Home / Thriller / MY WAY / KECURIGAAN

Share

KECURIGAAN

last update Last Updated: 2022-12-06 14:06:56

Hari ini teman satu kantorku, Julian Robert mengajakku makan siang bersama di luar kantor. Awalnya aku menolaknya namun ia beralasan kalau hari ini ia baru bertengkar dengan kekasihnya dan itu membuatnya frustasi hari ini.

Maka dari itu ia memaksaku untuk ikut menemaninya untuk mencari udara segar di luar kantor.

"Kau juga harus sekali kali merilekskan tubuhmu Michelle, di dalam kantor membuatku semakin tegang akhir-akhir ini dan itu membuatku semakin stres!" ujar Julian padaku.

Karena permintaan yang tak dapat ku tolak itulah kami sekarang di sini, sebuah cafe yang letaknya cukup strategis di pinggir kota.

Menu yang di sediakan juga beragam dan harganya pun cukup terjangkau.

"Kau tenang saja Michelle, kau pesanlah apa saja yang kau suka karena hari ini aku akan mentraktirmu," ucap Julian dengan tersenyum lebar.

Selepas dari kantor serasa tak ada gurat frustasi di wajahnya sekarang.

Sepertinya makan siang di luar memang ide yang cukup bagus untuk memulai hari jika kita merasa sedikit stres dengan urusan pekerjaan di kantor yang menumpuk.

Aku yang saat itu tengah sibuk memilih menu tiba-tiba menangkap penglihatan yang tak asing ku kenal di kaca besar cafe di tempatku duduk.

"Matt?" aku setengah terkejut ketika melihat Matt masuk ke sebuah restoran kecil yang letaknya di sebrang cafe di mana aku berada sekarang. Kulihat ia masuk dengan seorang wanita yang sangat kukenal juga, Gillian Moore sahabat baikku.

"Tumben sekali mereka berdua makan bersama hari ini? dan yang kuingat Matt tak bicara apapun kalau ia hari ini akan bertemu dengan Gillian," pikirku dalam hati.

Karena penasaran aku mencoba menelepon Matt namun ia tak mengangkatnya, mencoba berpikir positif aku mencoba menelepon Gillian namun ia juga tak mengangkat telepon dariku.

Kenapa mereka kompak sekali tak mengangkat telepon dariku?

Tak kehilangan akal, aku pun mencoba mengirim pesan pada keduanya dengan pertanyaan yang berbeda.

[Kau dimana sayang, kenapa kau tak mengangkat telepon dariku?]

aku kirim kepada Matt.

[Apa kau sedang sibuk? aku ingin ngobrol sebentar denganmu]

aku kirim kepada Gillian.

Cukup lama aku menunggu dan belum ada balasan. Beberapa menit kemudian, sebuah pesan masuk, pesan dari Gillian.

[Aku sedang ada kelas Michelle, nanti setelah selesai aku hubungi kau ya]

Selang 5 menit kemudian Matt membalas pesanku dan akupun mulai membacanya.

[Maaf sayang aku tadi ada urusan mendadak]

[Sekarang aku baru sampai di rumah kita]

[aku mau langsung tidur karena lelah sekali]

[ apa kau sudah makan?]

Aku tersenyum pahit membacanya, kenapa ia berbohong padaku kalau ia sekarang ada di rumah? dan Gillian pun melakukan hal yang sama. Sungguh aku merasa aneh, entah kenapa perasaanku menjadi tak enak karena hal ini.

"Kau kenapa Michelle? Ayo makan lah makanannya, keburu dingin nanti!" ucapan Julian mengejutkanku dari lamunan.

"Ah, iya sebentar," sahutku sedikit gugup.

"Apa ada masalah, Michelle?

Kau tampak tegang sekarang," ucap Julian cemas.

"Tidak ada Juli, hanya saja kekasihku tak mengangkat telepon dariku dan itu tak seperti kebiasaannya," sahutku memberikan alasan.

"Ah, kenapa kau dan aku bisa senasib seperti ini?! Kau tahu itulah awal aku dan Lucas bertengkar, Michelle.

Sudah berulang kali dia tak memperdulikan telepon dariku dan bahkan merijek panggilannya! dan menurut pengalamanku selama ini, itulah awal sebuah kebohongan yang akan membuat hubungan sepasang kekasih retak, Michelle!

Aku tak mau itu terjadi padaku lagi karena aku benar-benar mencintai Lucas!" Julian berkata dengan penuh keyakinan.

Mendengar ucapan Julian, membuatku diam dan tak berhenti berpikir tentang Matt dan Gillian hari ini.

Kenapa mereka berbohong?

Apa alasannya? dan kenapa mereka berdua bertemu apalagi makan bersama di sebuah restoran tanpa sepengetahuanku.

Normalkah itu untuk sepasang sahabat?

Mungkinkah mereka sering bertemu seperti ini dibelakangku dan tanpa sepengetahuanku?

Aku terus berpikir dalam diam, berusaha mencari celah dan aku tetap berpikir positif tentang mereka berdua.

Sekitar 40 menit kemudian kulihat Matt dan Gillian keluar dari restoran kecil itu dengan bergandengan tangan.

Tampak mesra dan sesekali mereka berdua tertawa bahagia dengan berjalan beriringan, seperti sepasang kekasih.

Ya, kekasih.

Apa yang kulihat ini mimpi atau bukan aku masih belum mengerti.

Kutahan air mataku agar tak keluar, aku tak mau menangis ditempat ini apalagi jika Julian melihatnya aku tak mau itu.

Seperti tak terjadi apa pun aku berusaha tetap bersikap biasa di depan Julian hingga kami tiba di kantor dan melakukan pekerjaan seperti biasa, namun bayangan siang tadi seperti tak mau lepas dari pikiran dan otakku.

Mungkinkah aku cemburu karena kedekatan mereka yang bagiku sangat aneh?

Matt dan Gillian mungkinkah mereka berdua tega mengkhianatiku selama ini?

******

Selama beberapa hari ini aku mencoba bersikap biasa di depan Matt ataupun Gillian, namun sejak kejadian itu aku lebih waspada pada mereka berdua. Ketika kami bertiga bertemu dan menghabiskan waktu bersama seperti biasa pun, sikap keduanya masih tetap sama.

Santai dan tanpa beban, hanya aku yang merasa aneh sekarang. Sejak penglihatan itu aku merasa semua ini tampak seperti sebuah sandiwara.

Tidak, aku tidak boleh seperti ini!

Aku harus bertindak untuk mencari sebuah jawaban. Kalau mungkin selama ini hanyalah kecurigaanku atau ketakutanku saja.

Aku harus membuktikan kebenaran ini.

Hingga hari itu tiba, aku sudah bertekad untuk melakukannya.

Hari ini aku mengatakan pada Matt dan Gillian kalau aku ada tugas di luar kota sehari dan waktu itu kugunakan untuk mengawasi mereka berdua, Matt dan Gillian.

Selama hari itu pun aku tak berangkat bekerja seperti biasa karena hari ini akan kugunakan waktu sepenuhnya untuk mengawasi setiap gerak gerik dari Matt dan Gillian.

Aku meminjam mobil milik Julian dan mengawasi mereka selama sehari penuh.

Tak ada yang aneh sejak tadi pagi aku mengawasi mereka berdua.

Matt dan Gillian berangkat kuliah seperti biasa dan belum bertemu satu sama lain hari ini.

Hingga malam itu tiba, kulihat Matt dan Gillian bertemu dan pulang bersama ke rumahku, di flat kecilku.

Setelah mereka masuk ke dalam selama 30 menit, aku beranikan diriku sendiri untuk berjalan ke rumah milikku itu.

Berjalan tanpa suara dengan nafas tertahan, susah payah aku mengumpulkan keberanianku hingga sampai tahap ini.

Kubuka pintu rumah pelan dengan kunci cadangan yang kumiliki di saku celanaku dan seketika dadaku merasa sesak saat yang pertama kali kudengar ketika masuk di dalam rumahku sendiri adalah suara erangan dan des*han seorang wanita.

Dengan jelas aku mengenali pemilik suara itu, Gillian Moore yang tak lain adalah sahabatku sendiri. Kemudian disusul suara Matt yang berseru dengan penuh gair*h yang memekakan telingaku.

"Kau- kau kekasihku Gillian!

Kau milikku! kau dengar itu!!" kemudian disusul suara lolongan yang panjang setelahnya.

"Aku mencintaimu Matt..., aku milikmu selalu,"

suara Gillian menyusul setelahnya.

Semua dengan jelas dapat kudengar dan entah kenapa aku hanya bisa diam dan tak bergerak seperti orang tolol. Entah kenapa aku hanya bisa keluar dan berlari menjauh dari mereka yang tak mengetahui kehadiranku.

Aku berlari menjauh dan tak tentu arah seperti orang gila. Aku tak percaya dengan pengkhianatan ini, sungguh aku tak percaya.

******

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MY WAY   PENGAKUAN

    ( POV 1 )Kulihat Gillian menangis terisak di depan parkiran restoran, kedua matanya menatap sendu mobil milik Michael yang melaju begitu saja tanpa memperdulikannya. Melihatnya seperti itu aku semakin yakin jika Gillian begitu mencintai Michael Rouis, hal itu membuatku semakin puas karena berhasil membuatnya merasa menyesal. Rasa cintanya begitu besar pada pria sebaik Michael Rouis namun sifat picik dan serakahnya tetap tak berubah.Ya, pria bernama Alex Miles adalah orang suruhanku yang kuperintahkan untuk menggodanya. Jika ia wanita yang setia, ia tidak mungkin menerima ajakan pria yang baru dikenalnya bukan? Namun, seperti yang aku tahu, sifat Gillian yang serakah itulah yang telah menghancurkan dirinya sendiri. Dengan kata lain ia gagal menjadi wanita yang setia hanya dengan iming-iming pria tampan dan kaya, sungguh ironis."Apa sekarang kau merasa menyesal Gillian Moore? Akan aku pastikan Michael Rouis tak akan mau kembali dengan wanita serakah dan picik sepertimu," sindirku saa

  • MY WAY   SEBUAH HUKUMAN

    Siang itu di butik milik Gillian Moore kedatangan seorang pria tampan dengan penampilan perlente yang luar biasa. Gillian dapat menebak jika pria itu mungkin seorang CEO di sebuah perusahaan besar, karena mobil yang pria itu kendarai adalah mobil sports edisi terbatas berharga fantastis. Tahu mendapatkan calon pelanggan dan mangsa empuk yang rupawan, Gillian Moore pun melayani pria itu dengan memasang penampilan sebaik mungkin di depannya sekarang."Selamat siang, Tuan. Selamat datang di butik saya, apa ada yang bisa saya bantu?" sapa Gillian dengan senyuman ramah dan paling cantiknya.Pria itu melepas kacamata hitam yang dipakainya dan itu membuat Gillian semakin terpesona dengan mata biru pria di depannya sekarang."Carikan aku jas dan kemeja yang terbaik untukku, Miss," sahut sang pria."Oh, tentu. Silakan, Tuan. Di sebelah sini! Banyak pilihan yang cocok untuk anda pilih dan bisa anda coba," tawar Gillian penuh semangat.Gillian pun sibuk mempromosikan koleksi jas dan kemeja terba

  • MY WAY   HATI YANG MULAI RAGU

    ( POV 3 )Sepulangnya dari apartemen Judith Hills, Michael Rouis tak bisa berhenti berpikir dengan semua cerita yang wanita cantik berambut merah itu ceritakan. Tentang kisah pilu sebuah pengkhianatan hingga berujung kehilangan. Dan yang paling membuatnya terkejut adalah nama kekasih tercintanya disebut dalam cerita Judith Hills. Apakah Judith berbohong dengan ceritanya? Dan apakah Judith hanya mengarang cerita saja agar ia bersimpati padanya?Namun mungkinkah itu? Lalu jika iya apa motifnya? Hati kecil Michael menyangkal itu semua, jika Judith Hills tak mungkin berbohong dengan semua yang baru saja ia ungkapan padanya. Wanita itu berkata jujur, karena sebodoh apa pun dirinya, Michael tahu orang yang berkata jujur atau tidak. Semua terlihat di mata Judith Hills, jika wanita itu memang memiliki trauma atas masa lalu buruk yang pernah ia alami. Jika semua yang Judith Hills ungkapan adalah benar, lalu berarti benar jika Gillian Moore adalah sahabat sekaligus pengkhianat yang ada dalam ce

  • MY WAY   PRASANGKA

    ( POV 3 )Michael Rouis melajukan mobilnya cukup kencang, ia menuju ke alamat yang dikirim Kelly. Sebuah apartemen di pusat kota Dallas. Entah kenapa ia merasa cemas pada Judith Hills, wanita yang belum lama ia kenal dan pastinya tak ada hubungan apapun antara dirinya dengan wanita cantik berambut merah itu. Apa penyebabnya Michael sendiri tak tahu pasti, kenapa Judith Hills begitu istimewa di matanya? Dan keluarganya pun seperti merasakan hal yang sama seperti dirinya. Sungguh berbanding terbalik dengan Gillian sang kekasih, Michael sendiri tak tahu apa penyebab adiknya Kelly dan putrinya, Lizzy kurang menyukai dan tidak bersimpati pada sang kekasih? Apakah ada yang salah dengan pilihannya? Namun, untuk saat ini Michael tak ingin peduli, ia akan memperjuangkan Gillian agar putri semata wayang dan adiknya mau menerima pilihan hatinya.Ia sendiri tak menyangka tindakan impulsif dirinya pada Judith Hills, hingga ia sampai meninggalkan sang kekasih dan lebih memilih untuk menemui wanita

  • MY WAY   GILLIAN MOORE

    ( POV 3 )Di sebuah apartemen, tampak sepasang kekasih sedang memadu cinta bersama. Mereka berdua saling memagut dan bermain bibir dengan panas. Sang wanita berambut blonde yang duduk di atas pangkuan sang pria tampak agresif dan mendominasi. Suara deru nafas yang saling beradu pun terdengar jelas di dalam apartemen itu. Sang wanita kini tampak dengan tak sabaran melepas kancing kemeja yang dikenakan sang pria sedangkan sang pria hanya pasrah di bawah kendali wanitanya yang kini telah berhasil melepas kemeja kekasihnya dan melemparkannya ke sembarang tempat, sang pria kini hanya mengenakan celana panjang saja, dadanya yang bidang terekspos dengan jelas membuat suasana malam itu menjadi panas karena dilingkupi gairah dari sepasang kekasih yang tengah di mabuk asmara itu.Mereka melepaskan ciumannya dan kini kedua netra mereka saling bertemu satu sama lain dalam diam. kedua bibir mereka merekah dan berkilau karena saling bertukar saliva sejak tadi dengan panas. Tatapan mereka bertemu, t

  • MY WAY   PENDEKATAN

    ( POV 1 )Pagi itu aku sengaja bangun lebih pagi dari biasanya, setelah mandi dan berganti baju dengan pakaian yang aku bawa dan kupersiapkan sebelum aku sampai di sini, di rumah Michael Rouis, aku pun turun ke lantai bawah dan menuju ke dapur. Di sana kulihat Kelly sedang sibuk memasak di dapur seorang diri, dan karena itu aku berinisiatif untuk mendekatinya."Ada yang bisa dibantu, Kelly?" tawarku padanya saat kulihat wanita berambut pirang itu tengah sibuk meracik sayuran."Ah, Judith. Anda sudah bangun? Bagaimana tidurmu semalam? Apakah nyenyak?" Kelly bertanya perhatian."Nyenyak, bahkan sangat nyenyak. Mana mungkin aku tidak tidur nyenyak di rumah keluarga Rouis yang hangat dan menyenangkan seperti ini?" sahutku dengan tersenyum tulus."Terima kasih, syukurlah kalau begitu," Kelly menjawab dengan tersenyum lebar."Biar saya bantu menyiapkan sarapannya ya?" tawarku sekali lagi."Ah, tidak perlu Judith. Anda adalah tamu, tidak perlu repot membantu di dapur seperti ini." Tolak Kell

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status