Share

Meminta Bantuan 

Author: Kurnia_cy
last update Last Updated: 2025-12-24 21:00:54

Feyla melirik Deon dan Runi secara bergantian lalu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Tampak beberapa orang karyawan memperhatikan mereka dari kejauhan dengan tatapan penuh tanda tanya.

Tidak ingin menjadi bahan gosip para karyawan di sana, Feyla lalu menegur Deon.

"Deon, sambutlah salam perkenalan Runi," titah Feyla.

Dengan menggeser sedikit tubuhnya ke arah Deon, Feyla berbisik di telinga Deon.

"Lihatlah di sekelilingmu, kita bakal jadi pusat perhatian orang jika kau masih terus begini."

Deon melirik ke kiri dan ke kanan. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Feyla.

Akhirnya dengan terpaksa Deon menyambut uluran tangan Runi.

"Deon," ucapnya singkat lalu buru-buru menarik tangannya dengan cepat kala dia merasa tangan Runi berusaha menggenggam erat tangannya.

Runi mendengus kesal dalam hati melihat perlakuan Deon padanya karena baru kali ini ada pria yang berani bersikap dingin padanya.

Selama ini tak ada seorang p

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Madu Pemberian Ipar    Dilema

    Memikirkan hal itu, Pak Indra menghembuskan napas panjang."Kenapa, Pa?" tanya Feyla yang kebetulan menengok ke arah ayahnya itu."Tidak apa-apa, papa hanya merasa senang karena Randy terlihat sudah lebih baikan daripada tadi," kilah pria paruh baya itu."Benar, Pa dan semua itu berkat mas Yanto," puji Feyla sambil tersenyum.Mendengar pujian Feyla, Yanto tampak sedikit salah tingkah."Ah, nggak juga Fey, ini semua karena Randy anak yang baik dan penurut," tukas Yanto yang tidak ingin dianggap besar kepala mendapatkan pujian dari Feyla."Randy memang anak yang penurut, tapi dia lebih penurut jika Mas ada di sampingnya," balas Feyla."Ha ha ha...kamu bisa aja Fey," jawab Yanto sambil tertawa."Om, Om jangan pulang dulu ya. Om tidur di sini saja sama Randy," celetuk Randy tiba-tiba.Yanto sedikit kaget mendengar permintaan Randy."A-Apa Ran?""Itu Mas, Randy minta kamu nginap aja di sini dulu. Dia masih kange

  • Madu Pemberian Ipar    Randy Sakit 

    "Gimana keadaan Randy, Fey?" tanya Yanto ketika kakinya telah menjejak di lantai ruang tamu rumah mewah itu."Masih belum stabil, Mas. Demamnya masih tinggi meski sudah diberi obat dan dia terus manggil-manggil namamu," jelas Feyla dengan wajah cemasnya."Kalau gitu, ayo antarkan aku menemui Randy sekarang," ucap Yanto dengan wajah tak kalah cemasnya.Feyla mengangguk dan dengan langkah lebar, mereka berdua segera menuju ke kamar Randy.Ternyata orang yang menelpon Yanto itu adalah Feyla. Yanto sengaja menyamarkan nama Feyla dengan id caller 'Dika 2' untuk menghindari kecurigaan Viana jika sewaktu - waktu Feyla menelepon dan Viana melihat nama si penelepon itu adalah Feyla.Yanto tidak ingin kelak terjadi keributan antara dia dan Viana karena Yanto mengetahui bahwa sampai pada detik ini, Viana masih menaruh rasa cemburu kepada Feyla.Setibanya di kamar Randy, Yanto melihat Randy sedang terbaring lemah di atas ranjang. Matanya tertutup rapat,

  • Madu Pemberian Ipar    Ajakan Berlibur 

    Mendapat kemarahan dari Feyla, Deon tampak sedikit kaget bercampur rasa tersinggung, tapi dengan segera dia bisa menetralisir perasaannya.Dia mengulas senyuman tipis untuk menutupi perasaannya."Baik, Bu. Saya mengerti. Maafkan atas kelancangan saya. Kalau begitu, saya permisi dulu."Feyla melirik sekilas ke arah Deon lalu membuang muka ke arah lain dengan raut wajah yang masih memendam amarah.Melihat sikap Feyla demikian, Deon menghela napas sebelum akhirnya dia meninggalkan ruangan itu. Selama beberapa menit lamanya Feyla duduk terdiam sebelum akhirnya dia kembali melanjutkan pekerjaannya.Sementara itu, Haris yang telah duduk di dalam mobilnya tampak merenung mengingat semua hal yang telah dialaminya sebentar ini.Entah dorongan dari mana, dia mengeluarkan dompetnya, menarik lembaran cek dari dalam dompet dan memandang nominal yang tertera pada lembaran tersebut.Batinnya berperang antara membenarkan dan menyalahkan keputusan yan

  • Madu Pemberian Ipar    Selembar Cek Untuk Haris

    "Hal apa yang harus kulakukan?" Haris memberanikan diri untuk bertanya."Aku ingin Anda memberitahukan kepada Viana bahwa aku tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan suaminya, selanjutnya Anda juga harus mengedit beberapa buah foto untuk memperkuat pernyataan tersebut. Terserah bagaimana caranya, yang penting Viana percaya bahwa antara aku dan suaminya tidak ada affair dan hubungan kami murni sebatas hubungan kerja atau hubungan antara atasan dan bawahan," papar Feyla.Haris terlihat menimbang-nimbang permintaan Feyla.Melihat kebimbangan Haris, Feyla pun kembali melanjutkan ucapannya."Jika kau bersedia melakukan itu, maka disamping istrimu selamat, aku juga akan memberikanmu sejumlah uang yang dapat kau gunakan untuk membelikan kaki palsu buat istrimu. Bukankah hal itu yang menjadi keinginan terbesarmu saat ini?"Haris terbelalak, dia menelan salivanya dengan kasar. Tak pernah diduganya bahwa Feyla mengetahui seluk beluk kehidupannya hingga sejau

  • Madu Pemberian Ipar    Terpaksa Berkhianat 

    Haris menghela napasnya. Dalam keadaan terjepit seperti ini, dia mana bisa mempertimbangkan hal lain selain keselamatan istrinya sendiri. Sempat terpikir olehnya untuk kabur dari sana, tetapi dia masih bimbang."Jangan pernah coba berpikir untuk kabur dari sini, Pak Haris jika Anda masih ingin melihat istri Anda dalam keadaan selamat."Seolah dapat membaca pikiran Haris, pria di samping Feyla telah mengultimatumnya terlebih dulu.Akhirnya, dengan berat hati dia mengambil sebuah keputusan."Baiklah, aku akan bicara. Sebenarnya aku memang ditugaskan untuk memata-matai Anda dan salah seorang karyawan Anda yang bernama Yanto," beberapa Haris kepada Feyla."Siapa yang menyuruhmu?" tanya Feyla dengan nada dingin.Haris tidak langsung menjawab. Dia terdiam untuk beberapa saat. Batinnya berperang antara mengatakan atau tidak."Siapa?!" desak Feyla dengan intonasi yang meninggi."Viana, istri Yanto."Pengakuan itu akhirnya melunc

  • Madu Pemberian Ipar    Haris Ketahuan 

    Dua hari sebelumnya...Siang itu, Haris tengah berada di dalam mobilnya yang terparkir di depan gedung kantor Feyla, dia sedang memantau aktivitas Yanto dan Feyla.Beberapa bukti kedekatan Yanto dan Feyla telah berhasil diabadikannya melalui kamera ponselnya secara diam-diam.Sembari mengawasi, Haris menggulir ponselnya, memperhatikan beberapa foto hasil jepretannya."Ternyata benar dugaanmu, Vi. Suamimu terlihat memiliki hubungan spesial dengan bos nya," gumam Haris.Tatapan Haris tertuju pada sebuah foto yang memperlihatkan Yanto dan Feyla sedang berada di sebuah taman bermain anak-anak. Posisi duduk mereka berdekatan dengan jemari tangan yang saling bertautan. Kemudian pada foto yang lain terlihat mereka saling melempar senyum dan tatapan mesra satu sama lain."Kasihan kamu, Vi. Aku juga tak menyangka suamimu akan berbuat begini. Padahal dulu kamu begitu antusias menceritakan kebaikan dan perhatiannya padamu. Semoga kamu kuat menerima ken

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status