Share

Bab 8

Penulis: Dewiluna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-28 23:17:53

“Siapa pacar barumu?”

Tania menghela napas kasar. Sudah sejak semalam ia ditanya oleh kedua orang tuanya.

“Jangan berbohong, Tania.” Anggi terus mendesak, membuat Tania jengah sendiri.

“Ibu enggak akan percaya sampai kamu bawa pacar barumu itu ke rumah kita!”

Daripada terus berdebat, Tania memilih untuk melarikan diri. Kebetulan dia dapat shift pagi hari ini.

“Aku sudah terlambat, Bu. Nanti saja kita bicara lagi.”

Tania berpamitan tanpa menunggu jawaban. Ia buru-buru mengambil tasnya dan keluar rumah.

Namun, meskipun sudah berhasil menghindari interogasi orang tuanya, pikirannya tetap dipenuhi masalah yang sama.

‘Kenapa aku malah bilang sudah punya pacar?’

Tania memukul keningnya sendiri saat berjalan menuju halte. Ia tidak berpikir panjang semalam. Sekarang, ucapannya malah berbalik menyerangnya.

“Pacar baru?” gumamnya seraya berdecak frustrasi.

“Aku bahkan belum bisa lepas dari bayangan Gilang.”

Bus akhirnya tiba halte. Perjalanan menuju hotel terasa panjang. Meski begitu, Tania
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 116

    “Kamu kenapa?” Fera menyapa Tania yang baru datang. Bibir Tania cemberut. Wajahnya masam karena kesal. Apalagi alasannya kalau bukan Rafael. Rafael belum juga membalas pesannya sampai sekarang. Sudah lima hari berlalu, dan pesannya terbaca tanpa dibalas!“Enggak apa-apa,” sahut Tania tak bersemangat. Ia menanyakan Tasya kemudian, untuk sekedar mengalihkan pembicaraan. Tania tak mau Fera bertanya lebih banyak. “Tasya shift siang,” jawab Fera singkat. Tidak ada pembicaraan lagi karena Nico datang tak lama kemudian. Manajer itu memberitahukan reservasi grup untuk besok. “Pastikan kalian melayani dengan baik karena mereka adalah tamu-tamu VIP,” ujar Nico. Tania dan Fera mengangguk bersamaan. Tania mengucap syukur dalam hati. Romi memintanya datang ke pengadilan hari ini. Kalau jadwalnya besok, mungkin Tania harus mengucapkan maaf pada pria itu. Tak lama setelah Tania menyebutkan nama Romi dalam hati

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 115

    “Bapak mau bicara apa?” Tania langsung bertanya saat mereka duduk di dalam kafe. Tania melirik ke arah jendela yang ada di sampingnya. Ia memang sengaja memilih tempat yang terlihat. Rasanya akan mencurigakan jika Tania memilih tempat duduk di pojok saat duduk dengan seorang lelaki. Apalagi ia tidak tahu status Romi yang sekarang. ‘Apa masih suami orang? Atau sudah duda?’Tania tidak ingin ikut campur. Jadi, ia hanya menyimpan pertanyaan itu dalam hati saja. Ia juga tak mau menjadi orang yang kurang ajar. “Saya mau mengucapkan terima kasih.” Romi memulai kalimatnya. Tania mengangguk pelan. “Sama-sama, Pak,” jawab Tania. “Saya juga membantu karena dulu pacar saya terlibat,” sambung Tania. Keadaan hening sesaat. Tania yakin Romi ingin mengatakan hal yang lain. Tidak mungkin hanya ucapan terima kasih saja. “Silakan minumannya.” Pegawai kafe meletakkan dua cangkir kopi di depan Romi dan Tania.

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 114

    ‘Loh?’ Tania memandang heran. Ia memasang senyum canggung. Tania melirik sekilas ke arah cucu sang nenek. Anehnya, pria itu terlihat tidak salah tingkah sama sekali. “Namaku Enzo,” ucapnya sambil mengulurkan tangan. Tania membalas uluran tangan Enzo sopan. Lalu, Tania memperkenalkan dirinya sendiri. “Aku Tania.” Tania berusaha menjawab senatural mungkin. Ia bahkan menyisipkan senyum. Setelahnya, Tania mulai mengalihkan pembicaraan. Ia berusaha sebaik mungkin agar tidak melukai nenek dan cucu di hadapannya ini. “Nenek dan Enzo akan liburan ke mana kali ini?” Tania bertanya dengan nada lembut. “Sebenarnya, aku mau mengajak Nenek ke pantai,” jawab Enzo. Tania mengangguk. “Itu bagus! Jangan lupa memakai sunscreen. Di sini sangat panas.”Enzo menatap Tania lama, dan Tania sungguh merasa tidak nyaman. Ia memilih untuk nekat menadahkan tangan.“Boleh lihat paspornya untuk check in?” Tania akhirnya bicara. Enzo yang memberikan paspor pada Tania. Pria itu memberanikan diri untuk bert

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 113

    “Kenapa aku masuk pagi terus?” Tania mengeluh mendapati gedung Grand Velora di depannya. Ia melangkah masuk dengan hati berat. Tania tidak bisa bolos. Ia bukan orang yang tak bertanggung jawab. Tania juga … ingin melihat wajah Rafael. Apa yang terjadi setelah ia pergi? Tania sungguh penasaran. Rafael tidak menghubunginya setelah itu. Tania juga tidak memiliki keberanian dan alasan yang cukup untuk memulai. “Dia pasti baik-baik saja,” lirih Tania pelan. Tania mencoba menepikan kalut dalam hatinya sejenak. Di lobi Grand Velora, ia melihat Fera dan Tasya yang sudah siap di belakang meja resepsionis. “Selamat pagi!” Tania menyapa duluan. Ia memberikan sebuah senyum lebar. Masalah hatinya, biarlah hanya Tania yang tahu. “Pagi!” Fera dan Tasya menjawab bersamaan. Tania pamit berganti seragam sebelum bersiap di depan meja resepsionis. Ia langsung melayani tamu karena lobi tiba-tiba saja ramai. “Satu malam di kamar suite ….” Kalimat Tania terhenti. Pandangannya tertuju pada sosok y

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 112

    “Hahaha!” Julian tertawa mengejek. “Sepuluh kali lipat?” Julian menunjuk tangan Rafael. “Bergerak saja kamu tidak bisa!”Julian mengambil dua langkah cepat. Ia berdiri tepat di depan Rafael, lalu menyambar baju Rafael penuh emosi. “Sayang, jangan!” Sonya maju mendekat. Ia mencoba menenangkan sang suami. Sonya jelas tak ingin Rafael babak belur. Apalagi ia sudah melihat Julian yang mengangkat tangan. “Rafael masih terluka,” bisik Sonya. Sonya mencoba menarik Julian mundur, dan Rafael memanfaatkan kesempatan itu. Rafael mendorong Julian dan Sonya keluar apartemen. “Astaga! Rafael!” Sonya yang memekik marah sekarang. Sonya menatap Rafael kecewa. Putra yang ia bela malah mengusirnya.“Beraninya kau!” Julian menendang pintu kasar. Rafael tidak bisa menahannya dengan sebelah tangan. Ia meringis tanpa suara. Tania tahu jika ia tidak bisa terus diam. Ia tak ingin terus sembunyi, berlindung seperti pengecut di belakang Rafael. “Jangan!” Tania maju. Tania berdiri tepat di antara Rafa

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 111

    “Aku tidak belajar dari kesalahan.” Tania mengeluh pelan. Di sampingnya, ada Rafael yang tertidur. Semalam, mereka melakukannya … lagi.“Aku pasti sudah gila!” Tania menggeram kesal. Ia ingin beranjak dari ranjang, tapi tangan Rafael menahannya. Pria itu menggeleng dengan mata tertutup.“Kamu enggak pernah salah,” bisik Rafael. Rafael membalik tubuh Tania, hingga mereka berhadapan. Di bawah selimut yang sama, mereka berbaring saling menatap. “Kalau ada orang yang menyalahkanmu atas semua yang terjadi, jangan dengarkan.” Rafael menggenggam tangan Tania erat. “Mereka yang tidak mengerti. Mereka tidak tau. Kalau semuanya, aku yang bertanggung jawab,” ucap Rafael. Tania membiarkan Rafael memeluknya sesaat. Mereka bertukar napas dalam kehangatan yang sama, sebelum Rafael bergerak lebih dulu. “Sakit?” Tania ikut terduduk. Saat itu, selimut yang Tania gunakan untuk menutupi tubuhnya melorot. Rafael gegas menahannya dengan sebelah tangan. “Sakit,” jawab Rafael jujur. “Tapi lebih baik

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status