Share

Ch. 15 Gosip?

last update Last Updated: 2025-10-11 23:59:18

Suara itu seketika membuat Sherly dan Reynan menoleh. Tampaklah Giwang, senior mereka, tengah menghampiri mereka.

“Kamu kan ditunggu Paduka. Kenapa malah nyantai di sini?” Giwang kembali bertanya. “Beliau minta laporan pasien bangsal Bougenville nomor lima.”

Sherly mengernyit. “Paduka?”

"Iya! Yang Mulia Paduka Dokter Gerrard Sutanto. Siapa lagi?” Giwang mendengus, tampak kesal karena dia harus mengingatkan juniornya soal ini.

“Oh.” Sherly menahan diri agar senyumnya tidak muncul.

Jadi itu sebutan para senior terhadap Gerrard? Lucu juga, apalagi memang melihat dari kebiasaan Gerrard memberikan perintah tegas tak terbantah.

Aduh, Sherly jadi ingin ketawa.

“Kalau gitu, saya buru-buru ke Yang Mulia dulu ya, Bang,” izin Sherly sebelum tawanya pecah. “Makasih, Bang.”

Sherly sama sekali tidak menoleh ke arah Reynan, tidak peduli mantan kekasihnya itu tampak kesal dan enggan membiarkannya pergi.

Tapi memang Reynan berani menahannya setelah tahu seorang konsulen sedang menunggu Sherly?

Namun,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
NING
Thor. Cerita Novel Rahasia sang Dokter dan Mengembalikan cinta suami Tentara kapan dilanjut. Ayolah di Up lg. Semua Ceritamu kubaca semua hlo.
goodnovel comment avatar
srinthil
lanjut kak,, lagi seru lho,
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
dokter Gerrald cemburu nih..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 56 Mulai Cari Tahu

    "Eh, sudah bersih?"Sherly terkejut, mendapati kamar yang tepat berada di samping kamar utama sudah bersih dari barang-barang. Kemarin sepertinya masih ada satu set dipan dan almari. Entah kemana barang-barang itu sekarang, Sherly tidak tahu. "Tentu!"Gerrard meletakkan plastik-plastik hasil belanja mereka. Lelaki itu lantas kembali keluar kamar, tentu saja hendak membawa barang-barang lain yang kelak akan memenuhi kamar ini. Kamar yang sudah mereka pilih untuk bayi mereka nanti. Sepeninggal Gerrard, Sherly kembali mematung. Ia melangkah menuju jendela, menyingkap tirai sembari menatap pemandangan yang ada di sana. Bukan pemandangan laut yang indah dengan hamparan warna biru dan ombak. Bukan pula pegunungan yang asri dan hijau memanjakan mata, jendela itu hanya memperlihatkan suasana luar rumah, serta langit gelap yang berhiaskan bintang malam ini. Senyum di bibir Sherly tersungging, hanya sebentar. Karena perlahan rasa sesak itu kembali menyapanya. Rumah nyaman dan hangat ini ke

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 55 Mulai Curiga

    "Jadi, kan?"Wajah Sherly begitu cerah, ia masuk ke dalam mobil dan langsung mencecar Gerrard perihal janjinya kemarin. Mulai belanja perlengkapan bayi! "Jadi dong." Gerrard segera membawa mobilnya pergi. "Tapi makan dulu, ya?"Sherly tidak membantah, kepalanya mengangguk cepat.Rasa lelahnya seketika lenyap. Ia begitu antusias dan semangat dengan agenda mereka petang ini. Perempuan mana yang tidak suka belanja? Apalagi yang akan dibeli adalah perintilan dan baju-baju bayi yang lucu dan menggemaskan. "Box, stroller, bouncer sama baby chair sekalian beli semua." ucap Gerrard yang berhasil memalingkan wajah Sherly dari layar ponsel. "Hah? Semua?" tanyanya terkejut. "Tentu!"Sherly tidak membantah, kembali ia fokus pada layar ponselnya, membuat Gerrard melirik tak suka dan nampak cemberut ketika sang istri lebih asyik dengan ponsel daripada mengobrol bersamanya. "Asyik banget, baca apa?" tanya Gerrard dengan nada tak suka. "Oh ini?" Sherly tidak langsung menoleh, "Baca e-book dari

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 54 Plasenta Previa

    "Habis ngapain?" cecar Yanu sembari melepas handscoon. Keringatnya bercucuran, ia melemparkan handscoon dengan noda darah itu ke tempat sampah, mengganti benda itu dengan yang baru. "Perlu aku jawab?" wajah Gerrard memucat, langsung dilirik dengan tajam oleh Yanu. "Kudoakan besok pasienmu juga jawab begitu pas kamu anamnesa, ya!" ancam Yanu sembari meraih probe, hendak bersiap melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi. Gerrard tidak menjawab, mukanya masih sangat tegang tak peduli sudah tidak ada lagi darah yang keluar. Sementara Yanu, ia sudah serius dengan layar di hadapannya, kantuknya seketika lenyap, tepat di saat Gerrard berkata bahwa pasien Yanu mengalami pendarahan. "Ada sedikit kabar tidak enak yang harus aku sampaikan, Ger." desis Yanu tanpa melepaskan pandangan, satu tangannya sibuk menekan beberapa bagian perut Sherly. "Anakku baik-baik saja, kan?" tanya Gerrard panik, tangannya meremas-remas tangan Sherly. "Baik. Dia dalam kondisi baik. Hanya saja ...." dokter ka

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 53 Panik

    "Ini apa, Mas?"Sherly terkejut, ketika mendapati ada paperbag di jok mobil. Sudah tengah malam, dan itu artinya sudah pergantian shift. Gerrard menjemputnya dan paperbag itu seperti sengaja di taruh di jok tempat seharusnya Sherly duduk. "Bukalah!" gumam Gerrard yang sudah dengan pakaian tidur. Sherly segera naik, membawa paperbag itu di pangkuan. Sejenak ia tersenyum, dari cela bagian atas, Sherly sudah bisa melihat apa yang sebenarnya ada di dalam paperbag itu. "Kenapa nggak dibuka?" tanya Gerrard sembari membawa mobil pergi dari halaman rumah sakit. "Mas beliin hape baru?" tanya Sherly memastikan. "Dari nikah, kayaknya aku belum pernah beliin kamu sesuatu, kan?" bukannya menjawab, Gerrard malah melempar pertanyaan. Senyum Sherly melebar, ia mengambil isi dari paperbag dan benar saja! Ponsel keluaran terbaru itu sudah berada di genggaman tangan Sherly. Harganya? Jangan ditanya! Belasan juta!"Suka?" Sherly menoleh, senyumnya tak mau pergi. Ia mengangguk cepat, lalu kembali f

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 52 Ada Apa?

    "Ah, Sher!" pekik Alvin dengan muka riang. Dia segera bangkit, menyodorkan kursinya pada Sherly yang melangkah masuk ke dalam ruangan. "Sini-sini, duduk! Kamu kelihatan capek, sini duduk dulu!" sapanya dengan senyum lebar. Sherly melongo, ia hanya patuh sembari sedikit kebingungan. Bukan hanya Alvin, yang lain pun sama. "Kipas itu kipas bawa sini! Panas ini, AC kita masih rusak!"Benar saja! Kipas itu sudah dengan cepat dipindah. Tak jauh dari Sherly dan segera dinyalakan. Sherly menatap wajah itu satu persatu. Senior-seniornya ini sehat, kan? "Nih minum dulu, Sher! Atau mau camilan?"Gelas berisi air segera tersaji di depan wajah. Wajah-wajah itu nampak nyengir dan Sherly tidak tahan lagi! "Ini pada kenapa sih, Bang?" protesnya heran. "Nggak apa-apa, kamu dari luar tadi pasti capek, panas, gerah, haus." jawab Arsya sembari cengar-cengir. Hah? Apakah karena statusnya sebagai istri Gerrard yang terungkap, lantas mereka jadi bertingkah aneh begini? Kalau iya, rasanya mereka sem

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 51 Plot Twist

    "YANG BENER?" Alvin memekik, suasana kamar jaga mereka menjadi riuh. Wajah Antika masih sangat syok, ia duduk dikerubungi senior-seniornya. Ada beberapa yang tidak ada dilokasi tadi, namun berita itu langsung cepat menyebar. Bagaimana istri dokter Willi mengamuk dan salah melabrak orang yang dia pikir simpanan suaminya. Yang mana perempuan itu adalah Sherly, membuka sebuah rahasia besar yang selama ini dia simpan rapi seorang diri. "Plot twist yang bener-bener plot twist!" desis Giwang masih dengan raut tak percaya. "Pantes beda kalo sama Sherly, lah orang bini sendiri!"Alvin masih tertegun, ternyata dia kecolongan! Tidak perlu repot-repot hendak mencomblangkan mereka, mereka ternyata sudah suami-istri! "Berarti dulu ... perempuan yang aku liat di mobil dok Ge itu bener Sherly." desis Antika dengan tatapan kosong. "Kamu pernah liat?"Antika mengangguk, masih sangat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang terjadi. "Pantes juga Reynan dulu dihajar sampe bonyok begitu. Kalo cuma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status