Home / Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 200 : Pasangan Baru

Share

Bab 200 : Pasangan Baru

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-07-12 21:01:06

Beberapa saat kemudian.

Karina pun memejamkan matanya. Kepalanya bersandar di dada Reiner.

Pelukan itu terasa sangat nyaman, bahkan terlalu nyaman untuk sesuatu yang begitu mendadak dan tidak terduga bagi mereka.

Apa yang baru saja mereka lakukan…

Ciuman itu.

Kedekatan ini.

Adalah hal paling gila yang pernah Karina lakukan selama hidupnya.

Tapi anehnya, tidak ada sedikit pun penyesalan di dalam hatinya.

Reiner mengusap punggung Karina perlahan.

Tangannya lembut, seolah ingin menenangkan badai di hati Karina, padahal dia sendiri sedang kacau dan bingung dengan apa yang terjadi.

Pikirannya mulai melayang.

Ini memang salah.

Dia tentu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 211 : Kebahagiaan yang Jujur

    Malam itu Wilson baru saja mematikan lampu kamar dan menarik selimut ketika layar ponselnya menyala. Satu notifikasi masuk dari Reiner. Dengan setengah malas, Wilson mengambil ponselnya. Tapi saat dia membaca nama pengirim dan melihat thumbnail gambar yang menyertainya, matanya langsung terbuka lebar. Dia segera membuka pesan itu. Di sana, satu kalimat singkat tertulis. “Kami sudah menikah hari ini. Maaf tidak mengundang mu dan Juliet. Karina takut kalian tidak akan nyaman.” Disertai foto Reiner dan Karina yang berdiri berdampingan di altar dengan senyum bahagia. Wilson terdiam beberapa detik. Lalu, perlahan, senyuman kecil terbit di wajahnya. Ia menggeleng pelan, antara heran, lega, dan sedikit tidak percaya. “Sayang...” panggilnya pelan sambil menyodorkan ponsel. “Lihat ini.” Juliet yang sedang merapikan bantal menoleh dan mengambil ponsel dari tangan Wilson. Begitu melihat isi pesannya, mata Jul

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 210 : Sebuah Pernikahan

    Beberapa hari setelah Karina menyampaikan niatnya kepada Veronica dan mendapat dukungan, ia dan Reiner mulai melangkah dengan lebih serius. Mereka tidak menginginkan pesta yang besar. Tidak ada kemewahan yang mencolok, tidak ada sorotan media, dan tidak ada undangan dari kalangan sosialita. Hanya Veronica, saksi luar, saksi dari Reiner, dan orang dari pihak yang akan menikahkan mereka. Di sebuah sore yang tenang, mereka duduk bersama di kafe favorit Karina, kafe yang secara tidak langsung mempertemukan banyak takdir dalam hidup mereka. Di atas meja, ada buku catatan, laptop, dan beberapa brosur tempat pernikahan yang sederhana namun elegan. “Aku masih tidak percaya kita akan sampai di titik ini,” kata Karina, sambil menatap Reiner dengan senyum kecil. “Aku percaya dari hari pertama kita memiliki jalan untuk bersama,” jawab Reiner dengan nada hangat.Karina pun tersenyum. Mereka mulai memilih tema. Karina ingin ses

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 209 : Kebahagiaan untuk Karina

    Setelah keluar dari pertemuan dengan Veronica, langkah Reiner semakin mantap. Dia tahu bahwa hanya berkata cinta saja tidak cukup. Reiner ingin menunjukkan bahwa dia benar-benar siap menjadi bagian dari hidup Karina secara nyata, matang, dan bertanggung jawab. Beberapa hari kemudian, Reiner mengajak Karina makan malam di tempat yang tenang. Setelah mereka makan, Reiner mengeluarkan selembar brosur properti dari sakunya dan meletakkannya di atas meja. “Aku tau kau nyaman di apartemen mu sekarang,” ucap Reiner pelan, "tapi aku ingin kita punya tempat yang benar-benar baru. Rumah kita sendiri. Bukan rumah orang tuaku, bukan juga rumah ibumu.” Karina menatap Reiner, terkejut dan tidak langsung menjawab.Sebenarnya, Veronica juga sudah menyiapkan rumah untuknya jika nanti menikah. “Aku tidak memaksamu untuk pindah sekarang. Tapi aku sedang mencari tempat yang nyaman, aman, dan dekat dengan aktivitas kita berdua. Kau berhak m

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 208 : Kesempatan Dipercayai

    Sore itu, suasana di rumah keluarga Reiner terasa dingin dan tegang. Sang Ibu duduk di ruang tamu dengan secangkir teh yang bahkan belum sempat tersentuh. Ketika pintu dibuka dan Reiner melangkah masuk, wanita paruh baya itu langsung tahu, Reiner sudah mengetahui semuanya. Reiner berjalan tenang. Wajahnya datar, tetapi sorot matanya tegas. “Ibu…” katanya sambil duduk di seberang. “Aku tahu Ibu sudah bertemu dengan Karina untuk membicarakan sesuatu yang udah sama-sama kita ketahui.” Ibunya meneguk sedikit teh. “Ibu hanya ingin menyelamatkanmu dari pilihan yang keliru, Reiner. Ibu tidak ingin kau menyesal. Bagaimanapun, lebih baik mencegah daripada mengobati.” Reiner menarik napas panjang, lalu menatap ibunya dengan hormat. “Aku mengerti maksud Ibu. Tapi aku mohon… jangan temui Karina lagi hanya untuk menyuruhnya pergi dariku. Yang paling menginginkan hubungan ini adalah aku, bukan Karina.” Ibunya hendak menyela, tapi Re

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 207 : Lagi-lagi Yang Sama

    Pagi itu, sinar matahari menyinari kaca besar gedung kantor tempat Karina bekerja. Dengan setelan formal yang elegan namun tetap ringan, Karina melangkah masuk ke kantor dengan senyum cerah dan langkah penuh rasa percaya diri. Para staf yang biasa melihat Karina dengan wajah tegang dan dingin, belakangan ini takjub dengan perubahan suasananya. Wajah Karina lebih segar, sorot matanya hidup, dan senyum itu tidak bisa disembunyikan. “Pagi, Manajer Karina!” sapa salah satu stafnya. Karina menoleh dan tersenyum ramah. “Pagi! Jangan lupa briefing jam sepuluh nanti, ya!” Ia menuju ruang kerjanya, membuka laptop, dan langsung tenggelam dalam pekerjaannya. Tangannya lincah mengetik, pandangannya tajam membaca laporan, seolah seluruh energinya telah kembali penuh. Salah satu rekan kerja sempat berbisik pelan pada rekannya, “Nona Karina sekarang ceria sekali, ya? Dulu seram sekali, apalagi saat dia sedang marah.” “Mungkin dia sedang jatuh cinta?” bisik rekannya dengan geli. Dan m

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 206 : Saling Percaya

    Siang itu, suasana kafe terlihat tenang. Juliet sedang duduk di meja sudut, memeriksa laporan pemesanan dan logistik.m mingguan. Tidak lama, pintu masuk terbuka. Seorang pria muda melangkah masuk, mengenakan setelan santai tapi juga terlihat sangat rapi. Dia menoleh ke sekeliling… hingga pandangannya jatuh pada Juliet. Juliet baru sadar ketika Daren sudah berdiri tidak jauh dari mejanya. “Selamat siang, Nona Juliet,” sapa Daren dengan senyum yang terlihat sopan. Juliet terkejut sebentar, lalu segera membalas ramah, “Oh… selamat siang. Tuan Daren, kan? Anak dari Pak Andrew?” Daren mengangguk, lalu duduk setelah dipersilakan. “Saya ke sini bukan cuma karena penasaran dengan rasa dari kopi di kafe ini… tapi juga karena ingin menyampaikan rasa terima kasih langsung. Waktu itu, saya terlalu tergesa-gesa di rumah sakit.” Juliet tersenyum tipis. “Saya hanya melakukan apa yang semestinya dilakukan, Tuan. Untung semua berj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status