/ Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 151 : Karina yang Frustrasi

공유

Bab 151 : Karina yang Frustrasi

작가: Nadira Dewy
last update 최신 업데이트: 2025-06-20 21:01:59

Malam itu udara di luar begitu dingin, namun suasana di dalam bar tempat Karina berada justru sebaliknya, panas, bising, dan penuh dengan aroma alkohol yang menyengat.

Karina duduk sendirian di sudut ruangan dengan beberapa gelas minuman kosong di hadapannya. Wajahnya memerah, bukan hanya karena pengaruh alkohol, tetapi karena amarah dan sesal yang menumpuk.

Dia tertawa kecil… lalu menangis.

Lalu mengutuk dirinya sendiri pelan.

“Bodoh… aku ini bodoh…,” gumamnya dengan suara parau. “Dia adikku sendiri… adik kandungku…”

Tubuhnya limbung, tangan kirinya meraih gelas berisi sisa wine, namun tangannya gemetar hingga tumpah sebagian. Beberapa orang yang duduk tidak jauh darinya mulai menoleh heran. Seorang pelayan wanita menghampiri dengan ragu.

“Maaf, Nona, apakah Anda baik-baik saja? Sepertinya, anda sudah sangat mabuk.”

Karina hanya menatap kosong, lalu tertawa lagi.

“Mabuk? Tentu saja tidak… aku jaha
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 160 : Tidak Kenal Puas

    “Lalu, apa kau pikir Wilson tidak cacat?” jawab Luis. Leonardo terdiam mendengar ucapan Luis. Tatapan sinis di wajahnya perlahan memudar, tergantikan oleh sorot mata yang lebih dalam, bukan kelembutan, tapi pemahaman getir atas kenyataan hidup yang tidak pernah memihak siapa pun dalam keluarga mereka. Luis menundukkan kepala sejenak, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih rendah, nyaris seperti pengakuan, “Kita semua terluka, Leo… Bukan cuma kau yang duduk di kursi roda, bukan cuma Wilson yang dihancurkan oleh ambisi ibunya, bukan cuma aku yang kehilangan dua anak karena keserakahan masa lalu. Tapi kalau ada satu hal yang aku sadari belakangan ini… Harta yang dulu kupikir bisa membuat segalanya lebih baik, justru membuat kita saling membunuh, perlahan tapi pasti.” Leonardo mengernyit, menggenggam sandaran kursinya erat. “Jadi… ini apa? Penebusan dosa, atau cuma karena Ayah takut mati dan ingin meninggalkan sesuatu agar terlihat seolah Ayah pernah

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 159 : Menyerah Pada Akhirnya

    Byurrrrr...! Raina mengerjap panik, tubuhnya gemetar saat guyuran air dingin membasahi tubuh dan rambutnya. Nafasnya memburu, kesadarannya mulai pulih sepenuhnya seiring rasa dingin yang menusuk tulang. Dia mendapati dirinya duduk di kursi besi, tangannya terikat ke belakang dengan tali nilon yang kasar dan kuat. Ruangan itu gelap, hanya satu lampu redup menggantung di atas kepalanya, menciptakan bayangan tajam di dinding kosong. “Apa-apaan ini?! Siapa kalian?! Kenapa kalian melakukan ini padaku?!” Raina berteriak dengan suara parau. Di hadapannya, berdiri tiga orang pria bertubuh besar. Wajah mereka ditutupi masker hitam. Tidak ada yang bicara. Yang satu menyalakan korek api, lalu memainkan nyala kecil itu sambil berjalan mendekat, seperti mencoba menakuti. “Hei! Jawab aku! Jangan diam saja seperti ini! Kalian tahu siapa aku? Kalian—” “Justru karena kami tahu siapa kau, kami melakukan ini

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 158 : Menyingkirkan Pengganggu

    Raina mulai melancarkan rencananya secara diam-diam.“Aku harap... ini akan berhasil!” Ia tahu tidak bisa menyerang Juliet secara langsung, tidak sekarang, ketika Juliet sudah memiliki begitu banyak perlindungan, termasuk dari Wilson. Maka langkah pertamanya adalah… pengamatan. Pengumpulan informasi.Selama beberapa hari, Raina menyusun jadwal kerjanya agar bisa fleksibel. Ia mulai mengikuti Wilson dari kejauhan, mengamati rutinitasnya. Pria itu memang cermat dan terorganisir. Pagi bekerja, sore kadang mengunjungi tempat tertentu, dan beberapa kali terlihat membeli mainan atau kebutuhan anak-anak.Hingga pada suatu sore yang cerah, Raina akhirnya menemukan celah. Wilson mengendarai mobilnya menuju sebuah area perumahan elite yang cukup sepi tapi dijaga ketat. Raina menyusul dengan taksi dari jarak aman. Ia mencatat setiap detail, gerbang utama, posisi kamera pengawas, dan siapa saja yang keluar masuk dari pos penjaga

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 157 : Penolakan Dari Juliet

    Juliet menatap halaman terakhir dokumen itu, lembaran yang tinggal menunggu tanda tangannya, namun bukan karena dia ragu akan nilainya, melainkan karena beban emosional yang menyertainya. Tangannya perlahan merapatkan map dokumen itu, lalu ia letakkan di atas meja. Dengan senyum tipis yang lebih menyerupai luka yang tertutup setengah, Juliet menatap sekretaris Veronica yang berdiri di hadapannya, masih menunggu instruksi. “Terima kasih sudah membawanya ke sini,” ujar Juliet pelan, sopan tapi tegas. “Tolong sampaikan pada Nyonya Veronica… aku menghargai semua niat baiknya. Tapi aku tidak bisa menerimanya. Tidak untuk sekarang.” Sekretaris itu tampak ragu. “Tapi, Nona Janetta… semua dokumen sudah lengkap. Ini tinggal—” Juliet menggeleng, matanya tajam namun lembut. “Saya tahu. Tapi tolong, jangan datang lagi untuk menyerahkan ini. Aku harap ini terakhir kalinya Anda mengantarkan dokumen seperti ini pada ku.”Sekretaris itu

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 156 : Perubahan Positif

    Di akhir pekan yang cerah itu, tawa Nathan dan Nathania mengisi udara di taman samping rumah mereka. Juliet duduk di atas tikar piknik, tertawa sambil memperhatikan Wilson yang berusaha mengejar Nathania yang terus berlari sambil membawa balon. Nathan sibuk menyusun balok kayu di atas rumput, sementara angin sejuk meniup rambut Juliet yang tergerai lembut. Wilson tertawa lepas ketika akhirnya berhasil mengangkat Nathania dan memutar tubuhnya pelan, membuat gadis kecil itu tertawa terpingkal-pingkal. Juliet ikut tertawa, merasa begitu bersyukur atas hari-hari sederhana yang dipenuhi kebahagiaan ini. Namun ketenangan itu terusik saat terdengar suara klakson dari arah depan rumah. Seorang pengasuh mendekat dan berkata pelan, “Nyonya, ada tamu di gerbang… Tuan Luis dan Nyonya Chaterine.” Juliet dan Wilson langsung saling pandang. Suasana yang semula ringan berubah jadi sedikit kaku. Wilson berdiri, wajahnya menegang, tapi Ju

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 155 : Terungkap Publik

    Karina pulang ke rumah dengan langkah gontai, tubuhnya terasa lelah, tapi bukan karena fisik, melainkan karena hati dan pikirannya yang berat. Begitu pintu kamarnya tertutup, dia berdiri mematung di tengah ruangan beberapa saat sebelum akhirnya menarik napas panjang dan berjalan menuju lemari tua di sudut kamar. Tangannya gemetar saat menarik salah satu laci terbawah, mengeluarkan sebuah album foto yang sudah lama tidak disentuh. Sampulnya sudah sedikit usang, namun begitu membuka halaman pertama, semua kenangan masa kecil itu menyeruak dengan begitu kuat. Di sana ada foto dirinya kecil, tersenyum lebar dengan rambut kuncir dua, memeluk seorang gadis kecil lain yang tidak lain adalah Juliet.Wajah Juliet kecil tampak begitu ceria, matanya berbinar memandang Karina yang berada di sampingnya. Karina menatap foto itu lama. Matanya mulai memanas. Ia membalik halaman demi halaman… ada foto mereka berdua saat bermain di taman, saat meray

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status