Malam Tanpa Noda
Bab 34Pesta Penyambutan Ceo BaruHari ini adalah hari ulang tahun perusahaan, PT Mahendra mengadakan acara pesta kecil-kecilan dan hanya dihadiri oleh beberapa pejabat penting dan tamu undangan.
Wajah Airi dipoles dengan makeup yang mewah. Gaun putih panjang dan hijab putih menambah kecantikannya. Ia juga mengunakan mahkota kecil di kepalanya. Airi menatap dirinya dari pantulan kaca besar. Tubuh rampingnya dan wajahnya telah berubah. Airi selalu menjaga pola makannya. Ia juga mengikuti senam zumba dan aerobik. Wajahnya juga ia rawat dengan sebaik mungkin. Mengunakan serum kecantikan dan perawatan lainnya. "Bu Airi, cantik sekali. Seperti bidadari yang turun dari langit," puji perias pengantin. Ia meminta izin kepadanya untuk mengambil gambar hasil riasannya. "Boleh' kan Bu. Buat iklan." Airi mengangukkan kepala pelan. Ia berpose dan tMalam Tanpa Noda Bab 35Gugatan Cerai Pagi-pagi sekali Airi besiap untuk mendaftrarkan penceraian di pengadilan agama. Airi juga ingin bahagia. Wanita itu pergi diantar supirnya. Hatinya sudah mantap untuk menceraikannya. Tak ingin menjadi janda hanya dalam agama. Tapi, juga dalam hukum. Mungkin Faisal bukan jodohnya.Airi masuk ke dalam gedung pengadilan agama. Ia mengunakan gamis polos coklat susu. Airi sudah menyiapkan dokumen seperti surat nikah asli, foto copy KTP dari pengugat, Kartu Keluarga, dan materai. Airi menuju pusat bantuan hukum di pengadilan guna membuat surat gugatan cerai. Alasan bercerai akan dipertanyakan mereka. Ia menyiapkan biaya yang harus dikeluarkan.Saat proses persidangan berjalan, kedua belah pihak harus menghadiri persidangan untuk mengikuti mediasi. Dengan adanya mediasi, diharapkan kedua belah pihak bisa berdamai dan menarik gugatannya. Akan tetapi
Malam Tanpa Noda Bab 36Putra pergiFajar datang ke kantor Airi. Ia ingin mengetahui kabar teman kecilnya. Sudah beberapa hari tak tahu kabarnya. "Maaf, Pak. Anda tak boleh masuk!" Petugas keamanan melarangnya untuk masuk. "Saya ingin bertemu bu Airi," izinnya dengan sopan."Maaf, Pak. Anda tak dapat izin masuk." "Mengapa tak boleh?" Mengernyit heran."Kami tidak tahu. Kami hanya menjalankan tugas saja. Tolong tinggalkan gedung ini!" "Tolong beritahu bu Airi kalau Fajar datang!" "Mohon Anda mengerti, kami hanya menjalankan tugas. Anda tak diizinkan untuk masuk ke gedung!" "Siapa yang melarang saya?" "Pemilik perusahaaan," ucapnya lantang. "Apa mungkin Airi melarangnya? Apa salahku dia seperti itu?" batinnya. Fajar melangkahkan kaki ke motor merahnya. Ia melihat ponselnya dan
Malam Tanpa NodaBab 37Setelah Kepergian Putra Putra dan teman-temannya berkumpul di Bar yang berada di Malaysia. Semua teman-temannya membawa pasangan masing-masing.Hanya Putra yang tak memilikinya. Mereka terdiri dari lima laki-laki. Tiga orang sudah menikah dan dua masih status bujang. Mereka terlihat mesra, seakan-akan meledek Putra. Lelaki itu hanya mengaduk minumannya saja. Ia sudah berjanji tak akan minum alkohol. Putra memesan coca-cola tanpa es. Teman-temannya mengernyit heran dengan perubahan siakap Putra. "Bro, pesan minuman yang menantang. Masa cuma air bersoda," ledek temannya. Mereka meminum bi* tiga pitcher besar. "Bosan, lagi pengen minum ini." Tunjuk gelasnya berwarna hitam dengan soda yang mengumpul di atas. Putra meneguknya langsung. "Kalau begini mendingan di k
Malam Tanpa NodaBab 38Kisah Cinta Mama dan Papa Airi menatap foto ibunya ia tersenyum dan mengusap figuran itu. Bi Nina mendekatinya. Hanya dia yang mau menemani selama di rumah. Pelayan lain engan untuk mendekati Airi. "Bi, ceritain tentang mama dan papa Airi," bujuk Airi. Wanita itu menundukkan kepala."Bi, tolong ceritakan tentang mereka." Bi Nina menarik napas dalam. Ia tak tega menceritakan semuanya. "Non, siap mendengarkannya," tanya bi Nina. Ia menganggukkan kepala pelan. Bi Nina menyodorkan teh hijau dan cemilan kepada Airi. Pisang goreng dengan taburan keju. Airi meminum teh dalam cangkir dan mengambil pisang dengan mengunakan tisu. Rasa pisang yang manis dan renyah bersatu di dalam mulutnya. "Non Sarasyana adalah wanita berhati lembut. Ia dermawan dan tidak sombong. Kekayaannya berlimpah dan tak habis-habis. Rambutnya sebahu, kulitnya putih bersih, badannya ramp
Malam Tanpa NodaBab 39Kisah Orang Tua AiriPerasaan Saras menjadi gelisah. Ia menatap jalan yang biasa Bima lalui."Ndo, kenapa gelisah sekali," tanya nenek. Ia menyentuh lembut punggung Saras."Perasaan aku gak enak. Entah ada apa?""Sebentar lagi suamimu juga pulang."Saras duduk di bale. Seorang anak laki-laki berlari tergopoh-gopoh."Mbak Saras, mas Bima di bawa orang," ucap anak berumur dua belas tahun."Dibawa orang. Sama siapa Juna?""Gak tahu Mba. Mereka naik mobil mewah."Saras langsung menghampiri pasar tempat lokasi. Nenek juga mengikutinya.Dagangan Bima berantakan. Bima menjual singkong dan pisang. Tubuh Saras luruh seketika. Apakah mereka telah menemukannya dan membawa pulang.Saras terduduk di tanah dan mengelus perutnya yang sudah membuncit. Nenek merayuny
Malam Tanpa NodaBab 40Cinta Bikin Gila Bi Nina melanjutkan ceritanya dan wajahnya berubah sedih. Air mata membasahi pipinya. Ia tak kuat melanjutkan ceritanya. "Bi, lalu apa yang terjadi dengan ibuku?" "Non Saras menjadi depresi dan ia meninggal dunia karena penyakitnya. Hidupnya terasa hampa kehilangan dua orang yang ia cintai." "Bagaimana dengan ayahku? Apa ia datang mencari keberadaan istri dan anaknya?" "Den Bima menghilang tanpa kabar dan pesan. Ia bagai ditelan bumi. Undangan pernikahan itu hanya pura-pura saja. Itu hanya permainan tuan Abdul." "Mengapa kakek seperti itu, Bi?" "Tuan Abdul tak ingin memiliki hubungan dengan keluarga Bima. Tuan juga hampir menikahi non Saras dengan tuan Rio." "Pak Rio, jadi Putra itu tak punya hubungan darah denganku?" "Ia, tadi Bibi cerita kalau tuan Rio di adopsi dari panti as
Malam Tanpa NodaBab 41Disamping kasir ada seorang laki-laki yang memperhatikan Airi sejak tadi. Pandangan lelaki itu tak berkedip. Seolah-olah ingin menerkam.Airi berjalan lebih cepat. Lelaki itu mengikuti langkah Airi. Jantung Airi berdegup dengan kencang. Memasukkan kunci mobil dengan gugup. Ia tak berani menoleh.Bahu Airi ditepuk pelan. Airi terpaksa menoleh ke arahnya."Fajar, aku kira siapa?""Kamu bikin aku takut saja." Airi bernapas lega ternyata lelaki itu adalah Fajar."Kamu aku perhatiin kayak orang ketakutan emangnya ada yang jahat sama kamu?" tanya Fajar heran. Lelaki itu menoleh kanan kiri."Aku hanya merasa ada yang mengikutiku.""Itu hanya perasaanmu saja. Kalau kamu takut. Ayo aku antar!""Aku bawa mobil sendiri. Mobil kamu bagaimana?" tanya Airi. Mobil hitam Fajar terparkir tak jauh darinya."Biarkan saj
Malam Tanpa NodaBab 42Airi duduk termangu di teras rumah ditemani secangkir teh hijau dan cemilan di dalam toples yang disajikan seorang pelayan untuknya. Bu Nina—kepala pelayan rumahnya menghampiri majikannya.“Non, Airi. Jangan melamun nanti kesambet setan!” guraunya mencairkan suasana. Sejak tadi Airi melamun memandang halaman rumahnya.“Eh, Bi Nina. Bisa aja ngomongnya.” Ia tersenyum dan kembali memandang ke depan.“Non Airi, kenapa dari tadi melamun terus? Kangen sama tuan Putra?” ledek wanita yang mengabdi di rumah itu. Sejak kepergian Putra Airi terlihat murung dan tak seceria dulu lagi.Airi menundukkan kepala ia menoleh ke arah bu Nina dan berkata,”Pasti aku kangen dengan kak Putra karena dia yang selalu membuatku kesal,tapi ada satu yang ada dalam pikiranku. Bolehkah aku bertanya sesuatu, Bi?” Ia membalikkan t