Share

Bab 22

"Diam kamu, Rosa. Ikut campur aja."

Mbak Rosa cemberut, kemudian menghentakkan kakinya menuju kamar. Aku masih diam saja, malas juga rasanya meladeni wanita setengah-setengah kaya dia.

"Ayo, Ma, kita pergi!"

"Yok!"

Kami bertiga pamitan sama Ibu, lalu pergi menggunakan mobil. Sepanjang perjalanan, Keysha tak hentinya berceloteh. Malah aku yang tak bisa fokus mendengarkannya. Masih kepikiran tentang jika aku tak hamil, bagaimana? Takutnya, semua akan kecewa karena kecerobohanku yang langsung periksa ke dokter kandungan, tanpa memeriksanya sendiri terlebih dahulu.

"Kamu kenapa, Ning?" tanya Mas Andra mengagetkanku.

"Aku cuma takut aja, Mas. Takut mengecewakan kalian. Kalau ternyata nggak hamil, bagaimana? Pasti kalian semua kecewa banget," ucapku.

Mas Andra menghela napas, sementara Keysha langsung diam. Bocah kecil nan menggemaskan itu seakan tahu jika orang tuanya tengah berbincang serius.

"Jangan terlalu dipikirkan. Jika hamil, ya alhamdulillah. Jika tidak, ya belum rezekinya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status