Share

Identitas Pria Misterius

Penulis: Author Mars
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 13:34:14

"Cepat lepaskan aku, Jangan sakiti aku!" teriak Liza yang mengerang kesakitan dengan tubuhnya yang diseret oleh pria itu hingga ke mobil.

Mereka mengangkat tubuhnya dan memasukkan ke dalam mobil dengan paksa.

"Aaahh!" teriak Liza yang kesakitan. Ia berusaha melawan dan kemudian ditekan oleh salah satu pria asing itu.

"Lepaskan aku, Siapa kalian? Kalau kalian menyakitiku...Keluargaku akan melapor kalian ke polisi," bentak Liza.

papan...

Tamparan keras yang dilakukan oleh pria itu.

"Aaahh!"

"Melaporkan kami? Sedangkan dirimu saja ditahan oleh kami. Kau sudah diserahkan oleh mantanmu kepada kami," ujar pria itu yang merobek pakaian wanita itu.

"Hentikan, jangan sentuh aku!" teriak Liza yang berusaha melawan dan kemudian ia ditampar oleh pria itu.

papan...

Liza pasang surut sadarkan diri, setelah menerima sinyal tersebut.

"Dia sudah pingsan, Kau sungguh kejam!" kata teman mereka yang sedang mengemudi.

"Biarkan saja! bukannya kita diperintah tuan Alexa untuk tidak disungkan pada wanita ini," jawabnya.

"Mari kita urus dia di suatu tempat."

Mereka kemudian meninggalkan tempat itu.

Di sisi lain Kian sedang menikmati minuman di sebuah Pub kesukaannya. Mata pria itu sedang melihat wanita malam yang sedang menari di atas panggung. Kian dikenal sebagai pria yang suka bermain di tempat yang dikerumuni banyak wanita.

"Berikan aku segelas minuman yang beralkohol tinggi!" pinta seorang wanita cantik yang berambut panjang dan seksi.

Kian menoleh ke wanita yang berdiri di sana. Mata pria itu tidak berkedip sama sekali karena terpesona dengan kecantikan wanita itu yang bagaikan bidadari.

"Halo, Tuan. Senang menyambutmu. Aku adalah Mony," sapanya yang mengulurkan tangannya ingin bersalaman dengan Kian.

"Mony sebuah nama yang bagus, Namaku adalah Kian Salveston," balas Kian dengan senyum dan bersalaman dengan wanita itu.

"Siapa yang tidak mengenal tuan muda tertampan di Los Angeles, Selain memiliki paras yang tampan juga dikenal sebagai pria muda yang paling sukses," kata Mony dengan senyuman yang manis. Kian langsung tertarik pada wanita itu yang begitu anggun. Tentu saja kecantikan serta tubuh seksi yang dia miliki mengalahkan Liza, sang mantan Kian.

"Wanita cantik sepertimu, berasal dari mana? Apakah aku layak berteman denganmu?"

Mony menarik krah pria itu dan berbisik di telinga." Aku bukan wanita sembarang yang bisa digoda. Beritamu sudah tersebar. dan aku harus berhati-hati dengan pria sepertimu."

"Ha ha ha...Aku suka dengan sifatmu, Bukan hanya cantik menawan. Tapi, juga sangat cerdas." Puji Kian yang tersenyum.

“Tuan muda, kamu menyukaiku?” tanya Mony yang mendekatkan dirinya dengan pria itu.

“Wanita cantik sepertimu, siapa yang tidak suka,” jawab Kian yang mencium wajah wanita itu.

“Ingin memilikiku?” tanya Mony dengan mengoda.

"Iya, apa yang harus aku lakukan agar aku bisa memilikimu?"

"Aku ingin status yang jelas, Lamar aku dan Memperkenalkanku pada keluargamu! Aku bukan hanya akan menjadi istri yang baik. Tapi, juga akan menjadi menantu yang taat pada mertua."

"Kamu serius?"

“Kalau kamu melamarku, Maka, Kamu akan memilikiku,” goda Mony yang mencium bibir pria itu.

"Bibir yang manis," kata Kian yang tersenyum.

"Jadikan aku sebagai istrimu, Aku akan melayanimu setiap malam."

“Aku tidak sabar ingin mendapatkanmu,” kata Kian.

"Kalau begitu, Jangan lagi! Lamar aku selagi menunggu belum ada yang melamarku," ujar Mony yang kemudian beranjak dari sana.

"Kamu menyukainya? Dia adalah wanita yang paling sulit didekati. Kamu sangat beruntung karena bisa mendapatkan hatinya," tanya pekerja itu yang sebagai Bartender.

"Siapa dia?" tanya Kian yang matanya masih fokus pada wanita itu yang berjalan sudah semakin jauh.

"Seorang model asal Brazil, Siapa yang belum mengenalnya. Banyak pria yang sedang menunggu di luar sana. Kalau kamu suka jangan menunggu lama!"

"Tapi, aku sudah memiliki Liza."

"Apa kamu yakin Liza lebih hebat dari dia? Mony adalah seorang wanita yang hebat. Apa yang dimiliki Liza selain hanya bisa diranjang? Seorang pria tampan dan sukses sepertimu. Harus menikah dengan wanita hebat agar bisa selevel dengan keluargamu."

Kian kemudian mengeluarkan Handphonenya yang sedang bergetar. Ia membaca nama panggilan yang adalah Liza. Sesaat kemudian dia menyimpan kembali ponselnya ke dalam sakunya.

“Aku akan mendapatkan model itu,” gumam Kian.

                                         ***

Pantai.

Seorang wanita yang merupakan supir taksi yang memberi tumpangan kepada Vivian sebelumnya datang menemui seseorang.

"Tuan," sapanya dengan sopan dan berdiri di belakang pria berpostur tinggi yang menghadap ke laut.

"Hm...dia sudah aman?" tanya pria misterius itu.

"Tuan, Gadis itu sudah pulang ke desa. Dia sudah aman!" jawab wanita itu dengan sopan. 

"Kerja yang bagus! Kembalilah ke perusahaanmu. Aku akan membantu dana sesuai perjanjian kita!" 

"Terima kasih, Tuan."

"Pergilah!" titah pria itu tanpa basa basi.

Setelah wanita itu pergi, datanglah beberapa orang yang berpenampilan rapi. Mereka memberi hormat kepada pria itu yang sedang menikmati angin malam yang segar dan dingin.

"Jenderal," sapa mereka dengan hormat. Pria misterius itu adalah seorang Jenderal berpangkat tinggi yang paling ditakuti oleh musuh-musuhnya.

"Lakukan perintahku sekarang juga! Jangan sampai gadis itu kehilangan sehelai rambutnya!" perintah pria itu dengan nada yang tegas.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Happy End

    Justin yang melihat dirinya dikepung semakin yakin akan segera ditahan oleh mereka.Justin berdiri tegak di hadapan Bryan, wajahnya penuh amarah dan keputusasaan. Seluruh tubuhnya gemetar, namun ia tetap bersikeras untuk menuntut balas. "Kau membunuhnya sama saja membunuhku, Bryan Anderson," bisik Justin dengan suara parau. "Di saat itu juga, aku ingin mati bersamamu." Para prajurit mengarahkan senjata ke arah Justin, namun tiba-tiba Bryan mengangkat tangannya dan memberi perintah. "Kalian semua tahan! Jangan menembak tanpa perintah dariku!" Semua prajurit segera menurunkan senjata mereka, tak berani melawan perintah dari pemimpin mereka. Bryan menatap Justin dengan tatapan tajam, Bryan mengangkat senjatanya dan menodongkannya ke arah Justin. "Bukankah ini yang kau inginkan, Justin?" tantang Bryan, suaranya terdengar tenang namun tajam. "Kita akan saling menembak dan menguji kecepatan. Siapa yang kalah, dia yang mati!" Mereka saling menatap, matanya beradu, menunggu siapa yang akan

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Pertemuan Bryan dan Justin Maxwel

    Salah satu anggota Justin, melangkah cepat menuju ruangan Justin dan memberi laporan dengan nafas terengah-engah, "Tuan, berita buruk. Bryan Anderson memimpin sekelompok prajuritnya mengepung kawasan kita. Bukan hanya dari dekat, mereka juga mengawasi dari jauh. Teman-teman kita tidak bisa berkutik." Justin tersentak kaget, wajahnya memerah oleh kegemasan yang mulai memuncak. Ia segera membuka jendela ruangannya dan melihat ke arah luar sana. Matanya melihat banyak prajurit yang mengelilingi kawasan tempat tinggalnya, mereka bersiap dengan senjata di tangan dan tatapan yang tajam. "Sialan, Bryan Anderson, aku belum bertindak. Mereka sudah menyerang dulu," desis Justin dengan marah, mengepal tangan hingga knuckle-nya memutih. "Lawan mati-matian! Walau tidak ada jalan keluar, kita harus tetap lawan hingga pertumpahan darah!" perintah Justin.Anggotanya mengangguk, kemudian berlari keluar ruangan untuk mengumpulkan anggota lainnya. Sementara itu, Justin berdiri tegak, menatap luar jen

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Menyerang Kediaman Justin

    Bryan mencium bibir istrinya dengan lembut dan penuh kasih sayang, tangannya memeluk tubuh ramping Vivian dengan penuh perhatian. Di tengah kehangatan pelukan itu, Bryan menatap dalam-dalam mata istrinya dan berkata dengan suara lembut, "Aku ingin mengandeng tanganmu hingga akhir hayatku! Tidak peduli dalam kondisi apa pun. Aku akan tetap menjadi suami yang baik dan setia. biarkan aku yang menjadi kakimu di saat kamu ingin berjalan!" Mendengar ucapan tulus Bryan, hati Vivian terenyuh. Seulas senyum bahagia menghiasi bibirnya dan ia merasa semangat hidupnya kembali membara. "Terima kasih!" ucap Vivian sambil memeluk Bryan balik, merasakan kehangatan yang mengalir dari tubuh suaminya. Bryan kemudian melepaskan pelukan mereka dan menatap istrinya dengan tatapan penuh harapan. "Vivian, setelah urusan di sini selesai, kita akan ke China menjumpai tabib untuk menyembuhkan kakimu," kata Bryan dengan penuh keyakinan. Mendengar kata 'tabib', Vivian terkejut dan penasaran. "Tabib?" tanyanya

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Lion Adalah Justin Maxwel

    Rysa berdiri dengan gemetar, menatap Bryan dengan mata yang berkaca-kaca. Ia merasa terpojok, tak tahu harus berkata apa untuk membela diri. "Tuan, Aku tidak mengerti maksudmu, Aku tidak melakukan kesalahan sama sekali," ujar Rysa yang ketakutan dan berusaha membela diri. Bryan menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin. Ia melempar foto dan data ke wajah Rysa sehingga berterbangan dan jatuh berserakan di lantai. Rysa menunduk, merasa terhina, dan memungut foto-foto tersebut dengan tangan gemetar. "Kalau bukan karena kau pergi ke rumah mewah itu, Aku masih tidak tahu ternyata kamu adalah utusan Lion, yang sebelumnya menyamar sebagai pekerja di toko bunga. Apa kau masih tidak mengaku?" tanya Bryan dengan suara keras dan penuh kemarahan. "Tuan, aku...," ucap Rysa terdiam, ketakutan. Wajahnya tampak pucat, dan tangannya terus gemetar. Ia mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk meyakinkan Bryan bahwa ia tidak bersalah, namun terasa sulit. Bryan melangkah mendekat, membuat Rysa mu

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Ketahuan Identitas Rysa

    Vivian menatap Bryan dengan mata berkaca-kaca, lalu mengeluarkan lembaran laporan medis milik Bryan dari amplop besar itu. Dia membacanya dengan seksama, dan hampir tidak percaya dengan laporan tersebut. Menurut laporan itu, Bryan telah melakukan vesektomi, prosedur pembedahan yang dilakukan untuk membuatnya mandul secara permanen.Bryan melihat kebingungan di wajah Vivian dan menghela napas sebelum berbicara, "Sebelum Hanz meninggal, aku meminta bantuannya. Aku tahu...melakukan ini tanpa sepengatahuanmu adalah salahku. Saat itu kamu baru keguguran. Aku tidak ingin kamu semakin tertekan." Mata Vivian membelalak, tak menyangka suaminya menyembunyikan rahasia sebesar ini darinya. "Kamu selalu berharap bisa memiliki seorang anak denganku. Tapi aku bukan tidak mau. Aku tidak ingin anak kita sama menderitanya denganku. Cukup aku saja yang menderita!" ungkap Bryan dengan suara bergetar."Lalu, untuk apa kamu memberitahu aku sekarang?" tanya Vivian yang memasukan kembali laporan tersebut.

  • Malam Pengantin dengan Jenderal Dingin   Godaan Rysa

    Malam itu, langit diliputi awan tebal dan rembulan menyembunyikan diri. Bryan terbaring di atas kasurnya dengan pikiran yang kalut, merenung tentang permasalahan dalam rumah tangganya. Tiba-tiba, pintu kamar terbuka pelan dan sosok Rysa muncul dari baliknya. Dalam diam, Rysa menghampiri Bryan yang tampak lelah dan terlelap. Setiap langkahnya begitu hati-hati, tak ingin membangunkan pria itu. Begitu dekat dengannya, Rysa mulai melepaskan pakaiannya satu per satu, menampakkan tubuh putih mulusnya yang begitu menggoda. Dua gundukan besar di dada Rysa terlihat menonjol, dan bagian bawah tubuhnya juga terbuka lebar, memancarkan aura yang memikat. Rysa menatap Bryan dengan tatapan penuh nafsu, lalu berbisik dalam hati, "Bryan Anderson, malam ini juga aku akan membuatmu melupakan istrimu itu." Perlahan, Rysa mencium wajah Bryan yang masih terlelap, namun tiba-tiba pria itu terbangun dan menatap Rysa dengan ekspresi terkejut. Dia segera menahan tangan wanita itu dan bertanya dengan nada ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status