Share

5# Pudar

Summary,

Jika ada sebuah pepatah yang berujar mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan, mungkin hal ini benar.

Mengemban serta mempertahankan huru-hara sebuah asmara bukanlah sebuah hal yang mudah bagi kisah cinta rumah tangga.

Bagai sebuah bahtera kapal yang sedang berlabuh, berlanglang buwana untuk menerjang badai ombak dilautan sana. Jika sang Nahkoda tabah, mungkin semua akan baik-baik saja melanjutkan perjalanannya. Tetapi jika sang nahkoda sudah tergoda, maka semua bisa musnah seketika.

Angan selalu terucap jika keberhasilan seorang istri adalah bisa menuruti semua keinginan suami. Tetapi bagaimana jika ini semua terasa mustahil bagi Anin? Bagaimana kalau ia tidak bisa memberikan keturunan untuk Revan?

__________________________________________

Cincin yang melingkar dijarinya seolah palsu, ikrar sumpah yang mengisyaratkan meleburnya kedua rasa seolah adalah sebuah rekayasa yang sengaja dibuat untuk memainkan sanubarinya.

Mengapa Revan hanya menganggap perkawinan ini sebagai sebuah permainan? Padahal pernikahan adalah hal sakral yang diucapkan untuk mengikat hati sehidup semati.

Mungkin jika Anin mengetahui perihal ini sebelumnya, ia pasti tidak akan pernah menyinggahkan perasaannya kepada sosok Jangkung yang ia cintai selama ini.

Cincin pernikahan yang seharusnya melambangkan bahwa cinta itu suci, seolah malah terganti bagai sebuah harga diri yang bisa dibeli.

.

Malam mulai menyerpa tetapi si jangkung disana masih terlihat setia dengan laptop kerjanya. Revan yang rela begadang demi memantapkan pembelaan terhadap Tuan Weird esok pagi.

Motif kejahatan pelaku dalam kasus ini sungguh rumit, baru saja kemarin si pelaku berhasil memblokir situs jaringan milik tim penyidik dan menghapus semua bukti yang sudah Revan berhasil kumpulkan sebelumnya, tetapi Revan bukanlah orang yang bodoh sebelumnya ia masih sempat menyalin data tersebut di laptopnya.

Bukan hanya itu ternyata Revan sudah menyiapkan ini jauh-jauh hari, ia bisa menebak jika pasti pelaku busuk tersebut akan menyiapkan berbagai macam akal untuk menggagalkan atensi Revan di pengadilan nanti.

Revan juga bahkan menyalin seluruh datanya di dalam cache sang klien jika saat nanti Akun miliknya di blokir lagi oleh penjahat tersebut.

Pagi ini Revan bersiap untuk menuju pengadilan membawa semua persiapan yang sudah ia lakukan sebelum-sebelumnya. Anin juga sudah menyiapkan segala kebutuhan Revan mulai dari pakaian kantor sampai sarapan dan bekal untuk sang suami semua sudah siap seperti hari biasanya.

"Mas sarapan dulu ya, sudah aku siapkan dibawah," Ujar Anin kepada Revan di kamar.

Revan terdiam dan seolah tidak peduli dengan sapaan sang istri nya tersebut, ucapan tawaran hangat Anin seolah tidak berarti justru si jangkung malah membalas dengan sebuah sengitan kata yang bisa berujar luka.

"Mulai sekarang jangan sok memperdulikan ku, semakin hari aku semakin muak melihat tingkahmu,"

Revan ini Anin, ini istrimu Van.... Apa yang kau ucapkan padanya barusan? Bukankah sudah menjadi tugas seorang istri untuk melayani suaminya?

Anin hanya diam, menahan sesaknya hati yang sebentar lagi akan berubah menjadi air mata linang, tapi ia tidak ingin menangis di depan Revan. Anin tidak mau Revan menganggap nya sebagai wanita lemah.

Anin harus berbuat apa sekarang? Cinta Revan terhadap dirinya sudah benar-benar mengikis. Apakah ia harus menemui dokter Reno kembali?

.

Suasana begitu mencekam di kantor pengadilan pusat sekarang, hari ini adalah hari dimana sebuah keadilan akan ditegakkan untuk Tuan Weird ayah dari Jessica.

Hakim sudah mulai membuka sidangnya dengan membaca semua kronologi laporan dari masalah yang akan di gugat tersebut.

"Sidang siang ini adalah untuk mengadili sebuah kasus yang mengatakan jika CEO Weird tersandung kasus dengan motif Penggelapan dana sebesar 5 triliun rupiah, serta tindakan jual beli Informasi pribadi secara ilegal." Ujar Sang hakim untuk mengawali sidang ini.

Revan yang duduk di bawah sebagai seorang pembela disana juga hadir Sekretaris yang Revan tuduh serta pengacara nya juga turut andil.

"Untuk yang pertama saya minta Pengacara Revan untuk memberikan pembelaan terhadap klien anda," Lanjut Sang Hakim.

Revan berdiri dari posisinya bersiap untuk mengatakan apa yang selama ini ia pendam untuk mengungkit semua kasus tersebut.

"Terima kasih sebelumnya untuk yang mulia, disini saya selaku pembela dari Tuan Weird akan mengatakan semua kejujuran dalam kasus ini," Buka Revan.

"Kasus Penggelapan dana dan pencurian Informasi untuk dijual belikan yang menyandung Tuan Weird menurut saya bukanlah kasus yang sepele. Menurut Tim Penyidik yang saya tugaskan motif dari pelaku kejahatan disini sudah membawa nominal perusahaan sebesar separuh aset dari perusahaan itu sendiri dengan mengkambing hitamkan kepada orang lain dan menuduh korban pelaku kejahatan sehingga kedok pelaku tidak akan terlihat," Ujar Revan dengan nada yang ia keluarkan sesabar mungkin, karena kode etik seorang Advokat tidak boleh membela kasus dengan perasaan emosi menyulut.

"Bukan hanya itu saja, bahkan pelaku juga mencuri data informasi rahasia milik perusahaan Weird untuk dijual belikan kepada rival Weird Corp, bukankah ini sangat merugikan klien saya yang mulia hakim?" Lanjut Revan.

Jessica menatap hebat sosok yang ada didepannya saat ini, ia berujar dihatinya jika Revan saat ini sungguh bijaksana.

"Baiklah laporan pembelaan kami terima, silahkan Pengacara pihak Tuan Desta boleh mengutarakan sanggahan," Desta Wijaya seorang Sekretaris yang sudah lama menjadi tangan kanan sekaligus orang kepercayaan Tuan Weird sejak lama, tapi nyatanya sekarang namanya justru yang menjadi sasaran atas pengkhianatan yang ia lakukan.

Pengacara sewaan Tuan Desta berdiri seperti apa yang dilakukan oleh Revan sebelumnya sebagai seorang pengacara atau pembela hukum.

"Terima kasih sebelumnya yang mulia, keberadaan saya disini adalah untuk menegakkan keadilan hukum klien saya, saya sangat menyanggah apa yang baru saja diutarakan oleh pengacara Revan sebelumnya, menurut saya ucap an nya barusan seolah langsung menuduh tertujukan kepada Tuan Desta Klien saya tanpa adanya bukti apapun," Ucap pengacara Tuan Desta Sekretaris Tuan Weird.

"Tanpa ada sebuah kata embel-embel apapun, pihak lawan dengan mudahnya langsung merujukan tuduhannya seolah Klien saya adalah tersangka tanpa bukti apapun, ini juga bisa menyangkut UU terkait Pencemaran nama baik dimana diatur dalam Pasal 310 ayat (1) yang mulia." Lanjut pembela penjahat bermuka dua tersebut.

Oh tuhan andai saja Revan tidak membebankan kode Etik seorang Advokat pasti ia akan langsung meninju kepala si Desta ini, bahkan mukanya seolah dibuat sendu untuk memancing keprihatinan para hakim yang tengah duduk disana.

"Sungguh bajingan berkelas," batin Revan.

Hakim terlihat masih menimbang perdebatan di antara kedua pihak ini. Tetapi Revan seakan tidak ingin kalah, ia punya bukti kuat yang ia bawa sekarang.

"Pengacara Revan apakah anda memiliki bukti kuat atas tuduhan yang anda tujukan kepada Tuan Desta tadi?" Tanya Hakim.

Revan menyeringai menang, sudahlah mungkin sebentar lagi tamat riwayat Sekretaris pribadi Tuan Weird ini. Revan bergegas maju membawa semua bukti tersebut kepada hakim yang bertugas.

Sang Hakim dengan telaten mengecek satu per satu bukti yang sudah diberikan, dan apakah kalian tau bagaimana reaksi Hakim tersebut? 

~~ Bamm ~~

Netra Tuan Desta melotot tatkala dirinya melihat rekaman Cctv yang baru saja ditayangkan pada sebuah proyektor. Disana ia terlihat sedang berbicara kepada seseorang dan memberikan segepok uang kepada orang, dan orang tersebut adalah orang yang bersedia untuk menjadi tuduhan Tuan Desta, korban kambing hitamnya. Jika begini, orang tersebut juga akan mendapatkan hukuman  nantinya karena sudah membantu melancarkan tindak kejahatan.

Pihak lawan hanya diam, untuk kedua kalinya Revan tersenyum menang.

"Tuan Desta beri tau kejadian yang sesungguhnya atau kasus ini akan lebih berlanjut," Ucap Tuan Hakim di pengadilan.

Tuan Desta hanya diam tanpa mengisyaratkan apapun, ah apa semudah itu penjahat berkedok malaikat ini menyerah begitu saja.

Tuan Weird sedaritadi hanya menatap bangga atas kerja pengacara nya itu, memang sudah tepat jika Tuan Weird  menyerahkan masalah seperti ini kepada pembela seperti Revan.

"Tuan Desta anda terbukti bersalah dan akan ditindaklanjuti lebih lanjut terkait hukuman anda nanti, sidang selesai terima kasih," Ucap akhir hakim untuk mengakhiri sidang.

Netra Jessica tak lepas dari si Jangkung yang kini menyandang sebagai seorang pengacara ayahnya. Menurut Jessica, Revan sangat berbeda tidak seperti dulu, memang jika dulu sosok Revan ini sangat tidak lepas dari aura bijaksananya. Tetapi mengapa sekarang ini aura itu semakin bertambah? inilah yang dilihat Jessica sekarang.

"Pengacara Revan, saya sungguh terima kasih atas jasa kerjamu, saya akan menepati apa yang aku janjikan sebelumnya," Tuan Weird menjabat tangan Revan.

.

Selepas dari acara persidangan, Tuan Weird meminta Jessica untuk berbicara sejenak kepada Revan untuk membahas kontrak kerja sama selanjutnya sebagai seorang pembela hukum di perusahaan Weird Corp.

Suasana di sana semakin canggung, Jessica hanya menunduk tidak berani untuk menatap mata tajam milik si Jangkung itu.

"Hai Jes bagaimana kabarmu?" Jessica langsung menengok ke arah Revan.

Senyuman itu, senyuman yang dulu selalu membuat Jessica bahagia kini hadir kembali di depannya.

"Ah Revan sebaiknya kita langsung membahas hubungan kontrak kerja sama saja karena aku tidak memiliki banyak waktu," Jessica segera menghapus ingatan yang sepintas muncul di benaknya terkait masa lalunya dan Revan dulu.

"Mengapa buru-buru sekali, apa kau tidak merindukan ku? hehe"

"Oh Tuhan, apa yang baru saja kau katakan, Revan" batin Jessica dalam hati.

"Meninggalkan tanpa kabar, apa itu perbuatan yang sopan? Disaat hubungan kita yang mulai terasa seperti madu tetapi kau malah meninggalkanku tanpa ada sepatah kata apapun," Revan semakin membuyarkan atensi Jessica.

"Bahkan kita belum saling mengujarkan kata berpisah atau putus dulu, apa kau melupakan itu semua? apa kau justru hanya pura-pura lupa setelah bertemu denganku?" Lanjut Revan.

Jessica hanya terdiam membeku setelah mendengar semua ucapan Revan. Memang benar ini semua salah Jessica. Sungguh jika ditanya Jessica tidak ada niatan sama sekali untuk meninggalkan Revan, ia sangat mencintai si Jangkung nya.

Seribu janji yang dulu sempat kedua sejoli ini ujarkan untuk selamanya hidup bersama lenyap begitu saja akibat sebuah atensi cita-cita yang menuntut mereka untuk saling meninggalkan.

"Revan maafkan aku, maaf sudah meninggalkanmu saat itu. Tapi, itu semua atas permintaan ayahku, kau tau jika aku anak sulung dan ayahku saat itu berharap untuk meneruskan perusahaannya, jadi ia memintaku untuk pindah ke luar negeri dan menghabiskan waktu hanya untuk bersekolah tinggi disana," Ujar Jessica.

"Apa hanya kau yang merasakan lara kala itu, Revan aku juga merasakan nya. Hiks aku sangat mencintaimu dulu, aku bahkan selalu mengingat bayanganmu waktu aku ke luar negeri, aku kehilangan dirimu Revan hiks," Air mata Jessica kini hadir mengingat lara yang sempat menguasai dirinya dulu.

"Sampai dimana saat aku mendengar kau menikah, apa kau tau apa yang kurasakan saat itu? Jiwaku hancur disana, aku hanya bisa menangis. Rencana yang ku buat untuk kembali bersamamu hancur begitu saja kala aku mengetahui kamu sudah menikah dengan wanita lain." Lanjut Jessica. Hatinya sudah tidak bisa menahan ini semua, mungkin ini waktu yang tepat untuk mengatakan segalanya kepada Revan, Jessica lelah harus menahan rasanya seorang diri.

Alunan tangis semakin sendu, Revan melihat Jessica yang sedang hancur. Mengira hanya ia yang rapuh, tapi nyatanya disini Jessica lebih rapih. 

~~ Grep ~~

Revan segera merengkuh tubuh Jessica menenangkan gadis cantik ini dengan memeluknya.

"Hiks kau boleh mengatakan jika aku penjahat, tetapi demi apapun aku sangat menderita saat itu. Cintaku untukmu kala itu seolah tidak mau pergi dari hatiku, kenangan indah yang selalu kau ciptakan untukku seolah tidak ingin pergi dari anganku," Ucap Jessica disela tangisnya.

Revan mengecup pucuk kepala si gadis dengan lembut tanpa berfikir jika masih ada orang yang setia menunggu nya di rumah sekarang.

"Sst sudah cukup jangan menangis, apa kau tau jika dari dulu tangismu itu sangat melukai hatiku, maafkan aku," Ujar Revan yang terlihat masih setia merengkuh tubuh si cantik.

🍂 Jessica POV 🍂

Revan jika kau tau perasaan ku saat itu, saat diriku terpaksa pergi untuk meninggalkan mu.

Dunia seperti semu bagiku kala itu, dimana senja senyumku seketika berubah menjadi sendu.

Rasaku yang terlalu kuat untukmu, cintaku yang terlalu bodoh untuk memberikan semuanya untukmu. Aku yang kala itu selalu mengingat segala kenangan mu.

Tapi sekarang dimana masa lalu yang berusaha aku lupakan karena aku tidak ingin mengganggu kehidupan mu lagi, tetapi mengapa takdir seolah menemukan mu denganku kembali.

Apa kau tau semenjak kita tidak bersama lagi, hatiku seolah tertutup dan trauma untuk mengenal segala yang terkait dengan cinta.

Tapi sekarang kau kembali dan sedetik memberiku rasa nyamanmu lagi untukku. Demi tuhan aku tidak ingin hatiku mengingat segalanya tentangmu lagi. Kau sudah beristri Revan, aku tidak ingin dicap sebagai seorang pengganggu untuk bahtera rumah tanggamu.

🍂 Jessica POV End 🍂

.

" Mengapa mas Revan semalam ini masih belum pulang," Ujar Si cantik yang tampak khawatir.

"Apa pekerjaan sesulit ini, apa tadi mas Revan sudah makan malam? Aku takut ia melupakan jam makan malam nya," sambung Anin bergumam, sembari mengujarkan doa di hatinya supaya Sang Suami baik-baik saja.

Seorang Ratu yang dengan khawatir nya menunggu Sang Raja di istana nya karena sang Raja yang masih terlihat belum kembali dari kepentingan nya.

Sang Ratu hanya tidak tau saja jika sekarang Rajanya sedang bersama Ratu baru yang dulu sempat ada di dalam kehidupan masa lalu.

Jangan sampai sang Raja tega memilih ratu baru dan meninggalkan ratu utamanya di istana hanya karena ratu istana yang tidak dapat memberikan seorang putra mahkota bagi raja tersebut.

TBC,

__________________________________________

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status