Share

menyaksikan

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2022-05-02 03:39:55

Menyaksikan Mas Hamdan memeluk wanita itu dengan penuh perhatian dan iba, hati ini menjadi semakin membara jadinya. Seakan lampunyang dituang minyak, hatiku berkobar tak terkendali.

Betapa teganya dia terang-terangan menunjukan simpati dan cintanya. Gadis itu juga tahu sekali kapan harus bersikap manja dan cari muka.

"Mas maafkan, saya, saya ...." Wanita itu mulai menangis takut, membenamkan dadanya ke kemeja Mas Hamdan yang pagi tadi kusetrika.

"Tenang... ini bukan salahmu," bisik Mas Hamdan membelai pipinya yang kemerahan, wajah putih merona gadis itu menjadi semburat terkena panas mentari.

"Jadi salah siapa, salahmu yang tak mampu mengendalikan diri untuk jatuh cinta dan menggodanya?"

"Hentikan Aisyah! Kau sudah melukai perasaannya."

"Lalu bagaimana hatiku?"

Mas Hamdan terdiam, bibirnya seakan dikunci kebungkaman dan rasa malu, nampak jelas di raut wajahnya bahwa dia menyesali perbuatan barusan, dia nampak bingung menentukan harus bagaimana, berdiri di antara dua wanita membuatnya serba salah.

"Jika memang itu keputusanmu, ceraikan aku, dan tinggalkan anak anak bersamaku aku tak Sudi membiarkan mereka melihat kemesraan kalian!" Aku langsung mengusap air mata dan menyusuri aspal kasar untuk melanjutkan perjalanan ke pasar. Kulewati kebun penduduk dan tebing yang ditumbuhi pohon rindang dengan jiwa remuk redam, air mataku terus mengalir seolah tak bisa dihentikan. Hancur hati ini sehancur-hancurnya.

Aku merutuk sambil berteriak dalam hatiku, aku tahu, bahwa lama lagi mobil Pajero suamiku akan melewati diri ini terbayang olehku bagaimana acuhnya mereka ketika berpapasan denganku, terbayang bagaimana beritanya batin ini menyaksikan mereka yang seakan jadi keluarga bahagia. Oh bukankah Maura sudah dekat dengan anak anak, berarti tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan atau mereka akan butuh proses pendekatan.

Mas Hamdan telah menyiapkan wanita itu dan segala strateginya untuk memenangkan keinginannya itu, apa pun caranya. Mengalahkanku, menekan dan membuatku seakan tidak punya pilihan itulah kecerdikan Mas Hamdan. Ditambah juga dia permalukan aku di depan wanita itu, lengkap sudah derita yang dia berikan.

Dari kejauhan lama-lamat kudengarkan suara motor mendekat. Siapapun yang lewat mereka pasti heran mengapa seorang wanita membawa keranjang dan berjalan kaki sementara penampilannya tidak seperti petani.

Memang di musim hujan seperti ini jalanan becek dan berlumpur membuat laju kendaraan melambat. Sebenarnya untuk menuju ke pasar dan sekolah anak-anak agak jauh karena jaraknya tiga kilometer dari rumah, tapi karena Kami punya mobil yang cukup tangguh jadi semua gangguan itu seakan tidak berpengaruh pada suamiku.

Dan ya, jangan lupakan dia punya penyemangat setiap hari, yaitu gadis pemalu berwajah merona dengan keranjang rotan di tangannya.

Andai tidak berdosa inginku sayat sayat wajah yang pura-pura lugu itu atau jika tidak ingin berbuat kriminal akan ku santet dia sehingga penyakit gatal akan mampir ke tubuhnya dan membuatnya tersiksa, borok lalu busuk hingga dia malu tinggal di pemukiman dan lari ke pegunungan.

Ah, tapi aku wanita taat, aku juga akan mencoreng ibadahku dengan semua kebencian itu. Hamdan adalah pria dia adalah suami cukup mapan dan dihormati tidak ada yang menghalangi pria itu untuk berpoligami, slime hanya aku wanita yang tidak berdaya ingin selalu memiliki dia seutuhnya.

**

Tidak lama kemudian motor itu mendekat, rupanya itu adalah Karman tetanggaku yang profesinya seorang tukang ojek. Dia terlihat membawa Raihan dan adiknya,. mengantar mereka ke madrasah ibtidaiyah yang letaknya ada di kecamatan.

"Permisi Mbak, kenapa jalan kaki?"

"Tidak ada," jawabku sambil menyembunyikan wajah, mencoba tidak menunjukkan bahwa aku baru saja selesai menangis.

"Baru saja Mas Hamdan menelpon saya dan meminta saya untuk mengantar anak-anak ke sekolah mereka," jawab Karman sambil mengangguk penuh hormat padaku.

"Mas Hamdannya kemana?"

"Memutar balik mobilnya dan saya tadi lihat ada seorang gadis di jok depan bersama beliau."

Mendengar pemberitahuan Karman tentu saja perasaan marahku semakin meronta-ronta. Aku yang tadinya ingin menetralisir panas hati langsung murka dan membalikan badan kembali ke desa.

"Loh Mbak, nggak jadi ke pasar? Kenapa gak sekalian sama saya?"

"Tidak jadi, aku harus menyusul Mas Hamdan," jawabku tanpa mengentikan langkah, berjibaku dengan lumpur yang kemudian menahan kakiku hingga ke lutut, mengotori gamis dan membuatku makin kesal saja.

"Memangnya yang tadi bersama dia, bukan Mbak Dira adiknya Mas Hamdan?"

"Bukan, itu adalah Maura, pembantu juragan Bono, calon maduku!"

Sengaja aku tegaskan demikian agar dia tidak lagi bertanya. Aku juga sudah muak menyembunyikan.

"Ah, sungguhkah ...?"

Tetangga yang sudah kuanggap seperti saudara sendiri itu langsung terkesiap dan tidak tahu harus berkata apa-apa lagi.

Entah ke mana Mas Hamdan membawa gadis itu, tapi lihat, betapa pentingnya dia untuk tidak jadi mengantarku ke pasar dan anak-anak, hanya demi bisa mengantarkan wanita itu ke rumah majikannya.

Apakah sekarang posisi Maura lebih tinggi dari istri sah? Apakah pengabdianku selama 12 tahun sudah tidak ada artinya di mata ayah kedua anakku?

Apakah aku dan nilai diri ini hanya sampah rongsokan yang siap untuk dilempar ke mana saja?

Betapa semakin hancurnya diri ini mengetahui kenyataan itu, betapa kecewa dan menyesalnya mengapa aku setelah menikah dengannya. Mengapa dulu, aku mempercayai semua ucapan dan janji sucinya di hadapan penghulu. Katanya, bahwa hanya maut yang akan memisahkan kami, tapi lihat nyatanya, semua itu palsu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   164

    Mungkinkah sikap arogan Mas Irsyad ditengarai oleh kecemburuannya yang begitu besar kepada Hamdan atau mungkinkah karena dendamnya padaku karena sudah menyakiti Elsa, entahlah, aku tak tahu, yang jelas aku merasa sangat sakit dan tersinggung. Air mataku berurai pedih dan menyesal. "Andai aku tidak termakan kata kata manis dan bujukan sejak awal, mungkin aku tidak akan pernah menikahi pria busuk seperti Irsyad. Dia hanya baik di awal dan kejam di akhir, dia benar benar membalikkan persepsiku tentang perilaku dan sifatnya."Pagi menjelang, matahari menyapa, tapi aku enggan menatapnya. Diri ini masih terbaring di ranjang meski waktu sudah menunjukkan pukul tujuh."Kamu tidak bangun untuk menyiapkan sarapanku dan anak-anak?""Aku sedang tidak enak badan dan kalian bisa beli makanan di drive thru, anak anak akan senang," jawabku dari balik selimut."Aneh sekali sikapmu hari ini Aisyah," gumamnya."Memangnya aku tidak boleh sakit memangnya sesekali aku tidak boleh libur dari rutinitas rum

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   163

    "Berani sekali istrimu memukulku, aku kesakitan Mas, aku kesakitan ...." Wanita itu meraung dan menjerit kesakitan sambil berusaha melindungi dirinya di belakang Mas Irsyad.Saat itu yang aku rasakan tidak ada lagi kewarasan, hanya sakit, panas hati dan amarah yang menggelegak. Saking tak tahannya aku dengan kekesalan, rasa-rasanya ubun-ubun ini ingin meleleh."Beraninya kau mengusik suamiku, menghapus ketentraman rumah tangga dan membuat hidupku tidak nyaman!" Aku melesat ke belakang Mas Irsyad, tanpa bisa dicegah aku langsung mencekik leher wanita itu sampai dia terdorong dan terdesak tepat di depan tangga rumah."To-tolong... Akh ... akkk ...." Wanita itu meronta "Aisyah, stop, ya Allah, Aish, please, lepasin Elsa." Mas Irsyad berusaha menengani tapi sia sia saja.Nafas wanita itu mulai sesak dan megap-megap, dia ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa. Aku yang seakan dirasuki sebuah kekuatan besar terus menekan lehernya hingga nyaris saja wanita itu meregang nyawa dengan bola

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   162

    Seminggu kami jalani hidup tanpa tegur sapa dan saling menjauhi. Lebih tepatnya aku yang menjaga jarak dan menjauhi Mas irsyad. Begitu dia mendekati, terlebih ketika di kamar, anak aku langsung bangun dan memasang jarak. Bukannya dia tak mencoba membujuk hanya saja aku yang menolak bujukannya.Seperti ketika suatu malam dia mendekat, mencoba memeluk dan menciumku dengan paksa seperti yang selama ini dia lakukan kala aku merajuk kecil. Sontak, aku berontak dan mendorongnya. Aku menghardik dengan kesal agar dia jangan memaksakan dirinya padaku."Aku bukan pelacur atau wanita yang bisa kau perkosa kapan pun. Enyahlah dari hadapanku.""Mengapa kau marah sekali, aish. Ini sudah hampir seminggu, gak takutkah kamu akan dosa menolak hasrat suami.""Kenapa tidak kau bagi saja hasrat itu kepada wanita yang masih kau cintai!" Tentu saja Mas Irsyad terkejut dan wajahnya langsung pucat. Pria itu mengigit bibir lalu bersurut mundur."Apa? Kenapa diam, Kenapa tidak kau temui mantan istrimu lalu ung

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   161

    Seminggu kami jalani hidup tanpa tegur sapa dan saling menjauhi. Lebih tepatnya aku yang menjaga jarak dan menjauhi Mas irsyad. Begitu dia mendekati, terlebih ketika di kamar, anak aku langsung bangun dan memasang jarak. Bukannya dia tak mencoba membujuk hanya saja aku yang menolak bujukannya.Seperti ketika suatu malam dia mendekat, mencoba memeluk dan menciumku dengan paksa seperti yang selama ini dia lakukan kala aku merajuk kecil. Sontak, aku berontak dan mendorongnya. Aku menghardik dengan kesal agar dia jangan memaksakan dirinya padaku."Aku bukan pelacur atau wanita yang bisa kau perkosa kapan pun. Enyahlah dari hadapanku.""Mengapa kau marah sekali, aish. Ini sudah hampir seminggu, gak takutkah kamu akan dosa menolak hasrat suami.""Kenapa tidak kau bagi saja hasrat itu kepada wanita yang masih kau cintai!" Tentu saja Mas Irsyad terkejut dan wajahnya langsung pucat. Pria itu mengigit bibir lalu bersurut mundur."Apa? Kenapa diam, Kenapa tidak kau temui mantan istrimu lalu ung

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   160

    Tak mau terus menyiksa batinku sendiri dengan terus menguping pembicaraan Mas Irsyad dan mantan istrinya akhirnya kuputuskan untuk turun saja mengambil air minum dan kembali ke kamar.Namun sebelum aku melanjutkan langkah, kembali perasaan marahku meronta-ronta. Haruskah aku melabrak dan meneriakinya, lalu mencecarnya dengan banyak pertanyaan mengapa dia berani sekali menelepon wanita lain di tengah malam dan memberinya kata-kata yang indah. Oh Tuhan, hatiku dilema.Ingin kutahan diri tapi rasa haus seakan menusuk tenggorokan sehingga aku tidak punya pilihan.Dengan gaun tidur yang masih menjuntai ke lantai, aku berjalan ke dapur. Melihatku tiba-tiba datang pria itu terkesiap dan kaget. Dengan salah tingkah dia segera mematikan ponsel dan menyembunyikan benda itu di bawah dudukannya. Tapi sayang, aku melihatnya.Aku yang pura-pura tidak tahu apa-apa hanya berjalan dengan cuek lalu mengambil gelas dan memencet dispenser lantas kuteguk air sambil berusaha menahan diriku."Kok belum tid

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   159

    Hal yang baru saja dia katakan memantik sebuah keheranan di hatiku. Di satu sisi dia ingin aku membiarkannya untuk berhubungan baik dengan Elsa namun sebaliknya ketika aku dan Mas Hamdan berkomunikasi dan hendak menjalin hubungan baik lagi, dia seakan sangat keberatan dan benci."Mungkinkah suamiku adalah penganut pernikahan terbuka di mana dia bebas melakukan apa saja dengan dunia dan teman wanita, sementara aku akan terjerat dan harus mematuhi semua aturan yang dibuat. Bukankah itu tidak adil?!"Alangkah arogan dirinya ketika mengatakan bahwa aku tidak boleh turut serta dalam acara aqiqah yang diselenggarakan Mas Hamdan sementara dia terus malah padaku agar bisa menemui mantan istrinya dengan berbagai alasan kurasa jika aku sudah jengah sendiri dan bosan, dia akan kutinggalkan.Kadang timbul kesesakan tersendiri di dalam hatiku, keheranan entah mengapa aku selalu gagal menjalin tali pernikahan. Apakah aku memang harus ditakdirkan punya suami ajaib yang tidak pernah sesuai dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status