Home / Romansa / Malam Panas Dengan Mantan Suami / 119. Tersangkut diresleting celana

Share

119. Tersangkut diresleting celana

Author: Rossy Dildara
last update Last Updated: 2025-03-09 13:00:15

Di taman kota yang asri, suasana sejuk dan tenang menyelimuti mereka. Pepohonan rindang dan gemericik air mancur menciptakan oase kedamaian di tengah hiruk pikuk Jakarta.

Mereka beralaskan tikar, menikmati makan siang ala camping. Andre, Dinda, Calvin, Viona, dan Kenzie tertawa lepas, berbagi bekal makan siang yang sederhana namun terasa istimewa. Aroma nasi hangat dan lauk pauk sederhana memenuhi udara, menambah kehangatan suasana.

Kicau burung dan desiran angin menjadi musik latar yang merdu. Momen sederhana ini terasa begitu berharga, sebuah pelarian singkat dari rutinitas kota yang padat.

"Sayang banget Chika dan Candra nggak diajak, pasti kalau ada mereka, bisa tambah seru, Yah," kata Calvin di sela-sela makan siang mereka.

"Memangnya kenapa mereka nggak diajak, Kak?" tanya Viona, bingung.

"Candra lagi liburan di Bogor, sementara Chika ada les, Vio," jawab Dinda.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   120. Dia hanya shock

    "Apa, Opa? Bulung Kenzie habis?" Mata Kenzie membulat sempurna, jeritan histeris pecah di ruangan itu. "Kenzie nggak mau, Opa! Kenzie nggak mau!!" Tangisnya menggema, mengiris hati siapapun yang mendengarnya. "Tidak, Nak! Jangan khawatir!" Dokter menepuk-nepuk pundak Kenzie dengan lembut, berusaha menenangkannya. "Opamu salah paham. Dokter tidak akan 'menghabiskan' bu*rungmu. Dokter hanya perlu memotong sedikit bagian yang terluka. Bayangkan saja seperti… kamu akan disunat, ya?" "Su-sunat?!" Mata Kenzie kembali membulat, serangan panik dan ketakutan menyergap. Membuatnya kembali pingsan. "Kenzie!!" Andre mencoba membangunkan Kenzie, menggoyangkan tubuhnya, namun dokter menghentikannya. "Biarkan saja, Pak. Dia hanya shock. Saya akan memberikan suntikan bius, dan sebaiknya Bapak menunggu di luar. Operasinya akan segera di

    Last Updated : 2025-03-10
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   121. Sudah takdirnya

    "Ayah... bagaimana keadaan Kenzie? Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Calvin, suaranya bergetar, langkahnya tergesa-gesa saat tiba di rumah sakit. Wajahnya pucat pasi, mencerminkan kecemasan yang mendalam. Dia, Dinda, dan Viona segera menghampiri Andre yang duduk di depan ruang UGD, ketegangan terpancar dari raut wajah mereka. "Jadi ceritanya ...." Andre berdiri, suaranya sedikit gemetar saat memulai penjelasan. Dia menceritakan semuanya, detail demi detail. Ketiga orang itu awalnya menegang, gidik ngeri membayangi pikiran mereka. Namun, di ujung cerita, sebuah rasa syukur yang mendalam memenuhi hati mereka. Operasi Kenzie berjalan lancar. "Alhamdulillah... anakku memang kuat, Yah," ucap Calvin, suaranya bercampur syukur dan kelegaan. Air mata haru hampir menetes dari sudut matanya. "Ada hikmahnya juga, ya, Kak... bu*rung si Kenzie tersangkut di sleting. Jadi 'kan dia nggak bisa ngelak buat disunat," kata Viona, suaranya te

    Last Updated : 2025-03-11
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   122. Jangan lewatkan kesempatan

    Suatu malam yang remang di sebuah diskotik, Yogi menarik Venny ke sudut ruangan, memperkenalkan istrinya kepada temannya, Dora. Niat jahat tersirat jelas di mata Yogi. Dia bermaksud menawarkan Venny, istrinya yang sedang hamil, untuk menjadi kupu-kupu malam. Venny, dengan gaun malamnya yang menawan namun tak mampu menyembunyikan perut buncitnya, merasa sesak. Rasa takut dan cemas bercampur menjadi satu. "Aku mau kamu tawarkan dia kepada pelangganmu, Dor," bisik Yogi, suaranya dingin dan tanpa ampun. Venny hanya bisa menunduk, air mata mengancam untuk tumpah. Dora, pria bertulang lunak dengan kemeja pink mencolok, mengamati Venny dari atas hingga bawah. Pandangannya terhenti pada perut Venny yang membuncit. "Lho, dia lagi hamil, Yog?" tanyanya, tak percaya. Dora ini sudah lama menjadi Mami di diskotik itu. Dan rata-rata anak didik yang berada dibawah naungannya selalu laku keras. "Enggak, dia enggak hamil," ja

    Last Updated : 2025-03-11
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   123. Bukan keluarganya

    "Apa kamu mengenalku?" Erick mengerutkan dahi, memerhatikan wajah Venny. Berbeda dengan Venny yang tahu Erick, meskipun itu hanya dari foto yang pernah Yogi tunjukkan. Namun, Erick justru tak mengenalinya, karena memang dia belum pernah bertemu dengan Venny sebelumnya. "Oh enggak kok, Pak," jawab Venny yang memilih berbohong. Dia merasa takut jika jujur nanti Erick akan berubah pikiran untuk tak jadi membelinya. "Tapi kenapa tadi kamu menyebut namaku? Tau dari mana?" "Oh itu ... dulu aku pernah kerja di perusahaan Bapak. Tapi mungkin Bapak sudah lupa." Venny menjawab secara asal, dijadikan bahan alasan. "Benarkah?" Mata Erick berbinar, tampak senang mendengarnya. "Memangnya kamu pernah kerja di kantorku dibagian apa?" "Saya permisi dulu kalau begitu ya, Om. Selamat bersenang-senang." Dora pamit, lalu menutup pintu dengan rapat. M

    Last Updated : 2025-03-12
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   124. Ladang pahala

    "Beliau terkena serangan jantung, Pak, akibat terlalu banyak mengkonsumsi alkohol. Dan tolong hubungi pihak keluarganya, katakan bahwa Pak Erick sudah meninggal dunia." Dokter menyampaikannya dengan nada lembut namun tegas. Tapi membuat mata mereka yang ada di sana membulat sempurna. "Meninggal, Dok? Serius??" Dora tampak tidak percaya. Erick ini salah satu pelanggan setia yang sering membeli anak didiknya, tidak menyangka akan secepat ini tiada, pikirnya. "Serius, Pak. Untuk apa juga saya berbohong," jawab Dokter dengan tenang. Sementara itu, Andre terlihat tersenyum. Kabar ini sebenarnya adalah kabar duka, namun menurut Andre, ini kabar yang sangat baik. Bukan maksud ingin berbahagia di atas penderitaan orang lain, hanya saja Andre merasa lega dengan kematian Erick, karena dengan begitu tak akan ada lagi yang menggangu rumah tangga anaknya. "Tolong beritahukan keluarganya ya, Pak. Barangkali di antara kalian ada yang tau." "Keluarga Pak Erick setahuku hanya anaknya, Dok

    Last Updated : 2025-03-13
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 1. Ciuman pertama

    "Apa yang Bapak lakukan? Bapak mau apa?" Mata Zea melebar sempurna saat Kenzie mulai membuka kancing kemejanya. Dan sebelum Zea sempat bereaksi, bibir Kenzie mendarat di bibirnya. Itu adalah ciuman pertama Zea, dan Kenzie telah mengambilnya begitu saja, tanpa permisi. Zea terpaku, tubuhnya menegang karena terkejut dan takut. *** (Flashback on) Di area parkir supermarket yang sunyi senyap, Zea melangkah dengan hati-hati, setiap langkahnya diiringi detak jantung yang berdebar kencang. Tatapannya tajam, mengamati setiap sudut. Niatnya terselubung: ingin mencuri. Sasarannya sebuah Lamborghini hitam mengkilap, pintunya sedikit terbuka, mengundang godaan. Namun, bukan mobil mewah itu yang menjadi incarannya, melainkan barang-barang yang mungkin tertinggal di dalamnya. Dengan gerakan lincah, Zea menyusup ke dalam mobil, matanya menyapu setiap sudut. Napasnya tercekat saat menemukan sebuah laptop tergeletak di kursi pengemudi. "Kalau dijual, pasti harganya mahal," gumamnya, membayangkan

    Last Updated : 2025-03-13
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 2. Pembantu baru

    Tak lama, aroma busuk menguar memenuhi kabin mobil, membuat Kenzie dan satpam yang menemaninya mual. Kenzie segera menepikan mobil. Perutnya berdenyut-denyut tak tertahankan. Dia bergegas keluar dan memuntahkan isi perutnya."Huueekk!! Huueekk!!"Satpam ikut turun, bukan untuk muntah, melainkan untuk menutup hidungnya rapat-rapat dengan lengan baju."Bawa gadis itu ke toilet, Pak! Suruh dia membersihkan diri!" perintah Kenzie, wajahnya memerah menahan amarah. Dia semula mengira Zea hanya berpura-pura, tetapi ternyata tidak. Ironisnya, gadis itu malah buang air besar di celana."Lho… Nona mau ke mana?" Satpam itu tersentak, melihat Zea berlari begitu turun dari mobil. Gadis itu berusaha kabur, meskipun dalam kondisi mengenaskan. Namun…"Nona, awas!!"Sebuah motor tiba-tiba datang membelah jalan dengan kecepatan tinggi. Zea tak sempat menghindar, kakinya terserempet."Aaawww!!"Tubuhnya terhempas ke aspal. Kedu

    Last Updated : 2025-03-14
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 3. Sesuatu yang aneh

    Kenzie memasuki ruang perawatan, tempat Zea telah dipindahkan. Gadis itu telah berganti pakaian, terbaring lemah sambil terisak, tatapannya kosong saat Kenzie mendekat. "Pak... aku minta maaf," lirih Zea, suaranya bergetar. Air matanya mengalir deras, membasahi pipinya yang pucat. Dia merasa hari ini adalah hari terburuk dalam hidupnya. Kegagalan mencuri, malu karena buang air besar di celana hingga keserempet motor dan ancaman penjara—bayangan itu menghantuinya. Zea merasa tak berdaya, hanya bisa pasrah. Kenzie menghela napas. "Aku akan memaafkanmu. Tapi ada syarat yang harus kamu penuhi." Mata Zea yang sembab itu membulat, penuh harap. "Syarat? Apa itu, Pak? Apakah ini berarti aku nggak jadi dipenjara?" Kenzie mengeluarkan map cokelat yang sedari tadi dipegangnya, lalu mengambil pulpen dari saku celananya. "Iya. Asalkan kamu tanda tangani ini." Dengan tangan gemetar, Zea mengambil map itu, me

    Last Updated : 2025-03-14

Latest chapter

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 62. Aku akan datang ke kamarmu

    Tapi sejujurnya, obrolanku tidak terlalu penting. Yang terpenting hanya supaya aku bisa menatapnya lama-lama sambil mendengar suaranya. Sekaligus bisa mencuri kesempatan, tapi sayangnya yang terjadi tidak sesuai ekspektasi."Besok aku mau mengajakmu ke makam Kakek. Tapi kamu kira-kira bakal takut nggak?" Aku melontarkan pertanyaan itu, mencoba memulai percakapan. Aku penasaran dengan reaksinya."Enggak kok, Pak. Jam berapa?" Jawaban Zea membuatku sedikit lega.Benar kata Ayah, Zea terlihat tenang saat membahas tentang Kakek. Sepertinya dia memang tidak takut."Pagi saja, sebelum aku berangkat kerja. Kalau siang takut panas.""Iya." Dia mengangguk."Oh ya, Zea. Kamu nggak ada keinginan kabur lagi, kan?" Pertanyaan ini sedikit lebih serius. Aku ingin memastikan. Kejadian sebelumnya masih terngiang di pikiranku."Bapak kepengen aku kabur?" Zea balik bertanya, suaranya terdengar sedikit curiga. Matanya mengama

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 61. Sup bulu

    "Kamu pergilah ke pasar tradisional, terus cari ayam yang masih hidup, Ken, lalu sekalian minta disembelih. Tapi bulunya tidak perlu dicabut dan cari bulunya yang bagus, ya?"Permintaan Bunda membuatku mengerutkan dahi. Ada yang aneh."Kenapa bulunya nggak boleh dicabut dan harus dicari yang bagus?" tanyaku, suaraku terdengar sedikit ragu, kebingungan memenuhi dada. Ini bukan permintaan yang biasa."Karena bulunya itu yang mau dipakai. Si Zea kepengen makan sup bulu ayam katanya, jadi nanti Bunda mau masakin untuknya." Jawaban Bunda semakin membuatku heran."Sup… bulu ayam?" Nama masakan itu terdengar asing di telingaku, benar-benar aneh. "Memangnya bulu ayam bisa dimakan ya, Bun? Setahuku nggak bisa deh." Aku menggelengkan kepala tak percaya.Bunda terkekeh pelan. "Memang nggak bisa, lagian nggak ada dagingnya juga, Ken." Ternyata Bunda juga menyadari keanehannya."Terus... ngapain juga si Zea kepengen makan bulu ayam? Pakai di sup segala lagi." Keheranan dan kekhawatiran

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 60. Obat pembesar

    "Ih enggak!" bantahku dengan gelengan kepala, lalu membuka pintu kamar. "Kalau begitu aku mau mandi dulu deh." "Ya sudah, sana mandi. Ayah tunggu di ruang makan, ya? Jangan lupa cukuran juga biar enak dipandang." Ayah kembali tertawa mengejek, lalu melangkah pergi turun dari anak tangga. Cukuran katanya? Apanya yang perlu dicukur? Rambutku saja masih pendek. Baru kemarin aku potong rambut. * * * "Ken… kamu sudah mendengar dari Zea belum, masalah mahar pernikahanmu?" tanya Ayah, suaranya santai terdengar di antara gemuruh mesin mobil yang kami tumpangi. Hari ini Ayah tidak membawa mobilnya, katanya sedang diservis di bengkel. Kami berangkat kerja bersama. "Sudah, Yah. Kenapa memangnya?" Aku menoleh sebentar, dahiku berkerut, sebelum kembali fokus menyetir. Pertanyaan Ayah membuatku sedikit penasaran. "Masalah rumah dan mobilnya, nanti biar Ayah yang cari. Pak D

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 59. Mikir jorok

    Keduanya lalu menatap kembali Zea. "Selain itu, apa lagi yang Kakek sampaikan?" tanya Ayah, suaranya lembut.Zea terdiam sejenak, menunduk, ragu untuk melanjutkan. "Dia ...," bisiknya pelan, "Memintaku untuk memaafkan apa yang Pak Kenzie perbuat.""Lalu, kamu jawab apa?" tanya Ayah lagi, tatapannya penuh perhatian."Belum sempat aku jawab, Yah, tapi Kakek sudah keburu pergi. Dipanggil pun tidak menjawab," jawab Zea lirih."Apakah wajah Kakek menyeramkan? Bagaimana saat kamu melihatnya?" Kali ini Bunda yang bertanya, suaranya dipenuhi kekhawatiran.Aku sendiri sebenarnya ingin bertanya juga, tapi pertanyaan Bunda dan Ayah seakan mewakili semua rasa ingin tahuku."Wajahnya sama seperti di foto, Bun. Cuma... agak glowing saja."Ayah menatapku, lalu mendekat dan menggenggam tanganku erat. Tanpa sepatah kata, dia menarikku berdiri dari tepi kasur."Sekarang kamu istirahat dulu ya, Zea. Nanti Bibi bawakan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 58. Aku cemburu

    "Rumah sakit, Bun." Kataku tegas, tak ada waktu untuk ragu. "Ya sudah, ayo. Bunda ikut untuk menemani." "Iya." Aku mengangguk cepat, kemudian menggendong Zea dengan hati-hati. Bunda mengikuti dari belakang, sambil memainkan ponselnya. "Bunda memangnya nggak apa-apa ikut aku? Nanti kalau Ayah cariin gimana?" tanyaku sedikit khawatir. "Ini... Bunda sudah kirim chat sama Ayah. Dia tadi masih tidur, nanti kalau sudah bangun terus nyariin, pasti dia buka HP." Jawab Bunda tenang, menenangkan kekhawatiranku. "Oh gitu, ya sudah." Aku lega mendengarnya. Setelah kami bertiga masuk ke dalam mobil, aku segera melajukan mobil menuju rumah sakit terdekat. Jalanan malam terasa sunyi, hanya diiringi debaran jantungku yang semakin cepat. Setibanya di sana, aku langsung menggendong Zea menuju ruang UGD, jantungku berdebar kencang berharap dia segera mendapatkan penanganan. Bunda dan aku duduk di kursi tunggu, kesunyian terasa mencekam di antara deru napas cemas kami. "Bun... Bunda nggak

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 57. Kamu nggak perlu takut

    "Zea ...."Suara berat itu mengalun lembut, namun berhasil menggetarkan jantungku. Seorang pria berdiri di hadapanku, siluetnya samar-samar dalam cahaya remang.Wajahnya memang asing, namun aura bijaksana terpancar darinya. Usia senjanya terlihat jelas dari kerutan yang menghiasi wajahnya yang sawo matang, bercahaya meski dipenuhi garis-garis waktu. Rambutnya seputih salju, hampir sepenuhnya memutih. Dia mengenakan jubah putih panjang yang menambah kesan misterius.Pikiran berputar cepat.Siapa dia? Bagaimana dia tahu namaku? Dan lebih penting lagi, bagaimana dia bisa berada di sini, di depan kamarku, di tengah malam begini? Selama aku tinggal di sini, aku belum pernah melihatnya sebelumnya."Boleh nggak kita bicara sebentar?" tanyanya, matanya menatapku dalam-dalam, penuh arti. Tatapan yang seolah menembusku, membaca isi hatiku."Bicara apa? Tapi maaf ... Kakek ini siapa, ya?" Aku bertanya, suaraku sedikit gemetar karena rasa was-was yang mulai menguasai. Aku memperhatikann

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 56. Apa kamu suka padaku?

    "Jangan bilang kamu selingkuh dengannya?" Pertanyaan mendadak Pak Kenzie membuatku tersentak. Tuduhan yang begitu tiba-tiba dan tanpa sebab itu sungguh membuatku marah. Apa-apaan dia ini? Mobil yang dikendarainya langsung berhenti. "Bapak ini ngomong apa sih?! Pak Bahri itu mantan bosku di rumah makan Padang, masa Bapak lupa?" "Ingat, tapi kenapa dia menghubungimu? Pasti ada alasannya, kan? Pasti karena kalian ada hubungan!" Nada bicaranya semakin meninggi, menunjukkan ketidakpercayaannya yang begitu besar. "Astaghfirullah, Pak... Bapak jangan su'uzon padaku! Aku sama dia nggak ada hubungan apa-apa. Dia cuma mau main ke sini." Aku berusaha menjelaskan dan bersikap tenang, walau amarahku masih menggelayuti. "Main?" Matanya membulat, tatapannya tajam seperti elang yang mengintai mangsa. Menurutku, reaksinya itu terlalu berlebihan. Pak Kenzie ini selain plin plan dan menyebalkan, dia juga lebay. "Itu sudah cukup membuktikan kalau dia naksir sama kamu, Zea. Seharusnya tadi k

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 55. Lingerie seksi untuk istriku

    "Kalau kita sudah bercinta, aku bisa tidur nyenyak, dan aku bisa lebih mudah memikirkan biaya mahar itu.” Pak Kenzie menghela napas, mencoba menjelaskan dengan sabar, namun nada bicaranya terdengar sedikit memaksa supaya aku menuruti permintaannya. "Tidur nyenyak?" Aku mendengus kesal. Itu terdengar tak masuk akal. “Jangan mengada-ada, Pak. Setiap malam bukannya Bapak tidur nyenyak?" "Enggak kok." Dia menggeleng cepat, membantah. "Semalam buktinya Bapak tidur nyenyak.” Aku sengaja menekankan kata ‘nyenyak’, karena aku jelas-jelas mendengar dengkur kerasnya semalam. Dia berdusta! “Kamu nggak akan mengerti, Zea. Yang tau tentang ini hanyalah laki-laki. “Kenapa bisa begitu?” tanyaku, merasa kecewa. “Kalaupun dijelaskan, kamu tetap tidak akan paham." Cih! Sifat menyebalkannya muncul

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 54. Kita bercinta

    “Niat Ayah dan Bunda datang ke rumah Papa sebenarnya ingin mengabarkan pernikahan kita, Pak. Tapi Papa malah membahas mahar,” kataku, menjelaskan inti kejadian pagi tadi. Pak Kenzie mengerutkan dahi. “Papamu meminta mahar untuk pernikahan kita?” Aku mengangguk cepat, “Iya. Semua ini gara-gara Juragan Udin. Papa berniat menjodohkanku dengannya karena Juragan Udin berani memberikan mahar rumah dan mobil.” Mata Pak Kenzie membulat. Dia tampak terkejut. “Memangnya Ayah dan Bunda tidak memberitahu Papamu kalau kamu sedang mengandung anakku?” Aku menggeleng pelan, “Tidak, Pak. Sepertinya mereka melakukan itu karena takut Papa marah.” “Terus, Papamu meminta mahar apa untuk pernikahan kita?” “Rumah, mobil, dan uang seratus juta,” jawabku, mencoba bersiap menghadapi reaksinya. Aku sudah menduga dia akan terkejut. “Apa?!” Seruannya kali ini lebih keras, menunjukkan keterkejutan yang nyata. Aku menunduk, menahan malu. “Maafkan Papaku, Pak. Seharusnya Ayah dan Bunda tidak langsung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status