"Mas, hari ini mau makan apa?" tanya Kirana kepada pria yang sudah resmi menjadi suaminya.
"Apa saja asalkan kau yang membuatnya pasti aku makan." Jawab Endru hendak memeluk istrinya, tetapi dengan cepat wanita itu berbalik dan berjalan menuju dapur.
"Maafkan aku, Mas. Kau memang memiliki ragaku, tapi tidak dengan hatiku," batin Kirana.
Endru memandang punggung sang istri dengan senyuman sulit diartikan. Jujur saja hatinya sangat sakit melihat istrinya menolaknya secara halus.
"Dia hanya belum terbiasa," kata pria itu masih mencoba berfikir positif.
Clak!
Endru menatap lantai yang terkena cairan kental itu lalu ia langsung menutup hidungnya dengan kedua tangannya.
Darahnya terus keluar, wajah Endru yang memang awalnya sudah pucat terlihat semakin pucat. Pasokan oksigennya juga semakin menipis. Samar-samar ia hanya bisa mengingat sang istri berlari ke arahnya dan setelah itu ia tak dapat mengingat apa-apa lagi.
Kirana mengambil kapas untuk menutupi bekas suntikan di lengan pria itu, sedangkan Eros menundukkan kepalanya tidak berniat melihat wajahnya.Setelah melakukan transfusi darah, tidak biasanya ia merasakan lemas dan pusing yang cukup berat. Mungkin karena akhir-akhir ini banyak yang ia pikirkan dan juga efek kelelahan bekerja.Kirana yang menyadari ada sesuatu yang tidak beres, merendahkan tubuhnya untuk melihat wajah pria itu."Astaga, kau kenapa?" kagetnya ketika melihat wajah orang yang sangat ia cintai itu terlihat pucat.Eros menghela napasnya, tubuhnya memang kurang bersahabat akhir-akhir ini."Ini minum teh hangatnya dulu." Wanita itu dengan telaten merawatnya. Hatinya sakit me
"Jadi benar Eros itu mantan kekasihmu?" tanya Naura ingin memastikan dari mulut wanita itu sendiri.Kirana hanya menganggukkan kepalanya pelan lalu menghela napas panjang ketika dadanya terasa sesak menerima kenyataan yang tidak sejalan dengan harapannya.Naura diam menunggu adik iparnya itu menjelaskan alasan ia menerima Endru.Hatinya mencelos ketika Kirana mengatakan bahwa pria itu yang memintanya. Ya, Eros yang memintanya untuk menerima Endru menjadi suaminya."Terus kenapa kau mau?" tanya Naura dengan suara lirih. Sungguh dia sedih mengetahui kebenaran ini.***Eros sedang mempelajari dokumen yang akan di sampaikan untuk
"Kirana bagaimana sih, suaminya sakit malah pergi tidak tau ke mana." Dumel Naima yang sedang duduk di sofa menunggu putra keduanya."Kirana kan seorang suster di rumah sakit ini, mungkin ia sedang bertugas," ujar Naura menatap ibunya dengan dingin."Kau kenapa melihat Ibu seperti itu?" tanya Naima yang ternyata menyadari perubahan sikap sang putri.Naura menarik napasnya dalam lalu membuangnya perlahan."Kenapa Ibu tega memutuskan hubungan mereka?" tanya wanita itu membuat sang ibu mengerutkan keningnya."Apa maksudmu?" tanya Naima tidak mengerti."Kirana dan E--""Diam!" Potong Naima seraya melirik Endru yang masih tertidur di ranjang pesakitannya."Ayo!" Lanjutnya menarik tangan Naura untuk ikut bersamanya.***"Aaaaa ..." Wanita itu membuka mulutnya sendiri ketika pria di de
"Kak Naura mana?" Tanya Eros yang baru saja keluar dari kamar mandi."Katanya ada urusan penting. Besok pagi ke sini lagi." Jawab Kirana beranjak dari duduknya.Wanita itu ingin pamit tapi langkahnya seakan berat untuk meninggalkan pria itu sendiri."Oh iya, bagaimana keadaan kak Endru? Dan kenapa kau masih ada di sini?" Tanya Eros dengan sebelah tangan yang bernumpu pada dinding."Kau mengusirku?" tanya Kirana balik dengan mimik wajah kecewa.Pria itu terdiam kemudian memejamkan matanya seraya mengepalkan tangannya untuk menghalau rasa sesak yang seakan menghimpit paru-parunya."Bukan seperti itu. Hanya saja suamimu lebih membutuhkanmu sekarang," kata Eros. Percayalah untuk mengatakan itu ia sampai harus bersusah payah menelan salivanya.Wanita itu termenung dan sedetik kemudian ia tersenyum getir. "Kau benar.""Baiklah aku pergi," sambungnya, "kalau perlu apa-apa langsung hubungi aku.""Tidak perlu. Banyak suster lain
"Selamat pagi, Pak Eros," sapa Chiko."Maaf, pagi-pagi begini saya sudah mengganggu," kata pria itu memulai pembicaraan."Ada apa Sekretaris Chiko?" tanya Eros."Saya ingin memberikan surat pengunduran diri saya." Jawabnya seraya memberikan surat tersebut.Eros refleks mendongakkan kepalanya. "Apa maksudmu?"Pria itu benar-benar tidak mengerti kenapa sekretarisnya tiba-tiba mengundurkan diri dari perusahaan ini. Padahal kinerjanya terbilang bagus. Akan sangat disayangkan jika ia kehilangan sekretaris seperti Chiko."Saya harap kau pikirkan lagi keputusanmu itu. Jujur saja saya suka dengan kinerjamu Sekretaris Chiko," kata Eros.
Setelah pemberhentian Chiko, Eros jadi sedikit kesulitan mengatur jadwalnya. Karena biasanya sekretarisnya itu yang selalu mengatur jadwal-jadwalnya.Seperti hari ini, ia hampir saja melupakan meeting yang waktu itu sempat tertunda karena kondisi kesehatannya.Meeting ini sangat penting karena untuk membahas langkah yang perlu dilakukan guna memperbaiki pendapatan perusahaan yang menurun beberapa bulan terakhir ini.KA Group adalah sebuah perusahaan pemroduksi makanan siap saji yang akan dipasarkan di seluruh wilayah di Indonesia dan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Singapura dan Cina.Ditengah rapat berlangsung tiba-tiba sang CEO meminta untuk memanggilkan seseorang untuk ikut bergabung.Semua orang yang ada di ruangan itu hanya saling menukar pandangan satu sama lain. Namun, walau begitu mereka tetap menuruti perintah darinya.
Naura tersenyum sumringah membaca pesan dari suaminya yang mengatakan bahwa urusan pekerjaannya selesai lebih cepat dari yang ia perkirakan, dan sekarang ia sudah memesan tiket pulang.Wanita itu langsung pergi menuju dapur untuk memeriksa persediaan makanan di dalam lemari es. Kedua tangannya dengan cekatan mengambil bahan-bahan yang ada lalu mencucinya dengan air mengalir.Kemudian mulai meregangkan otot-otot tangannya yang sedikit kaku. Setelah melakukan peregangan ia mulai mengambil pisau dan juga talenan lalu mulai memotong-motong bahan dengan sangat lihai bagaikan seorang chef profesional.Dimulai dari memotong bawang bombay, daun bawang, jagung, wortel, dan bakso sapi. Untuk bahan yang terakhir itu jangan sampai ketinggalan karena suaminya sangat menyukai makanan bulat tersebut.Kemudian Naura mulai menghaluskan bumbu-bumbu dan memanaskan minyak untuk menumis bumbu yang sudah halus nanti. Setelah itu ia memasukan air secukupnya dan tunggu sampai me
Suara alarm dan juga cahaya matahari yang masuk ke dalam apartemennya membuat pria yang sedari tadi masih membungkus tubuhnya dengan selimut tebal mulai membuka mata. Dengan rambut yang acak-acakan khas orang bangun tidur, ia melirik jam yang masih mengeluarkan suara nyaring itu lalu mematikannya dan langsung pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan pergi bekerja. Setelah selesai bersiap-siap, Eros memandang bayangan dirinya di cermin sembari memakai setelan jas berwana abu metalik yang terlihat begitu cocok di tubuh proporsionalnya. "Tampan sekali," gumamnya berbangga diri. Lalu menyemprotkan parfum bermerk BYRDO dengan varian blance yang terkenal memiliki wangi seksi sekaligus lembut itu. Parfum BYRDO dengan varian blance ini salah satu parfum favoritnya karena perpaduan wangi pepper dan rose yang sangat unik. Setelah selesai bersiap-siap, ia mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja kerjanya. Namun, saat ia m