Home / Romansa / Malam Panas Dengan Mantan Suami / (S2) 14. Perempuan bekas

Share

(S2) 14. Perempuan bekas

Author: Rossy Dildara
last update Last Updated: 2025-03-22 13:00:57

"Berarti selama ini rumahmu berhantu, ya, Yang?" tanya Helen, membuatku bingung untuk menjawab apa. Aku merasa tak bisa jujur.

"Enggak kok, Yang." Aku menggeleng cepat.

"Terus tadi kenapa kamu bilang mahluk yang sama? Itu berarti kamu dan satpam rumahmu sering melihatnya di sini, kan?" Helen cukup cerdas, mudah memahami apa yang terjadi. Aku harus pintar memberikannya alasan. Dan harus masuk juga ke akalnya.

"Bukan begitu, Yang. Dulu memang pernah ada, tapi aku sudah meminta bantuan Ustad untuk mengusirnya. Aku juga nggak tau kenapa mahluk itu sekarang datang lagi." Semoga dengan penjelasan ini Helen percaya.

"Kalau begitu usir lagi. Panggil Ustad itu ke rumahmu."

"Iya, aku akan meminta Jamal untuk memanggil Ustad itu." Aku menatap Jamal, mengedipkan sebelah mata memberikannya isyarat. Semoga saja dia paham maksudku tanpa bertanya apa-apa lagi.

"Baik, Pak." J
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
rasain ko Kenzi, kena tipu sama jalang
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 108. Mereka pasti menyembunyikan

    Sinar matahari pagi menyelinap lembut melalui celah tirai, menerangi ruangan inap anak yang tenang.Nena perlahan membuka matanya, pandangannya masih kabur, dunia seakan masih berputar pelan. Tubuhnya terasa berat, setiap gerakan terasa seperti melawan arus. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba membiasakan diri dengan cahaya yang masuk. Ruangan itu terasa asing, namun nyaman."Alhamdulillah... akhirnya kamu sudah sadar, Nak. Papa khawatir sekali padamu."Suara berat namun penuh kelembutan itu membuat Nena menoleh. Jamal, berdiri di samping ranjang, air mata membasahi pipinya. Tapi bukan air mata kesedihan, melainkan air mata haru yang meluap karena lega.Setelah operasi panjang yang terasa seperti mimpi buruk, Nena baru saja kembali ke dunia nyata. Kenangan akan rasa sakit yang menusuk masih menghantui, namun rasa lega mengalahkan semuanya. Dokter telah menjelaskan kemungkinan efek obat bius yang membuatnya tertidur lama."Papa, ini di mana?" tanyanya, suara ser

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 107. Kami mendukungmu

    "Sebetulnya, hubunganku dengan Kak Kenzie nggak seperti pasangan suami istri pada umumnya, Pa," jawab Zea pelan, suaranya bergetar menahan isak. Dia tampak ragu-ragu untuk menceritakan semuanya."Maksudnya gimana?" Papa Bahri mengerutkan dahi, kebingungan. "Coba jelaskan detailnya, barangkali Papa bisa membantumu. Kalian ini baru punya anak lho, Zea, masa harus pisah? Kasihan Gala." Suaranya dipenuhi kekhawatiran.Zea menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian. "Sejak dulu sebenarnya Kak Kenzie itu nggak memiliki perasaan padaku, Pa. Dalam artian… dia nggak mencintaiku. Kalau boleh jujur… dia menikahiku saja karena tau aku hamil. Kalau enggak karena aku hamil, dia nggak mau bertanggung jawab." Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.Mata Papa Bahri membulat, kejutan dan rasa sesak memenuhi dadanya. Dia seolah merasakan sakitnya Zea. "Kok bisa si Kenzie seperti itu padamu? Kalau dia sudah berbuat, harusnya dia mau bertanggung

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 106. Mau pisah

    "Terima kasih, Ma, karena Mama sudah mau menerimaku. Mama orang yang baik." Zea mengucapkan terima kasih dengan tulus, suaranya sedikit bergetar karena haru."Sama-sama. Kamu juga anak yang baik dan sangat manis." Mama Eva mencubit lembut pipi Zea dengan gemas, gerakannya penuh kasih sayang. Lalu, dengan hati-hati dia mulai menyuapi Zea soto ayam yang masih hangat."Oh ya, kalau boleh tau ... kalian tinggal di Jakarta selamanya, apa hanya sementara?" tanya Zea penasaran. Ada maksud tertentu juga yang ingin dia sampaikan. Tapi sebelum itu, dia ingin mengetahui lebih banyak tentang keluarga barunya."Melihat rumah makan nasi Padang Papa di sini cukup ramai, sepertinya Papa akan menetap tinggal di sini, Zea. Cuma ya mungkin kami juga harus pulang ke Karawang beberapa hari dalam sebulan untuk mengecek keadaan cabang utama yang ada di sana." Papa Bahri menjelaskan, suaranya terdengar ramah dan terbuka. Dia ingin Zea merasa nyaman dan diterima."

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 105. Jangan ceritakan ke Zea

    "Kita ke kantor polisi di mana Jamal melaporkan kasus ini, Yah, lalu setelah itu kita sogok polisi supaya menutup kasus itu." Kenzie memberikan saran yang menurutnya cepat dan tepat.Dia tahu, atau setidaknya begitu keyakinannya, bahwa polisi di Indonesia—seringkali bisa ditundukkan oleh uang. Sebuah realita pahit yang telah terpatri dalam benaknya."Ayah sudah melakukan itu, Ken. Tapi polisinya menolak." Suara Ayah Calvin terdengar lesu, menunjukkan kegagalannya dalam upaya tersebut."Kurang banyak mungkin Ayah ngasihnya. Berikan nominal dengan jumlah yang besar, Yah.""Ayah justru menawarkan berapapun yang mereka inginkan, tapi mereka tetap menolak dan menerima laporan dari Jamal, Ken," jawab Ayah Calvin sedih, suaranya dipenuhi keputusasaan."Kok bisa sih mereka nolak? Biasanya polisi 'kan ijo kalau sama duit." Kenzie tampak tidak percaya."Iya, Ayah juga heran." Ayah Calvin hanya bisa menggelengkan kepala, menunjukkan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 104. Bagaimana caranya

    Hari sudah mulai gelap, menjelang magrib.Langit Jakarta berubah warna menjadi oranye kemerahan, namun Ayah Calvin dan Keiko belum juga kembali.Kecemasan mulai menggerogoti Kenzie. Berkali-kali dia mencoba menghubungi mereka, namun tak ada respon.Akhirnya, Kenzie memutuskan untuk pergi ke UGD terdekat. Dia harus mencari tahu sendiri apa yang terjadi.Setibanya di sana, suasana UGD yang ramai dan sedikit berisik malah membuat Kenzie semakin panik. Ditambah dia juga tak menemukan keberadaan orang tuanya di antara orang-orang di sana."Sus... mau nanya, korban anak kecil yang ditabrak mobil itu ke mana ya, sekarang?" Kenzie bertanya pada salah seorang suster yang tak sengaja lewat, suaranya sedikit gemetar. Langkah perempuan berseragam putih itu langsung terhenti."Atas nama siapa ya, Pak? Soalnya hari ini banyak pasien anak kecil yang tertabrak mobil," jawab suster itu dengan nada sopan, namun tetap profesional."Aduh, k

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 103. Aku malu

    Ayah Calvin, dengan wajah pucat pasi dan mata yang berkaca-kaca, akhirnya bisa menghentikan langkah Jamal. Lengan kekarnya menggenggam erat lengan Jamal."Jamal, jangan laporkan masalah ini ke polisi! Anakmu pasti akan sembuh dan semua biaya aku yang tanggung!" Suaranya bergetar, penuh keputusasaan.Belum sempat Jamal bereaksi, seorang polisi, tinggi besar dengan seragam rapi, tiba-tiba datang menghampiri mereka. Sorot matanya tajam, mengamati situasi dengan tenang."Maaf, ada yang bisa saya bantu, Pak?" suara polisi itu terdengar datar, profesional."Saya mau melaporkan seorang perempuan yang telah menabrak anak saya hingga membuatnya lumpuh, Pak," jawab Jamal cepat, suaranya masih bergetar, namun tekadnya bulat."Baik, kalau begitu Bapak bisa ikuti saya." Polisi itu menunjuk ke arah ruang pengaduan, langkahnya pasti. Namun, sebelum Jamal melangkah, Ayah Calvin kembali menghalangi, tubuhnya bergetar hebat. Dia masih berusaha men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status