Home / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 132. Rahasia Malammu Dan Pria Itu

Share

132. Rahasia Malammu Dan Pria Itu

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-05-26 15:23:55
*** Enam bulan yang lalu, anniversary ke-dua Kayden dan Julia.***

....

Untuk merayakan genapnya dua tahun hubungannya dengan Julia, malam hari itu Kayden meminta Evan menepikan mobilnya di sebuah toko bunga yang terkenal di Bordeaux, Prancis.

Kota yang sudah beberapa lama ini ia tinggali selama Kayden membangun anak agensi milik Evermore yang menanungi artis kenamaan Kota Mode ini.

Sebuah buket bunga mawar merah berukuran besar yang ia bawa dengan hati-hati saat keluar dari Coeur de Rose—nama toko bunga tersebut—yang menyaksikannya mendongakkan wajah ke atas, menatap langit Bordeaux yang tampaknya sedikit tidak bersahabat malam itu.

“Kita pergi sekarang, Evan,” pinta Kayden.

“Baik, Tuan.”

Evan mengemudikan mobilnya untuk menuju ke apartemen milik keluarga Baldwin yang Kayden pinjamkan pada Julia selama gadis itu menempuh pendidikan lanjutannya.

Menengok sedikit lebih jauh, Kayden bertemu dengan Julia karena rupanya kedua orang tua mereka saling terhubung. Dari sekadar pertemuan
Almiftiafay

ini bab yang 1 lagi yahhh 🥨 terima kasih sudah membaca 🤭 kalian sudah siap mendekati kebenaran dan perjalanan yang lebih jauh?

| 20
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
ya Tuhan bacanya sesek banget, pantes aja aj si Karena benci setengah mati sma si juling ternyata kelakuannya bikin elus dada.... masih mau tuh si tepung aci bela mati2an wanita murahan itu??? ya jelas mending Liora lah kalo udh gini mah
goodnovel comment avatar
Nissya
dengar ndak tu nenek lampir sebuah kebenaran yang telah menyakiti hati anak mu ..... kalau sdh tempe .... apakah anda juga masih mau membelanya rose
goodnovel comment avatar
indina
Liora&kayden adalah Dua orang yang pernah sama sama di khianati oleh pasangannya. liora jadi obatnya kayden begitu juga kayden jadi obatnya buat Liora. ga sabar nunggu kebenaran selanjutnya. apa nyonya rose masih membela si Panjul,kalau masih dia bener²seorang ibu yang buruk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    138. Sudah Di Semua Tempat, Liora-ku .....

    Setelah terus saja diterpa badai, akhirnya matahari terlihat. Kayden bisa melihat ayahnya yang pagi itu berdiri di dalam kamar yang ditinggalinya.Beliau sedang berdiri memandangi tanaman dari Liora yang ditempatkannya di dekat jendela, dengan seulas senyum yang penuh kebanggaan karena Juniper itu tumbuh semain cantik.Dan karena mendengar suara langkahnya, Tuan Owen menoleh pada Kayden yang kemudian berdiri di sampingnya.“Mau pergi?” tanya Tuan Owen pada anak lelakinya yang masih tampak murung.“Iya.”“Ke mana kamu akan mencari Liora hari ini, Kayden?”“Di rumah yang disewakan di sekitar lokasi pemakaman Mama Marry,” jawab Kayden. “Aku pikir mungkin Liora ingin selalu dekat dengan Mama Marry, jadi dia bisa saja menyewa rumah yang ada di sana, ‘kan? Terdengar konyol, tetapi tidak ada salahnya mencoba.”Tuan Owen mengangguk menyetujuinya. Beliau menghadapkan tubuhnya pada Kayden yang sepasang matanya mengarah lurus pada Juniper yang daun-daun kecilnya yang terlihat berkilauan diterpa

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    136. Kau Yang Memanggil Detak Jantung Ini

    “Kenapa kamu setega itu, Kayden?!” tanya Nyonya Rose dengan suaranya yang gemetar. “Bagaimana kamu bisa mengatakan—“ “Kalau memang dia terkena kanker, minta dia menunjukkan bukti pengobatannya selama di Berlin. Dan pastikan pada rumah sakit terkait apakah benar itu hasil diagnosanya, atau hanya sebuah rekayasa.” Kayden memotong kalimat sang Ibu tapa peduli beliau akan mengatakan apa. “Kayden—“ “Dia bisa memanipulasi kita semua dengan wajah manisnya selama ini, berbohong untuk menarik simpati adalah keahliannya,” tukasnya kemudian merangkul bahu Tuan Owen untuk pergi dari sana. Kayden tak menoleh ke belakang, tak ingin tahu juga apa yang terjadi di lantai ruang keluarga Baldwin itu. Tapi dari kepanikan dan carut-marut yang tiba di indera pendengarnya, sepertinya Julia masih belum bangun. “Bagaimana kalau dia betulan sakit, Kayden?” tanya Tuan Owen saat mereka telah tiba di teras. “Kalau memang sakit ya berobat, Pa. Tidak perlu bersandiwara,” jawab Kayden dengan tanpa bebannya. T

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    135. Berhentilah Bersandiwara

    Julia bergeming, semua kata yang terbiasa diucap dan didapatkannya sepanjang ia hidup seakan meluap begitu saja. “Mana mungkin kamu mau mengakui itu, Julia,” kata Kayden, memperdengarkan tawa lirihnya. Kemudian ia menoleh pada orang tuanya Julia dan juga ibunya sendiri yang dari wajah mereka semua masih tak bisa menerima kenyataan bahwa wanita yang mereka puja sebagai wanita paling baik itu menyimpan rahasia gelap. “Kamu mengarang semua itu karena sakit hati Liora pergi?” tanya Nyonya Rose. Yang anehnya justru Kayden sama sekali tidak kaget bahwa ibunya masih akan terus membela Julia. Beliau sudah terlalu lama dimanipulasi Julia, disuguhi wajah manis dan tuturnya yang lembut. Ucapan Kayden yang membuat keburukannya terekspos tentu akan ditepisnya dengan seribu alasan. “Mengarang? Saat ada saksi hidup yang menyaksikan itu semua?” Sudut mata Kayden mengarah pada Evan yang menunduk sembari menahan senyumnya. Sedetik kemudian barulah pemuda itu mengangkat wajahnya dan memandang Jul

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    134. Kau Tak Ada Istimewanya

    .... Kayden telah mendengar dari Evan yang melaporkan selesainya tugas ia mengusir Julia pada pagi hari berikutnya. Ia tengah duduk di dalam kamar miliknya dengan kepala yang pening, sisa mabuk semalam yang masih belum bisa teratas sekalipun ia meminum pereda mabuk. “Saya sudah mencari tahu tentang pria yang dibawa masuk oleh Julia semalam, Tuan Kayden. Tetapi sepertinya dia ketakutan dengan siapa dia berhadapan dan pergi dari tempat yang dia tinggali,” ucap Evan yang berdiri di dekat Kayden. Kedua tangannya ada di belakang tubuhnya, seolah itu adalah sikap tenang tetapi juga waspada. Ia siap dengan apapun yang diminta oleh Kayden ke depannya. “Dia teman kuliahnya Julia, dari informasi yang saya dapatkan dari beberapa teman Julia, mereka dekat sejak satu tahun terakhir. Saya akan mencarinya lagi dan memberi pelajaran padanya.” Kayden tak menjawab. Ia hanya tertunduk, diam, tanpa suara tetapi helaan napasnya membuat Evan justru bisa merasakan kehancuran yang tengah dipikulnya. “Ti

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    133. Sakit Hati Karena Pengkhianatan

    “Tuan Kayden?!” panggil Evan yang berlari menghampiri Kayden yang berdiri di bawah hujan yang mendadak jatuh di atas langit Bordeaux malam itu. Ia menggigil saat Tuannya itu melepas jas yang ia kenakan, membantingnya ke halaman. Tanpa kata, tetapi riak kemarahannya bisa dirasakan oleh Evan yang lalu meraih lengannya. Setidaknya untuk sementara ini Kayden harus berteduh. “Brengsek,” umpat Kayden sembari melepaskan tangannya dari cengkeraman Evan. “Maaf,” ucap Evan, menundukkan kepalanya di hadapan Kayden yang tubuh dan pakaiannya hampir basah kuyup. “Bukan kamu.” Kayden mendorong napasnya dengan kasar. “Seret keluar perempuan yang tinggal di apartemenku itu secepatnya, Evan Lee!” “Tiba-tiba saja?!” Keterkejutan Evan membumbung menyentuh lampu chandelier yang bergantung di lobi. “Apa yang terjadi, Tuan? Dia—“ Evan berhenti bicara, untuk beberapa saat terhening. Mengingat kemarahan Kayden yang seperti akan membunuh orang, sepertinya Evan bisa menebak duduk perkaranya. Ia urung bert

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    132. Rahasia Malammu Dan Pria Itu

    *** Enam bulan yang lalu, anniversary ke-dua Kayden dan Julia.*** .... Untuk merayakan genapnya dua tahun hubungannya dengan Julia, malam hari itu Kayden meminta Evan menepikan mobilnya di sebuah toko bunga yang terkenal di Bordeaux, Prancis. Kota yang sudah beberapa lama ini ia tinggali selama Kayden membangun anak agensi milik Evermore yang menanungi artis kenamaan Kota Mode ini. Sebuah buket bunga mawar merah berukuran besar yang ia bawa dengan hati-hati saat keluar dari Coeur de Rose—nama toko bunga tersebut—yang menyaksikannya mendongakkan wajah ke atas, menatap langit Bordeaux yang tampaknya sedikit tidak bersahabat malam itu. “Kita pergi sekarang, Evan,” pinta Kayden. “Baik, Tuan.” Evan mengemudikan mobilnya untuk menuju ke apartemen milik keluarga Baldwin yang Kayden pinjamkan pada Julia selama gadis itu menempuh pendidikan lanjutannya. Menengok sedikit lebih jauh, Kayden bertemu dengan Julia karena rupanya kedua orang tua mereka saling terhubung. Dari sekadar pertemuan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status