Share

Bab 127

Penulis: Dewiluna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 19:53:04

“Maaf ….” Tania menunduk dalam.

Ia tak berani menatap Anggi. Tania merasa menjadi anak yang gagal.

“Maaf, Bu. Itu salah saya.” Rafael menyela.

Rafael berdiri di depan Tania, menutupi Tania dengan badannya. Tangan Tania digenggam lembut. Rafael ingin mengatakan jika Tania tidak pernah sendirian.

“Memang salahmu!” Agus menarik Rafael cepat.

Kali ini, Agus tidak membiarkan Dika menahannya. Ia memberikan satu tinju tepat di wajah Rafael.

Rafael terpukul mundur, tersungkur ke lantai. Sudut bibirnya sobek, dan kepalanya berdenyut menyakitkan.

“Rafael!” Tania memekik tertahan.

Tania berjongkok. Ia membantu Rafael. Keadaan Rafael saat itu sangat menyedihkan. Pakaian Rafael berantakan, dan pria itu meringis kesakitan sambil memegangi sebelah lengannya.

“Kamu keterlaluan!” Baru saja Rafael berdiri, Anggi memberikan tamparan.

Sekarang, kedua pipi Rafael terasa panas. Sudut bibirnya penuh dengan luka.

“Susah payah saya membesarkan Tania, dan kamu merusaknya?!” Pipi Anggi basah oleh air
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 140

    “Iya, Pak.” Lia dan Keisha berseru bersamaan. Dika sampai menahan senyum karena Lia dan Keisha tidak bisa menampik aura bos dari Rafael. Keduanya bergegas menarik kotak yang disodorkan oleh Rafael. Sebuah kotak emas dengan pita satin putih gading yang melintang. Tepat di tengah simpul pita, ada bros kristal mewah dengan kilau yang indah. “Bukanya di sini?” Keisha menunjuk ragu pada bros yang ada di tengah. Terlihat jelas jika kedua teman Tania itu bingung. Mereka begitu ragu, tak tahu bagaimana cara membuka kotak mewah itu. “Iya, buka di situ,” ujar Dika. Dika jadi membantu Lia dan Keisha membuka kotak di depan mereka. Kait bros digerakkan dan kotak itu terbuka. “Ini undangan?” Keisha menatap sebuah papan akrilik dengan huruf emas yang terukir di sana. Tania menggeser Keisha. Ia ikut membaca tulisan yang ada di tangan sang teman. Tania menutup mulut tak percaya. Ia mendapati namanya dan nama Rafael terukir di sana. Rafael Alexander Dharmawan & Tania Pramita“Bagus banget und

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 139

    “Bagus dong kalau hasilnya keliatan!” Tania berucap sok riang.Ia menambahkan sebuah senyum lebar agar Lia dan Keisha berhenti menatapnya lekat. Kedua temannya itu sempat saling pandang, sebelum Lia mulai bicara. “Ya ampun, aku sempat takut kamu stres sendirian.” Lia menepuk lengan Tania gemas. “Bagus kalau kamu baik-baik di sana.”Keisha ikut mengangguk. “Iya. Jangan merasa bersalah lagi ke kita. Kita udah kerja lagi, kok.”Tania langsung menoleh. Ia menatap kedua temannya tak percaya. “Serius?!” Tania mencoba mencari sedikit petunjuk kebohongan, tapi ia tidak menemukannya. Lia dan Keisha malah mengangguk bersamaan. Keduanya tersenyum lebar di depan Tania. “Serius, dong!” Cerah wajah Lia menunjukkan jika wanita itu tidak berbohong. “Di mana?” Tania bertanya tidak sabar. “Di tempat Pak Romi!” Keisha menjawab dengan sebuah pekikan senang. Lia yang bersemangat jadi melompat kecil. Ia membawa Keisha dan Tania ikut berteriak bersamanya. “Kok bisa? Gimana ceritanya?!” Tania mau ta

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 138

    “Selamat pagi!” Tania menyapa ramah.Ia sampai di Grand Velora lebih awal. Lalu lintas sedang tidak macet, dan taksi yang dikemudikan oleh Sumarno melesat cepat ke Grand Velora. “Pagi,” sahut Fera. Kebetulan hari ini Fera datang lebih dulu. Mereka saling tersenyum sesaat sebelum mulai bekerja. Hari itu berjalan sangat lancar. Tak banyak yang terjadi. Sampai di jam istirahat, sebuah pesan masuk ke handphone Tania. Lia: Kamu lagi sibuk gak? Ada waktu hari ini?Tania tersentak sesaat. Sebuah senyum mengembang di bibirnya. Ia segera membalas pesan itu. “Ada.” Tania menekan tombol kirim. Balasan lainnya muncul tak sampai semenit. Tania yang masih beristirahat di ruang staf langsung membacanya. Lia: Jalan ke mal, yuk. Sama Keisha juga. Tania mengangguk pelan. “Oke.”Ia memandang handphone di tangannya yang masih menyala. Semalam, Tania banyak berpikir. Ia tidak bisa tenang karena terus mempertimbangkan banyak hal.Tania mencoba melihat dari sudut pandang Rafael, juga Anggi. Ia sungg

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 137

    “Ke sini?” Tania terduduk. Ia sempat oleng sedikit karena baru bangun tidur. Rafael mengulurkan tangan membantu. “Pelan-pelan.” Rafael mengingatkan. Tania menepis tangan Rafael. Ia terdiam saat menyadari jika mungkin ia melakukannya terlalu keras. “Tanganmu enggak apa-apa?” Tania menatap lengan Rafael. Ia terkadang lupa jika Rafael masih terluka. “Kenapa gips kamu udah dilepas, sih?”Rafael tersenyum miring. “Mengkhawatirkan aku?” Tania seketika berpaling. “Enggak!” sahutnya ketus. Tania peduli karena luka itu disebabkan oleh dirinya. Cuma itu alasannya untuk khawatir, tidak lebih. “Aku melepasnya karena sulit untuk bekerja … dan mandi.” Rafael menjelaskan. Entah sengaja atau tidak, pria itu mengingatkan tentang bagaimana mereka menghabiskan waktu bersama di apartemen. Waktu yang membawa Tania pada takdirnya sekarang. Tania mengelus perutnya pelan. “Kalau begitu, hati-hati dengan tanganmu!” ketus Tania. Tania menolak untuk terbawa ke masa lalu. Ia memilih untuk memasang waj

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 136

    “Baterai handphoneku habis. Aku terpisah dari teman-teman. Aku cuma ingat kembali ke sini.” Gadis di depan Tania menjawab. Tania mengangguk di balik meja resepsionis. Ia tersenyum lembut, berusaha menenangkan.“Boleh saya lihat paspornya?” tanya Tania. Gadis itu menggeleng. “Tertinggal di kamar. Saya lupa nomor kamar saya.”Tania melihat gadis itu menunduk murung. Ia mencoba untuk menghibur sebentar. “Tenang saja! Katakan pada saya siapa namamu, saya akan mengantarmu ke kamar.” Tania membuat senyum lebar. “Nanami Takeda,” jawab gadis itu pelan. “Boleh saya tahu nama teman sekamarmu?” Tania bertanya ramah. Saat gadis itu menjawab, tangan Tania bergerak cepat. Ia mengecek nama yang disebutkan Nanami di layar. Semua nama yang disebutkan Nanami benar. “Lantai 20.” ucap Tania pelan. Ia beranjak dari meja resepsionis. Tangannya memegang kunci cadangan. “Biar saya antar,” ucap Tania seraya mempersilakan Nanami berjalan lebih dulu. Nanami mengucapkan terima kasih. Berulang kali ia m

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 135

    “Hari ini Ibu masak apa?” Tania basa-basi bertanya. Saat keluar dari kamar, di meja makan sudah ada seluruh keluarganya. Tania melirik Anggi yang masih berwajah masam.Yah, reaksi Anggi sesuai dugaan Tania. Anggi mengabaikan Tania. “Emang Kakak enggak liat? Itu kan ada sup ayam!” Malah Tyo yang menyahut. Tania mencibir keras. Ia menunjuk ke wajah Tyo. “Balikin uang Kakak yang beli puding kemarin. Pudingnya kan Rafael yang beliin!” Tyo tidak menjawab. Adik Tania itu menyelesaikan sarapan dalam sekali suap, lalu menghilang dari meja makan. Tania hanya bisa mendengus. Sekarang, ia terpaksa harus menghadapi dinginnya sikap Anggi sendirian. Karena sang ayah jelas ada di pihak ibunya. Suapan pertama sarapan, Tania masih baik-baik saja. Namun, di suapan kedua, Tania terbatuk. “Uhuk!” Ia tiba-tiba merasa mual. Tania langsung berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan lagi apa yang baru saja ia telan.“Ck!” Tania memukul wastafel kesal. Setelah semalam perutnya terasa nyaman, sekarang j

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status