninggal kan Xylnacia yang masih ngedumel.

"Woey, tungguin Napa!" Teriak nya kesal.

"Lu jatuh dimana?"

"Taman."

"Kok bisa jatuh? bengong lu?"

"Kagak."

"Terus?"

"Sengaja gue jatuhin diri!" Jawabku asal.

"Dasar dudul." Xylnacia menoyor kepalaku.

 

"Woey, dah di fitrahin nih." Protes ku tak terima.

"Hehe, sorry sorry. Abis lu ngeselin sih."

"Hilih, kayak lu kagak."

"Nah kan, sumpah lu tuh sahabat paling ngeselin ya."

"Tapi sayang kan." Godaku.

"Iya sih. Hehe." Kami pun tertawa bersama. Meski kadang kami sama sama koplak bin somplak, tapi kami saling menyayangi. Xylnacia adalah sahabat yang ku kenal beberapa hari lalu saat kami sedang ospek. Dalam beberapa hari kami sudah cocok karena kesomplakan kami.

"Sini gue bantuin." Ujar nya seraya memapahku. Padahal lukaku tidak seberapa, cuma dasar dia nya aja yang lebay jadi aku biarkan saja. Kapan lagi bisa mendapatkan perhatian dari seorang sahabat. Iya kan ?Hihihi

____________________

 

Setelah kelas selesai aku dan Xylnacia memutuskan untuk makan di kantin. Makanan di kantin ini lumayan enak menurutku. Dan bakso tetap menjadi makanan favorit bagiku. Kini aku menikmati semangkuk bakso dengan sambal yang nggak main-main banyak nya. Aku sangat menyukai pedas, meski ku tahu, penyakit lambung sudah siap menunggu ku.

Hehe, bandel sih. Tapi gimana dong? Menurutku kurang berselera makan kalo tidak pedas.

Begitu pun dengan Xylnacia sahabatku. Dia juga pecinta makanan pedas dan sangat menyukai bola daging satu ini. Komplit deh persahabatan kami yang memang mempunyai satu hobi.

"Woey koplak bin somplak !!" Kak Leo datang bak jelangkung yang tak diundang, mengagetkan ku hingga membuatku tersedak. Segera ku raih es teh yang ada di depan ku dan meminum nya sampai habis. Rasa perih menyelimuti tenggorokan ku. Ingin sekali ku kutuk kalo tidak ingat dia kakak ku.

"Kakak kenapa sih? Dateng-dateng ngagetin aja? Dah kayak jelangkung tau nggak? Dateng nggak di jemput pulang nggak dianter." Semburku sehabis menenggak es teh demi menetralkan perih di tenggorokan ku.

"Dih, ganteng gini di bilang jelangkung."

"Ganteng kalo di liat dari ujung Monas."

"Jahat banget sih jadi adek." Ujar nya seraya mencomot bakso milik ku kedalam mulutnya.

"Woey, bakso gue tuh!!" Teriak ku tak terima.

"Hilih, hiji doang. Pelit nya Masya Allah. Pantesan jomblo akut."

"Weh, jangan bawa-bawa jomblo Napa?" Ujar ku tak terima.

"Lah emang gitu kenyataan nya."

"Jomblo itu pilihan."

"Bilang aja kagak laku."

"Astaga. Jahat banget lu kak."

"Baik."

"Jahat."

"Baik."

"Jahat."

Xylnacia hanya bengong melihat ku dan kak Leo. Ya, kami akan selalu begini dimanapun kami berada. Tapi sebenarnya kami saling menyayangi satu sama lain.

"Udah kakak itu baik. Titik!!"

 

"Iya iya baik. Yang waras ngalah." Celetuk ku yang seketika membuat kak Leo melotot. Aku pun hanya cuek saja dan meneruskan menikmati bakso yang tertunda.

"Eh jelek, ntar kamu balik naik taksi ya."

"Apa? kok gitu?" Ujarku tak terima.

"Soal nya kakak mau ada urusan sebentar sama temen." Ucap kak Leo beralasan.

"Wah nggak bisa gitu dong. Kalo tau gitu tadi Alexa bawa mobil sendiri."

" Ya kan kakak nggak tau. Urgent soalnya."

"Hilih, mau sok bilang urgent segala." Celetuk ku dengan tatapan sinis.

"Kamu pulang naik taksi ya. Please." Kak Leo mengatup kan kedua tangan nya di dada. Memohon kepada ku, dan membuatku tak tega.

"Iya iya." Ucapku akhirnya.

"Makasih cantik." Kak Leo mendarat kan kecupan singkat di pucuk kepala ku dan segera melesat pergi.

"Giliran ada mau nya aja baru baik." Cibirku. Aku mengaduk bakso ku kesal. Sebenarnya aku paling malas naik taksi.

"Bareng aku aja yuk." Xylnacia menawarkan.

"Nggak ah. Kan kita beda arah ." Tolak ku.

"Ya nggak apa-apa,"

"Nggak apa-apa kok."

"Makasih Xylnacia sayang, tapi aku nggak mau ngerepotin kamu."

"Tapi Alexa..."

"Sstt... aku bisa naik ojol atau taksi kok." Jawabku cepat. Aku tidak mau merepotkan Xylnacia yang jarak tempuh nya jelas-jelas beda arah dan sangat jauh.

"Beneran nggak apa-apa?"

"Iyups .. beneran kok."

"Baik lah." Xylnacia menyerah. Aku pun tersenyum membalas nya. Kami pun kembali fokus pada bakso kami masing-masing. Dan selera makan ku benar-benar hilang gegara memikirkan harus pulang naik apa nanti.

Hingga aku hanya mengaduk-aduk bakso ku tanpa selera.

"Kak Leo menyebalkan." Gerutu ku dalam hati.

 

Oh Tuhan, aku benar-benar kesal karenanya. Aku pun memasukkan satu pentolan bakso kedalam mulutku hingga membuat pipi ku mengembung. Mengunyah nya dengan kasar, berharap bisa menghilangkan kekesalan yang kini mendera. Hingga tak kusadari ada sepasang mata yang menatapku sedari tadi. 

Komen (4)
goodnovel comment avatar
RIA
ayo thor up lagi ..., sudah kepo betul aku ini. jangan lama up nya...
goodnovel comment avatar
Gibran
Leo jahil bgt. ayok Thor up lagi
goodnovel comment avatar
Awan
memang somplak mereka semua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status