Share

MY SWEET(no) BRIDE
MY SWEET(no) BRIDE
Penulis: Reyna octavia

Calon pasutri

"Nikah?" Putri Ayundiya sedang berbincang bersama sang ibunda. Lastri ibu dari Putri itu memberi tau Putri bahwa dia harus menikah besok malam. 

"Calon kamu bentar lagi datang,"ujar Lastri. 

Putri menggeleng tidak percaya. "Buk, Putri kan masih sekolah,"rengek Putri. Dia melorot dari ranjang kasurnya. 

"Cuma tinggal satu tahun kan bentar lagi juga lulus,"kata Lastri agar Putri mengiyakan keputusan yang sudah tidak bisa diganggu gugat. 

Putri menunduk memeluk kakinya sendiri. Dia terisak kecil. Bagaimana bisa dia harus menikah saat masih menduduki bangku sekolah. Apa yang akan di katakan teman-temannya nanti jika tau. Lalu bagaimana jika Putri hamil saat masih berada di bangku SMA. 

Tok tok tok

Pintu kamar Putri perlahan terbuka menampakkan sosok pria dengan jaket kulit hitam. Lastri tersenyum merespond pria itu. Putri masih menunduk mengeratkan pelukannya. Pria itu mendekat ke arah Lastri dan mencium punggung tangan wanita itu. Lastri dan pria itu menatapi Putri. 

"Putri?"ujar pria itu lirih. 

Putri mendongak ketika mendegar suara pria itu. "Pak Dafa?"ujarnya lirih. Dia berdiri mendekatkan tubuhnya pada Dafa. 

Dafa mengangguk. "Iya."

Putri menatap Lastri dan Dafa bergantian. "Jadi pak Dafa?" Putri bergumam, Lastri menganggukinya. 

"Kamu gak lupa kan kalok kalian waktu kecil deket banget,"seru Lastri. "Demi ayah,Putri. Kamu harus mau! Ibu memaksa!"

Putri mengehala nafas panjang. Dia mengangguk. Bibir Lastri tertarik hingga matanya berbinar. Dafa Dirgantara, pria tampan yang juga merupakan guru magang di sekolah Putri sejak dua bulan yang lalu. Tubuh tinggi dan kekarnya membuat dia terkenal satu sekolah dan juga menjadi guru favorit karena tampan. 

                                          ****

Pagi ini Putri pergi ke sekolah. Seragam putih abu melekat di tubuhnya. Matanya mengedar melihat sekeliling yang sudah dipenuhi siswa yang berbincang. Seorang gadis mendekat padanya dari arah berlawanan. Silvana diningrat merupakan sahabat dari Putri. Tubuhnya sejajar dengan Putri dan berjalan bersama menuju kelas. 

Putri menghentika langkahnya ketika berada di depan kelasnya. Dia membuang muka malas. Pria itu ah Dafa dia berdiri di depan pintu. Tidak ada satu siswa pun yang berada di dalam kelas karena mereka berada di kantin. Dafa mendapati sosok Putri yang berdiri agak jauh darinya. 

"Putri, sini!" Dafa berteriak melambaikan tangan pada Putri. 

Putri mendesis pelan. Dia berjalan ke arah pria itu. Silva berjalan di samping Putri. 

Putri mendongak. "Apa?"tanyanya dengan suara tengil. 

Kedua alis Silva bertautan. Bagaimana bisa Putri berani pada guru killer ini? 

"Jangan lupa ajak sahabatmu ini nanti malam!" Dafa memendekkan tubuhnya, menyamakannya dengan tinggi Putri. "Jangan lupa sayang!" Dafa mengelus pucuk kepala Putri dan berlalu bergitu saja. 

Sayang? Silva menganga. "Putri? Lo di booking sama pak Dafa?"pekik nya. 

Putri memukul lengan gadis itu. "Bangsat!" Putri menggerutu dan melangkah memasuki kelas. 

Hening,hanya ada Putri dan Silva di dalam kelas. Silva tidak berhenti menatapi Putri yang menampung wajahnya di meja. 

"Gue mau nikah sama Dafa."

Silva membelalakan matanya. "Serius?" Silva hampir tidak percaya. 

Putri mengangkat tubuhnya menghadap Silva. "Ck!" Dia mendesis pelan. Putri mengela nafas panjang dan mulai menjelaskan semua pada sahabatnya itu. 

Putri dan Dafa dulu adalah tetangga dekat dan mereka saling bersahabat. Namun, setelah Dafa mulai kuliah di luar negeri mereka tak lagi berkomunikasi. Hingga suatu hari Dafa dipertemukan lagi dengan Putri di sekolah ini. Mahasiswa terbaik akan menikah dengan siswa beban sekolah. Perjodohan itu dimulai semenjak kedua keluarga ini saling bertemu. Ayah Putri mengidap penyakit jantung dan mungkin ini adalah permintaan terakhirnya. 

Silva berbinar saat mendengar cerita Putri. Dia jadi terbawa perasaan. Silva menggedor-gedor meja karena girang. Silva sendiri singel oleh karena itu dia jadi seperti tidak waras. Kedua sahabat ini sama-sama cantik hanya saja Putri memiliki tubuh lebih tinggi daripada Silva. 

Kringgg

Bel masuk berbunyi. Semua siswa bergegas masuk ke kelas. Silva kembali duduk di tempat duduknya melambaikan tangan pada Putri. Mereka tidak sebangku hanya saja berdekatan. Kelas ini sudah di penuhi siswa di dalamnya. Guru killer itu masuk dengan tegas. Dafa. Yah hari ini adalah jam pelajaran seni yang diajar oleh Dafa. 

Putri membuang muka saat Dafa masuk. Putri menatap bukunya fokus agar terhindar dari tatapan Dafa. Sedangkan tatapan Dafa tertuju pada Putri. 

Dafa berdiri di depan meja guru. "Mari kita menggambar sketsa bersama dengan tema bebas,"ujarnya dengan suara tinggi .

Semua murid mengeluarkan buku gambar serta pensil untuk membuat sketsa. 

"Lo bawa pensil lagi gak?"tanya Wendi teman sebangku Putri. 

Putri menoleh. "Enggak cuman satu,"jawab Putri menyodorkan pensil pada Wendi. 

Wendi memutar bola matanya malas. "Dio punya pensil gak?" Wendi bertanya pada murid di depannya. Dio menoleh lalu menggeleng. 

Dafa melangkah ke arah bangku Putri dan Wendi. Putri kembali fokus pada bukunya dan Wendi menunduk takut. Dafa berhenti di depan bangku Wendi. Dafa meletakkan sebuah pensil di meja Wendi membuat Wendi dan Putri mendongak menatap Dafa. 

"Jangan berisik!" Suara berat Dafa membuat sekujur tubuh Wendi bergidik ngeri. Dafa melenggang pergi ke mejanya dan ikut membuat sketsa di bukunya. 

Semua sudah selesai membuat sketsa hanya tinggal menunjukkan hasil. 

"Sudah semua?"tanya Dafa. 

"Sudah." Semua murid menjawab dengan serentak.

"Maju satu persatu dan kumpulkan pada saya!" Dafa kembali duduk ke kursinya. 

Dimulai dari bangku sebelah kanan paling depan. Mereka maju satu per satu dan mendapat anggukan dari Dafa. Kini giliran Putri. Dia berjalan sambil menggigit bibir bawahnya. Putri meletakkan gambarannya pada meja Dafa. Dafa mendonggak sambil memberika satu wink pada Putri membuat Putri geli dan segera pergi. 

Semua hasil sudah terkumpul. Dafa berdiri dengan satu buku gambar di tangannya. "Kalian penasaran gak sama sketsa saya?" Dafa bertanya dengan suara bangganya. 

Semua murid mengiyakan Dafa. Pasti sketsanya bagus sekali. 

Dafa membalik bukunya dan memperlihatkan hasil gambarnya. Seorang gadis kecil yang sedang tersenyum yang ia lukis. "Dia spesial bagi saya,"ujar Dafa. 

Semua murid menyoraki tapi tidak dengan Putri yang menatap ke luar jendela. 

Dafa berbalik dan kembali duduk dengan senyum yang ia sembunyikan. Gadis cantik dan bodoh itu akan menjadi istri dari seorang Dafa? Mungkin Dafa akan sial jika bersamanya. 

Sudah takdir jadi tidak ada yang mampu melawannya. Bahkan semesta sekalipun. Malam ini akan menjadi malam bahagia serta kelam bagi Putri. Dafa sih is okey karena Putri itu cantik. 

                                          ****

Karangan bunga berjejeran di sepanjang gedung. Tidak terlalu mewah hanya pernikahan di gedung dan undangan keluarga. Para tamu itu duduk menikmati makanan yang sudah di sajikan. Ada juga yang berdiri dan berbincang. Ruangan putih dengan corak emas itu dihiasi dengan bunga-bunga yang Wangi dan segar. Ayah dan Ibu kedua mempelai berdiri menyambut kedatangan tamu. 

Putri sedang duduk di ruangan khusus bersama Silva. Gaun putih dan besar itu melekat di tubuhnya. Rambut yang ditata rapi dan di hiasai dengan makhota permata. Wajahnya ayu rupawan. Bucket bunga pengantin ia pegang di tangannya. 

"Kau sangat cantik tuan putri,"ujar Silva menyanjung. 

Putri memukuk kecil wajah Silva dengan bunga. "Jangan banyak omong!" Putri mendengus kesal. 

Silva terkekeh pelan menertawai sahabatnya itu. "Ayo selfie,"ajak Silva mengangkat ponselnya. 

Mereka bedua berpose manis. 

"Jangan di publish!" Putri menggertak. Silva mengangguki perkataan Putri. 

"Bersiaplah!" Lastri datang dengan dress putih di tubuhnya. 

Putri merengek pelan sambil menggoyangkan tubuhnya. "Diem!" Lastri membentak lantaran putrinya ini tidak bisa diam. 

Yah pernikahan yang penuh arti menjadi sebuah penderitaan bagi Putri. Dia harus mencoba menerima ini. 

Akankah mereka bahagia bersama? Mari menjadi saksi pernikahan Putri dan Dafa. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status