Share

Bab 2

Entah dia seorang penolong yang diberikan tuhan kepadaku agar aku tidak menjadi gelandangan di negara ini atau bukan. Tapi aku sangat bersyukur karna dengan pekerjaan ini aku akan bisa menerima gaji dan kembali ke negara asal ku sesuai janji dan surat kontrak yang sudah aku tandatangani semalam.

Flashback:

Aku dibawa masuk bersamanya kedalam mobil. Mobil berjalan seiring diriku yang berharap cemas supaya nasibku kelak akan baik-baik saja menerima pekerjaan ini.

"Ed, berikan kepadanya surat kontrak itu!" Ujarnya kepada seseorang yang mengemudi mobil ini. Pria yang aku tau bernama Ed itu memberikan selembaran kertas yang langsung aku baca dengan teliti.

Isi kontrak itu berisi:

1. Pekerja hanya akan menjalani pekerjaan selama 6 bulan tidak lebih dan tidak kurang.

2. Pekerja hanya mengerjakan seluruh tugas merawat seorang bayi.

3. Pekerja harus menetap selama kontrak kerja berakhir

4. Jika melanggar atau membatalkan kontrak akan didenda dengan harga nyawa.

"Hei. Aku keberatan dengan syarat no 4!" Ujarku karna dendanya terlalu menakutkan. Lalu pria yang bernama Ed itu tiba-tiba memberikan seikat uang dolar kapadaku.

"Ini adalah uang muka, jika nona ingin menanda tangani kontrak ini." Ujar Ed kepadaku. Karna tidak mau membuang harta didepan mata, aku pun langsung menandatangani surat kontrak ini.

Flashback end.

Semalam aku dibawa kesebuah Mension yang sangat besar yang disetiap sudutnya dijaga oleh pria berbadan besar. Dan kupikir mension ini milik pria tampan itu.

Pria itu bernama Alexander De Franciso

Setelah tadi malam aku diperkenalkan oleh Ed kepada mereka semua termasuk para pembantu.

Dan pagi ini aku mulai menjalani pekerjaan ku sebagai pengasuh bayi berusia satu tahun. Bayi yang cukup imut dan lucu itu berhasil membuatku gemas. Bayi itu bernama Sean.

"Sean mau makan?" Ujarku dengan sedikit membuat irama ketika berbicara dengan Sean kecil. Seolah mengerti Sean lantas berbicara dengan bibir yang mengeluarkan air liur.

Yah, inilah pekerjaan ku selama 6 bulan kedepan. Dan kuharap aku akan baik-baik saja selama aku disini.

••••

Rumah yang besar tapi sangat sepi. Hanya diisi oleh suaraku dan Sean kecil saja. Saking sepinya, rumah ini seperti bergema ketika aku berbicara.

Ngomong-ngomong soal Alexander? Pria itu tidak terlihat batang hidungnya sejak tiga hari yang lalu. Setelah malam aku datang ke mension ini aku sudah tidak melihat dirinya sama sekali.

"Lelaki macam apa yang meninggalkan anaknya selama tiga hari?" Monologku sambil menatap Sean kecil yang tertidur dengan damai.

Dari lantai bawah aku mendengar suara sepatu yang cukup ramai. Aku yang berada dilantai 2 lantas langsung menoleh kebelakang lalu berjalan dan berdiri dari atas sini sambil memperhatikan siapa yang datang.

Dibawah sana terlihat Alexander dengan beberapa anak buahnya dam juga ada Ed yang berada disisinya.

Kalau dilihat-lihat mereka semua seperti sekumpulan mafia yang diketuai oleh Alexander sebagai bos dari mereka.

Lama menatap wajah tampan Alexander dari atas ini tak sengaja tatapan ku dan dia bertemu. Cukup lama hingga aku memutuskan kontak mata terlebih dahulu lala berbalik pergi menuju Sean yang masih tertidur itu.

Jantung ku berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya. Ditatap oleh mata elang dan orang setampan Alex siapa yang tidak berdebar?

"Bagaimana dengannya?" Ujar suara bariton yang ku kenali itu. Aku menoleh ke belakang dan disana berdiri Alexander dengan Ed yang masih berada di sisinya.

"Dia baik-baik saja , dan sekarang sedang tidur, Tuan." Ujarku lalu berdiri. Alex memperhatikan ku dari atas sampai bawah. Aku tidak berani menatapnya.

"Jaga dia dengan baik!" Ujarnya lalu berbalik.

"Siap, Tuan. Saya akan menjaga anak tuan hingga tumbuh sehat." Ujarku dengan semangat lalu tanpa kuduga Alex berblik dan menatapku nyalang.

"Ulangi apa yang kau katakan tadi!" Ujarnya sedikit membentak.

"S-saya akan menjaga anak Tuan hingga tumbuh sehat." Ujarku sedikit terbata-bata. Udara disekelilingku sudah terasa dingin dan ubun-ubun kepalaku terasa mendidih.

"Perlu kau ketahui gadis Asia. Jika anak itu bukanlah anakku!" Ujarnya dengan nada penekanan saat menyebut kata 'anakku'.

'jika bukan anaknya, lalu anak siapa ini?' batinku bertanya-tanya.

" Ed jelaskan kepadanya!" Ujar Alex lalu pergi menuju lantai tiga.

Aku menatap Ed yang tertawa geli kearahku. Aku menaikan sebelah alisku pertanda aku ingin tahu.

"Sean bukanlah anak dari tuan Alex. Sean adalah anak dari nyonya Jean dan tuan Philip."

Jelas Ed kepadaku.

"Lalu dimana mereka berdua? Kenapa mereka meninggalkan anak yang manis ini seorang diri?" Tanyaku.

"Tuan dan nyonya sedang ada pekerjaan dan sambil bulan madu mereka lalu menitipkan bayinya kepada Tuan Alex."

"Lalu apa hubungan Tuan Alex dengan mereka?"

"Tuan alex memiliki hubungan saudara dengan nyonya Jean. Dan tuan Alex adalah satu-satunya adik dari nyonya Jean.

"Lalu dimana kedua orang tua mereka?"

"Anda tidak perlu mengetahui tentang itu nona." Ujar Ed tanpa membuang senyum sedikitpun.

"Oh, maafkan aku karna terus bertanya kepadamu Ed." Ujarku karna menyadari jika terlalu banyak bertanya kepada Ed.

"Tidak apa-apa nona." Ujar Ed lalu berlalu pergi menyusul Alex di lantai tiga.

Aku kembali duduk tepat disamping Sean yang masih tertidur. Cukup lama dia tertidur hingga aku juga ikut tertidur tepat disamping sean.

Aku dan sean bermain dilantai dua karna disitu sudah terletak permainan bayi begitupun ada bantal jika sean lelah maka akan mudah untuk ditiduri disana.

Cukup mudah ternyata merawat bayi apalagi merawat Sean yang tidak penangis dan tidak banyak tingkah ini.

•••

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status