Share

51. Jangan dibuka!

Author: Rossy Dildara
last update Huling Na-update: 2025-01-12 09:00:45

"Jangan dibuka, Pak!" larang Papa, bahkan Isa pun terlihat tidak berniat untuk membuka pintu.

Prangggg!!

Aku sontak terkejut saat sebuah kaca mobil berhasil dipecahkan oleh salah satu pria berbadan besar itu tepat pada jendela di mana Isa duduk. Suara pecahan kaca yang tajam memecah keheningan di dalam mobil.

Beruntung, Isa sempat menutupi wajahnya dengan tangan, karena jika tidak, wajahnya bisa terluka.

Namun, sekarang tangannya malah berdarah karena serpihan kaca itu. Ekspresi terkejut dan ketakutan tergambar jelas di wajahnya.

"Ayaahhh!!" Kenzie berteriak, tampak terkejut sekaligus panik. Tubuhnya gemetar, dan Papa segera memeluk erat tubuhnya, mencoba menenangkan cucunya yang ketakutan.

"Siapa kalian? Kenapa kasar sekali, hah?" bentak Papa, terlihat emosi. Matanya memancarkan kemarahan yang sulit ditahan.

"Aku sudah meminta kalian untuk keluar, tapi kenapa kalian tidak mau keluar juga, hah??" Salah satu pria itu berb
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Soes Susiani
Sabar Vio... buktikan kalau kamu mampu dan bisa jadi istri dan ibu yang baik serta penyayang Moga Calvin bisa melindungi keluarganya dan menangkap dalang peristiwa penculikan yang gagal itu
goodnovel comment avatar
Aishwa Maira
mesti ulah agnes calvin disini krg peka terlalu monoton jg
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 106. Mau pisah

    "Terima kasih, Ma, karena Mama sudah mau menerimaku. Mama orang yang baik." Zea mengucapkan terima kasih dengan tulus, suaranya sedikit bergetar karena haru."Sama-sama. Kamu juga anak yang baik dan sangat manis." Mama Eva mencubit lembut pipi Zea dengan gemas, gerakannya penuh kasih sayang. Lalu, dengan hati-hati dia mulai menyuapi Zea soto ayam yang masih hangat."Oh ya, kalau boleh tau ... kalian tinggal di Jakarta selamanya, apa hanya sementara?" tanya Zea penasaran. Ada maksud tertentu juga yang ingin dia sampaikan. Tapi sebelum itu, dia ingin mengetahui lebih banyak tentang keluarga barunya."Melihat rumah makan nasi Padang Papa di sini cukup ramai, sepertinya Papa akan menetap tinggal di sini, Zea. Cuma ya mungkin kami juga harus pulang ke Karawang beberapa hari dalam sebulan untuk mengecek keadaan cabang utama yang ada di sana." Papa Bahri menjelaskan, suaranya terdengar ramah dan terbuka. Dia ingin Zea merasa nyaman dan diterima."

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 105. Jangan ceritakan ke Zea

    "Kita ke kantor polisi di mana Jamal melaporkan kasus ini, Yah, lalu setelah itu kita sogok polisi supaya menutup kasus itu." Kenzie memberikan saran yang menurutnya cepat dan tepat.Dia tahu, atau setidaknya begitu keyakinannya, bahwa polisi di Indonesia—seringkali bisa ditundukkan oleh uang. Sebuah realita pahit yang telah terpatri dalam benaknya."Ayah sudah melakukan itu, Ken. Tapi polisinya menolak." Suara Ayah Calvin terdengar lesu, menunjukkan kegagalannya dalam upaya tersebut."Kurang banyak mungkin Ayah ngasihnya. Berikan nominal dengan jumlah yang besar, Yah.""Ayah justru menawarkan berapapun yang mereka inginkan, tapi mereka tetap menolak dan menerima laporan dari Jamal, Ken," jawab Ayah Calvin sedih, suaranya dipenuhi keputusasaan."Kok bisa sih mereka nolak? Biasanya polisi 'kan ijo kalau sama duit." Kenzie tampak tidak percaya."Iya, Ayah juga heran." Ayah Calvin hanya bisa menggelengkan kepala, menunjukkan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 104. Bagaimana caranya

    Hari sudah mulai gelap, menjelang magrib.Langit Jakarta berubah warna menjadi oranye kemerahan, namun Ayah Calvin dan Keiko belum juga kembali.Kecemasan mulai menggerogoti Kenzie. Berkali-kali dia mencoba menghubungi mereka, namun tak ada respon.Akhirnya, Kenzie memutuskan untuk pergi ke UGD terdekat. Dia harus mencari tahu sendiri apa yang terjadi.Setibanya di sana, suasana UGD yang ramai dan sedikit berisik malah membuat Kenzie semakin panik. Ditambah dia juga tak menemukan keberadaan orang tuanya di antara orang-orang di sana."Sus... mau nanya, korban anak kecil yang ditabrak mobil itu ke mana ya, sekarang?" Kenzie bertanya pada salah seorang suster yang tak sengaja lewat, suaranya sedikit gemetar. Langkah perempuan berseragam putih itu langsung terhenti."Atas nama siapa ya, Pak? Soalnya hari ini banyak pasien anak kecil yang tertabrak mobil," jawab suster itu dengan nada sopan, namun tetap profesional."Aduh, k

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 103. Aku malu

    Ayah Calvin, dengan wajah pucat pasi dan mata yang berkaca-kaca, akhirnya bisa menghentikan langkah Jamal. Lengan kekarnya menggenggam erat lengan Jamal."Jamal, jangan laporkan masalah ini ke polisi! Anakmu pasti akan sembuh dan semua biaya aku yang tanggung!" Suaranya bergetar, penuh keputusasaan.Belum sempat Jamal bereaksi, seorang polisi, tinggi besar dengan seragam rapi, tiba-tiba datang menghampiri mereka. Sorot matanya tajam, mengamati situasi dengan tenang."Maaf, ada yang bisa saya bantu, Pak?" suara polisi itu terdengar datar, profesional."Saya mau melaporkan seorang perempuan yang telah menabrak anak saya hingga membuatnya lumpuh, Pak," jawab Jamal cepat, suaranya masih bergetar, namun tekadnya bulat."Baik, kalau begitu Bapak bisa ikuti saya." Polisi itu menunjuk ke arah ruang pengaduan, langkahnya pasti. Namun, sebelum Jamal melangkah, Ayah Calvin kembali menghalangi, tubuhnya bergetar hebat. Dia masih berusaha men

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 102. Masa depannya masih panjang

    Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya pintu ruang operasi terbuka. Sebuah celah sempit yang menjanjikan jawaban, namun juga menyimpan ketakutan. Seorang dokter pria, muncul dari baliknya. Pakaiannya serba biru dan tertutup rapat, hanya kedua matanya yang terlihat. Jamal, wajahnya pucat pasi, segera mendekat dengan kepanikan yang tak terbendung. "Bagaimana kondisi anak saya, Dok? Bagaimana operasinya?" Suaranya bergetar, penuh harap dan cemas. "Operasinya berjalan lancar, Pak. Namun, ada hal yang perlu saya sampaikan ...." "Apa itu, Dok?" tanya Jamal penasaran. Ayah Calvin langsung berdiri dari duduknya, begitu pun dengan Keiko dan Bunda Viona. "Sebelumnya, apakah Anda semua keluarga pasien?" Dokter itu bertanya, tatapannya menyapu wajah Jamal, Ayah Calvin, dan Keiko yang berdiri di sana, terpaku. Dua orang asing yang sebelumnya bersama Keiko telah pergi, karena mereka sudah tak ada urusan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 101. Bukanlah orang baik

    Setelah berhasil mengecek rekaman CCTV, Kenzie menarik napas panjang. Di layar monitor, terlihat jelas saat Papa Bahri turun dari mobilnya di parkiran, Papa Darman tiba-tiba muncul dan melayangkan pukulan tepat mengenai wajahnya. Sebuah serangan yang tiba-tiba dan tanpa peringatan. Namun, yang mengejutkan Kenzie, Papa Bahri tidak langsung membalas. Mereka sempat beradu mulut sebentar, jarak mereka cukup dekat sehingga bibir mereka terlihat bergerak, namun suara tidak terekam. Barulah setelah beberapa saat, Papa Bahri membalas serangan, dan perkelahian pun dimulai. Rekaman hanya menampilkan gambar, tanpa suara, sehingga Kenzie tak tahu isi percakapan mereka. Kekecewaan memenuhi hatinya. Bukti visual memang menunjukkan siapa yang memulai perkelahian, tetapi motivasi di baliknya masih menjadi misteri. "Waktu kamu lihat mereka berkelahi, kamu sempat dengar mereka ada ngomong tentang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status