Share

Bab 25

Author: Ummu Amay
last update Last Updated: 2025-09-28 03:12:42

"Duduklah bersamaku. Kamu juga belum makan bukan?" kata Hanna pada pengawalnya saat sudah berada di dalam salah satu restoran yang tak jauh dari kantor Rafael.

"Tidak, terima kasih. Silakan Nona Hanna duduk di sini dan menikmati makan siangnya. Saya akan duduk di meja sebelah menunggu Anda selesai."

Kali ini Hanna tak mau memaksa. Seperti yang sudah dibayangkan, lelaki di depannya itu tak akan melakukan kegiatan apa pun selain menjalankan tugas yang diperintahkan oleh Rafael.

Namun, meskipun begitu, Hanna tetap memesankan seporsi makanan untuk anak buah suaminya itu dengan menu yang sama dengannya.

Pengawal itu sempat terkejut saat pelayan meletakkan piring berisi makanan di atas meja. Feeling-nya yang mengatakan jika itu adalah perbuatan Hanna, membuatnya tak menolak makanan tersebut.

Hanna sendiri bersikap pura-pura tidak tahu ketika si pengawal melihat ke arahnya. Namun, ketika ada suara seorang laki-laki memanggil namanya, tak mungkin ia bersikap tak peduli.

"Oh, syukurlah. A
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Pertama Penuh Gairah Bersama Cucu Presdir   Bab 29

    Selepas Juan dan Jenni pulang, rupanya Rafael masih mengerjakan pekerjaan kantornya. Lelaki itu terlihat serius menatap laptop dengan tumpukan kertas di sampingnya. Tapi, anehnya kali ini ia tidak bekerja di ruang kerjanya, malah di kamar dengan Hanna yang akhirnya terjaga karena tak enak hati bila meninggalkan Rafael tidur lebih dulu. "Apakah ada yang bisa saya bantu?" Hanna mencoba berinisiatif untuk membantu Rafael. Bukan karena ia mengikuti saran Hartono yang memintanya untuk lebih agresif, tapi ia berharap supaya Rafael menyuruhnya tidur duluan. Pengusaha itu menatap Hanna dari balik kaca mata bacanya. Terlihat menyipitkan kedua mata mencoba memahami maksud dari ucapan Hanna barusan. "Membantu? Memang apa yang kau bisa?" Nadanya terdengar menyindir. Hanna salah tingkah. Sepertinya Rafael salah menanggapi maksudnya. "Maksud saya, apakah Anda mau saya buatkan sesuatu? Seperti minuman atau cemilan sebagai teman bekerja."Rafael melepas kaca matanya kemudian. Mengalihkan sejenak

  • Malam Pertama Penuh Gairah Bersama Cucu Presdir   Bab 28

    "Sejak kedua orang tua Rafael meninggal, keluarga Jenni menjadi orang tua kedua bagi Rafael. Keluarga Prayoga sangat senang. Mereka yang memang sudah dekat sejak dulu dengan keluarga Bachtiar, memberi perhatian yang sama pada Rafael meski tidak tinggal dalam satu atap." Hartono mulai bercerita. Hanna yang sedang mencampur adonan, sesekali menatap kakek mertuanya itu begitu penuh penasaran. "Lebih dari dua puluh tahun mereka bersama dan dekat, sudah Kakek tebak kalau Rafael tidak mungkin menganggap Jenni sebagai sosok perempuan yang akan ia jadikan sebagai pendamping hidupnya."Hanna mengangguk, paham. Dua puluh tahun bukan waktu singkat. Bukan perasaan cinta lagi yang timbul di hati Rafael, tapi rasa sayang sebagai seorang kakak yang ingin melindungi adiknya. "Lantas, bagaimana dengan seorang gadis bernama Bella. Apa Kakek kenal dengan gadis itu?" tanya Hanna yang sudah memasukkan loyang ke dalam oven. Kini dirinya tinggal menunggu kue matang sambil mendengarkan cerita Hartono. "T

  • Malam Pertama Penuh Gairah Bersama Cucu Presdir   Bab 27

    Di ruang makan Jenni terlihat cemberut. Sepanjang mereka menikmati makan malam, beberapa kali perempuan itu berkata ketus ketika Rafael atau Hartono bertanya. "Maaf, Kek, tapi ini semua karena Rafael," kata Jenni ketika Hartono menanyakan suasana hatinya yang terlihat buruk. Seketika Rafael menoleh. Namun, tidak seperti biasanya, lelaki itu malah bersikap tak peduli. Rafael tampak acuh dan memilih untuk menikmati makan malam yang sudah pelayan hidangkan. Hanna yang duduk di sebelahnya, menilai kalau suaminya itu sedang lapar sehingga bersikap abai pada adik sahabatnya itu. 'Dia cuma butuh lima belas menit untuk mencapai klimaks. Mengapa efeknya seperti sudah menghabiskan banyak tenaga?' batin Hanna demi melihat cara makan Rafael yang terlihat lahap."Memang kenapa dengan Rafael? Apa yang sudah dia perbuat sampai membuatmu kesal?" sahut Hartono pura-pura penasaran. Meskipun Hartono tahu jika sosok Jenni memiliki sifat kekanak-kanakkan, tapi lelaki tua itu memilih untuk memberikan p

  • Malam Pertama Penuh Gairah Bersama Cucu Presdir   Bab 26

    Hanna baru saja selesai mandi ketika Rafael tiba-tiba muncul di kamar. Rafael yang baru pulang kerja memandang Hanna yang tengah menyisir rambutnya dengan pandangan tajam. "Kenapa kau tidak mengangkat telepon dariku?" Bukannya menyapa, datang-datang Rafael malah bertanya dengan suara ketus. Hanna sontak menghentikan aktifitas-nya yang baru selesai mengeringkan rambut dengan hair dryer. "Ponsel saya mati, baterainya habis. Saya sedang mengisi dayanya sekarang." Hanna menjawab sesuai fakta. Namun, Rafael tampak tak terima. Ia kemudian berjalan mendekati sang istri dan berdiri di belakangnya. "Kalau memang habis baterai, lalu kenapa waktu aku menelepon Rudi, kamu tidak mau menerima panggilan dariku?""Karena saya pikir tak ada yang mesti kita bicarakan. Terakhir kita bertemu juga 'kan Anda buru-buru meminta saya pergi dengan alasan karena ada rapat."Rafael terlihat geram. Ia sama sekali tak mengira Hanna berani memberikan jawaban seperti yang barusan dikatakan. "Kau pikir aku men

  • Malam Pertama Penuh Gairah Bersama Cucu Presdir   Bab 25

    "Duduklah bersamaku. Kamu juga belum makan bukan?" kata Hanna pada pengawalnya saat sudah berada di dalam salah satu restoran yang tak jauh dari kantor Rafael. "Tidak, terima kasih. Silakan Nona Hanna duduk di sini dan menikmati makan siangnya. Saya akan duduk di meja sebelah menunggu Anda selesai."Kali ini Hanna tak mau memaksa. Seperti yang sudah dibayangkan, lelaki di depannya itu tak akan melakukan kegiatan apa pun selain menjalankan tugas yang diperintahkan oleh Rafael. Namun, meskipun begitu, Hanna tetap memesankan seporsi makanan untuk anak buah suaminya itu dengan menu yang sama dengannya. Pengawal itu sempat terkejut saat pelayan meletakkan piring berisi makanan di atas meja. Feeling-nya yang mengatakan jika itu adalah perbuatan Hanna, membuatnya tak menolak makanan tersebut. Hanna sendiri bersikap pura-pura tidak tahu ketika si pengawal melihat ke arahnya. Namun, ketika ada suara seorang laki-laki memanggil namanya, tak mungkin ia bersikap tak peduli."Oh, syukurlah. A

  • Malam Pertama Penuh Gairah Bersama Cucu Presdir   Bab 24

    Hanna berjalan di belakang sang pengawal. Ia terus menunduk di sepanjang langkahnya menuju ruangan Rafael yang berada di lantai dua puluh gedung tersebut. Beberapa kali mereka melewati ruangan demi ruangan, saat itu juga Hanna mendengar namanya disebut. "Beliau istrinya Pak Rafael bukan?""Cantik, tapi sangat sederhana untuk ukuran istri seorang pengusaha terkenal dan kaya seperti Pak Rafael.""Aku pikir Pak Rafael akan menikah dengan Nona Bella. Bukankah keluarga Ashley dan Bachtiar memiliki hubungan yang sangat dekat."Hanna mencoba menutup telinganya agar tidak mendengar suara-suara yang semakin menjadi, yang membuat sang pengawal berhenti melangkah. Beberapa karyawan langsung terdiam, terlebih ketika lelaki di depan Hanna itu berbalik, lalu berjalan menuju satu ruangan yang baru saja mereka lewati. Hanna sempat menatap bingung karena pengawal itu tidak mengantarnya ke ruangan Rafael dan malah masuk ke ruangan yang didominasi oleh staf wanita tersebut. "Mungkin ada sekitar lim

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status