Bryan melangkah gontai menuju kantor pengacara Jeff, rasa cemas dan bingung menyelimuti pikirannya. Setibanya di sana, dia langsung disambut oleh Jeff yang sudah menunggunya dengan wajah serius. "Berita ini mengemparkan seluruh kota Los Angeles, Micheal menerima hujatan dari semua penjuru. Hanya dalam beberapa menit mereka telah melupakan siapa Micheal. Bagi publik dia adalah penjual narkotika dan bukan jaksa yang hebat lagi," kata Jeff yang duduk bersama Bryan, sambil menunjukkan beberapa artikel berita di layar komputernya. Bryan menggigit bibirnya, merasakan betapa beratnya beban yang dihadapi sahabatnya. "Jeff, aku ingin kamu menjadi pengacaranya, keluarkan dia. Aku percaya padanya!" pinta Bryan dengan tegas. Jeff menghela napas, lalu mengangguk pelan. "Aku juga percaya padanya, tapi..." ucapnya sambil berpikir, "kita harus bekerja keras untuk membuktikan kebenarannya. Bukti-bukti yang ada saat ini sangat kuat dan mendukung tuduhan terhadap Micheal." Bryan mengepalkan tangann
"Tidak memiliki identitas?" tanya Jeff penasaran.Henry mengangguk dan menjawab," Benar! Jaksa Micheal pernah mengatakan kalau Joss Hunster tidak memiliki identitas." Henry menceritakan semua apa yang ia tahu dari rekannya itu.***Micheal duduk dengan tenang di ruangan interogasi, matanya terpejam seolah sedang merenung dalam-dalam. Tak ada raut ketakutan atau kecemasan di wajahnya meskipun ia telah menjadi tersangka. Tangan kirinya dipegang di atas meja, sementara tangan kanannya mengepal erat. Di ruangan sebelah, detektif Anton dan rekannya, Zion, memperhatikan setiap gerak-gerik Micheal melalui kaca jendela yang satu arah. Mereka sama-sama bingung mengapa Micheal masih terlihat tenang meskipun sudah berada dalam situasi yang sulit. "Sudah menjadi tersangka, masih tenang saja. Apakah dia yakin akan keluar?" ujar Anton dengan nada sinis, mencoba meraba apa yang sedang dipikirkan oleh Micheal. "Kapten, apakah dia dituduh? Aku merasa aneh tentang kasus ini," tanya Zion dengan rasa
Jeff, pengacara handal, menemui Micheal yang sedang ditahan di ruangan interogasi. Wajah Micheal tampak pucat, lemas, dan terkulai karena tekanan yang dialaminya. Jeff menatap Micheal dengan tatapan penuh simpati dan ketidakpercayaan. "Micheal, bagaimana ini bisa terjadi padamu? Aku yakin kamu pasti dijebak seseorang," tanya Jeff dengan nada khawatir. Micheal menatap Jeff dengan mata lelah. "Selidiki Joss Hunters! Mungkin saja agak sulit. Karena ini bukan nama aslinya. Beri aku pulpen dan aku akan menulis nomor ponselnya. Aku yakin nomornya pasti sudah tidak aktif. Tapi, dicoba saja!" kata Micheal sambil menulis nomor yang dia ingat di atas selembar kertas yang diberikan Jeff. Jeff mengambil kertas itu sambil mengepal tangannya, "Dia yang dalang utamanya? Awalnya mendekatimu. Kemudian menjebakmu. Siapa yang mengenalkan dia padamu?" Micheal menghela napas panjang, "Atasanku yang memintaku menemuinya. Awalnya dia memintaku menyelidiki beberapa pejabat yang terlibat korupsi. Katanya
Ribuan pertanyaan muncul di benak pikiran Anton yang merasa heran dengan atasannya."Pak, bukankah sangat mencurigakan bagi publik, kalau Micheal Loas ditahan dan dijatuhi hukuman secara langsung?" tanya Anton.Jakson dengan tegas mengatakan," Seorang Jaksa selama ini pintar berpura-pura di depan semua orang. Tidak pantas dibiarkan hidup terlalu lama. Lakukan saja sesuai perintah!" perintahnya.Anton mengangguk dan patuh pada perintahnya.Sementara Angel yang duduk di kursi kerjanya sambil merenung kembali perkataan Micheal."Joss Hunster nama pria yang bersamanya di pelabuhan. Kenapa namanya adalah Jhonathan Wesley? Apakah benar dia mengunakan nama palsu untuk menjebak Jaksa Micheal?" Angel mengutak-atik komputer dan mencari informasi tentang kehidupan Jaksa itu agar bisa lebih memahami lebih jauh.Tak lama kemudian Anton kembali ke meja kerjanya dengan raut wajah murung."Kapten, apakah terjadi sesuatu?" tanya Angel yang memperhatikan seniornya itu.Anton duduk di kursi dan menarik
Di sebuah gedung tinggi, Jeff melangkah pasti menuju kantor Jhonathan, pria berjenggot yang duduk di balik meja yang dikelilingi oleh anak buahnya, termasuk Andy. Ruangan kantor tersebut luas, dengan dinding kaca yang menghadap ke kota, memberikan pemandangan yang menakjubkan. Namun, Jeff tidak tertarik dengan pemandangan itu, dia hanya ingin menuntaskan urusan yang melibatkan Micheal. "Tuan Wesley," ujar Jeff dengan nada tegas, "Apa sebabnya Anda menghubungi Micheal untuk bertemu di pelabuhan? Kenapa polisi bisa tiba di sana? Apakah Anda yang membuat panggilan?" Jhonathan tersenyum sinis, lalu menjawab, "Pengacara Jeff, apakah Anda memiliki bukti bahwa saya yang menghubunginya? Saya dan jaksa tidak kenal akrab. Mana mungkin saya menghubunginya." "Saya memiliki rekaman percakapan antara Anda dan Micheal, yang membuktikan bahwa Anda memang menghubungi Micheal untuk bertemu di pelabuhan!" Wajah Jhonathan berubah, menjadi pucat dan tampak panik, sementara Andy semakin gelisah. Jeff
Jeff melaju kencang di jalan raya, mobilnya berselisih dengan beberapa kendaraan lain yang terkejut dengan kecepatan dan manuver yang dilakukannya. Sementara itu, Andy yang mengendalikan mobil hitam bermaksud membunuh pegacara itu dan mengakhiri perlawanannya terhadap bos mereka. "Ingin melawan bos kami, lihat saja bagaimana nasibmu," gumam Andy dengan tatapan tajam dan penuh amarah. Tangannya erat memegang setir, memastikan jaraknya dengan mobil Jeff tidak terlalu jauh. Sementara itu, pasukan polisi berangkat setelah mendapatkan kabar dari Jeff tentang ancaman yang sedang dihadapinya. Khennet mengemudi mobil polisi dengan sigap, timnya menyalakan sirine dan lampu rotator, meninggalkan kantor polisi dengan tergesa-gesa untuk menyelamatkan Jeff. Di sisi lain, Andy yang semakin tak sabar mengejar Jeff, menabrak bagian belakang mobil Jeff berulang kali dengan keras, suara "Brak! Brak!" terdengar, membuat Jeff semakin cemas.Jeff memacu mobilnya secepat mungkin, melaju melewati jalana
Micheal mengikuti langkah mereka dengan putus asa dan wajahnya yang lesu. Merasa tidak adik dengan tuntutan yang dia terima.Ia kemudian menghentikan langkahnya dan berkata," Kenapa kalian tidak menyelidiki kecelakaan yang menimpa pengacara Jeff yang mungkin ada hubungannya dengan orang yang dia temui sebelum kejadian? Apakah tidak ada kecurigaan sama sekali? Kalian sebagai detektif sudah mempelajari tentang kriminal dan hukum. Kalian tidak bodoh. Hanya saja kekuasaan yang menutupi kepintaran kalian."Anton menatap tajam pada jaksa itu," Jaksa Micheal, siapa pun dirimu, saat ini tidak ada lagi yang menghargaimu. Mereka sudah lupa siapa kamu. Keputusan pihak atasan sama sekali tidak bisa diganggu gugat!""Mengunakan cara ini untuk membunuhku secara diam-diam, Sepertinya dalang utama sangat terpengaruh dan memiliki kekuasaan. Setidaknya biarkan aku tahu siapa yang ingin membunuhku sebelum aku menutup mataku!" ujar Micheal.Anton tertawa sinis," Tidak ada yang ingin membunuhmu, hanya saj
Detektif Anton dan timnya keluar dari mobil berusaha mengusir kerumunan reporter yang ingin mendapatkan informasi. Mereka mencoba untuk menghadang jalan keluar para detektif dengan kamera dan mikrofon yang siap merekam. "Tolong beri jalan untuk kami!" pinta Anton dengan suara lantang, sambil mencoba mendorong beberapa reporter yang menghalangi jalan mereka. Beberapa anggota tim detektif lainnya ikut mendorong reporter yang mencoba mendekat, membuat suasana menjadi semakin tegang. Aksi saling dorong antara detektif dan reporter terjadi di depan di tengah jalan menuju ke arah penjara besar.Sementara itu, di sebuah stasiun televisi, pembawa berita dengan nada serius menyampaikan informasi yang mengemparkan ibu kota. "Jaksa Micheal Loas yang menjadi tersangka penjualan narkotika akan segera dihukum mati dengan cara menggunakan kursi listrik. Tanpa persidangan, pihak kepolisian langsung menentukan hukumannya," ucapnya dengan tegas. Berita tersebut sontak membuat heboh seluruh masyaraka