Share

Bab 25

Penulis: Azalea
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 11:51:24

“Tenang, Dek. Jangan begini.” Dimas mencoba membuat istrinya itu tenang.

“Bagaimana aku bisa tenang kalau dia mau ambil anak kita, Mas!” Dadanya naik turun.

Bram bangkit dari duduknya. “Aku tunggu keputusanmu, Dim.”

“Jangan pernah kamu datang lagi, jangan harap Mentari akan bisa kamu bawa!” teriaknya saat Bram berlalu dan masuk ke dalam mobil.

Semua orang memperhatikan mereka. Dimas membujuk istrinya untuk pulang.

Ternyata Erina sengaja mengikuti karena penasaran. Ia menitipkan Mentari pada ibu mertuanya yang kebetulan datang. Ia sudah merasakan sesuatu hingga tak tenang.

“Mas, aku tidak ridho ya kalau kamu sampai pergi kesana apalagi membawa Mentari.” Kemarahan Erina masih berlanjut saat sampai di rumah.

“Kita bicara di dalam.” Dengan lembut ia menarik istrinya masuk.

“Minum dulu, kamu sedang emosi.” Dimas tidak ikut terpancing, ia tidak mau suasana semakin tak terkendali.

Ia khawatir pada Batari, putrinya yang lain tapi di sisi lain Dimas tidak akan mungkin mengabaikan Erina. Posisi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 25

    “Tenang, Dek. Jangan begini.” Dimas mencoba membuat istrinya itu tenang.“Bagaimana aku bisa tenang kalau dia mau ambil anak kita, Mas!” Dadanya naik turun.Bram bangkit dari duduknya. “Aku tunggu keputusanmu, Dim.”“Jangan pernah kamu datang lagi, jangan harap Mentari akan bisa kamu bawa!” teriaknya saat Bram berlalu dan masuk ke dalam mobil.Semua orang memperhatikan mereka. Dimas membujuk istrinya untuk pulang.Ternyata Erina sengaja mengikuti karena penasaran. Ia menitipkan Mentari pada ibu mertuanya yang kebetulan datang. Ia sudah merasakan sesuatu hingga tak tenang.“Mas, aku tidak ridho ya kalau kamu sampai pergi kesana apalagi membawa Mentari.” Kemarahan Erina masih berlanjut saat sampai di rumah.“Kita bicara di dalam.” Dengan lembut ia menarik istrinya masuk.“Minum dulu, kamu sedang emosi.” Dimas tidak ikut terpancing, ia tidak mau suasana semakin tak terkendali.Ia khawatir pada Batari, putrinya yang lain tapi di sisi lain Dimas tidak akan mungkin mengabaikan Erina. Posisi

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 24

    Ia hanya menghampiri Adeline tanpa bicara apapun. Ditepuknya lembut pundak sang istri.Adeline buru-buru mengusap pipinya yang basah, ia juga diam tidak berniat mengusir Bram karena sekarang pikirannya kacau. Kenyataan baru membuatnya benar-benar hancur, apalagi menyangkut putrinya.Bram duduk di sofa sedangkan Adeline masih di kursi dekat ranjang pasien, ia menggenggam erat tangan Batari. Anak itu yang biasanya ceria sekarang terkapar tak berdaya, padahal sebelumnya Batari masih bermain dengan riangnya.Tuhan, jangan ambil putriku. Sudah cukup aku mengikhlaskan putriku yang lain dirawat ayahnya. Aku tak sanggup untuk kehilangan lagi.Meski belum dipastikan karena hasil tes lab belum keluar namun gejala yang dialami oleh Batari menunjukkan penyakit serius. Adeline berharap kalau dokter salah mendiagnosa.Masih ada di ruangan itu, Bram tidak bergerak sedikitpun. Ia memandang punggung Adeline yang bergetar, suara tangisnya memang tidak terdengar namun gerakan tubuhnya tidak bisa berboho

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 23

    Bram memeluk tubuhnya sendiri karena merasakan dingin yang menusuk tulang, bajunya bahkan sudah basah karena terkena cipratan air hujan. Namun semua itu tidak membuatnya melangkah untuk pergi. Bram tidak mau lagi kehilangan istrinya.Pintu berderit membuat Bram sontak menoleh, senyumnya merekah.“Pulang sana. Jangan membuatku jadi bahan gunjingan.” Bukannya menawarkan untuk masuk, Adeline malah terang-terangan mengusir suaminya itu.“Bisakah aku menunggu di dalam, ponselku juga mati tidak bisa menelepon supirku. Setidaknya sampai hujan reda.”“Jangan lama-lama.” Adeline membuka pintu sedikit lebar dan membiarkan Bram untuk masuk.“Terima kasih.” Betapa bahagianya Bram saat dipersilahkan untuk masuk. Meski ia tahu setelah itu ia akan dipaksa untuk pergi juga.Selain karena takut ada yang curiga pada Bram, Adeline juga tidak tega melihat lelaki itu menggigil di luar saat hujan deras mengguyur bumi.Sekalian Adeline juga ingin membicarakan soal perceraian yang seharusnya sudah selesai se

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 22

    Hati Bram teriris melihat begitu memprihatinkan kondisi istrinya saat ini. seorang Adeline Putri Wirakusuma yang begitu cantik paripurna sekarang tampak lusuh tak terawat.“Del.” Mata Bram memanas, ada rasa lega setelah lima tahun lamanya mencari keberadaan Adeline, sekarang wanita itu ada di hadapannya tanpa dicari.“Sayang, ayo pulang.” Adeline menghampiri Batari dan menggendongnya.Ia sama sekali tidak memperdulikan keberadaan Bram yang terus memperhatikannya.“Kamu mau kemana? Kita pulang, sayang.” Bram menahan langkah Adeline.“Maaf, Anda mungkin salah orang, Pak!” Adeline menepis tangan Bram.Ya, mungkin kalau dilihat sekilas tentu tidak akan ada yang percaya kalau wanita ini adalah Adeline, pewaris tunggal keluarga Wirakusuma.“Jangan begini, Del. Sudah cukup lima tahun ini aku tersiksa setelah kepergianmu. Mami juga merindukanmu.”Adeline menyeringai, ia terus saja melangkah. Aku dikhawatirkan karena takut tidak ada yang meneruskan perusahaan, bukan khawatir orang tua pada ana

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 21

    5 Tahun Kemudian. “Dek, mau kemana? Sudah kamu di rumah saja, biar aku yang mengantar Tari.” Dimas menahan Erina yang akan bangkit dari tempat tidur. Kondisi Erina memang kurang sehat. Beruntung hari ini Dimas tidak memiliki kesibukan apapun. Sedangkan toko kelontong milik mereka dijaga oleh dua orang karyawan, meski bukan toko besar tapi setiap hari selalu ramai. Rezeki mereka mengalir begitu deras. Mungkin itu dari kelapangan hati Erina yang ikhlas merawat darah daging suaminya dari wanita lain. Karena tidak semua wanita akan kuat melakukan itu. “Tapi, Mas-” “Sayang, kamu sedang tidak sehat. Sudah diam saja di rumah, aku tidak lama. Hanya mengantar Tari setelah itu langsung pulang.” “Ayah, Ayah.” Suara cempreng itu terdengar melengking. “Lihat, putri kita sangat cerewet.” Dimas terkekeh. “Aku berangkat dulu ya.” Dimas mendaratkan kecupan di kening sang istri sebelum keluar kamar. Kehidupan mereka sudah kembali normal semenjak kehadiran Mentari. Erina sudah lama meng

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 20

    [Maaf, maaf, maaf. Aku benar-benar menyesal sudah menjerumuskan Dimas. Perbuatanku sudah sangat melukaimu. Aku mohon jangan tinggalkan Dimas, dia tidak salah. Aku yang salah, aku yang menggodanya. Sesuai permintaanmu. Rawatlah bayi ini dengan baik, kamu juga ibunya. Sekali lagi maafkan aku, aku harap kalian bahagia. Adeline.]Tidak mudah bagi seorang ibu menyerahkan anaknya untuk dirawat orang lain, namun Adeline merelakannya. Ia ingin menebus dosa yang pernah dilakukan.“Ja-jadi ... bayi ini ....” Erina benar-benar tidak menyangka kalau Adeline menyerahkan bayi itu padanya.Sebelumnya Erina bahkan sudah berpikir buruk, sekarang malah anak yang dimintanya sudah ada di depan mata.“Bawa masuk dulu, Dek. Kasihan di luar dingin.”“Iya, Mas.”Sebelum masuk. Dimas mengarahkan pandangannya ke seluruh arah untuk mencari keberadaan Adeline tapi nihil, tidak ada siapapun di sana.“Ini benar-benar anak yang Mbak Adel lahirkan.” Erina menatap gelang yang bertuliskan tanggal lahir di lengan mungi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status