Share

(S2) 82. Cium-cium

Penulis: Rossy Dildara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-06 22:29:25

(POV Zea)

"Zea... mulai sekarang kamu harus berhati-hati pada Pak Bahri," bisik Kak Kenzie, suaranya hampir tak terdengar di antara desiran bisikan penonton dan alunan musik latar film romantis yang baru saja dimulai.

Kami berdua terkurung dalam kegelapan semi-nyaman bioskop, cahaya layar raksasa menerangi wajah kami silih berganti. Aroma popcorn dan minuman soda memenuhi udara, tapi aroma ketegangan terasa lebih kuat di antara kami.

"Kenapa memangnya? Kakak nggak boleh su'uzon terus sama Pak Bahri, dia orang baik, Kak," kataku, berusaha terdengar santai, meski jantungku berdebar-debar. Kak Kenzie memang seperti itu, selalu curiga tanpa alasan yang jelas bagiku.

"Justru karena dia terlihat baik, kamu harus curiga!" tegas Kak Kenzie, suaranya sedikit meninggi, membuatku melirik ke sekeliling, memastikan tak ada yang memperhatikan.

Dahiku berkerut bingung. Cahaya redup bioskop membuat ekspresi wajahnya sulit terbaca, tapi kekhawatirannya terasa nyata.

"Apalagi tadi, dia sampai bera
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 82. Cium-cium

    (POV Zea)"Zea... mulai sekarang kamu harus berhati-hati pada Pak Bahri," bisik Kak Kenzie, suaranya hampir tak terdengar di antara desiran bisikan penonton dan alunan musik latar film romantis yang baru saja dimulai.Kami berdua terkurung dalam kegelapan semi-nyaman bioskop, cahaya layar raksasa menerangi wajah kami silih berganti. Aroma popcorn dan minuman soda memenuhi udara, tapi aroma ketegangan terasa lebih kuat di antara kami."Kenapa memangnya? Kakak nggak boleh su'uzon terus sama Pak Bahri, dia orang baik, Kak," kataku, berusaha terdengar santai, meski jantungku berdebar-debar. Kak Kenzie memang seperti itu, selalu curiga tanpa alasan yang jelas bagiku."Justru karena dia terlihat baik, kamu harus curiga!" tegas Kak Kenzie, suaranya sedikit meninggi, membuatku melirik ke sekeliling, memastikan tak ada yang memperhatikan.Dahiku berkerut bingung. Cahaya redup bioskop membuat ekspresi wajahnya sulit terbaca, tapi kekhawatirannya terasa nyata."Apalagi tadi, dia sampai bera

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 81. Nanti suaminya marah

    "Ba-pak berani menonjok saya??" Jamal tercengang, tangannya terangkat menyentuh pipinya yang terasa panas.Dia tak menduga Akmal—pria yang selama ini tenang, berani berbuat kasar padanya. Kejutan itu membuat amarahnya sedikit mereda, digantikan oleh rasa terkejut yang mendalam."Kenapa saya nggak berani? Memangnya kamu pikir kamu ini siapa, hah??" bentak Akmal marah, matanya melotot, napasnya memburu. Wajahnya memerah menahan amarah yang meluap. "Saya sudah menjelaskan dengan cara lembut sejak pagi, tapi nyatanya kamu ini keras kepala. Kesabaran saya sudah habis, Jamal! Saya juga banyak pekerjaan, bukan hanya soal mengusirmu doang!" tegasnya, dada naik turun, menunjukkan gejolak emosi yang tak terkendali.Bubun, yang mengamati situasi dengan tenang, menambahkan dengan suara berat namun tetap terkendali, "Mohon kerjasamanya, Jamal. Kami berdua hanya bertugas, tolong jangan membuat tugas kamu menjadi sulit." Dia lalu membantu Akmal, keduanya dengan sigap dan terampil mengeluarka

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 80. Menikah karena dipaksa

    (POV Zea)Pintu kamar mandi terbuka perlahan, memperlihatkan Pak Kenzie, ah maksudku Kak Kenzie, dia masuk dengan membawa meja troli kecil yang tampak berisi sarapan.Aroma harum nasi goreng udang dan buah-buahan segar langsung memenuhi ruangan. Namun, pandangan mataku langsung tertuju pada tubuhnya.Dia hanya mengenakan lilitan handuk putih di atas pinggang, dada bidang dan perutnya yang sedikit berotot terekspos, membuat jantungku berdebar kencang. Sehelai handuk bersih tergantung di bahu kanannya. Aku sendiri masih berselimut, merasa sangat malu dan canggung. Kulitku terasa memanas."Sambil berendam air hangat, kita juga sarapan, biar tambah rileks," kata Kak Kenzie, suaranya lembut namun tetap penuh perhatian.Dia meletakkan meja troli dengan hati-hati di dekat bathtub, lalu mulai mengisinya dengan air hangat, kran air terdengar berdesis pelan. Uap air hangat mulai memenuhi ruangan, membawa aroma relaksasi."Kita berendam bersama, Kak?" tanyaku dengan suara hampir tak t

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 79. Maafin aku

    Mataku terbuka perlahan, menyesuaikan diri dengan cahaya pagi yang tembus dari celah tirai. Pandanganku jatuh pada Zea di sampingku. Dia masih terlelap, selimut tergulung setengah menutupi tubuhnya yang mempesona. Wajahnya tampak lelah, namun damai dalam tidurnya. Ada senyum tipis di bibirnya, mengingatkanku pada kenangan semalam.Syukur Alhamdulillah, akhirnya aku bisa menyentuhnya. Bayangan kegagalan masih menghantuiku, bayangan sakit kepala yang bukan hanya di atas, tapi juga di bawah, sakit tujuh keliling. Rasanya seperti mimpi buruk.Seketika, dejavu menerjangku.Momen ini, aku pernah merasakannya. Saat dimana aku pertama kali aku menyentuh Zea. Bedanya, kali ini aku melakukannya dengan sadar, dan Zea tidak menangis esok paginya. Kupikir semalam dia juga menikmatinya, dia... sungguh luar biasa.Jika Zea tidak dalam keadaan hamil, mungkin aku akan memintanya untuk melakukannya lebih dari sekali. Tapi meski hany

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 78. Sangat enak

    "Ih Kak Kenzie! Mana handuknya!" Zea memekik, segera meraih gaunnya yang tergeletak di lantai, menutupi tubuhnya dengan gerakan terburu-buru. "Nggak usah pakai handuk segala, toh nanti juga mau dibuka," bisikku, suara sengaja ku buat mendayu, mengusik perasaannya. Aku mendekat, merengkuh tubuhnya, lalu menggendongnya dengan mudah. Zea terkejut, matanya membulat sempurna. Tanpa basa-basi, bibirku menyambar bibirnya. Aku tak mampu lagi menahannya. Ketegangan yang menyesakkan sudah mencapai puncaknya, rasa sakit mulai muncul. Aku butuh sentuhannya, apalagi setelah melihat tubuhnya yang telanjang. Rasa ingin memilikinya membara. Dadanya, montok dan menggoda, menunggu untuk kucicipi. Tanpa penghalang kain, kesempurnaannya tampak jelas, jauh lebih memikat dari yang kubayangkan. Kurebahkan tubuh Zea perlahan di atas kasur, lalu melepaskan ciuman. Napasnya tersengal, kejutan masih terukir jelas di wajahnya. "Nggak usah tegang dan takut, Sayang. Aku akan bermain pelan. Aku jamin rasanya

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 77. Keindahan tubuhnya

    "Tentu saja Opa akan doakan. Tapi semisalnya Zea menolak malam ini, kamu jangan memaksanya juga. Harap dimaklumi karena mungkin saja alasannya menolak karena dia kecapean. Opa yakin kamu pasti sudah mengerti soal ini. Ini juga bukan pernikahan pertamamu." Opa memberikan pesan penting, mengingatkanku untuk bersikap bijak dan pengertian."Iya, Opa. Aku mengerti." Aku mengangguk cepat, mencoba untuk menenangkan diri. Aku melepaskan pelukan, mencoba untuk mengendalikan emosiku.Setelah itu, aku pun kembali ke pesta. Namun, di tempat yang ku tinggalkan tadi, tak ada Zea yang kulihat di sana. Hanya ada Keiko seorang diri yang asyik berselfie ria dengan ponselnya."Ke, di mana Zea?" Tanyaku, suaraku terdengar sedikit parau karena khawatir. Aku menatap sekeliling, manik mataku menyapu kerumunan tamu, mencari keberadaan Zea dengan cemas."Mbak Zea tadi diantar Bunda ke kamar pengantin kalian, Kak.""Ke kamar pengantin?" Dahiku b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status