Share

Bab 23

Setelah menunggu beberapa detik, kok malah burem yang satunya? Tak nampak jelas seperti garis di sebelahnya.

Aku keluar dengan gontai. Sepertinya aku memang belum hamil, rezeki itu belum datang padaku dan Mas Andra. Aku menjadi merasa bersalah pada mereka.

"Bagaimana, Ning?"

"Dok, kok yang satu burem, ya?"

Dokter Natasha tersenyum, kemudian mengambil testpack itu tanpa rasa jijik.

"Ini belum pasti. Besok pagi, coba di tes lagi ya, Bu? Sehabis bangun tidur."

"Jadi, belum bisa dipastikan itu hamil apa nggak ya, Dok?"

"Iya, Bu."

"Mas," panggilku pada Mas Andra.

"Sudah, Ning. Gapapa, belum rezeki seandainya belum hamil."

Aku mengangguk, dengan langkah gontai kami pergi dari ruangan itu setelah mengucapkan terima kasih.

--

"Bagaimana, Ndra?" tanya Ibu begitu kami sampai.

"Belum pasti, Bu. Sementara tadi Nining diminta untuk USG, tapi dia nggak mau. Padahal, seumuran segitu, belum muncul jenis kelamin kan ya, Bu?" tanya Mas Andra.

"Ya iya, Ning. Lagian, Ibu nggak maksa kamu cepet
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status