MY SWEET(no) BRIDE

MY SWEET(no) BRIDE

Oleh:  Reyna octavia  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 Peringkat
17Bab
1.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Menikahi seseorang dengan perbedaan umur yang lumayan jauh. Dafa dirgantara harus menikahi sahabat masa kecilnya sekaligus muridnya di sekolah. Putri ayundiya tidak bisa menolak permintaan terakhir ayahnya. Bisakah mereka bersama hingga tua atau akan ada orang ketiga di tengah-tengah hidup mereka? Follow dulu! Tinggalkan jejak untuk cerita saya.

Lihat lebih banyak
MY SWEET(no) BRIDE Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Reyna octavia
semangat for me
2021-09-21 09:37:25
2
17 Bab
Calon pasutri
"Nikah?" Putri Ayundiya sedang berbincang bersama sang ibunda. Lastri ibu dari Putri itu memberi tau Putri bahwa dia harus menikah besok malam. "Calon kamu bentar lagi datang,"ujar Lastri. Putri menggeleng tidak percaya. "Buk, Putri kan masih sekolah,"rengek Putri. Dia melorot dari ranjang kasurnya. "Cuma tinggal satu tahun kan bentar lagi juga lulus,"kata Lastri agar Putri mengiyakan keputusan yang sudah tidak bisa diganggu gugat. Putri menunduk memeluk kakinya sendiri. Dia terisak kecil. Bagaimana bisa dia harus menikah saat masih menduduki bangku sekolah. Apa yang akan di katakan teman-temannya nanti jika tau. Lalu bagaimana jika Putri hamil saat masih berada di bangku SMA. Tok tok tokPintu kamar Putri perlahan terbuka menampakkan sosok pria dengan jaket kulit hitam. Lastri tersenyum merespond pria itu. Putri masih menunduk mengeratkan pelukannya. Pria itu mendekat ke arah Lastri dan mencium punggung tangan
Baca selengkapnya
Happy Wedding
Sorot mata semua tamu tertuju pada kedua pengantin ini. Putri berjalan dengan angun menuju altar pernikahan. Dafa dengan jas hitam berjalan gagah menemui Putri. Putri berbinar dengan tawa yang ia tahan. Putri berjalan beriringan dengan Dafa. Semua sisinya di penuhi orang-orang yang memotret mereka. Penghulu sudah duduk di altar menunggu calon pasutri ini. Mereka berdua berjalan dengan sangat serasi. Semua orang bergumam menyanjung Putri dan Dafa. "Cantik banget istrinya.""Ganteng sama cantik cocok banget.""Serasi."Suara itu mengema seisi ruangan. Sekerika ruangan itu hening hanya ada suara pak penghulu. "Ayah dari Putri silahkan!"ujar penghulu. Ayah Putri itu duduk di samping penghulu. Dia menjabat tangan Dafa dan kedua tangan mereka saling bertautan. "Pengantin pria siap?" Dafa mengangguk. "Pengantin wanita siap?" Putri yang tadinya menunduk dengan segara dia mendongak dan menatap pak penghulu.
Baca selengkapnya
Honeymoon
Pagi ini di apartemen Putri dan Dafa. Elusan hangat matahari membuat tidur semakin hangat. Udara yang menerpa membuka tirai jendela. Burung-burung berterbangan bebas. Selimut hangat menyelimuti Putri. Matanya masih terpejam dengan tubuh yang tengkurap. Sedangkan di kamar Dafa terasa amat panas matahari menyilaukan kedua matanya. Dafa membuka mata pelan dan mulai megedarkan pandangannya. Kian manik matanya tertuju pada jam dinding di tembok hadapannya. Pukul tujuh. Dafa bergegas bangun, dia berlari keluar kamar. Dafa mendorong pintu kamar Putri. Dafa menyeka rambutnya kasar. "Bangun!" Dafa berteriak sembari mengangkat tubuh Putri membuat Putri bangun kaget. Putri memberontak. "Apaan sih pak?"lirihnya dengan suara berat karena masih ngantuk. Dafa mengangkat tubuh Putri hingga gadis itu berdiri tegak. "Liat jam berapa?!" Dafa menunjuk jam tangannya. Putri membelalakkan matanya. Dia berlari memasuki kamar mandi yang berada di kamarnya.
Baca selengkapnya
Selingkuh
Hari-berganti hari… detak-detak jarum jam menghantarkanku pada suasana yang baru, suasana yang berbeda dari hari-hari kemarin. Mentari pagi tampak tersenyum gembira seakan ingin menyapa. Aku siswi bersuami baru sampai di samping sekolah. Aku ingin tertawa sejenak ketika mengingat kejadian kemarin malam. "Putri, bangun!"  "Apa?""Anterin saya ke kamar mandi.""Pergi sendiri!" Pasalnya kamar Dafa tidak ada toilet nya. "Ayolah, di luar gelap tau!" Pria ku itu menggerutu. "Gamau!" Aku menolak dan melanjutkan tidur ku. Aku menolak karena memang sangat mengantuk. Aku pikir pria itu akan pergi sendiri tapi dia malah melanjutkan tidurnya dengan menggenggam batu yang ia ambil di vas bunga miliknya. Aku mencium punggung tangannya karena sudah kewajiban ku kepada yang lebih tua. Dia tersenyum sekilas lalu membuang muka. Dia marah? Tentu. Namun, aku? Tidak peduli sama sekali. AUT
Baca selengkapnya
Drakor malam
Malam begitu tenang mengiringi keindahan suasana rumah di malam hari kecuali jika Dafa datang. Langit cerah dihiasi bintang-bintang bertebaran menemani gagahnya raja malam yang bersinar terang menebar cahaya berkilauan. Nyamuk juga tidak mau kalah, terbang kesana kemari berhamburan mencari hamparan kulit untuk mengobati kehausan.Putri sudah dibekali makanan ringan di meja serta laptop yang sudah siap. Di akan begadang untuk mengatasi insomnia nya. Dia memutuskan untuk melihat para suaminya. Film Korea dengan judul 'my little bride'. 22.30Film itu sudah terputar setengah. Kedatangan tamu yang tak diundang. Dafa menghampiri Putri dengan muka bantalnya. "Kenapa bangun?" Putri merasa sangat terganggu. "Tadi denger suara teriakan,"gumam Dafa lirih. "Oh, itu sangmin." Putri membalas sambil menunjuk laptop nya. Dafa meraih jajan yang ada dimeja dan memasukkan kedalam mulutnya. Dia melirik ke arah Putri. "Kenapa nangis
Baca selengkapnya
Hari Yang panjang
Langit yang masih kelabu dengan basahnya daun karena embun. Rintikan hujan terdengar merdu dan sopan masuk ke telinga. Sejuk membuat bulu kuduk merinding. Putri sedang berada di dapur, memasak untuk sang suami. Di memotong bawang sebab dia akan memasak nasi goreng. Sejauh ini hanya itu yang bisa dia buat. Dia mulai menumis bawang-bawang itu. Aroma harum sudah mulai semerbak membuat penganggu itu datang. Dafa datang dengan kaos oblong dan celana pendek di kakinya. Dia mengendus-endus wajan di depan Putri. Tangan Putri gatal ingin mendorong wajah suaminya ke wajan. "Pergi duduk!" Putri mulai terganggu dengan kedatangan jiwa setan. Dafa melangkah mundur membiarkan istrinya menuangkan nasi ke wajan. Nasi, saos, kecap ia tuangkan bergantian tak lupa sejumput garam yang ia taburkan. "Jangan banyak-banyak nanti asin." Dafa berkomentar sembari berdiri menonton Putri masak. "Itu telornya jangan lupa di goreng nanti!" Pria itu memerintah mem
Baca selengkapnya
Kerja kelompok
Hari ini dari pagi sampai siang hari cuaca terasa begitu panas. Seiring bertambahnya laju detak waktu langit pun semakin siang semakin membiru, tak terlihat awan berarak di sekitarnya. Matahari begitu panas berasa tepat di ubun-ubun kepala. Waktu terasa semakin lama bagi Dafa sebab istrinya itu sedang marah dengannya. Tadi pagi Putri berangkat sekolah sendiri begitu juga saat pulang. Dafa pulang terlebih dahulu dan tidak melihat pucuk hidung istrinya itu. Panas cuaca di luar di padu dengan es jeruk memang nikmat tingkat dunia. Dafa duduk di sofa menatap ke arah luar jendela menanti istrinya pulang sekolah. Tap tap Suara langkah terdengar dari arah luar. Dafa menajamkan pandangannya ke pintu. CeklekPintu itu terbuka lebar. Netra Dafa mendapati Putri bersama seseorang di belakangnya. Wendi dan Silva. Dafa terbelalak membuat kakinya bangun tegak. Putri membawa temannya, bukankah dia tidak ingin siapapun tau tentang pernikahann
Baca selengkapnya
In day
Malam yang gaduh begitu berisik. Putri berada di kasur dengan telinga yang ia tutup dengan tangannya. Hampir depresi. Suara teriakan Dafa dan Wendi di ruang tengah memenuhi seluruh rumah. Putri menenggelamkan wajahnya di kasur. "GOL...." Suara teriakan Dafa dan Wendi lagi. Suara para pria itu terlalu keras membuat film yang ditonton Putri tidak terdengar suaranya. Putri mendongak,dia geram menggigit giginya. Dia berdiri dengan tangan yang mengepal di kedua sisi tubuhnya. BrakSuara bantingan itu pun tidak mereka dengar. Putri berjalan dengan emosi yang sudah meluap. "WOI!" Teriakan Putri membuat keduanya menoleh. Sejenak mereka berdua meninggalkan film bola itu. Dafa menghampiri Putri. "Bisa gak jangan berisik?"tegur Putri. "Gak bisa." Dafa membalas dengan suara ketus. Dia berniat ingin menggoda Putri. Putri merotasikan matanya lalu beralih menatap tajam Dafa. "Hih." Putri menggigit geram. Dia mengh
Baca selengkapnya
Kosong minus
"PUTRI..... " Suara lantang Dafa terdengar sampai luar apartemen. Putri yang mendengarnya itu pun segera berdecak kesal dan melangkah dengan menghentakkan kakinya keras. Padahal dia hanya ingin mencari angin tapi Dafa itu tidak berhenti mengomel. "Apa sih?"tanya Putri menggerutu saat sudah masuk ke dalam dan menghadap Dafa yang sudah siap di kamar Putri. Beberapa buku tebal berada di gendongan Dafa. "Belajar! Besok loh tes nya,"ucap Dafa dengan lantang. Putri menggeleng membuat emosi Dafa semakin menguap. Kali ini peran Dafa adalah guru di rumah bukan sebagai seorang suami. "Putri." Dafa memanggil sekali lagi membuat gadis itu menggeleng dengan cepat. Dafa membanting buku tebal itu di meja belajar Putri membuat Putri tersentak kaget. "Kebun bunga gak jadi." Dafa menekan lalu melangkah pergi membuat Putri membelalakkan matanya. "Iya iya iya belajar,"ucap Putri dengan cepat sembari mendudukkan pinggulnya di kursi. Dafa itu kini berba
Baca selengkapnya
Hilang!
Malam ini Dafa disibukkan dengan kebingungan. Putri sembari tadi belum juga pulang padahal ia pamit untuk pergi ke supermarket dekat apartemen. Dafa bertanya pada pegawai supermarket tapi tidak ada satupun yang tau. Dafa membawa mobilnya untuk mengitari kota pada saat langit sudah gelap. Khawatir berada pada puncak. Pria itu mencoba menelfon istrinya tapi tak juga ada balasan. Sudah hampir dua jam Dafa mencari pucuk hidung Putri yang hilang. Dia sudah menghubungi Lastri tapi dia bilang tidak ada Putri di rumahnya. Semua keluarga itu dibuat panik dengan menghilangnya Putri. Dafa tidak bisa lapor pada pihak yang berwajib sebelum 24 jam. Dia terus melajukan mobilnya kencang sambil menoleh ke kanan-kiri. Sangat hancur. Dafa menghentikan mobilnya di jembatan. Lumayan sepi karena itu bukan jembatan umum. Dafa menenangkan dirinya sejenak menyenderkan tubuhnya pada pembatas jembatan. Dafa meremas rambutnya keras. "Aarrgghh." Dafa berteriak keras untung saja tidak a
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status