Share

6# Siap Terluka

Summary,

Jika ada sebuah pepatah yang berujar mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan, mungkin hal ini benar.

Mengemban serta mempertahankan huru-hara sebuah asmara bukanlah sebuah hal yang mudah bagi kisah cinta rumah tangga.

Bagai sebuah bahtera kapal yang sedang berlabuh, berlanglang buwana untuk menerjang badai ombak dilautan sana. Jika sang Nahkoda tabah, mungkin semua akan baik-baik saja melanjutkan perjalanannya. Tetapi jika sang nahkoda sudah tergoda, maka semua bisa musnah seketika.

Angan selalu terucap jika keberhasilan seorang istri adalah bisa menuruti semua keinginan suami. Tetapi bagaimana jika ini semua terasa mustahil bagi Anin? Bagaimana kalau ia tidak bisa memberikan keturunan untuk Revan?

__________________________________________

Netra Revan seakan tidak ingin terlepas pada satu orang yang kini ada di depannya. Menurut Revan Jessica tidak jauh berubah seperti dulu, hanya saja disini Jessica yang ia lihat adalah Jessica yang lebih dewasa.

"Jess jujur kepadaku, apa kau masih mencintai ku sampai sekarang?" Pertanyaan Revan barusan membuat Jessica bimbang untuk memberi jawaban.

"Jika aku boleh mengucapkan ini, sebenarnya aku masih belum bisa melupakan rasamu sampai detik ini," Lanjut Revan yang sebenarnya sedikit berat mengatakan hal ini.

Hati Jessica Seketika bergetar kembali mendengar ucapan Revan barusan, tidak pasti Revan hanya bercanda saja mana mungkin Revan yang sudah memiliki istri mencintai dirinya.

Tidak Jessica tidak boleh menanggap ini serius, pasti Revan hanya mempermainkan nya saja.

"Jangan bercanda kau sudah memiliki istri, aku tau istrimu, dia Anin bukan. Kulihat dia sangat cantik," Jessica tersenyum seolah ingin mengajak Revan bercanda.

"Untuk sekarang kita cukup berteman saja, aku tidak ingin menjadi perusak hubungan orang," sambung Jessica.

Revan yang mendengar penuturan Jessica menyeringai tidak percaya, Revan tau pasti apa yang Jessica katakan tidak sesuai dengan apa yang ada dihatinya.

"Jangan mencoba menyembunyikan isi hatimu itu di depanku, aku tau semuanya," Ujar Revan kepada Jessica.

"Aku tau sedikit tentang Anin, Anin adalah gadis yang baik, pasti kau sangat beruntung bisa memiliki nya Van," Sebenarnya setelah mengetahui kabar jika Revan sudah menikahi, Jessica kala itu berniat mencari tau profil istri Revan karena Jessica tidak ingin Revan salah memilih pasangan.

"Tapi itu semua tidak seperti apa yang kau pikirkan," Bukannya membenarkan, Revan justru seolah tidak setuju dengan apa yang gadis cantik ini katakan.

"Kau pasti tau jika aku putra tunggal dikeluargaku, bukankah pasti sebuah keluarga besar menginginkan seorang keturunan terlebih keluarga Pratama yang hanya bisa mendapatkan keturunan dariku. Tetapi istriku tidak bisa memberikan nya," Ujar Revan pada Jessica.

Muncul perasaan sedikit tidak percaya saat Revan berucap seperti ini, tapi Jessica juga berfikir pernikahan Revan dan Anin sudah terjalin 3 tahun dan nihil sampai sekarang juga masih belum mendapatkan momongan.

"Jika sedari awal aku mengetahui jika Anin cacat, aku tidak mungkin memilihnya sebagai pasangan ku. Mungkin aku akan mengejarmu," Revan apa yang baru saja kau ucapkan, pernikahan bukanlah sebuah main-main. Jika kau sudah berjanji untuk hidup sehidup semati maka pamali jika kau mengucapkan hal seperti apa yang barusan kau ucapkan itu.

Jessica melihat wajah penuh kekecewaan si jangkung yang sedang ada di depannya ini. Perasaan Iba mulai menjalar di hati si cantik.

"Apa kalian sudah mencoba melakukan program hamil?" Tanya Jessica kepada Revan.

"Baru saja kemarin kita pergi ke dokter kandungan berencana melakukan program, tapi dokter berkata jika Rahim Anin bermasalah jadi harus melewati fase-fase terapi tertentu dulu untuk bisa melakukan nya," Terang Revan pada Jessica.

"Revan bersabar lah doaku akan selalu yang terbaik untukmu, semangat," Senyum Jessica cerah disana membuat Revan tertegun seketika melihat indahnya bidadari ciptaan Tuhan ini.

Hari semakin malam, bahkan jam arloji sudah menunjukkan pukul 10. Jessica menengok ke arah arloji cantik yang tengah ia pakai sebentar.

"Em Revan ini sudah malam, aku akan pulang terlebih dahulu, terkait pembicaraan kontrak kerja bagaimana kalau kita lanjutkan esok?" Ucap Jessica lembut.

Jessica benar ini memang sudah malam, memang dari dulu Jessica adalah anak yang tidak terlalu suka begadang dan merasakan angin malam, Revan masih mengingat ini.

"Kau pulang bersama siapa Jes?" Revan mencoba bertanya karena menurutnya dari tadi ia tidak melihat Jessica membawa mobil.

"Aku akan naik taksi," Jawab Jessica disertai senyum simpulnya.

"Biar kuantar, tidak baik seorang wanita pulang larut dengan orang asing," Jessica langsung menggeleng kuat, ia tidak ingin merepotkan Revan pasti sekarang istrinya sudah khawatir menunggu nya.

"Revan tidak perlu, aku akan naik taksi saja. Lagi pula naik taksi juga aman kan," Jessica mencoba menolak penawaran si jangkung.

"Tidak aku sudah berjanji pada Tuan Weird untuk memastikan mu dalam keadaan baik," Revan tetap kekeh dan berakhir lah Jessica yang kalah dalam perdebatan ini, lagi pula siapa yang bisa menang melawan kemampuan berbicara Seorang Pengacara Revan.

Tidak ada pembicaraan apapun di mobil Revan, Jessica yang hanya menunduk takut. Jessica takut jika ada seseorang yang memergoki keduanya mengingat jika Revan sudah memiliki seorang Istri, ya walau saja hanya menumpang untuk pulang tapi disini Jessica sungguh takut.

~~ Grep ~~

Tangan besar kini sudah menangkup tangan cantik Jessica.

"Mengapa sikapmu terhadap ku berubah, tidak seperti dulu," Ujar Revan dimobil.

Revan apa kau tidak berfikir disini kau sudah memiliki istri pastinya Jessica harus benar-benar menjaga sikap di depanmu, Jessica bukan siapa-siapa mu lagi.

🍂 Jessica POV 🍂

Apa boleh aku kembali mengutarakan egoku untuk kembali bilang jika rasaku hadir lagi.

Mengapa Mahacinta yang dulu memintaku untuk pergi sekarang seolah malah memintaku untuk kembali. Mendorong semuanya untuk kembali mengulang kebahagiaan lagi bersamanya.

Tetapi jika aku melakukan itu semua akan sangat salah, aku pasti akan memberikan luka yang sangat dalam kepada sosok hati yang mulia disana.

Jika boleh aku mengatakan, sedari dulu hatiku selalu meneriakkan nama Revan. Bahkan aku sudah berusaha untuk mencari pengganti nya tapi sangat susah.

Jika diriku selamanya tidak diizinkan untuk bersanding dengannya, bolehkah aku memiliki nya dalam dunia mimpi ku saja.

Mengapa hadirnya dia kembali seolah malah menyiksa batin ku, cerita yang pernah kita ujarkan kembali mengingat kan pikiran ku untuk memutar cerita-cerita bahagia yang ada di ingatan ku.

Sikap nya tidak berubah, Revan masihlah seorang yang keras kepala seperti dulu. Bahkan aku selalu kalah jika harus berdebat dengan nya sejak dulu.

Aku harus bisa mengikhlaskan segala perasaan ku ini, aku rela jika harus terluka. Aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuknya.

🍂 Jessica POV End 🍂

Mobil Revan kini sudah masuk di halaman rumah Jessica pertanda jika mereka sudah sampai.

"Revan terima kasih sudah mau repot-repot mengantarku," Ujar Jessica berkata terima kasih kepada Revan.

"Tidak masalah katakan saja jika kau membutuhkan ku," Jawab Revan sembari tersenyum teduh.

"Baiklah kalau begitu aku masuk dulu, selamat malam," Sambung Jessica.

"Tunggu dulu,"

~~ Cup ~~

"Selamat malam, selamat tidur dan mimpi indah Ica," 

~~ Deg ~~

Hati Jessica bergetar hebat dengan perlakuan Revan barusan. Si jangkung mengecup keningnya lembut serta membisikkan kata indah untuknya, dan Revan juga kembali menyebut panggilan sayangnya kepada Jessica dulu.

Coba saja kalian berada di posisi Jessica, kembali dihadapkan kepada sosok dari masa lalu yang sampai sekarang bahkan masih tersemat indah di hatimu. Apa yang akan kalian lakukan?

Wajah si cantik sudah benar-benar memerah hebat, dengan segera Jessica turun dari mobil ia tidak ingin Revan melihat wajahnya yang sudah seperti udang rebus.

"Bye Revan hati-hati dijalan," Jessica melambaikan tangannya ke arah si Jangkung, hingga memastikan jika mobil si Jangkung sudah hilang.

"Revan mengapa kau kembali mengingatkan rasaku untuk kembali mencintai mu hiks," Air mata itu kembali berurai saat mobil Revan baru saja pergi.

.

Revan kini baru sampai di dalam istana nya, Istana yang menurutnya hanya mengartikan kebosanan disana.

~~ Cklek ~~ 

Pintu terbuka karena Revan memiliki kunci kedua rumahnya, kunci satunya ada pada Anin. Dulu Revan sengaja membuat kunci rumah sebanyak dua buah agar disaat Revan lembur kerja sampai larut, ia tidak usah repot-repot meminta Anin membuka pintu itu.

Disaat si jangkung masuk kedalam rumah, netranya langsung menangkap seseorang yang tengah tertidur di sebuah sofa. Ya itu Anin, Anin selalu saja menunggu Revan di sofa saat Si jangkung belum pulang.

"Mas sudah pulang, sebaiknya mas mandi dulu sudah aku siapkan air hangat nya," Lihatlah kesabaran Anin menghadapi Revan yang sikapnya seperti ini.

Revan hanya sedikit memberi senyuman untuk sang istri. Anin seandainya saja kau bisa memberikan apa yang Revan minta pasti sikap Revan tidak akan pernah berubah.

"Mas Revan sudah makan malam tadi?" Tanya Anin lembut kepada sang suami.

"Aku lelah hari ini, bisakah kau simpan dulu semua pertanyaan mu itu," Deg lagi dan lagi ucapan Revan menghantam kembali perasaan sang Ratu.

Revan langsung melenggang pergi ke kamar meninggalkan Anin yang masih terdiam disana.

Sudah genap 3 bulan Revan berubah kepada Anin, cinta mereka seakan sirna, apalagi hari ini. Apa mungkin jika cinta Revan benar-benar lenyap setelah mendengar diagnosa dokter Reno kemarin?

.

Kasus tuan Weird yang sempat menjadi topik pembicaraan di media massa kini mencuat kembali dengan datangnya kabar jika Revan memenangkan kasus tersebut, semua stasiun Tv kini sedang membicarakan sosok pengacara yang namanya kini sedang melanglang buana sebagai pengacara tersohor.

Melihat kabar yang mencuat kesana kemari, pasti Orang tua akan sangat bangga dengan kesuksesan putranya. Seperti inilah apa yang dirasakan oleh Nyonya Renata, Nyonya besar keluarga Pratama.

Keluarga Pratama berencana mengadakan sebuah pesta keluarga untuk keberhasilan Revan, bahkan Nyonya Renata meminta Revan supaya Tuan Weird, kliennya itu untuk bergabung dalam acara keluarga mereka.

Pesta makan malam diselingi oleh acara barbeque terasa sangat meriah di mansion utama Keluarga Pratama. Hanya Revan, Anin, Tuan dan Nyonya besar Pratama, serta Tuan Weird juga Jessica tentunya ikut hadir dalam pesta tersebut.

Kemana orang tua Anin, mengapa tidak ikut?

Hari ini Orang tua Anin berhalangan untuk datang karena harus ada kegiatan mendadak di kantor cabang Korea Selatan.

Canda tawa saling berujar disana, tawa gembira atas kesuksesan Revan serta pujian untuk si Jangkung tersebut seolah memenuhi suasana acara ini.

"Nak selamat ya, Mama bangga padamu," Ujar Nyonya Renata kepada sang putra.

"Revan pertahankan gelar mu, Papa bangga padamu nak," kini giliran Sang Ayah yang berucap.

Jessica disana yang melihat ikut tersenyum seolah bangga atas pencapaian Revan yang diperoleh selama ini.

Anin disini serasa asing, bahkan ia baru tau jika klien suaminya nya adalah pemilik Perusahaan Weird Corp, biasanya Revan selalu memberi tau dirinya jika memiliki klien.

"Hai Anin kan, suami pengacara Revan?," Atensi Anin pecah saat ada sebuah suara yang menyapanya.

"Ah iya, kenalkan saya Anin Pratama suami Pengacara Revan," Anin menjabat tangan Jessica.

"Saya Jessica, putri dari Tuan Weird, semoga kita bisa menjadi teman ya," keduanya saling berjabat akrab, padahal Anin tidak tau jika Jessica sempat ada sesuatu dengan Revan.

Acara semakin berjalan lancar, keluarga Weird yang sekarang sudah dianggap keluarga Pratama sendiri bahkan sekarang lebih akrab.

"Sayang sekali, dibalik kesuksesan putraku dia masih belum dikaruniai momongan, sungguh anakku yang malang," Ujar Nyonya Renata disela candaan mereka.

"Seandainya saja Revan bertemu dengan Jessica dulu, pasti aku akan memaksa Revan untuk menikah dengan Jessica saja," lanjut Nyonya Renata.

Revan yang mendengar ucapan sang Eomma justru malah diam saja tidak menghentikan ucapan Sang Eomma padahal disana ada Anin yang sedari tadi menundukkan kepalanya.

Si jangkung juga tidak peduli dengan Anin, bahkan melirik ke arah istrinya saja tidak.

"Ma apa yang kau bicarakan," ini bukan suara Revan melainkan malah suara Tuan Besar Pratama, Tuan Mahendra Pratama.

Sungguh mengapa kini seolah Revan dan keluarga nya malah ingin memojokkan Anin.

🍂 Anin POV 🍂

Apa kau pernah memikirkan jika suatu saat kau meninggalkanku dan menyisakan begitu banyak bekas luka dihatiku?

Jika benar kau berniat untuk meninggalkan ku hanya karena sebuah kekurangan ku, lebih baik aku tiada daripada harus menangis sendu menatap dirimu yang begitu tega memainkan rasaku.

Aku tau perasaan mu untukku sudah mulai sirna, tetapi aku siap untuk menanggung semua luka kisah asmara kita.

Batin yang selama ini terikat kuat, cinta yang kala itu tidak pernah berucap sirna, kini mulai pupus.

Mas Revan andai kau tau perasaan ku sekarang pasti kau tidak akan pernah melakukan semua ini terhadap diriku.

Aku akan berjanji kepada semesta, jika namamu akan selalu tersemat di dalam sanubari ku, sanubari yang sudah tidak berarti bagimu lagi.

Jessica adalah sosok yang sangat cantik dan baik hati, benar kata Mama jika Jessica lebih pantas untuk mas Revan daripada aku, istri yang tidak bisa menyempurnakan suamiku.

Apa suatu saat nanti Mas Revan akan memilih Jessica daripada aku?

Jika memang benar, aku hanya meminta satu kepadamu Tuhan, kuatkan lah hatiku.

🍂 Anin POV End 🍂

Seandainya jika luka bisa ditukar dengan sebuah lentera, pasti semua orang akan menginginkan nya.

Mahligai istana yang dulu terbangun indah nan luas kini hancur begitu saja hanya karena sebuah dentuman tuba.

Apa arti dari sebuah cinta jika hanya menuntut sempurna, cinta yang hanya bergumam mesra, cinta yang hanya saling memikirkan arti bahagia tanpa merasakan apa latar belakang sesungguhnya.

Apa tugas yang sebenarnya dari Sang Mahacinta? jika salah satu dari sejolinya hanya memikirkan sebuah kesempurnaan yang sekarang hancur karena ketidak pengertian. 

Tbc,

__________________________________________

Komen (1)
goodnovel comment avatar
yudhasp
Hai teman-teman semoga kalian suka dengan cerita ini yh, 🤗
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status