Home / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 184. Stigma Anak Buangan

Share

184. Stigma Anak Buangan

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-06-09 19:36:31

“Benarkah?” tanya Liora memastikan.

“Iya.”

“Aku pikir aku sudah hidup dalam perjalanan yang menyedihkan, tapi Pak Evan lebih buruk?” Liora menghela dalam napasnya.

Sekalipun benar keluarganya hancur, tetapi setidaknya Liora pernah hidup dalam keluarga yang utuh dan sempurna, tidak seperti Evan yang sejak awal tidak tahu siapa dirinya, orang tuanya.

Pemuda itu besar di panti asuhan.

“Sepertinya ... seorang Kayden Baldwin memang ditakdirkan untuk mengangkat hidup Evan Lee.”

Kayden menunduk memandang tangan mereka yang saling menggenggam saat kenangan itu kembali menyeruak

“Suatu hari saat ada pameran Startup dan Innovation Expo, aku dan Papa mencari sesuatu seperti teknologi baru yang bisa mengembangkan konser VR untuk artis,” kata Kayden. “Aku masih belum berpengalaman dan bertemu dengannya yang saat itu masih ... sembilan belas tahun, mahasiswa, dan dia lugas berbicara menjelaskan visi-misinya.”

Seulas senyum Kayden terlihat, “Dia memintaku untuk menggunakan prototype milik timnya. Da
Almiftiafay

Panjul ngapain tuuh wkwkwkw, Terima kasih sayangku semuanya 🤗 sampai jumpa besok lagi 😶‍🌫️

| 12
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Nissya
Ya ada saja drama nya si manusia rubah itu . takut ketahuan ortunya kalau punya hutang makanya dia mau bunuh diri sekalian cari perhatian lagi deh .... eh tumben si nenek rempong diam saja
goodnovel comment avatar
Aishwa Maira
mau ngibulin orang lg pengen dpt duit lg utang disendiri eh orang lain disuruh bayar aneh anak bukan mantu juga bukan tp pinter dpt duet
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Gk bosan²nx pke jurus sakit,..nah skrg mau cba bundir,..metong ajj skalian biar aman
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    184. Stigma Anak Buangan

    “Benarkah?” tanya Liora memastikan.“Iya.”“Aku pikir aku sudah hidup dalam perjalanan yang menyedihkan, tapi Pak Evan lebih buruk?” Liora menghela dalam napasnya.Sekalipun benar keluarganya hancur, tetapi setidaknya Liora pernah hidup dalam keluarga yang utuh dan sempurna, tidak seperti Evan yang sejak awal tidak tahu siapa dirinya, orang tuanya.Pemuda itu besar di panti asuhan.“Sepertinya ... seorang Kayden Baldwin memang ditakdirkan untuk mengangkat hidup Evan Lee.”Kayden menunduk memandang tangan mereka yang saling menggenggam saat kenangan itu kembali menyeruak“Suatu hari saat ada pameran Startup dan Innovation Expo, aku dan Papa mencari sesuatu seperti teknologi baru yang bisa mengembangkan konser VR untuk artis,” kata Kayden. “Aku masih belum berpengalaman dan bertemu dengannya yang saat itu masih ... sembilan belas tahun, mahasiswa, dan dia lugas berbicara menjelaskan visi-misinya.”Seulas senyum Kayden terlihat, “Dia memintaku untuk menggunakan prototype milik timnya. Da

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    183. Lebih Besar Dan Terasa Manis

    “Sst!” Kayden mengisyaratkan agar Liora diam. “Tutup matamu dan rasakan.”Tangan Liora terkepal erat, matanya benar terpejam tetapi bibirnya justru terbuka.“A-ah ....” Liora tak bisa menahan dirinya saat bibir Kayden menyinggahi bagian teratas di puncak dadanya.Lidahnya yang lembut memberi sentuhan yang membuat Liora mencengkeram rambut pria itu, menyelipkan jari-jarinya di sana.Meski ia mengatakan pada dirinya sendiri untuk tidak mengeluarkan suara erotika lain, tetapi reaksi tubuhnya tidak bisa berbohong.Beberapa kali mata mereka bertemu, setiap itu pula Liora bisa menjumpai iris gelap Kayden yang berbinar, penuh kepuasan seakan memang inilah yang ia inginkan.Entah berapa lama Kayden di sana, bergantian dari sisi kiri ke sisi kanan, mengulanginya seperti tak akan bosan.Saat pria itu akhirnya menjauhkan wajahnya, senyumnya yang merekah terlihat. Ia menyeka bibirnya kemudian duduk di tepi ranjang, membantu Liora untuk bangun dan mengancingkan dress itu kembali.Liora berusaha un

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    182. Boleh, Atau Tidak?

    "Tidak," jawab Liora dengan cepat. Ia semakin kuat menahan dada Kayden. Kepalanya menggeleng, memberi penolakan. "Tidak," katanya sekali lagi. "Benar-benar tidak boleh. Bagaimana kamu bisa meminta hal seperti itu saat aku baru saja melahirkan—" "Aku tidak meminta hal sejauh itu," sela Kayden. Sepasang mata Liora mengerjap, lebih dari satu kali. Sedang kedua sudut bibir Kayden terangkat, memberikan senyuman. "Kamu berpikir terlalu jauh," lanjut Kayden, memperdengarkan tawa lirihnya. "Aku juga tahu itu. Dan aku tidak sejahat itu, Nona Liora Baldwin." Jari Kayden menyentuh pipi Liora, seperti sebuah godaan. "J-jadi apa?" tanya Liora, menatap Kayden, menahan napas yang memacu detak jantungnya lebih cepat. "Hm ... aku tidak akan mengatakannya di sini," jawab Kayden. "Naiklah ke kamar atas. Biar aku simpan susunya di lemari pendingin." Kayden menarik dirinya dari Liora. Berdiri dengan punggung tegak. Meraih beberapa kantong ASIP yang ada di atas meja dan membawanya keluar. Meni

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    181. Godaan—Godaan Di Dada

    “Papa!” panggil Julia pada sang Ayah. “Meeting soal apa?” Julia berusaha mengejarnya. Di teras, Tuan Carlos tidak menoleh. Hanya suaranya saja yang terdengar menjawab, “Apa lagi memangnya selain bisnis? Bagus ‘kan kalau kita mendapat modal lainnya?” “Biar aku saja yang pergi, Pa!” pinta Julia. “Papa bisa—“ “Papa akan datang, siapkan saja materi yang mungkin mereka minta kalau kita bebas dari utang.” Kata tertahan di bibir Julia, berhenti di lidahnya yang kaku tak bisa membalas. Ia gemetar di tempatnya berdiri, lantai teras rumahnya berubah dingin. Atau sebenarnya ... yang dingin itu adalah keringat yang menetes di punggungnya? Jika pertemuan itu terjadi, ayahnya bisa tahu kalau Julia menggunakan DN Construction sebagai jaminan utangnya. Dan ia masih belum melunasi pinjaman setengah dari yang telah ia pakai. Lima puluh miliar, apakah mungkin mendapatkan itu dalam semalam? ‘Apa ada cara agar orang bank tidak mengatakan apapun soal utang itu?’ Nasibnya di ujung tanduk, di tepi jur

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    180. Dunia Kecil Kayden: Liora

    Dengan langkah kaki yang menghentak berirama kemarahan, Julia meninggalkan mobil yang baru saja ia hentikan di halaman rumahnya. Ia masuk dengan kebencian yang menggebu, panas bekas tamparan Liora masih terasa membakar di pipinya sewaktu ia berjalan melewati ruang tamu dan tidak sengaja bertemu dengan ayahnya, Carlos Dean. “Dari mana kamu?” tanya Tuan Carlos yang membuat Julia melambatkan kakinya kemudian menghadapi pria paruh baya itu. “Dari rumah sakit,” jawab Julia, menundukkan kepalanya. “Untuk apa pergi ke rumah sakit?” beliau terlihat mendengus. Kedua tangannya berada di pinggang. “Sudah tidak perlu berpura-pura sakit lagi karena itu tidak berhasil, ‘kan?” Kalimat sang Ayah membuat Julia menggertakkan rahang kecilnya. Matanya terpejam penuh ketidakberdayaan yang dipenuhi oleh rasa malu sebab apa yang ia lakukan di masa lalu telah diendus kejanggalannya oleh ayahnya sendiri. Sudah sejak Julia kembali dari Berlin, sang Ayah tahu bahwa ‘sakit’ yang dikatakannya ke sana ke mar

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    179. Dua Jiwa Yang Tak Pernah Menyerah Dan Memilih Untuk Pulang

    Lorong kembali senyap, isak tangis lirih Julia terdengar sebelum kakinya yang ditopang oleh kitten heels itu melangkah menjauh. Semakin lama menjadi samar, dan lenyap tak lagi terdengar. Evan dan Mark menjauh dari Liora, sedang Kayden menoleh ke arahnya. Iris gelapnya memindai secara cepat, seolah memastikan apakah Liora baik-baik saja. “Jangan berkelahi lain kali, biar aku saja,” ucap Kayden dengan lembut, jauh berbeda dari yang ia lakukan pada Julia. “Maaf.” “Kamu tidak bersalah,” jawabnya. “Dia melakukan apa padamu?” tanya Kayden, meraih tangannya dengan wajah yang penuh kekhawatiran. “Tidak ada,” jawab Liora. “Aku yang menamparnya.” Helaan napasnya terlihat lega, “Kita pulang sekarang, Pak Royan dan Bu Jessie sudah ada di kamarmu sekarang.” Liora mengangguk, ia berjalan lebih dulu dengan didampingi oleh Mark sementara Kayden masih tertinggal di sana dengan Evan. Liora tak tahu apa yang ia lakukan. Tetapi saat sekilas menoleh ke belakang sebelum berbelok di tikungan tadi, L

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status