Share

282. Makan Malam

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-07-27 00:00:32
Setelah memastikan makan malam tertata dengan baik di atas meja, Liora mengambil foto dari berbagai kudapan yang tak sabar ingin ia minta untuk para tamu mencicipinya.

Kue buatannya sangat cantik. Cake yang telah ia potong-potong itu adalah yang paling disukai oleh Nyonya Jessie.

Sementara yang ada di dalam mangkuk kecil itu adalah hidangan yang digemari oleh Tuan Owen.

Memandang semua itu, Liora selalu berharap agar ibunya sekali saja datang dan turut merasakan semua kebahagiaan ini.

Bahwa setelah semua penderitaan yang mereka lewati, Tuhan menghadiahkan beberapa lembar suka cita yang terasa manis.

Sayangnya ... semua itu hanya pengandaian yang tak akan pernah terwujud.

Nyonya Marry pergi bahkan saat Liora belum sempat mengabulkan apa yang beliau mau, melihat cucu-cucunya di antara taman bunga milik Kayden.

'Tapi aku harap Mama melihatnya dari sana, dan tidak perlu mengkhawatirkan apapun ....'

"Selamat malam," sapa sebuah suara yang membuat Liora terjaga dari lamunanny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Hahhhh ... bgImana bisa adringo ada dlm kmr Liora,..mmmm perang dingin bakal trjadi nih antara paman & ponakan & aq harap kayden bikin si adringo jera sejera²nx sama kayak sekutunx yg lain ...
goodnovel comment avatar
indina
lho kok bisa Adrian masuk kamarnya Liora????? apakah akan ada huru hara?????
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    285. Sebelum Kayden Turun Tangan

    *** Beberapa saat sebelum Evan meninggalkan ruang makan . *** .... Kayden tiba di ujung anak tangga dan bergegas menuju ke kamar si kembar. Tadinya ia mengira hanya Tuan Royan, Nyonya Jessie serta ayahnya saja yang ada di dalam sana, tapi rupanya ada satu orang yang keberadaannya cukup mengejutkan. Ibunya, Nyonya Rose. Wanita dalam balutan gaun berwarna hitam itu menoleh pada kedatangan Kayden yang wajahnya berubah enggan. “Apa yang Mama lakukan di sini?” tanya Kayden. “Menjenguk Papamu,” jawab beliau. “Kenapa tidak memberitahu dulu kalau mau ke sini?” “Kenapa? Kamu tidak suka? Hanya Mama yang tidak boleh datang ke rumahmu?” cecar Nyonya Rose, tak terima karena ucapan Kayden seperti keberatan akan kedatangannya. “Mama tahu betul bukan seperti itu alasannya, aku seperti itu karena Mama selalu membuat keributan di rumahku. Dan aku tidak suka!” Helaan napas panjang Kayden terdengar sebelum ia berujar, “Aku tidak mau Mama mengacaukan makan malam yang direncanakan oleh i

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    284. Layani Aku, Bibi Liora ....

    Liora bergeming saat Adrian menunduk. Pria itu pasti berpikir ia akan menurut dengan apa yang dimintanya. Tanpa tahu bahwa Liora telah mengangkat salah satu tangannya yang lepas dari cengkeraman Adrian, mengarahkannya ke bagian belakang pria itu, menarik rambutnya kuat-kuat sehingga Adrian berteriak kesakitan. “Akhh—apa yang—sakit, Liora!” Bunyi tendangan terdengar sedetik setelah rintihan Adrian. Benturan antara kaki Liora dengan pangkal paha pria itu. Liora mengerahkan kekuatan yang ia miliki sehingga menerjang bagian sensitif Adrian dan membuat pria itu menjauh dari atasnya. Liora dengan cepat turun dari ranjang. Ia berlari meninggalkan kamar dan menuruni undakan tangga sebelum Adrian kembali menangkapnya. Ia menyeka air matanya, tak akan ia tunjukkan di hadapan Kayden, Tuan Owen, atau semua tamu yang telah datang. Untuk sementara ini, sebaiknya ia menyimpannya sendiri. Nanti akan ia katakan pada Kayden bahwa keponakannya yang minus akhlak itu hampir melecehkannya di kamar ata

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    283. Kau Masih Milikku

    Samantha tergemap. Keterkejutan menghantamnya seperti gelombang yang sedang pasang. Ada banyak pertanyaan yang timbul di dalam kepalanya hingga ia tak bisa menguraikannya satu demi satu. “Apa yang—bagaimana bisa kamu di sini, Adrian?!” tanya Liora. Ia beringsut mundur, menjaga jarak agar dirinya dan Adrian saling berjauhan. Adrian tak menjawab. Sepasang matanya yang terlihat memerah menatap Liora dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Tajam menelajangi. “Keluar, Adrian!” seru Liora. “Keluar kamu dari—“ “Aku belum sempat menjawab pertanyaanmu, Liora,” potong pria itu. “Kenapa aku di sini? Jelas karena ingin bertemu denganmu. Bagaimana aku bisa sampai di sini? Karena Kayden tidak tahu—” “Lancang!” Suara Liora meninggi sebelum Adrian memperdengarkan tawa lirihnya. Liora pikir, Adrian datang ke kamar ini tanpa seorang pun tahu karena semua orang pasti sedang berkumpul di dalam kamar si kembar. Para pelayan yang melihatnya di rumah ini pun tak bisa mencegahnya. Sebab mereka past

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    282. Makan Malam

    Setelah memastikan makan malam tertata dengan baik di atas meja, Liora mengambil foto dari berbagai kudapan yang tak sabar ingin ia minta untuk para tamu mencicipinya. Kue buatannya sangat cantik. Cake yang telah ia potong-potong itu adalah yang paling disukai oleh Nyonya Jessie. Sementara yang ada di dalam mangkuk kecil itu adalah hidangan yang digemari oleh Tuan Owen. Memandang semua itu, Liora selalu berharap agar ibunya sekali saja datang dan turut merasakan semua kebahagiaan ini. Bahwa setelah semua penderitaan yang mereka lewati, Tuhan menghadiahkan beberapa lembar suka cita yang terasa manis. Sayangnya ... semua itu hanya pengandaian yang tak akan pernah terwujud. Nyonya Marry pergi bahkan saat Liora belum sempat mengabulkan apa yang beliau mau, melihat cucu-cucunya di antara taman bunga milik Kayden. 'Tapi aku harap Mama melihatnya dari sana, dan tidak perlu mengkhawatirkan apapun ....' "Selamat malam," sapa sebuah suara yang membuat Liora terjaga dari lamunanny

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    281. Meski Terlambat, Selamat Untuk Semuanya

    Leo Nathan Henley. Begitu melihatnya, Liora tahu bahwa ‘demo masak’ yang baru saja dikatakan oleh Annie itu dilakukan olehnya. Pria yang teramat dikenal oleh Liora. Mereka bersahabat bahkan sebelum Liora tidak pernah saling berkontak dengannya, selama puluhan minggu berlalu. Perjumpaan terakhir kali yang mereka lakukan itu adalah di halte bus yang tak jauh dari makam Nyonya Marry, dan Leo menawarkan tumpangan ke rumahnya, pada hari Liora memutuskan untuk pergi dari Seattle. Hari di mana perjalanan yang menyakitkan itu dimulai. Pria itu terlihat canggung untuk mendekat, sepertinya ia juga melihat Liora secara tak sengaja dan spontan memanggilnya. Leo hanya berdiri di sana, menatap Liora dengan maniknya yang berkabut menyimpan berbagai hal yang tak bisa dijelaskan. Hening menyergap mereka, membekukan dua manusia di atas sepatu yang mereka pijaki sementara dunia di sekeliling mereka bekerja tanpa henti. Lebih dari seratus dua puluh detik berlalu tanpa suara sebelum akhirnya Leo men

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    280. Kembalinya Keponakan Kurang Ajar

    Mendengar Kayden menyebutkan nama Liora, sepertinya Adrian bereaksi. Kayden melihatnya menegakkan punggung, meski tak segera tapi ia terdengar tertarik. “Beri tahu Oma-mu untuk tidak datang nanti malam,” ucap Kayden dengan pandangan yang masih menyasar pada keponakannya itu. “Kenapa?” “Terlalu mendadak.” “Baiklah.” Adrian mengangguk, mengerti. Kedua sudut bibirnya terangkat, menunjukkan senyum yang ganjil. “Aku ingin melihat Liora—“ Terputus di tengah jalan kemudian meralatnya. “Bertemu si kembar juga, apa Paman memberi izin?” “Aku tidak tahu apa yang sedang kamu pikirkan di dalam kepalamu itu, Adrian. Tapi aku akan memberi tahu satu hal yang harus kamu ingat,” kata Kayden, tegas dan penuh penekanan. “Sekalipun Liora adalah mantan pacarmu, tapi dia istriku sekarang. Bersikaplah yang sopan padanya, dia bibimu.” Rahang Adrian terlihat menggertak. Sekali lagi, pemuda itu berdecak. “Iya, iya aku tahu ....” “Sudah selesai ‘kan bicaramu? Pergilah dari sini!” Kayden mengedikkan dagu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status