Semua Bab Malam Tanpa Noda : Bab 1 - Bab 10
278 Bab
Malam Pertama
Malam Tanpa NodaPart 1Airi melamun melihat punggung suaminya-- Faisal melewatinya ketika sang istri meminta nafkah kepadanya. Baju lingerie berwarna merah. Warna kesukaan Faisal menempel di tubuh indahnya. Matanya mengeluarkan embun. "Maaf Ai, Abang lelah," tolak Faisal langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Lelaki itu tak menghiraukan tubuh istrinya yang mematung. Untuk kesekian kalinya suaminya menolak.Airi menghampiri Faisal yang telah terlelap lebih dulu. Sejak malam pertama mereka, Faisal tak menemukan selaput dara pada istrinya. Sikap suaminya berubah drastis.Kala itu setelah acara resepsi pernikahan, mereka masuk ke kamar yang telah dihiasi kelopak bunga mawar di atas ranjang. Rasa bahagia menyelimuti hati mereka. Setelah, beberapa bulan berpacaran. Mereka memutuskan untuk menikah.Airi masuk ke kamar mandi membersihan diri dan memakai baju transparan. Untuk pertama kalinya Airi membuka penutup kepalanya di depan Faisal. Ia memberi
Baca selengkapnya
Istri Lain Suamiku
Malam Tanpa NodaPart 2Airi berada di dalam kamar menangis di atas sejadahnya. Setelah pulang dari kantor suaminya ia mengunci diri dalam kamar. Tak makan maupun minum. Adegan tiap adegan berputar di otaknya. Hanya kepada Allah ia mengadu dan hanya pada-Nya ia memohon pertolongan.Suara mobil terdengar di garasi rumah. Bergegas ia melipat mukenah dan membukakan pintu rumah yang ia kunci dari dalam. Berharap mendapatkan jawaban dari suaminya.Matanya terbelalak melihat wanita di kantor Faisal dan Ibu mertua turun dari mobil yang sama."Mama ....," panggil Airi hendak meraih tangan mertua. "Sudah tak usah basa-basi," ucap mertuanya ketus. Menabrak bahu Airi.Wanita paruh baya itu duduk di sofa dan diikuti oleh Faisal dan Airi."Bella, kemari Sayang. Duduk samping Mama!" ucap Ririn menepuk sofa di sampingnya. Bella menuruti ucapan wanita itu."To the point aja ya Ai. Perkenalkan ini Bella anak teman bisnis Mama dari Jerman. Dia cantik,
Baca selengkapnya
Sekuat baja
Part 3Faisal masuk ke kamar Airi, lelaki itu bermaksud menemaninya. Namun, istrinya menolak dengan halus. Airi tahu dosa besar bagi istri jika membantah suami.Hati Airi masih sakit atas pengakuan ibu mertuanya tentang pernikahan kedua Faisal. Tanpa izin darinya sebagai istri pertama. Airi merasa dirinya tak dianggap hanya sebagai figuran di rumah ini.Semua pekerjaan ia lakukan. Walaupun Faisal tak pernah menyantuhnya. Memeluk pun tidak. Airi merasa hanya sebagai pembantu di rumah suaminya.Sebuah tangan melingkar di perut Airi, ia sedang berada di dapur. Tak pernah Faisal memperlakukan Airi seperti ini sejak pernikahannya setahun yang lalu.Rambut basah Faisal membuat diri Airi membayangkan suaminya memadu kasih dengan wanita lain.Perasaan sakit dan jijik tiba-tiba menghampirinya."Maaf Bang, aku lagi masak," ucap Airi berpura-pura sibuk. Menghindari gejolak di dada. Menahan air mata yang akan jatuh.Faisal terkejut ketik
Baca selengkapnya
Musibah
Part 4Hari ini langit terlihat cerah setelah beberapa hari cuaca mendung seperti hati Airi. Wanita itu sudah bertekad untuk memilih jalannya sendiri. Mencari pekerjaan adalah hal yang harus dilakukan. Tak akan mungkin mengandalkan Faisal. Lelaki itu sudah memiliki wanita lain. Tak lupa mengucapkan bismillah dan memantapkan niat. Mencari lowonga kerja di beberapa situs online melalui gawainya. Airi memulai untuk mencari. Mata dan jari jemari tak jauh dari ponsel. Ia mencari pekerjaan yang tak terlalu jauh. Jika, Faisal menceraikannya setidaknya ia memiliki penghasilan sendiri. Ia tak berharap lelaki yang dicintainya mempertahankan dia sebagai istri.Setelah mendapatkan lowongan, Airi mempersiapkan semua keperluan surat-surat untuk lamaran kerja.Airi sudah rapi dengan kemeja panjang berwarna putih, rok hitam panjang, dan kerudung putih dengan bros kupu-kupu di sebelah kanan. Menenteng tas keluar kamar tidak lupa map c
Baca selengkapnya
Kelicikan Bella
Part 5Airi dibawa ke rumah sakit terdekat. Lelaki yang menabraknya adalah Putra Mahendra. Hati menatap iba pada gadis yang berbaring lemah. Putra menghubungi papinya yang berada di Singapura.Putra menceritakan peristiwa kecelakaan yang membuat seorang wanita terluka parah. Rio--papi Putra akan segera membantu anaknya dalam kasus kecelakaan tersebut. Rio sangat mencemaskan anak sulungnya yang berada jauh darinya. Seorang perawat keluar dari ruang IGD, Putra menghampirinya."Bagaimana keadaannya, Sus?" "Maaf, Bapak siapanya wanita itu?" "Saya pelaku penabrakan," ucap Putra jujur. "Maaf Pak, bisa Bapak mencari keluarganya untuk segera datang. Wanita itu butuh darah yang banyak," ungkap perawat berbaju putih tersebut. Putra mengambil tas milik Airi di dalam mobilnya. Dalam gawai Airi kontak yang tertera tidak terlalu banyak hanya ada empat kontak saja. Putra menghubungi seseorang den
Baca selengkapnya
Kesadaran Terlambat
Part 6  Faisal dan Bella telah sampai di tujuan. Mereka bergandengan tangan dengan mesra. Selama menikah, Bella tak pernah diajak jalan-jalan oleh Faisal.  "Bang, abis ini kita keliling penginapan, ya," ajak Bella. Ia ingin melihat pemandangan hotel mewah yang dikelilingi pantai.  "Baiklah, kita istirahat sebentar dulu. Abang belum memberitahu Airi kalau kita pergi menginap,"  "Paling mama sudah memberi tahu. Masa iya, Airi enggak paham," sungutnya kesal. "Abang takut, dia nyariin. Oh iya, kamu lihat handphone Abang, gak?"  Wajah Bella berubah pucat, senyumnya kaku." Mana, ya. Aku gak tahu. Abang meletakkannya dimana?"  "Entahlah, Abang lupa."  Bella tak mau, Faisal menghubungi Airi. Acaranya akan gagal kalau Faisal mengetahui keadaan Airi. Di lain tempat Airi sedang diambang kematian. Hidup atau mati.  Airi membuka mata perlahan, setelah operasi ia tak sadarkan diri selama satu h
Baca selengkapnya
Talak
Bab 7 Faisal berlari menelusuri lorong rumah sakit menuju ruang anggrek lantai tiga. Melihat seorang lelaki berkemeja kotak-kotak biru duduk depan ruang tersebut memainkan gawainya. Lelaki itu menoleh ke arah Faisal, dahinya mengernyit heran, ia adalah Putra. Tanpa mengucapkan salam Faisal masuk ke ruang Airi. Tubuh yang terbaring lemah, perban dibagian kepala, dan jarum infus menempel di pergelangan tangan. Airi membuka mata mendengar namanya dipanggil. Menengok ke arah suara yang sangat ia rindukan. Hatinya sakit dan kecewa, mengingat foto yang telah dikirim oleh Bella. Tatapan dingin terlihat di wajah Airi. Tak ada senyum dan sapaan yang lembut di bibirnya. Faisal melangkahkan kakinya selebar mungkin dan memeluk tubuh istri pertamanya yang terbaring lemah, tak ada balasan dari Airi. Faisal merasa bersalah, Airi membutuhkan dirinya, tetapi ia malah bersenang-senang dengan Bella. "Mau apa Abang kemari?" ucap Airi datar. Suaranya menusuk ke dalam hati
Baca selengkapnya
Karma
 Part 8Harum parfum mahal tercium di ruangan TV. Ririn yang sedang menonton drama korea menoleh ke belakang."Bel, kamu mau ke mana? Mama kira kamu tidur," ucap mama berbasa basi.Bella berjalan bak seorang ratu. Baju dress berwarna biru muda tanpa lengan menghiasi tubuhnya. Tangannya tak lupa memakai jam tangan bermerk dan cincin berlian di jari manisnya. Ririn terperangah dengan penampilan Bella yang memukau. Penampilannya seperti anak konglomerat padahal Faisal tak sekaya itu. "Aku suntuk di rumah mau shooping aja," ungkapnya datar namun, terlihat sombong dan angkuh. Bella memainkan jari jemarinya memamerkan kuku panjangnya yang berwarna biru muda."Shooping ke mana?" tanya Ririn antusias. Ia berharap sesuatu kepada mantu kesayangannya. Shooping adalah hobinya semasa dulu. "Mall Taman Anggrek, mau main jauh sekalian," ujarnya. Bella sedikit menekan kalimat tersebut.&nb
Baca selengkapnya
Cemburu
Part 9"Ceraikan aku, Bang!" ucap Airi dengan tenang. Suaranya tak bergetar sedikit pun."Tidak! Abang tidak bisa," tolak Faisal. Wajahnya terkejut mendengar ucapan istrinya. Airi memakai hijab putih menatap tajam Faisal. "Kamu tak ingin menceraikanku, makapilih salah satu dari kami. Itu jalan pilihannya. Aku tak mau dimadu dan tak mengizinkannya." Ucapan Airi membuat kepala Putra menjadi pening."Maaf, Abang tak bisa. Aku akan bersikap adil. Abang janji. Percayalah!" Faisal memohon kepada wanita yang telah terluka hatinya. "Tidak! Kalau Abang tak memilih, aku yang akan mundur." Airi terlihat tegar. Raut wajahnya tak bersedih. Ia sudah yakin dengan keputusannya."Tapi, Abang tak bisa meninggalkan salah satunya." Ucapan Faisal membuat Airi geram."Serakah kamu, Bang!" maki Airi. Wanita mana yang mau dimadu tanpa izin. "Abang tak bisa meninggalkan kalian. Aba
Baca selengkapnya
Main Belakang
Part 10 Dengan elegan Airi turun dari mobil barunya. Faisal terpana melihat sikap istri pertama. Ia merasa jatuh cinta pada gadis itu. Airi sekarang berbeda dengan yang dulu. Airi mulai merawat wajah dan tubuhnya. Ia ingin menikmati hidup sebelum semuanya berakhir. Faisal semakin terbuai oleh paras wajah cantik Airi. Ia tidak lemah dan cengeng seperti dulu."Mulai hari ini, jangan panggil aku Airi kalau aku tak bisa melakukan semuanya," ucapnya kepada mereka yang berdiri di depan.Airi mengandeng lengan Faisal dengan mesra tatapan mereka saling beradu. Ririn dan Bella hanya memandangnya sinis."Dasar udik, sombong!" maki Bella setelah mereka sudah berada dalam rumah. "Awas kamu!" Bella menendang mobil baru milik Airi. "Aw, sakit Ma!" ringisnya. Memegang jari kakinya yang masih mengenakan sepatu high heel. "Kamu benda mati dilawan," kelakar mertuanya. Bella melirik ke arah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
28
DMCA.com Protection Status