공유

3. Ob yang Beruntung

작가: HANINA
last update 최신 업데이트: 2021-02-18 11:59:47

Malam ini Edward baru saja selesai makan malam dengan rekan bisnisnya di sebuah restoran Italia yang berada di salah satu sebuah mall.

Setelah bekerja seharian penuh, tubuhnya sangat lelah. Dengan langkah setengah diseret, ia ingin cepat sampai di apartemen untuk mengistirahatkan tubuhnya. Mata yang terasa berat karena lelah seketika membola, darahnya berdesir panas saat melihat Jenifer keluar dari bioskop sambil dipeluk pria yang lumayan tampan. Pria itu tertawa bahagia sambil sesekali mencium pipi chuby Jenifer, sedangkan Jenifer tersenyum malu-malu.

  

"Shít …." umpat Edward. Ia kesal, rencana untuk mendekati Jenifer harus pupus karena terpampang jelas, sekarang di depan matanya kalau Jenifer sangat bahagia dengan kekasihnya. Langkah kakinya tidak dapat dicegah untuk menghampiri pasangan yang sedang dimabuk cinta itu.

  

"Malam, Jen?"

   

"Malam juga, Ed."

  

"Sayang, kamu kenal dengan pak Edward? Kenalkan, Pak, nama saya Gustaf Alfonso, salah satu karyawan di perusahaan Bapak." Gustaf menyalami Edward.

  

"Emm … maaf saya tidak dapat mengingat Anda."

  

"Oh tidak apa-apa, Pak. Maklum saya cuma ob yang bekerja di lantai 9, sedangkan kantor bapak di lantai 10. Kecil kemungkinan kita bisa bertemu."

  

"Bukan begitu, setiap hari saya harus bertemu banyak orang yang berbeda. Jadi maaf kalau tidak bisa mengenali pegawai sendiri. Kalian …," Edward menunjuk tautan tangan mereka menggunakan sebelah alisnya. Jenifer segera melepaskan genggaman tangan Gustaf karena malu.

  

"Eh iya kenalkan, Ed. Gustaf kekasihku."

   

Terlihat tatapan mata Edward yang berubah sendu, berbeda dengan tatapan mata yang hangat dan ceria seperti kemarin.

   

"Sayang, kamu kenal Pak Edward di mana? Sejak kapan? "Gustaf setengah berbisik bertanya kepada Jenifer.

  

"Em … itu karena ka …."

  

"Saya penggemar kopi buatan Jenifer, itu sebabnya kami kenal dan berteman." Edward menjawab. "Baiklah sudah larut malam, kalau begitu saya permisi dulu, maaf mengganggu kencan kalian. Selamat malam."

  

"Selamat malam." Mereka menjawab bersamaan.

   

"Ayo aku antarkan pulang." baru beberapa langkah Gustaf mengajak pulang Jenifer, ponselnya berbunyi. Dengan terburu-buru, Gustaf menjauh untuk menjawabnya.

  

"Maaf, Sayang, ada sesuatu hal penting yang harus kulakukan. Kau pulang sendiri ya?"

  

"Baiklah." Jenifer menghela napasnya berat, Gustaf selalu begitu. Menomor duakan Jenifer. Ingin sekali ia protes, tapi ia tidak mau Gustaf merasa di kekang olehnya sebelum mereka menikah.

   

Di sisi lain, Edward menjalankan mobilnya pelan. Meninggalkan pelataran mall, matanya mengernyit tajam ketika melihat Jenifer, lewat kaca spion mobilnya yang sedang berusaha mencegat taksi. 'Bukankah kekasihnya bersamanya, tapi mengapa Jenifer sendirian dan mencegat taksi?' batin Edward. Akhirnya Edward membanting stir mobilnya, kembali menuju lobi mall untuk menghampiri Jenifer. 

  

"Butuh tumpangan, Nona?" Edward menggoda Jenifer.

  

"Mmm … terima kasih, tapi sebaiknya aku naik taksi saja."

  

"Ayolah, Jen, penolakanmu membuat hati temanmu ini terluka." Edward pura-pura menunjukkan wajah sedihnya.

  

"Tapi wajahmu kelihatan lelah, tidakkah mengganggumu, Ed?"

  

"Nope, sebaiknya cepatlah naik. Bukankah besok kau harus pagi-pagi sekali berangkat ke kafe?"

  

"Baiklah, kalau kau tetap memaksa, Tuan Williams." Edward tersenyum bahagia ketika Jenifer menerima tawarannya.

  

"Ngomong-ngomong, kekasihmu tidak mengantarmu pulang?" seketika pertanyaan Edward membuat wajah Jenifer terlihat sendu.

  

"Mm … dia ada urusan penting."

'Sepenting apakah urusan seorang OB? Sampai meninggalkan kekasihnya begitu saja  sehabis nonton bareng?' Edward penasaran. Perlahan ia menepikan mobilnya, ingin tahu lebih jauh tentang kisah cinta Jenifer dan Gustaf.

  

"Kau boleh cerita, kalau ada beban di hatimu. Aku temanmu kau boleh berbagi denganku, karena wajah sedih tidak cocok untukmu." Edward meyakinkan Jenifer. "Itu kalau kau mau, aku tidak memaksa."

  

"Gustaf selalu begitu, tidak pernah memprioritaskanku, aku …, maaf aku tidak bisa cerita lebih." Jenifer mengusap air mata yang tiba-tiba mengalir di sudut matanya.

  

"It's okay, Jen, jangan dipaksakan. Sebaiknya lupakan sejenak tentang masalah romantikamu untuk malam ini. Bagaimana kalau kita dengarkan lagu-lagu lawas yang enak didengar untuk menghapus rasa sedih di hatimu?"

  

"Ide bagus, kau punya lagu you're still the one milik Shania Twain?" Jenifer menekan-nekan tombol audio di mobil Edward.

  

"Tidak menyangka selera kita sama, Jen."

"Itu berarti  kita sudah tua. Sudah karatan."

  

"Kamu saja yang karatan, aku belum." 

Mereka tergelak bersama. Malam ini mereka bercanda ria dan mengobrol tentang keseharian mereka. Ternyata mengembalikan mood Jenifer sangatlah mudah, hanya dengan candaan dan obrolan ringan dia bisa kembali ceria. Itu yang membuat Edward sangat nyaman bersamanya.

  

"Kau mau minum sesuatu, Jen? Di tolehnya Jenifer yang tak lagi bersuara. 'Ah ternyata Jenifer sudah ketiduran.' batin Edward.

  

Pelan-pelan diturunkan kursi mobil yang diduduki oleh Jenifer agar lebih nyaman, Edward melepas jasnya untuk menyelimuti tubuh Jenifer. Di elus pipi Jenifer dengan punggung tangannya, ibu jarinya mulai menyentuh bibir Jenifer yang séksi. Karena tidak tahan, Edward melumat pelan bibir Jenifer yang sedikit terbuka. Ingin sekali berbuat lebih kepada Jenifer sesuai imajinasi liarnya, tapi Edward masih bisa mengendalikan kewarasannya. Ia takut Jenifer akan marah dan menjauhinya.

  

Karena ingin menghabiskan malam bersama Jenifer, Edward bertekad untuk tidak membangunkan Jenifer. Lagipula ia tidak tahu alamat apartemen Jenifer berada. Itu akan ia jadikan alasan besok pagi, jika Jenifer menanyakan mengapa mereka tidur di mobil semalaman."

  

"Gustaf selalu begitu, dia tidak pernah memprioritaskanku." Sepenggal curhatan Jenifer tentang kekasihnya terngiang-ngiang di telinga Edward. "Sepertinya hubungan mereka tidak semanis yang terlihat ketika mereka baru saja keluar dari bioskop tadi. Ada celah dan itu akan ku manfaatkan dengan sebaik-baiknya." Edward bermonolog.

  

"Tony selidiki Gustaf Alfonso, OB lantai 9 di perusahaan kita. Aku ingin seluruh informasi akurat dan mendetail tentang kehidupanya di dalam dan luar perusahaan. Jangan sampai sedikit pun luput informasi apapun tentangnya. Aku tunggu secepatnya." Edward menelepon orang kepercayaanya untuk menyelidiki Gustaf.

  

"ibirnya menyunggingkan senyuman bahagia ketika melihat Jenifer tertidur dengan pulas di sampingnya. Diciumnya lagi bibir Jenifer yang ranum itu sebelum ia terlelap di samping Jenifer. Ia rela walau dengan resiko besok tubuhnya akan pegal-pegal karena tidur di mobil semalaman.

.

.

.

TBC

   

                  

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Miss Cilcen
baru 2x ketemu sdh bucin ajaa ni edward ......
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • MY CHUBBY GIRLFRIEND (INDONESIA)   113. Akhir Cerita

    Tiga tahun kemudian."Edric, kembalikan bando, Kakak!" pekik Jasmine yang kesal karena Edric mengambil bando warna merah muda miliknya.Edric hanya tersenyum tipis lalu berlari menuruni tangga."Edric, berhenti!" Jasmine mengejar Edric yang sudah naik ke atas sofa.Jennifer hanya menggeleng melihat Jasmine dan Edric dari dapur. Ia sedang memeriksa para pelayan yang sedang menyiapkan makan malam. Sebentar lagi Edward pulang dari kantor dan Jennifer hanya memastikan makanan yang akan disantap oleh anggota keluarganya. Menyiapkan makan malamnya Edward masih menjadi rutinitas kesehariannya Jennifer. Ia tidak ingin Edward hanya menyantap sedikit makanannya karena tidak cocok dengan lidahnya. Edward masih tetap pemilih soal makanan. Dan Jennifer dengan senang hati memperhatikan kebutuhan perut suaminya saat di rumah."Eric, cucumu yang satu itu sangat berbeda." Cassandra dan Eric menatap keempat cucunya dari lantai dua. Mereka akan turun ke bawah menjelang kepulangan Edward dari kantor untuk

  • MY CHUBBY GIRLFRIEND (INDONESIA)   112. Ethan, Evan dan Edric

    Edward merasa ingin meledak karena setelah tujuh bulan berlalu kejantanannya bisa merasakan hangatnya kewanitaan Jennifer. Pijatan lembut yang berasal dari dinding kewanitaannya Jennifer itu membuat Edward melayang."Ed," begitu pula dengan Jennifer. Ia bersorak dalam hatinya karena rasa rindu akan kehangatan sentuhan Edward terlampiaskan sudah. Rasanya nikmat dan raganya seperti melayang."I love you, Jen." Napas Edward mulai memburu. Nafsunya menggelora. Dengan pelan ia menggerakkan pinggulnya ke depan dan belakang. Gerakan lambat yang lamat-lamat menimbulkan sensasi aneh tapi memabukkan. Hampir saja Edward kelepasan dan ingin menghujam kewanitaannya Jennifer dengan keras dan cepat.'Hah, hampir saja. Maafkan Daddy, sons." Edward kembali ke mode awal. Melakukannya dengan halus dan penuh ke hati-hatian. Besarnya cinta kepada istri dan anak-anaknya meampu membuat Edward yang maniak seks bisa mengontrol nafsu yang sering membakar jiwanya."Ed, terus, lebih dalam." rancu Jennifer sambil

  • MY CHUBBY GIRLFRIEND (INDONESIA)   111. Hamil 2

    Jennifer tengkurap dengan Edward yang berada di atasnya. Tubuh kekar itu menindih tubuh Jennifer. Napas mereka terengah-engah dan tubuh mereka basah dengan keringat. Edward benar-benar merealisasikan ucapannya tadi. Perjalanan panjang dari kota New York tidak menjadikan stamina Edward berkurang. Laki-laki itu seperti tidak mengenal kata lelah. Memasuki kewanitaan Jennifer dari depan dan belakang dalam berbagai gaya."Ed, berat." keluh Jennifer."Hehehe, maaf," Edward mengecup punggung polos Jennifer lalu berguling di sampingnya. Ia menengadah ke atas menatap langit-langit gazebo. Rasa puas membuat wajahnya berseri-seri. Mereka sudah empat tahun menikah. Tapi Edward merasa masih bergelora saat bercinta dengan Jennifer. Tidak merasa bosan dan semakin mencintai wanita itu.Edward teringat dengan ucapan Cassandra. Ibunya mengatakan jika benar-benar mencintai seseorang. Tidak akan membuat kita berpaling, semakin lama semakin besar cintanya untuk seseorang yang dicintainya. Dan Edward meras

  • MY CHUBBY GIRLFRIEND (INDONESIA)   110. Adik

    "Puaskan aku, Jen." Edward melepas kimono handuknya Jennifer."Aku ….""Kalau begitu, biarkan aku yang akan memuaskanmu." Edward menarik tangannya Jennifer lalu mendorong tubuhnya ke atas ranjang."Jangan membuatku tersiksa dengan menolakku." Edward membuka kancing kemejanya lalu melucuti satu-persatu baju yang menempel di tubuhnya.Jujur saja Jennifer merasa tergoda oleh tubuh polos Edward yang begitu memanjakan matanya. Dada bidang, lengat berotot dan bisepnya yang mempunyai lekukan beberapa ruas. Suami tampannya itu rajin gym dan menjaga pola makannya sehingga seiring bertambahnya umur, Edward semakin memesona."Kau tidak tergoda dengan ini?" Edward sedikit narsis sambil menyentuh otot-otot di perutnya."Atau … kau sudah bosan dengan ini?" Edward yang berdiri menjulang di hadapan Jennifer sengaja menggerak-gerakkan kejantanannya yang sudah tegak mengacung.Jennifer yang berada di atas ranjang, hanya mampu menggigit bibir bawahnya dengan wajah yang sudah memerah. Bohong jika dirinya

  • MY CHUBBY GIRLFRIEND (INDONESIA)   109. Jasmine Williams

    Mereka memang sepakat untuk tidak melakukan USG untuk mengetahui jenis gender bayi. Edward dan Jennifer ingin jenis kelamin bayinya menjadi kejutan karena bayi mereka adalah cucu pertama dari keluarga Williams dan Watson. Edward yang merupakan anak tunggal dan kakak laki-laki nya Jennifer yang belum menikah.Suster jaga yang berada di ruangan itu pun menggeleng sambil tersenyum mendengar perdebatan suami istri itu. "Pasti mirip denganmu, Ed." "Oh, ya?" Senyum Edward mengembang. "Ya, karena saat mengandung aku sangat terobsesi padamu." "Benarkah?" Mata Edward berbinar karena tersanjung. "Ya, aku … aduh, Ed, panggil dokter ke mari. Rasanya sakit sekali." Jennifer mencengkram tangan Edward karena rasa sakit yang berlebih itu tiba-tiba datang. "Suster, istri saya." "Sebentar saya periksa dulu, Tuan." Sebelum memeriksa Jennifer, suster itu menghubungi Dokter terlebih dahulu." "Sepertinya sudah siap dan saat ini adalah waktu yang tepat." Suster itu menyiapkan alat-alat bantu melahirk

  • MY CHUBBY GIRLFRIEND (INDONESIA)   108. Kesakitan

    Jessica tidak menyangka jika hari di mana ia meminta izin mengunjungi Alex akan berakhir seperti ini. Bukan benihnya Alex, tapi benih laki-laki yang tidak dikenalnya. Jessica yang merasa bersalah karena menyebabkan Alex harus mendekam di penjara selama sepuluh tahun. Karena rasa bersalah, ia mencari hiburan dengan minum-minum di klub. Dirinya yang mabuk berat tidak sadar telah dibawa seseorang ke hotel dan berakhir bercinta dengan laki-laki yang tidak dikenal itu. Ia bahkan sudah lupa akan kejadian itu. Tapi kini benih tersebut sudah menjadi nyawa baru di rahimnya.'Bagaimana ini? Aku hamil, bagaimana kalau Alex tahu aku hamil anak laki-laki lain?'***Dua bulan kemudian."Ed," Jennifer sudah muncul di kantornya Edward. Padahal mereka baru saja bepisah selama dua jam."Sayang," Edward hanya bisa menghela napasnya saat Jennifer datang ke kantor hanya menggunakan daster tidur dan sandal rumahan. Tanpa make up dan rambutnya acak-acakan. "Kau tidak menyukai kehadiranku?" mata Jennifer

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status