Share

Bab 10

Author: Aku Ingin Makan Daging
Malam hari.

Yessa mengajak Nancy ke klub untuk berkumpul dengan teman-temannya.

Nancy tidak menolak, mereka mengobrol serta tertawa seolah-olah kembali ke hari-hari tanpa beban sebelum Nancy menikah.

Nancy sempat pergi ke kamar mandi.

Dia tidak menyangka akan bertemu Winda.

Nancy membuang muka dan mengambil lipstik dari tas untuk merias wajahnya.

Anggap saja tidak kenal.

Winda menatap Nancy yang menawan dan tanpa sadar merasa iri.

"Nona Nancy, aku nggak menyangka kamu suka bermain. Josan dan aku datang untuk bersosialisasi. Apa kamu ingin menyapa dia?"

Mereka sudah pergi ke mana-mana bersama-sama. Nancy tahu Winda lagi pamer, dia tersenyum dengan acuh tak acuh. Dia hanya menatap wajah munafik Winda lewat cermin.

"Kalau kamu memang mampu, mintalah Josan menceraikanku. Kalau nggak, jangan menggangguku atau aku akan menamparmu," ujarnya dengan nada dingin.

Dengan peringatan tanpa basa-basi, Nancy menatap Winda yang tercengang dengan dingin, lalu berbalik dan pergi.

Selembar kertas terjatuh dari tas Nancy secara tidak sengaja, Nancy tidak menyadarinya dan langsung pergi.

Winda membungkuk dan mengambil kertas yang merupakan hasil pemeriksaan. Ketika membaca dengan jelas, ekspresi dia tiba-tiba berubah.

Nancy sedang hamil!

Winda mencengkeram hasil pemeriksaan itu erat-erat, kegelisahan membludak seketika dan kegugupannya mencapai puncaknya.

Napas Winda memburu, kalau Josan mengetahui Nancy hamil, bukankah usaha Winda akan sia-sia?

Bahkan lebih kecil kemungkinan Winda dan Yoshi untuk diterima Keluarga Clinton.

Mata Winda berkilat suram.

Dia tidak boleh membiarkan siapa pun menghalanginya!

....

Saat Nancy kembali ke ruang, semua orang sudah puas minum.

Yessa berpamitan sedangkan Nancy keluar untuk menunggu Yessa dan sopir tiba.

Nancy berdiri di persimpangan, lampu jalanan di sekitarnya agak redup.

Winda duduk di dalam mobil dan memandang Nancy yang berdiri dengan tatapan serius.

Nancy tersenyum lembut dan meletakkan satu tangan di perutnya, seolah menunduk sambil berbicara dengan anak di dalam perutnya.

Amarah dan keganasan Winda melonjak dalam sekejap, dia mencengkeram kemudi erat-erat, sorot matanya muram dan galak.

Hanya ada satu ide gila di benak Winda, menabrak untuk membunuh anak Nancy!

Dia tidak bisa membiarkan Nancy dan anak Nancy menjadi penghalangnya. Kalau dia membunuh mereka, tidak ada yang akan merebut Josan darinya.

Semua itu seharusnya menjadi milik Winda!

'Nancy, pergilah ke neraka dengan anakmu!'

Seluruh tubuh Winda menegang, dia menggertakkan gigi dan menginjak pedal gas.

Mati sana!

Begitu Nancy mengangkat kepalanya, dia merasakan cahaya menyilaukan dari sisi berlawanan, Nancy bahkan tidak bisa membuka matanya.

Kemudian, terdengar suara gesekan yang keras dan sebuah mobil melaju menuju Nancy.

Saat itu, pikiran Nancy menjadi kosong, tangan serta kakinya terasa dingin.

Saat mobil menabrak Nancy, Nancy melihat dengan jelas siapa yang mengemudi.

Winda.

Suara tajam itu seakan menembus langit malam yang sunyi.

Bang!

Nancy terlempar dan terjatuh dengan keras ke tanah.

Rasa sakit yang kentara terasa, seolah-olah seluruh tubuhnya hancur, kemudian semua rasa sakit berkumpul di perut.

Cairan hangat mengalir dari bawah, seolah ada sesuatu yang menghilang perlahan dari tubuhnya.

Nancy tiba-tiba panik, ketakutan dan rasa sakit melanda Nancy.

Nancy bahkan tidak bisa bergerak, seolah dia ditinggalkan oleh dunia.

Selamatkan anaknya ....

Nancy telah memutuskan untuk membesarkan bayinya sendirian.

Namun, saat ini kehidupan di dalam tubuhnya dipaksa pergi, Nancy akan kehilangan anaknya.

Nancy tidak berdaya, air mata dan darah mengalir bersamaan.

Nancy tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun karena kesakitan, hanya cahaya kuat yang menerangi sekelilingnya dengan dingin, dia mencium bau darah yang menyengat, penglihatannya menjadi makin kabur.

Pernikahan tiga tahun itu benar-benar tidak menyisakan apa pun untuk Nancy!

Hati Nancy serasa diremukkan oleh tangan seseorang.

Rasa sakitnya menyebar ke setiap saraf.

Ada keheningan di sekitar.

Namun, sepertinya Nancy mendengar jeritan Yessa yang panik dan histeris.

Dengungan di telinga Nancy berkurang ....

Tak lama kemudian, Nancy pingsan total.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 230

    Anne putus asa dan berkali-kali mendatangi Yaniti, tapi ditolak.Terakhir kali dia meminta bantuan Yaniti, dia merasa tidak senang karena Yaniti menolak.Dia sepertinya ditinggalkan.Dengan enggan Anne langsung pergi ke Grup Clinton.Namun, asisten Josan menghentikannya di luar, dia menunggu sepanjang pagi tapi tidak bertemu Josan.Linda tidak ada pekerjaan, jadi dia pergi ke perusahaan untuk belajar dan menghabiskan waktu.Dia terkejut ketika melihat Anne."Nona Anne?"Anne tersenyum bahagia saat melihat Linda."Linda, aku dengar kamu bekerja di perusahaan, aku tahu kamu memang cakap."Linda tersenyum, "Aku ingin membuktikan bahwa aku nggak lebih buruk dari orang lain."Logan menyukai Nancy, bukankah karena menyukai kemandiriannya?Linda juga bisa melakukannya!Anne menunduk dan menghela napas."Aku sangat iri padamu. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau. Keluarga kami hampir sengsara karena menyinggung Nancy ...."Mata Linda membelalak kaget.Setelah mendengar perkataan Anne, di

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 229

    Dia bahkan tidak memikirkannya, dengan situasi Keluarga Tisman saat ini, Keluarga Tisman tidak bisa menahan badai apa pun.Begitu bangkrut, Anne tidak lagi memenuhi syarat untuk masuk Keluarga Clinton. Dia benar-benar berpikir dia bisa membuat Nancy mati keki?Hehe ....Nancy membungkuk dan masuk ke dalam mobil, dia mengabaikan Anne di luar.Yosua mendengus dari samping."Apakah ini wanita yang disukai mantan suamimu?"Nancy mengangkat alis dan menatapnya tapi tidak berkata apa-apa.Yosua terlihat sangat pengertian dan mau tidak mau berkata."Siapa yang nggak tahu tentang kalian? Tapi, aku selalu mendukungmu. Gadis barusan itu nggak ada apa-apanya dibandingkan denganmu. Betapa butanya seorang pria kalau memilih dia!"Nancy yang duduk di belakang berkata dengan nada ringan dan tidak ada emosi yang terdengar."Saat kita bertemu Bu Jesny, belum terlambat bagi kamu untuk bermulut manis."Yosua, "...."Baiklah, wanita ini benar-benar berpikiran jernih.Jesny, direktur Grup Jelita, juga meru

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 228

    Anne terpaksa datang mencari Nancy, biarpun sangat enggan.Nancy melirik jam tanpa fluktuasi emosi."Aku sedang terburu-buru, lain kali saja."Dia berkata dan berjalan keluar.Yosua maju selangkah sambil mengedipkan mata dan memblokir Anne untuk dia.Ekspresi Anne berubah dan dia menjadi sedikit marah.Kenapa Nancy begitu mengabaikan dia?Dia mendorong Yosua menjauh dengan kasar.Yosua terhuyung ke depan dan hampir menabrak Nancy. Dia berbalik dan membelalak kaget.Nancy memapah Yosua.Dia melirik Anne dengan ekspresi suam-suam kuku, lalu berkata pada Yosua."Kamu masuk ke mobil dulu."Yosua tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat, dia mengepalkan tangan dan menelan emosinya.Dia langsung masuk ke dalam mobil.Lupakan saja, demi Bu Nancy, bersabar saja!Nancy menoleh dan berbicara dengan nada acuh tak acuh."Nona Anne, aku sudah mendengar sedikit tentang urusan keluargamu, tapi aku minta maaf karena kerja sama kita nggak bisa dilanjutkan lagi. Menurutku ini juga keinginanmu dan i

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 227

    Dia adalah idola unik di industri hiburan.Dia tidak berpakaian dan berbicara sesuai dengan kebutuhan penggemar, dia bahkan memiliki mentalitas memberontak.Nancy curiga latar belakang keluarganya baik, tapi Nancy tidak menyelidikinya.Karena Nancy tidak tertarik.Yosua mengikutinya ke dalam lift, dia melihat buket besar mawar di kantor Nancy dan menyipitkan mata."Pak Logan juga bagus, tapi menurutku semuanya nggak cocok untukmu!"Nancy mengangkat alisnya, "Oh?""Akulah yang paling cocok untukmu. Saat ini, lagi populer wanita berpacaran dengan cowok yang lebih muda."Yosua tersenyum dan menepuk dadanya sebelum merekomendasikan dirinya.Nancy meliriknya tanpa daya."Keluar dan tutup pintunya.""Oh."Yosua bersikap lugas, dia langsung pergi.Aroma bunga mawar yang harum benar-benar membuat suasana hati orang menjadi baik.Tidak butuh waktu lama.Yason mengetuk pintu dan masuk."Anne datang, dia ingin bertemu denganmu!"Nancy mengerucutkan bibirnya sambil memegang cangkir kopi dan terkek

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 226

    Suasana hening selama beberapa detik.Dia terkekeh pelan, matanya tampak diwarnai lapisan kabut di malam yang gelap, sedikit lembut dan nakal."Bukannya aku berhati lembut. Dia melakukan ini padaku karena kamu, kamu nggak bisa terlepas dari tanggung jawab!"Logan menatapnya dalam-dalam dan tersenyum tanpa daya, seolah-olah dia menuruti Nancy yang bersikap tidak masuk akal."Apa ini salahku juga?"Keduanya saling memandang dan tersenyum, Nancy dengan santai merapikan rambut yang berjatuhan di sekitar telinganya.Logan berdiri, mengeluarkan empat lembar uang merah dari dompetnya, menaruhnya di atas meja dan berkata dengan suara lembut."Bos, jangan masak lagi, aku tinggalkan uangnya di sini, tutup saja kedainya!"Karakter dia tidak memungkinkan dia untuk bersikap perhitungan setelah membuang-buang waktu orang lain.Bosnya tertegun dan berkata, "Hei, makanannya belum siap. Kamu nggak jadi makan?""Nggak, ambil saja, aku sudah menunda waktu pulangmu."Dia tersenyum, mengambil tas untuk Nan

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 225

    Sopir membuka pintu dan menunggu.Saat penyelenggara melambaikan tangan.Sebelum Linda sempat masuk ke dalam mobil, air dingin tiba-tiba disiramkan ke kepalanya, dia melompat sambil berteriak.Yaniti juga terciprat banyak.Kondisi ibu dan anak perempuannya itu cukup menyedihkan.Linda kaget dan wajahnya pucat. Dia melihat sekeliling dan melihat kedua orang yang sedang berbicara dan tertawa di sudut jalan.Seketika, tubuhnya sedikit gemetar dan matanya sedikit ketakutan.Yaniti dengan marah memaki."Apa yang terjadi, apa-apaan ini?"Penyelenggara meminta maaf sebesar-besarnya dan mengatakan dia tidak tahu apa yang terjadi.Segera, orang yang bertanggung jawab berlari keluar dan meminta maaf."Bu Yaniti, Nona Linda, aku benar-benar minta maaf. Pipa air di lantai atas pecah dan jendela terbuka, sehingga mengalir keluar. Kami akan memberikan kompensasi atas semua kerugian yang kamu alami. Aku minta maaf!"Yaniti sangat marah hingga tidak bisa berhenti memaki-makinya.Penyelenggara memintan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status