Share

gadis

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2022-05-02 03:38:52

Gadis itu masih muda, umurnya masih 18 tahun, beda sedikit usianya nyaris sama dengan anak kami, Raihan. Malah jika disandingkan dengan putraku yang bertubuh tinggi, Maura terlihat seperti kakaknya.

Jadi, bagaimana bisa dia akan dijadikan istri suamiku yang umurnya nyaris empat puluh? bagaimana aku bisa menyetujui gagasan Mas Hamdan?

"Lama-lama aku sungguh akan kehilangan kewarasan," gumamku sambil mengeluh pada Yang Kuasa.

Sepanjang malam, kulabuhkan sujudku di atas sajadah, terus bertanya, memprotes mengapa Allah memberi naluri menaklukkan bagi pria. Mereka makhluk visual itu, sangat mudah dialihkan dengan sedikit kecantikan wajah dan kemolekan tubuh.

"Tidak adakah lelaki di dunia ini yang benar benar setia?" aduku pada Allah. Tanganku kuat mencengkeram sajadah.

Gadis bernama Maura itu adalah anak Pak Yuandi, pengusaha beras yang kemudian mati kecelakaan. Dia tumbuh dibesarkan oleh neneknya yang tua, harta miliknya dikuasai pamannya membuat gadis bermata indah itu hidup dalam kekurangan, yang kutahu kemudian, dia dikirim ke pesantren sejak sang Nenek mangkat ke hadapan Sang Pencipta.

Kemudian setelah lulus sekolah dia kembali ke kampung dan kini terjebak di rumah juragan Bono sebagai pembantu rumah tangga.

Itulah sekelumit kisah hidupnya, kisah hidup yang membuatnya dikenal, ditambah dengan kecantikan serta suaranya yang merdu ketika melantunkan ayat Alquran, maka benarlah Maura disebut sebut sebagai bunganya desa ini.

Dulu, kalau aku berpapasan dengannya, gadis itu selalu menunduk, dan menyapa dengan sapaan halus. Jujur, aku mengagumi kesabaran dan ketegarannya saat mau saja melayani juragan Bono dan istri mudanya yang bertabiat kasar.

Lalu putra juragan Bono yang bernama Hilman, dia selalu mabuk-mabukan, konon kata tetangga yang mendengar, dia selalu melakukan kekerasan jika pembantu telat mengambilkan permintaannya.

"Oh, sungguhb... mungkin itulah yang membuat suamiku merasa jatuh iba pada Maura, di samping ketertarikan fisiknya tadi." Aku membatin dalam diamku.

Akan tetapi, bukankah gadis yang sangat mirip keturunan Pakistan itu punya banyak harta warisan yang dulu dirampas keluarganya yang serakah, apa Mas Hamdan juga merencanakan sesuatu dengan itu? Menikahinya lalu membantu Maura mendapatkan kembali haknya?

"Ah, tidak, suamiku adalah pria yag taat pada agama, pantang baginya memakan sesuatu atau mendambakan barang yang tak layak jadi miliknya."

Jadi, kesimpulannya, Mas Hamdan memang jatuh hati pada gadis muda itu."

**

Lama aku terduduk di atas sajadah, berzikir sembari menjernihkan pikiran liar yang mengoyak rasa kantuk.

Semakin ditepis, bayangan Maura dan suamiku jadi pengantin semakin jelas di depan mata. Gadis pemalu itu seolah digendong Mas Hamdan ke kamar penuh bunga, dan mereka bercinta, membuatku terus menggelengkan kepala, menolak imajinasi jahat yang belum tentu terjadi itu.

"Aku masih punya waktu mencegah," gumamku sambil mengemas tasbih dan sejadah.

Kutekadkan diri untuk menolak dan menyadarkan Mas Hamdan.

*

Kuraih gagang pintu kamar Raihan, putraku yang kini duduk di bangku kelas enam itu nampak masih belum tidur, padahal malam sudah larut

"Kamu belum tidur, Nak?"

"Belum, masih mengatur tugas," balasnya.

"Apa tugas ujian akhir SD sangat berat?"

"Iya. Bund."

"Bunda ingin tanya, apa kamu kenal dengan Maura?"

Putraku mengernyitkan alis, dia memandangku dan beberapa saat ia terlihat mengerti apa yang ingin kuketahui.

"Iya, kenal dekat, tiap hari kami berjumpa dan kadang ayah mengantar kami ke sekolah bersama."

"Maksudmu?"

"Mbak Maura sering diberi tumpangan dan diantar ke pasar oleh ayah."

"Apa kamu tidak pernah curiga atau melihat gelagat aneh mereka." Sejujurnya menanyakan hal ini pada anak SD membuatku canggung.

"Mereka cuma bicara Bund. Ada apa?"

"Mohon maaf jika Bunda bertanya, bagaimana andai Maura menikah dengan ayah, apa kau setuju?"

Putraku mengernyit lagi, dia menggeleng, menghela napas lalu merebahkan diri, menarik selimutnya sampai menutupi kepala dan menyuruhku pergi.

"Apa kau tahu sesuatu?" cecarku cepat.

"Aku ngantuk Bunda ...."

"Apa selama ini kau tahu sesuatu," ulangku dengan perasaan yang semakin sedih.

"Tidak."

Sepertinya, iya! anakku memang tahu sesuatu tentang gadis muda itu dan ayahnya. Mungkin ada baiknya jika aku menemuinya besok dan bertanya.

*

Cahaya keemasan di ufuk timur membuatku tersentak, tak sadar bahwa kuhabiskan waktu sepanjang malam untuk duduk merenung dan berfikir. Aku tak tahu apa dampak panjang dari rencana poligami, tapi baru mendengar ungkapan keinginan Mas Hamdan saja aku sudah segelisah ini, bagaimana akhirnya jika nanti ...?

"Selamat pagi," sapa suamiku yang baru keluar dari kamar. Dia nampak masih mengenakan baju kokoh dan terlihat habis salat subuh.

Melihat wajahku sembab serta sendu sorot mataku membuatnya terdiam.

"Kalo kamu merasa tidak enak badan, aku yang akan membuatkan sarapan dan menyiapkan anak-anak."

"Apa selama ini kau tak puas dengan layananku atau kau memang tak pernah bahagia, sehingga diam-diam menemui gadis itu dan kerap mengantarnya ke pasar?"

"Itu hanya kebetulan."

"Lalu apa yang bukan kebetulan? Perasaanmu yang tumbuh subur bak teratai di kolam ikan?"

"Tolong jangan permalukan aku dengan kata kata sinis seperti itu," pintanya dengan nada rendah.

"Apa yang harus kulakukan untuk mencegahmu, apa yang harus kulakukan agar rumah tangga kita tak hancur. Aku putus asa Mas, aku hancur ..." Aku menangis lagi, dan lagi setiap kali berpapasan dan ingat keinginannya.

"Aku ingin menikah lagi bukan berarti, aku ingin menghancurkan rumah tangga kita."

"Tapi kau akan melakukannya, Mas," jawabku dengan sedih, bahkan ketika anak-anak keluar dari kamar mereka aku masih tidak mampu membendung air mataku. Entah kenapa tak bisa kukumpulkan kembali puing-puing hati yang sudah retak dan berhamburan, aku hancur.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   164

    Mungkinkah sikap arogan Mas Irsyad ditengarai oleh kecemburuannya yang begitu besar kepada Hamdan atau mungkinkah karena dendamnya padaku karena sudah menyakiti Elsa, entahlah, aku tak tahu, yang jelas aku merasa sangat sakit dan tersinggung. Air mataku berurai pedih dan menyesal. "Andai aku tidak termakan kata kata manis dan bujukan sejak awal, mungkin aku tidak akan pernah menikahi pria busuk seperti Irsyad. Dia hanya baik di awal dan kejam di akhir, dia benar benar membalikkan persepsiku tentang perilaku dan sifatnya."Pagi menjelang, matahari menyapa, tapi aku enggan menatapnya. Diri ini masih terbaring di ranjang meski waktu sudah menunjukkan pukul tujuh."Kamu tidak bangun untuk menyiapkan sarapanku dan anak-anak?""Aku sedang tidak enak badan dan kalian bisa beli makanan di drive thru, anak anak akan senang," jawabku dari balik selimut."Aneh sekali sikapmu hari ini Aisyah," gumamnya."Memangnya aku tidak boleh sakit memangnya sesekali aku tidak boleh libur dari rutinitas rum

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   163

    "Berani sekali istrimu memukulku, aku kesakitan Mas, aku kesakitan ...." Wanita itu meraung dan menjerit kesakitan sambil berusaha melindungi dirinya di belakang Mas Irsyad.Saat itu yang aku rasakan tidak ada lagi kewarasan, hanya sakit, panas hati dan amarah yang menggelegak. Saking tak tahannya aku dengan kekesalan, rasa-rasanya ubun-ubun ini ingin meleleh."Beraninya kau mengusik suamiku, menghapus ketentraman rumah tangga dan membuat hidupku tidak nyaman!" Aku melesat ke belakang Mas Irsyad, tanpa bisa dicegah aku langsung mencekik leher wanita itu sampai dia terdorong dan terdesak tepat di depan tangga rumah."To-tolong... Akh ... akkk ...." Wanita itu meronta "Aisyah, stop, ya Allah, Aish, please, lepasin Elsa." Mas Irsyad berusaha menengani tapi sia sia saja.Nafas wanita itu mulai sesak dan megap-megap, dia ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa. Aku yang seakan dirasuki sebuah kekuatan besar terus menekan lehernya hingga nyaris saja wanita itu meregang nyawa dengan bola

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   162

    Seminggu kami jalani hidup tanpa tegur sapa dan saling menjauhi. Lebih tepatnya aku yang menjaga jarak dan menjauhi Mas irsyad. Begitu dia mendekati, terlebih ketika di kamar, anak aku langsung bangun dan memasang jarak. Bukannya dia tak mencoba membujuk hanya saja aku yang menolak bujukannya.Seperti ketika suatu malam dia mendekat, mencoba memeluk dan menciumku dengan paksa seperti yang selama ini dia lakukan kala aku merajuk kecil. Sontak, aku berontak dan mendorongnya. Aku menghardik dengan kesal agar dia jangan memaksakan dirinya padaku."Aku bukan pelacur atau wanita yang bisa kau perkosa kapan pun. Enyahlah dari hadapanku.""Mengapa kau marah sekali, aish. Ini sudah hampir seminggu, gak takutkah kamu akan dosa menolak hasrat suami.""Kenapa tidak kau bagi saja hasrat itu kepada wanita yang masih kau cintai!" Tentu saja Mas Irsyad terkejut dan wajahnya langsung pucat. Pria itu mengigit bibir lalu bersurut mundur."Apa? Kenapa diam, Kenapa tidak kau temui mantan istrimu lalu ung

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   161

    Seminggu kami jalani hidup tanpa tegur sapa dan saling menjauhi. Lebih tepatnya aku yang menjaga jarak dan menjauhi Mas irsyad. Begitu dia mendekati, terlebih ketika di kamar, anak aku langsung bangun dan memasang jarak. Bukannya dia tak mencoba membujuk hanya saja aku yang menolak bujukannya.Seperti ketika suatu malam dia mendekat, mencoba memeluk dan menciumku dengan paksa seperti yang selama ini dia lakukan kala aku merajuk kecil. Sontak, aku berontak dan mendorongnya. Aku menghardik dengan kesal agar dia jangan memaksakan dirinya padaku."Aku bukan pelacur atau wanita yang bisa kau perkosa kapan pun. Enyahlah dari hadapanku.""Mengapa kau marah sekali, aish. Ini sudah hampir seminggu, gak takutkah kamu akan dosa menolak hasrat suami.""Kenapa tidak kau bagi saja hasrat itu kepada wanita yang masih kau cintai!" Tentu saja Mas Irsyad terkejut dan wajahnya langsung pucat. Pria itu mengigit bibir lalu bersurut mundur."Apa? Kenapa diam, Kenapa tidak kau temui mantan istrimu lalu ung

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   160

    Tak mau terus menyiksa batinku sendiri dengan terus menguping pembicaraan Mas Irsyad dan mantan istrinya akhirnya kuputuskan untuk turun saja mengambil air minum dan kembali ke kamar.Namun sebelum aku melanjutkan langkah, kembali perasaan marahku meronta-ronta. Haruskah aku melabrak dan meneriakinya, lalu mencecarnya dengan banyak pertanyaan mengapa dia berani sekali menelepon wanita lain di tengah malam dan memberinya kata-kata yang indah. Oh Tuhan, hatiku dilema.Ingin kutahan diri tapi rasa haus seakan menusuk tenggorokan sehingga aku tidak punya pilihan.Dengan gaun tidur yang masih menjuntai ke lantai, aku berjalan ke dapur. Melihatku tiba-tiba datang pria itu terkesiap dan kaget. Dengan salah tingkah dia segera mematikan ponsel dan menyembunyikan benda itu di bawah dudukannya. Tapi sayang, aku melihatnya.Aku yang pura-pura tidak tahu apa-apa hanya berjalan dengan cuek lalu mengambil gelas dan memencet dispenser lantas kuteguk air sambil berusaha menahan diriku."Kok belum tid

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   159

    Hal yang baru saja dia katakan memantik sebuah keheranan di hatiku. Di satu sisi dia ingin aku membiarkannya untuk berhubungan baik dengan Elsa namun sebaliknya ketika aku dan Mas Hamdan berkomunikasi dan hendak menjalin hubungan baik lagi, dia seakan sangat keberatan dan benci."Mungkinkah suamiku adalah penganut pernikahan terbuka di mana dia bebas melakukan apa saja dengan dunia dan teman wanita, sementara aku akan terjerat dan harus mematuhi semua aturan yang dibuat. Bukankah itu tidak adil?!"Alangkah arogan dirinya ketika mengatakan bahwa aku tidak boleh turut serta dalam acara aqiqah yang diselenggarakan Mas Hamdan sementara dia terus malah padaku agar bisa menemui mantan istrinya dengan berbagai alasan kurasa jika aku sudah jengah sendiri dan bosan, dia akan kutinggalkan.Kadang timbul kesesakan tersendiri di dalam hatiku, keheranan entah mengapa aku selalu gagal menjalin tali pernikahan. Apakah aku memang harus ditakdirkan punya suami ajaib yang tidak pernah sesuai dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status