Home / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 151. Terlalu Manis Untuk Dilewatkan

Share

151. Terlalu Manis Untuk Dilewatkan

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-06-03 14:03:14
“Lalu—Anda—pertunangannya—“ Kalimat Evan tersendat-sendat. Ia memandang Kayden yang salah satu alisnya terangkat, menunggunya selesai bicara.

Tapi setelah beberapa detik berselang, Evan akhirnya mengangguk, tanpa mengatakan apapun lagi.

Ia menundukkan kepalanya di hadapan Kayden dan benar-benar pergi setelah membantu Kayden membukakan pintunya.

Kayden yang sedang membawa Liora pun masuk ke dalam kamar, menutup pintu dengan menggunakan kakinya, membaringkan gadis itu di atas ranjang.

Karena sedang mabuk, beban tubuhnya bertambah menjadi dua kali lipat, membuat Kayden juga turut tertarik dan jatuh nyaris menimpanya.

Kayden melihat wajahnya yang memerah, berulang kali Liora menggosok lehernya sehingga gaun yang dikenakannya itu berantakan, terutama pada bagian bahunya.

Aksi yang dilakukannya itu membuat bahu mulusnya terlihat, wajahnya yang memerah membuat Kayden menelan ludah dengan susah payah.

Ia terlalu sempurna dalam wujud seorang perempuan. Entah apa yang dicari oleh Adrian d
Almiftiafay

siap-siap untuk bab selanjutnya 😁😁😁

| 17
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
frontal sekali ya pak bos. kesel gegara di tinggal kan liora setelah melalui malam panas bersama
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
ah Kayden mah bgitu, ketagihan yak sma Liora hahahha
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Baguslh si kayang gk jd tunangan dgn si jalang berbisa julid yg serakah & jahat,..& si kayang akirnx udh bener² jatuh cinta sama liora uhuuukk,...uhuuukkk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    168. Istriku, Ayo Kita Menikah Lagi

    ....Kenangan tentang semua luka itu memudar, pertemuan dengan Kayden telah menandakan bahwa Liora telah melewati begitu banyak hal sebelum tiba pada hari ini.Pada malam yang membuat tangan mereka saling menggenggam.Di dalam ruang rawat Liora, di dalam presidential suite yang ditinggalinya, sepasang mata mereka berjumpa di bawah cahaya terang.Bukan lagi dibelenggu oleh kegelapan atau kemuraman, mereka bisa memandang satu sama lain dengan jelas.Helaan napas Kayden terdengar berat, Liora mengguncang tangan mereka yang saling berkaitan saat bertanya, “Kamu sudah mendengar semuanya, lalu apakah kamu akan membenciku saat tahu aku pernah membahayakan anak-anak kita?”Kayden tertawa lirih, bukan untuk menertawakan Liora, tetapi untuk menertawakan dirinya sendiri.Liora tahu itu sebab setelah tawa sedetiknya itu berakhir, ia mengatakan, “Untuk apa aku perlu membencimu?” tanyanya. “Kamu melakukan banyak hal daripada aku. Kamu melindungi bayi kita, dan melahirkannya dengan selamat. Menyalah

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    167. MANTRA

    Rasanya, Liora tidak bisa tidur dengan tenang di dalam ruangannya yang nyaman itu.Sudah malam saat Liora baru saja menyerahkan air susu ibu yang baru dipompanya kepada perawat untuk diberikan kepada bayi kembarnya nanti.Ia berjalan keluar, menuju ke NICU dan melihat anak-anaknya.Tidak diizinkan masuk, padahal sudah sangat ingin memeluk dan menimang mereka dengan kedua tangannya secara langsungDi balik kaca bening ruang NICU, Liora berdiri diam, tubuhnya nyaris tak bergerak kecuali matanya yang tak lepas menatap dua makhluk mungil itu.Bayinya. Separuh jiwanya. Tubuh kecil mereka terbaring di inkubator, terlalu rapuh untuk dunia yang keras, terlalu dini untuk mengenal rasa sakit.‘Mama akan bersabar demi kesehatan kalian, Sayangku ....’ ucap Liora dalam hatinya, berusaha menyemangati dirinya sendiri.Selain ingin cepat bertemu dengan mereka secara langsung, Liora juga sangat ingin bertemu dengan Kayden.Tapi ... berharap kayden bangun tidak secepat yang Liora kira. Padahal Dokter

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    166. Si Kembar: Kayden Dan Liora Junior

    “Nona Liora harus dipindah ke ruangan untuk melahirkan,” ucap Dokter yang kala itu memeriksa Liora dan memberitahukannya kepada Nyonya Jessie serta Tuan Royan yang mendampinginya.Hal yang sudah mereka duga oleh beliau berdua sejak dari rumah, sejak air ketuban Liora pecah dan mereka pontang-panting memburu waktu.“Aku akan menemaninya, kamu keluarlah dan belikan pakaian bayi dan pakaian Liora. Beli yang banyak,” pinta Nyonya Jessie pada Tuan Royan.Kepanikan wanita paruh baya itu membuat Liora merasa yang mendampinginya melahirkan bukanlah orang lain, melainkan ibunya sendiri.Selagi Tuan Royan bergegas meninggalkan tempat, Nyonya Jessie mengiringi Liora memasuki kamar presidential suite yang sangat besar.Ruangannya dingin dan sangat luas.Yang sayangnya tak bisa dinikmati oleh Liora sebab hatinya terbagi-bagi. Antara rasa sakit akan melahirkan dan kesakitan membayangkan kondisi Kayden yang kabarnya dibawa masuk ke ruang bedah.“Liora, Sayang—“ sebut Nyonya Jessie sembari mengusap p

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    165. Beberapa Menit Sebelum Kita Bertemu

    “Dia ... benar melakukan itu?” tanya Liora memastikan.Anggukan mereka berdua telah mempertegas bahwa ungkapan tentang Kayden yang berlutut di hadapan Tuan Royan dan Nyonya Jessie itu benar adanya.“Apakah Anda mengakui kalau saya di sini?”“Iya, Liora,” jawab Nyonya Jessie lebih dulu, tersenyum getir penuh dengan rasa bersalah. “Kami mengakui bahwa kamu memang bersama kami. Tapi kami tidak mengatakan banyak hal selain alasan kamu tidak begitu saja ingin kembali itu karena ada bayimu yang harus kamu lindungi.”“Apa jawaban Kayden setelah itu?”“Dia berterima kasih dan menitipkanmu pada kami,” jawab Tuan Royan setelah Nyonya Jessie mengatakan ia pergi lebih dulu dan meninggalkan Kayden serta Evan berbincang dengan suaminya.“Sudah terlalu lama, Nak ....” imbuh Tuan Royan. “Kami tidak memaksamu untuk kembali padanya, tapi mungkin dengan memberi sedikit kabar, Kayden tahu bahwa kamu masih memiliki perasaan yang sama terhadapnya.”Liora memiringkan kepalanya ke kiri dengan penuh pertimban

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    164. Dikirim Dari Adalberg, Bukan The Morgenstern

    ....Kayden tidak menyerah untuk meyakinkan Tuan Royan dan Nyonya Jessie—yang tanpa pria itu ketahui sebenarnya mereka menyerahkan semua bukti itu kepada Liora.Beberapa hari setelah Liora melihat bukti yang datang dari amplop cokelat itu, Tuan Royan dan Nyonya Jessie kembali datang dengan hal yang tak kalah membuatnya terkejut.“Kayden mengatakan pada kami kalau ponselnya dicuri saat di Berlin,” ucap Nyonya Jessie pada Liora saat mereka duduk di ruang makan.“Di ... curi?” ulang Liora memastikan ia tak salah mendengar.“Iya, Liora. Dia sudah mencurigainya sejak di Berlin, tapi baru menyadari alasan kenapa ponselnya dicuri itu setelah Kayden kembali ke Seattle,” balas Tuan Royan.“Bagaimana bisa?” Liora kembali bertanya setelah menyuap pudding dingin yang dibawakan oleh Nyonya Jessie.“Lihatlah amplopnya, Nak ....” saran Nyonya Jessie. “Kayden bilang di sana ada buktinya.”Liora mengangguk, ia meraih amplop yang ada di sebelah kanannya dan meraih isinya.Di dalam sana, itu terdapat fo

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    163. Ia Tak Pernah Berbohong

    “Dia menemui kami tidak untuk memperdebatkan perihal kontrak yang kami putus, Liora,” ucap Nyonya Jessie saat Liora hanya bergeming memandang recorder mahal yang ada di hadapannya. “Dia hanya ingin kami percaya bahwa Kayden tidak melakukan apa yang ditunduhkan di dalam skandal itu. Dia seperti sedang mengatakan bahwa tidak ada yang lebih penting di dunia ini ketimbang dirimu.”Liora mengangkat perlahan wajahnya, maniknya menatap Nyonya Jessie yang tersenyum.‘Benarkah seperti itu?’ batin Liora penuh tanya.“Kami tidak perlu menjelaskan banyak hal, kamu bisa mendengarnya sendiri nanti,” imbuh beliau kemudian bangun dan berpindah duduk ke sampingnya.Telapak tangannya singgah di perut Liora dan memberinya usapan yang lembut. “Apakah kalian sudah berolahraga hari ini?” tanya Nyonya Jessie—seolah sedang berusaha mengalihkan pembicaraan.Membiarkan Liora memutuskan sendiri apa yang akan dilakukannya nanti setelah ia mendengar suara Kayden di dalam recorder itu.Liora benar kagum dengan car

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status