Mayleen melapaskan tangannya ketika sampai di kamar William, "tidak bisakah kau untuk tidak mencampuri urusan-ku!" pinta Mayleen.
"Kita tidak pernah saling mencintai, jadi setidaknya bisakah kita tidak saling mencampuri urusan masing-masing," ungkap Mayleen.
Hati William seperti baru saja dilempar oleh bara api, ini wanita yang kualitasnya seperti apa berani mengajukan syarat dengannya. Wanita yang sedang berdiri di depannya ini, bahkan jika itu bukan karena jantung Lisa maka sudah sejak lama mungkin wanita ini sudah mati.
William mencoba menstabilkan dirinya untuk berdiri, "selama jantung Lisa ada di dalam tubuhmu, maka selama itu juga semua hidupmu adalah milik-ku, dibawah pengaturanku. Termasuk dengan siapa kau boleh berteman."
"Kau sudah benar-benar gila!" tukas Mayleen denga
Beberapa hari menjadi trending topik, William masih tetap tenang saja, meski saham Gu Corporation mulai terpengaruh. William masih ingin melihat reaksi Mayleen. Namun reaksi Mayleen masih tetap sama, acuh tak acuh.Di rumah utama, di kamar Mayleen. Baru saja selesai mandi, Mayleen duduk di ranjangnya, mengambil ponselnya lalu membaca beberapa pesan yang masuk ke ponselnya. Itu adalah pesan penolakan bekerja sama dari beberapa klien yang sedang dia dekati untuk mau menjalin bisnis dengan Gu Corporation."Ini semua pasti karena masalah dua mahluk tak tahu malu itu," gumam Mayleen merutuki Reina dan William.Mayleen keluar dari kamarnya, lalu menerabas masuk begitu saja ke kamar William masih dengan rambut yang basah, memakai kimono mandinya. Dan itu malah membuat lekuk tubuhnya semakin terlihat."Kau ini bodoh atau apa?" hardik Mayleen.William meletakan tabletnya di meja, lalu berdiri dari sofa, "bodoh katam
16."Jangan berpikiran aneh," jawab Mayleen sadikit bersendau gurau."Senang! Tentu aku senang. Hanya dengan satu kali konfrensi pers maka targetku berkurang $30.000," ujar Mayleen sembari tertawa lepas."Hiish..." ujar Gu Hansen ikut tertawa senang, meski hatinya terasa teremas ketika mengingat ciuman William dan Mayleen tadi.Sementara itu sampai esok hari, berita, foto dan juga video-video ciuman Mayleen dan William masih bertengger di trending topik utama. Mayleen sudah mulai merasa risih, ketika di kantor beberapa karyawan berbisik dan menatapi dirinya, "apa mereka itu tidak ada kerjaan selain bergosip," gumam kesal Mayleen.Sementara itu, setelah mengetahui kebenaranya hampir sebagian staf kantor Gu Corporation mencibir Re
17.Gu Hansen dan Mayleen pun langsung saja serius membahas tentang kegiatan sosial Gu Corporation ini. Ini memang kegiatan amal, namun jika tidak mendatangkan keuntungan di dalam menaikan nama besar Gu Corporation, maka William tidak akan menyetujui dana yang divisi marketing ajukan untuk acara ini.William tahu, ini adalah penjara tempat Jancent Li di tahan.Reina masuk ke ruangan Gu Hansen, dengan arogannya Reina melemparkan berkas di atas meja.Mayleen, "…"Gu Hansen mengambil berkas tersebut, dan membacanya lalu mengernyitkan alisnya, "ini…?""Ya, aku adalah ketua yang di tunjuk oleh William untuk menangani acara ini," jawab Reina lugas dengan sombongnya.
18.Mayleen masuk ke Villa dengan rambut yang basah, juga baju yang sedikit basah, sehingga semakin memperjelas lekukan tubuhnya, jika saja tadi belum merengkuh Mayleen maka William pasti akan langsung mengurung Mayleen di kamarnya dan melahapnya sampai puas. Mayleen segera masuk ke kamarnya, lalu mengambil handuk dan mengeringkan rambutnya dengan lembut.Hati Mayleem terus memikirkan tentang acara itu, tentang Kakak-nya. Tak bisa menerima jika dirinya dikeluarkan dari team CSR, maka Mayleen pun menerabas masuk ke kamar utama di Villa ini, kamar William.Mayleen menutup matanya dengan kedua tangannya, karena William sedang tidak berbusana, dan baru saja akan memakai piyamanya."Hiiish, apa dia ini memang memiliki hobi yang aneh," pikirnya."Ap
Mayleen segera saja mengelap wajahnya yang penuh dengan air mata, "Mengapa kau melakukan itu?""Karena mereka memandangimu seperti itu, bahkan seharusnya aku mengeluarkan bola mata mereka semua!" jawab Li jancent dengan enteng.Mayleen langsung saja memeluk kakak kesayangannya itu, "jangan seperti ini! jangan seperti ini. aku ingin Kakak aku yang lembah lembut penyayang tidak pergi!" ujar Mayleen dengan menahan tangisnya.Li Jancent pun memeluki Mayleen dan menciumi puncak kepala adiknya itu, "srekh" Wiliiam masuk ke ruang rawat di klinik tersebut dan langsung saja mendapati pemandangan manis seperti ini, kakak beradik ini sedang melepas rindu.William segera menarik Mayleen berdiri di sisinya, Li jancent baru saja ingin bangkit berdiri. Namun Mayleen segera menahannya, karena takut malah akan membuat William semakin marah." kakak Lain kali aku akan menjengukmu!"Mayleen segera menarik lengan William untuk keluar dari ruangan tersebut, dan terus me
Keesokan paginya, Mayleen bangun pagi-pagi sekali, mematut-matut dirinya di depan cermin. Setelahnya Mayleen menuruni tangga dengan cepat. Merasa sudah bisa berlari, maka Mayleen pun ingin melakukan joging pagi.Mayleen memakai headsetnya, lalu mulai keluar rumah, William melihat ini dari balik jendela kamarnya. Dengan segera saja William mengambil kunci mobilnya, dan melajukannya mobilnya dengan pelan, mengikuti Mayleen yang sedang joging.Mayleen berlari sambil sesekali menari, dan bernyanyi mengikuti lagu yang sedang dia dengarkan. Ini pertama kalinya William melihat kebahagian tawa senang dari wajah Mayleen. Mayleen terlihat berhenti di kios bunga, memilih lalu membelinya. Mayleen menciumi harum bunga mawar segar itu. Ada satu bunga mawar yang jatuh, lalu Mayleen mengambilnya dan memakainya di telinga.Mayleen merasa lapar, lalu duduk di salah satu kursi yang ada di luar kedai, "paman aku mau bubur abalonnya yah satu porsi, dan teh krisan."
William benaran memanggil dokter terbaik untuk membuat kulit Reina kembali mulus seperti semula. Sementara itu malah menghukum Mayleen dengan banyak menambah beban kerja yang harus Mayleen kerjakan.Malam ini, Mayleen lembur sampai dengan tengah malam, Mayleen merebahkan sebentar tubuh lelahnya itu di atas sofa besar yang ada di ruang kerjanya. Sedikit memijit-mijit kedua alisnya, melihat jam tangan sudah menunjukan tengah malam, Mayleen pun berdiri lalu mengambil sepatu yang tadi dia lepas dan mulai memakainya, lalu mengambil jaket dan tasnya.Malam ini sedang ada pembenahan dan perbaikan listrik pada gedung Gu Corporation, karena terlalu sibuk, Mayleen melewatkan email yang memberi tahu bahwa tepat pada jam dua belas malam maka seluruh listrik di Gu Corporation akan dipadamkan. Tepat ketika Mayleen menempelkan kartu aksesnya untuk membuka pintu kaca besar yang ada di bagian departemennya, tiba-tiba semua listrik padam."I-ini ... kenapa menjadi gelap!" g
William melangkah ke arah ranjang rawat Mayleen, berdiri di samping ranjang tersebut, lalu bersedekap sambil memandangi Mayleen. Tanpa sadar William menjulurkan tangannya, merapihkan rambut panjang Mayleen dan memilin-milinnya.Gerakan tangan William terhenti ketika bayangan wajah Lisa menjuntai di pelupuk matanya, William melepaskan rambut Mayleen, lalu segera melangkah ke sofa dan mengambil tabletnya, memulai memeriksa beberapa laporan.Merasa lelah. William tertidur duduk di sofa. Merasa tidak nyaman, William pun dengan asal berjalan ke ranjang Mayleen, naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya di ranjang. Tangan kekar William menarik pinggul Mayleen untuk tidur lebih dekat ke tubuhnya. Mencium aroma tubuh Mayleen, membuat William jadi lebih cepat tertidur.Dini hari, Mayleen terbangun karena merasakan ada sesuatu yang berat, yang melingkar di pinggul rampingnya itu. Mayeen melihat ke arah pinggulnya dan mengenali itu adalah tangan William yang sed