Ia telah beberapa kali berada di dalam pelukan Kanaka, tapi biasanya tidak sepanas ini. Athalia menjauhkan sedikit tubuhnya dari Kanaka. Ia mengarahkan tangannya ke dahi Kanaka.
"Dia demam tinggi." Athalia bergumam sendiri. Tangannya menekan tombol untuk memanggil perawat.
"Kanaka! Kanaka!" Athalia membangunkan Kanaka dengan lembut, tapi tidak ada respon dari Kanaka. "Kanaka, jangan menakutiku!" Athalia bersuara cemas. Ia mencoba membangunkan Kanaka lagi, tapi pria itu tetap membuka matanya.
"Apakah dia pingsan?" Wajah Athalia menjadi kaku sekarang.
"Tuan Yasa, apakah Anda di depan?" Athalia bersuara cukup kuat, jadi Yasa yang menunggu di luar ruangan mendengar suara Athalia.
Pria itu segera masuk ke dalam. Ia melangkah dengan cepat menuju ke ranjang. "Nyonya, apa yang terjadi?"
"Tubuh Kanaka sangat panas,
Di sebuah ruangan pertemuan di galeri Athalia, saat ini sudah dipenuhi oleh puluhan wartawan. Athalia berdiri di depan barisan para wartawan dengan kuasa hukumnya di sebelahnya. Juga ada Lalunna yang berdiri di dekatnya.Athalia segera membuka konferensi pers itu dengan memperkenalkan dirinya dan menyapa para wartawan. Athalia mulai berbicara mengenai foto-foto telanjangnya."Hari itu saya makan malam dengan Tuan Baron karena pria itu hendak membeli lukisan saya. Awalnya tidak ada yang aneh sampai pada akhirnya saya merasakan kepala saya pusing dan setelah itu saya tidak sadarkan diri. Keesokan harinya saya bangun dalam kondisi yang buruk. Saya tidak ingat apa yang telah terjadi malam itu, saya hanya melihat terdapat cupang di bagian dada saya. Setelah itu saya segera pergi ke rumah sakit untuk membuktikan apa yang saya yakini." Athalia kemudian mengeluarkan hasil pemeriksaan. Yang kemudian ditampilkan di layar lebar. "Ini adalah hasil pemeriksaan saya. Di sana d
Athalia datang ke rumah sakit di sore hari. Wanita itu berniat untuk menjenguk Kanaka. Ketika ia datang, Yasa segera mempersilahkannya masuk. Hal pertama yang Athalia lihat adalah Kanaka yang sangat serius dengan pekerjaannya.Ah, pria itu sedang sakit, tapi lihatlah tumpukan berkas yang harus ditanda tangani, itu hampir sama dengan Kanaka hanya duduk di ranjang rumah sakit, tapi tetap bekerja.Merasakan kedatangan seseorang, Kanaka menghentikan tangannya dari memeriksa beberapa dokumen penting."Hai." Athalia menyapa Kanaka ketika pria itu melihatnya.Senyum Kanaka tampak di wajah tampannya. Pria itu membalas sapaan Athalia dengan hangat. "Hai.""Apakah aku mengganggumu?" tanya Athalia.Kanaka menggeser berkas-berkas di sebelahnya. "Tidak sama sekali.""Apakah kau sudah makan siang?" tanya Athalia. Ia hanya ingin memastikan. Melihat Kanaka yang tadi tampak serius bekerja, ia takut pria itu akan melewatkan makan siangnya."Suda
Saat Baskara terus menyalahkan Athalia, ibu Shylla menyalahkan Baskara atas kemalangan yang terjadi pada suami dan putrinya. Andai saja Shylla tidak mengenal Baskara, maka hal buruk tidak akan terjadi pada putrinya.Wanita ini sama tidak tahu malunya dengan Baskara. Pada awalnya ia dan suaminya yang mendorong Shylla untuk mendekati Baskara karena harta keluarga Aryasatya, tapi sekarang mereka malah meletakan semua kesalahan pada Baskara yang telah merayu putri mereka."Apa yang kau lakukan di sini, Baskara? Saat ini istri dan anakmu yang ada di kandungan istrimu sedang menderita di penjara! Kau bahkan tidak melakukan apapun untuk membebaskan istrimu!" Ibu Shylla menatap Baskara tajam.Baskara yang baru saja kembali ke rumahnya segera mendapatkan serangan dari ibu Shylla. Wanita yang seharusnya masih berada di rumah sakit untuk perawatan itu segera meninggalkan rumah sakit setelah tahu bahwa putri kesayangannya di penjara.Wajah Baskara tampak sangat lelah
Setelah pekerjaannya selesai, Athalia mengemudikan mobilnya ke rumah sakit. Seperti yang sudah ia katakan, ia akan mengunjungi Kanaka.Athalia membuka pintu ruang rawat Kanaka, ia menemukan saat ini Kanaka tengah berada dalam pembicaraan terhadap seseorang di telepon.Menyadari keberadaan Athalia, Kanaka segera menyelesaikan panggilan itu. Ia bisa menunda membahas pekerjaannya demi Athalia."Kau sudah datang." Kanaka mendekat ke arah Athalia. Pria itu tampaknya sudah lebih baik dari kemarin."Ya," balas Athalia yang kini berdiri di depan Kanaka.Keduanya kini saling memandang untuk beberapa saat, sebelum akhirnya Kanaka mencium bibir Athalia. Mereka berada di dalam posisi ini untuk beberapa saat sebelum akhirnya Kanaka melepaskan Athalia."Apakah pekerjaanmu berjalan lancar?" tanya Kanaka."Ya. Semuanya berjalan lancar. Aku mendapatkan kembali kerja sama yang sempat terputus dengan beberapa orang.""Itu bagus." Kanaka berkata l
Yang mau beli pdf dan bukunya masih bisa ya.Pdf harga 50kBuku harga 100k belum ongkir, hanya ada tiga buku aja. Siapa cepat dia dapatMinat wa ke 085788190001 (Yuyun)***Setelah makan siang, Athalia kembali ke galerinya. Ia melanjutkan beberapa pekerjaan yang harus segera ia selesaikan.Pintu ruang kerja Athalia terbuka. Barbara masuk ke dalam mendekat ke meja kerja Athalia."Bu, seorang pembeli datang dan meminta agar Bu Athalia yang melayaninya." Barbara memberitahu Athalia. Ia sudah mencoba menangani pembeli baru ini, tapi pembeli itu hanya ingin Athalia yang melayaninya.Athalia melepaskan pekerjaannya. "Aku akan keluar." Athalia tidak menolak pembeli mana pun yang ingin membeli lukisannya."Selamat pagi, Tuan. Saya Athalia." Athalia memperkenalkan dirinya pada pria berumur sekitar empat puluhan di depannya.Pria itu menggerakan tubuhnya menghadap Athalia. Untuk beberapa saat pria itu tidak bicara. Ia hanya m
Pukul tujuh malam, Athalia telah siap. Ia mengenakan gaun hitam panjang off shoulder backless dengan tali spaghetti yang jatuh ke lantai. Selain itu Athalia juga mengenakan satu set perhiasan berlian hitam.Athalia tidak berani memperkirakan berapa harga perhiasan yang ia kenakan saat ini karena ia tahu bahwa berlian hitam langka dengan harga fantastis.Athalia merasa sedikit tidak pantas mengenakan perhiasan itu, tapi pada akhirnya ia tetap memakainya agar tidak mengecewakan Kanaka.Wajahnya saat ini telah disapu dengan riasan tipis. Athalia tampak sangat cantik dan berkelas. Ia juga mengenakan perhiasan yang semakin membuat penampilannya terlihat berkelas. Rambut panjangnya yang bergelombang ia biarkan tergerai dengan indah. Mobil Bentley Mulsanne tiba di depan galeri Athalia. Pintu kursi pengemudi terbuka. Kanaka dengan setelan jas berwarna hitam keluar dari sana. Malam ini ia menyetir mobilnya sendiri.Pada saat yang sama Athalia keluar dari galer
Setelah sarapan bersama Kanaka, Athalia diantar ke galerinya bersama dengan Kanaka.“Aku akan pergi ke luar negeri sore ini.” Athalia memberitahu Kanaka.Kanaka memiringkan wajahnya menatap Athalia. “Mendadak sekali.”“Tidak, sebenarnya itu sudah direncanakan sebulan lalu. Aku merupakan salah satu seniman yang terlibat dalam acara pameran yang akan diadakan di sana.”“Di mana itu?” tanya Kanaka.“London.”“Berapa lama?”“Satu minggu.”Hati Kanaka berdarah. Terakhir kali ia berpisah dengan Athalia, ia tidak mengetahui bahwa wanita itu tertimpa hal buruk. Selain itu ia juga menahan rindu yang menyiksa.Satu minggu bukan waktu yang singkat untuk seseorang yang tengah dimabuk asmara. Namun, Kanaka tidak bisa melarang Athalia.“Hubungi aku jika kau akan berangkat ke bandara.”“Baik.”Mobil Kanaka sa
Kanaka baru saja akan makan malam dengan Athalia saat Yasa mendekat ke arahnya.“Tuan, saya menerima kabar bahwa Nyonya Shylla melarikan diri.”Baik Kanaka dan Athalia, keduanya saat ini terkejut. Terlebih lagi Kanaka, ia telah memerintahkan petugas kepolisian untuk lebih memperhatikan Shylla, bagaimana wanita itu bisa melarikan diri.Yasa menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi setengah jam lalu. “Saat ini pihak kepolisian masih terus mencari keberadaan Nyonya Shylla.”“Segera temukan wanita itu. Juga cari tahu siapa yang membantunya. Wanita itu tidak mungkin bisa melarikan diri jika hanya mengandalkan Baskara dan keluarga Airlangga.” Kanaka bicara dengan tenang. Tidak peduli ke mana pun Shylla pergi, ia pasti akan membuat orang-orangnya menemukannya.“Baik, Tuan.” Yasa kemudian undur diri.Kanaka memperhatikan wajah Athalia yang sedikit tidak senang setelah mendengar kabar dari Yasa. Kana