Share

(S2) 58. Aku cemburu

Author: Rossy Dildara
last update Last Updated: 2025-05-08 11:30:30
"Rumah sakit, Bun." Kataku tegas, tak ada waktu untuk ragu.

"Ya sudah, ayo. Bunda ikut untuk menemani."

"Iya." Aku mengangguk cepat, kemudian menggendong Zea dengan hati-hati. Bunda mengikuti dari belakang, sambil memainkan ponselnya. "Bunda memangnya nggak apa-apa ikut aku? Nanti kalau Ayah cariin gimana?" tanyaku sedikit khawatir.

"Ini... Bunda sudah kirim chat sama Ayah. Dia tadi masih tidur, nanti kalau sudah bangun terus nyariin, pasti dia buka HP." Jawab Bunda tenang, menenangkan kekhawatiranku.

"Oh gitu, ya sudah." Aku lega mendengarnya.

Setelah kami bertiga masuk ke dalam mobil, aku segera melajukan mobil menuju rumah sakit terdekat. Jalanan malam terasa sunyi, hanya diiringi debaran jantungku yang semakin cepat.

Setibanya di sana, aku langsung menggendong Zea menuju ruang UGD, jantungku berdebar kencang berharap dia segera mendapatkan penanganan.

Bunda dan aku duduk di kursi tunggu, kesunyian terasa mencekam di antara deru napas cemas kami.

"Bun... Bunda nggak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 111. Aku sudah melupakannya

    "Kenapa jadi tiba-tiba bahas Helen? Dia sudah menjadi masa laluku, Zea." Suara Kenzie terdengar berat, namun berusaha terdengar tenang, mencoba meyakinkan Zea sekaligus dirinya sendiri."Tapi Kakak 'kan sangat mencintainya." "Iya. Tapi itu dulu, saat dia masih menjadi istriku. Setelah berpisah... aku sudah melupakannya." Kenzie menjawab dengan suara yang sedikit lebih tegas, mencoba untuk meyakinkan Zea."Benarkah?" Zea tampak tidak percaya, keraguan masih terpancar dari sorot matanya. Kenangan tentang cinta Kenzie kepada Helen masih begitu kuat terpatri dalam ingatannya. Dia tahu betul, bagaimana dulunya Kenzie yang begitu mencintai Helen, cinta yang begitu besar dan mendalam."Benar dong." Jawab Kenzie dengan suara mantap. "Ngapain juga sih aku masih cinta sama dia, sementara dia sudah berkhianat. Lagian ... aku juga sudah punya kamu dan Gala." Dia menambahkan kalimat terakhir dengan nada yang lebih lembut, mencoba untuk menenangkan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 110. Selamanya bersama

    "Karena alkohol," jawab Kenzie, suaranya berat. Sepertinya dia perlu menceritakan kali kisah masa lalunya, supaya tak ada kesalahpahaman. "Dulu, saat aku akan menikah dengan tunanganku… aku dan teman-temanku mengadakan pesta bujang, Pa, Ma, pesta yang berujung pada mabuk berat. Aku kehilangan kendali, dan… saat pulang, aku berakhir dengan memperko*sa Zea."Kata-kata itu keluar seperti bisikan, namun cukup kuat untuk mengguncang dunia Papa Bahri dan Mama Eva. Mata Papa Bahri membulat sempurna, rahangnya mengeras, menunjukkan keterkejutannya.Mama Eva menutup mulutnya dengan tangan, menunjukkan rasa syok yang mendalam."APA?!" Papa Bahri menyeru. "Jadi kamu sebelumnya memperko*sa Zea, Ken?" Nada suaranya tajam, menunjukkan betapa hancurnya hatinya mendengar pengakuan menantunya. "Iya, Pa." Kenzie mengangguk cepat, mengakui kesalahannya tanpa ragu. "Itu semua salahku, dan Zea lah yang menjadi korbannya. Dan bodohnya lagi aku nggak

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 109. Aku mencintai Zea

    "Siap, Pak. Saya dan rekan saya akan mencoba semaksimal mungkin untuk segera menangkapnya. Kami akan memberitahu Bapak perkembangannya," Polisi memberikan jaminan, suaranya terdengar tenang dan profesional, mencoba meredakan kekhawatiran Jamal yang meluap. Namun, janji itu tak cukup untuk meredam kecemasan yang mengakar di hati Jamal.Setelah memutuskan panggilan, Jamal bergegas keluar dari rumah sakit, langkahnya tergesa-gesa. Namun, langkahnya seketika terhenti. Di parkiran, sebuah mobil mewah berwarna hitam pekat baru saja berhenti. Dari dalam mobil itu, turunlah Kenzie, musuh bebuyutannya, dengan raut wajah yang tak terbaca.'Ngapain Pak Kenzie ke sini??' batin Jamal, pertanyaan itu menggema di kepalanya, menciptakan gelombang keheranan dan kecurigaan. Rasa penasaran yang membuncah mendorongnya untuk mengikuti Kenzie dari belakang, kembali masuk ke dalam rumah sakit.Namun, langkah Kenzie tidak menuju kamar rawat Nena. Langkahnya justru mengarah ke bagian lain

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 108. Mereka pasti menyembunyikan

    Sinar matahari pagi menyelinap lembut melalui celah tirai, menerangi ruangan inap anak yang tenang.Nena perlahan membuka matanya, pandangannya masih kabur, dunia seakan masih berputar pelan. Tubuhnya terasa berat, setiap gerakan terasa seperti melawan arus. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba membiasakan diri dengan cahaya yang masuk. Ruangan itu terasa asing, namun nyaman."Alhamdulillah... akhirnya kamu sudah sadar, Nak. Papa khawatir sekali padamu."Suara berat namun penuh kelembutan itu membuat Nena menoleh. Jamal, berdiri di samping ranjang, air mata membasahi pipinya. Tapi bukan air mata kesedihan, melainkan air mata haru yang meluap karena lega.Setelah operasi panjang yang terasa seperti mimpi buruk, Nena baru saja kembali ke dunia nyata. Kenangan akan rasa sakit yang menusuk masih menghantui, namun rasa lega mengalahkan semuanya. Dokter telah menjelaskan kemungkinan efek obat bius yang membuatnya tertidur lama."Papa, ini di mana?" tanyanya, suara ser

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 107. Kami mendukungmu

    "Sebetulnya, hubunganku dengan Kak Kenzie nggak seperti pasangan suami istri pada umumnya, Pa," jawab Zea pelan, suaranya bergetar menahan isak. Dia tampak ragu-ragu untuk menceritakan semuanya."Maksudnya gimana?" Papa Bahri mengerutkan dahi, kebingungan. "Coba jelaskan detailnya, barangkali Papa bisa membantumu. Kalian ini baru punya anak lho, Zea, masa harus pisah? Kasihan Gala." Suaranya dipenuhi kekhawatiran.Zea menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian. "Sejak dulu sebenarnya Kak Kenzie itu nggak memiliki perasaan padaku, Pa. Dalam artian… dia nggak mencintaiku. Kalau boleh jujur… dia menikahiku saja karena tau aku hamil. Kalau enggak karena aku hamil, dia nggak mau bertanggung jawab." Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.Mata Papa Bahri membulat, kejutan dan rasa sesak memenuhi dadanya. Dia seolah merasakan sakitnya Zea. "Kok bisa si Kenzie seperti itu padamu? Kalau dia sudah berbuat, harusnya dia mau bertanggung

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 106. Mau pisah

    "Terima kasih, Ma, karena Mama sudah mau menerimaku. Mama orang yang baik." Zea mengucapkan terima kasih dengan tulus, suaranya sedikit bergetar karena haru."Sama-sama. Kamu juga anak yang baik dan sangat manis." Mama Eva mencubit lembut pipi Zea dengan gemas, gerakannya penuh kasih sayang. Lalu, dengan hati-hati dia mulai menyuapi Zea soto ayam yang masih hangat."Oh ya, kalau boleh tau ... kalian tinggal di Jakarta selamanya, apa hanya sementara?" tanya Zea penasaran. Ada maksud tertentu juga yang ingin dia sampaikan. Tapi sebelum itu, dia ingin mengetahui lebih banyak tentang keluarga barunya."Melihat rumah makan nasi Padang Papa di sini cukup ramai, sepertinya Papa akan menetap tinggal di sini, Zea. Cuma ya mungkin kami juga harus pulang ke Karawang beberapa hari dalam sebulan untuk mengecek keadaan cabang utama yang ada di sana." Papa Bahri menjelaskan, suaranya terdengar ramah dan terbuka. Dia ingin Zea merasa nyaman dan diterima."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status