Share

Bab 11

Penulis: Aku Ingin Makan Daging
Orang-orang dari klub bergegas keluar, tempat itu benar-benar padat.

Ambulans segera datang.

Yessa menyerahkan Nancy pada dokter, lalu berdiri, bergegas menuju mobil, mengambil batu bata di sebelahnya dan menghantam kaca mobil Winda dengan keras.

Winda tampak panik, seluruh tubuhnya gemetar karena terkejut.

Kaca mobil pecah, Yessa langsung membuka pintu mobil dari dalam, menyeret Winda keluar mobil dengan menjambak rambut Winda, menendang Winda dan menampar wajah Winda.

"Plok!" Tamparan itu keras, nyaring dan menggetarkan.

Yessa menjambak rambut Winda sambil menggertakkan gigi dengan kebencian yang luar biasa.

"Apa kamu tahu siapa Nancy? Kamu berani menyentuh Nancy ...."

Wajah Winda menjadi pucat dan dia sadar kembali, lalu mendorong Yessa menjauh dengan kasar dan menyerbu ke pelukan Josan yang berjalan menghampiri mereka.

Winda gemetar dan melemparkan diri ke pelukan Josan sambil menangis ngeri.

"Aku nggak sengaja, Josan. Ini terlalu gelap, aku nggak tahu ada orang di sana ...."

Josan mengerutkan kening dan melihat kekacauan itu dengan ekspresi muram.

Ketika dia keluar, dia kebetulan melihat staf medis memasukkan tandu ke dalam ambulans.

Ketika dia melihat genangan cairan merah tua di tanah, alisnya terangkat dan dia mendapat firasat buruk.

Yessa memandang pasangan bajingan itu dengan dingin dan kebencian yang mendalam.

"Josan, Winda, kalian akan mati mengenaskan!"

Setelah Yessa mengutuk, dia melompat ke ambulans.

Josan tidak tahu kenapa merasa sangat tidak nyaman.

Dia ingin ikut pergi, tapi Winda memeluknya dengan erat dan tidak mau melepaskannya.

"Tolong aku, Josan, aku benar-benar nggak sengaja ...."

Ada aura dingin di wajah Josan, dia mendorong Winda menjauh.

"Apa yang terjadi?"

Winda menangis sedih dan menarik ujung bajunya.

"Aku baru saja kembali ke sini, aku belum beradaptasi dengan cara mengemudi di sini. Saat itu terlalu gelap, aku nggak melihat ada orang berdiri di sana. Josan, Yoshi nggak bisa hidup tanpa ibu ...."

Ketika Yoshi disebutkan, ekspresi Josan melembut, emosinya tampak sedikit tertekan.

Dia terdiam beberapa detik, lalu menepuk bahu Winda dan menghibur.

"Oke, aku akan suruh pengacara membantumu, kamu nggak perlu khawatir."

Winda tertawa bahagia, lalu memeluknya lagi.

"Terima kasih Josan, aku tahu kamu nggak akan meninggalkan kami."

Josan merasa berat hatinya, dia menekan kegelisahan dan segera menelepon Milian.

Polisi segera datang, begitu pula Milian dan pengacara.

Setelah polisi mengumpulkan bukti, mereka bertanya kepada Winda.

"Apakah kamu kenal orang yang ditabrak?"

Winda bersandar lemah di lengan Josan sambil menggeleng dengan takut dan bingung.

"Gelap sekali, aku nggak bisa melihat dengan jelas."

Josan menunggu mereka selesai bertanya, lalu memberi perintah pada Milian.

"Berapa pun yang diinginkan dia, itu bisa dinegosiasikan, kecilkan masalah ini sebisa mungkin," ujarnya.

Milian mengangguk, lalu menemani Winda ke kantor polisi bersama pengacara.

Di rumah sakit.

Dokter di ruang gawat darurat keluar dengan wajah yang muram.

"Bayi nggak bisa diselamatkan. Suruh keluarga korban datang."

Yessa berdiri kaget di depan pintu ruang gawat darurat, dia mengeluarkan ponsel dengan bingung dan menangis.

"Paman, sesuatu terjadi pada Nancy ...."

....

Di tengah malam.

Milian dan pengacara itu membawa Winda pergi dari kantor polisi dengan jaminan dan mengantarnya pada Josan.

Polisi pergi ke rumah sakit bersama Milian untuk membahas kompensasi.

Namun, ketika mereka tiba, hanya Yessa dan pengacara yang menunggu di rumah sakit.

Milian merasa Yessa terlihat familier, tapi dia tidak ingat pernah melihatnya di mana.

Polisi menghampiri dan bertanya.

"Apa hubunganmu dengan korban?"

"Teman."

"Siapa nama korban?"

"Nancy Lington."

Begitu ucapan Yessa terdengar, ekspresi Milian berubah dan dia menatap Yessa dengan kaget.

Yessa memandang Milian sembari mencibir, lalu melempar laporan pemeriksaan bedah rumah sakit ke depan Milian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 230

    Anne putus asa dan berkali-kali mendatangi Yaniti, tapi ditolak.Terakhir kali dia meminta bantuan Yaniti, dia merasa tidak senang karena Yaniti menolak.Dia sepertinya ditinggalkan.Dengan enggan Anne langsung pergi ke Grup Clinton.Namun, asisten Josan menghentikannya di luar, dia menunggu sepanjang pagi tapi tidak bertemu Josan.Linda tidak ada pekerjaan, jadi dia pergi ke perusahaan untuk belajar dan menghabiskan waktu.Dia terkejut ketika melihat Anne."Nona Anne?"Anne tersenyum bahagia saat melihat Linda."Linda, aku dengar kamu bekerja di perusahaan, aku tahu kamu memang cakap."Linda tersenyum, "Aku ingin membuktikan bahwa aku nggak lebih buruk dari orang lain."Logan menyukai Nancy, bukankah karena menyukai kemandiriannya?Linda juga bisa melakukannya!Anne menunduk dan menghela napas."Aku sangat iri padamu. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau. Keluarga kami hampir sengsara karena menyinggung Nancy ...."Mata Linda membelalak kaget.Setelah mendengar perkataan Anne, di

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 229

    Dia bahkan tidak memikirkannya, dengan situasi Keluarga Tisman saat ini, Keluarga Tisman tidak bisa menahan badai apa pun.Begitu bangkrut, Anne tidak lagi memenuhi syarat untuk masuk Keluarga Clinton. Dia benar-benar berpikir dia bisa membuat Nancy mati keki?Hehe ....Nancy membungkuk dan masuk ke dalam mobil, dia mengabaikan Anne di luar.Yosua mendengus dari samping."Apakah ini wanita yang disukai mantan suamimu?"Nancy mengangkat alis dan menatapnya tapi tidak berkata apa-apa.Yosua terlihat sangat pengertian dan mau tidak mau berkata."Siapa yang nggak tahu tentang kalian? Tapi, aku selalu mendukungmu. Gadis barusan itu nggak ada apa-apanya dibandingkan denganmu. Betapa butanya seorang pria kalau memilih dia!"Nancy yang duduk di belakang berkata dengan nada ringan dan tidak ada emosi yang terdengar."Saat kita bertemu Bu Jesny, belum terlambat bagi kamu untuk bermulut manis."Yosua, "...."Baiklah, wanita ini benar-benar berpikiran jernih.Jesny, direktur Grup Jelita, juga meru

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 228

    Anne terpaksa datang mencari Nancy, biarpun sangat enggan.Nancy melirik jam tanpa fluktuasi emosi."Aku sedang terburu-buru, lain kali saja."Dia berkata dan berjalan keluar.Yosua maju selangkah sambil mengedipkan mata dan memblokir Anne untuk dia.Ekspresi Anne berubah dan dia menjadi sedikit marah.Kenapa Nancy begitu mengabaikan dia?Dia mendorong Yosua menjauh dengan kasar.Yosua terhuyung ke depan dan hampir menabrak Nancy. Dia berbalik dan membelalak kaget.Nancy memapah Yosua.Dia melirik Anne dengan ekspresi suam-suam kuku, lalu berkata pada Yosua."Kamu masuk ke mobil dulu."Yosua tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat, dia mengepalkan tangan dan menelan emosinya.Dia langsung masuk ke dalam mobil.Lupakan saja, demi Bu Nancy, bersabar saja!Nancy menoleh dan berbicara dengan nada acuh tak acuh."Nona Anne, aku sudah mendengar sedikit tentang urusan keluargamu, tapi aku minta maaf karena kerja sama kita nggak bisa dilanjutkan lagi. Menurutku ini juga keinginanmu dan i

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 227

    Dia adalah idola unik di industri hiburan.Dia tidak berpakaian dan berbicara sesuai dengan kebutuhan penggemar, dia bahkan memiliki mentalitas memberontak.Nancy curiga latar belakang keluarganya baik, tapi Nancy tidak menyelidikinya.Karena Nancy tidak tertarik.Yosua mengikutinya ke dalam lift, dia melihat buket besar mawar di kantor Nancy dan menyipitkan mata."Pak Logan juga bagus, tapi menurutku semuanya nggak cocok untukmu!"Nancy mengangkat alisnya, "Oh?""Akulah yang paling cocok untukmu. Saat ini, lagi populer wanita berpacaran dengan cowok yang lebih muda."Yosua tersenyum dan menepuk dadanya sebelum merekomendasikan dirinya.Nancy meliriknya tanpa daya."Keluar dan tutup pintunya.""Oh."Yosua bersikap lugas, dia langsung pergi.Aroma bunga mawar yang harum benar-benar membuat suasana hati orang menjadi baik.Tidak butuh waktu lama.Yason mengetuk pintu dan masuk."Anne datang, dia ingin bertemu denganmu!"Nancy mengerucutkan bibirnya sambil memegang cangkir kopi dan terkek

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 226

    Suasana hening selama beberapa detik.Dia terkekeh pelan, matanya tampak diwarnai lapisan kabut di malam yang gelap, sedikit lembut dan nakal."Bukannya aku berhati lembut. Dia melakukan ini padaku karena kamu, kamu nggak bisa terlepas dari tanggung jawab!"Logan menatapnya dalam-dalam dan tersenyum tanpa daya, seolah-olah dia menuruti Nancy yang bersikap tidak masuk akal."Apa ini salahku juga?"Keduanya saling memandang dan tersenyum, Nancy dengan santai merapikan rambut yang berjatuhan di sekitar telinganya.Logan berdiri, mengeluarkan empat lembar uang merah dari dompetnya, menaruhnya di atas meja dan berkata dengan suara lembut."Bos, jangan masak lagi, aku tinggalkan uangnya di sini, tutup saja kedainya!"Karakter dia tidak memungkinkan dia untuk bersikap perhitungan setelah membuang-buang waktu orang lain.Bosnya tertegun dan berkata, "Hei, makanannya belum siap. Kamu nggak jadi makan?""Nggak, ambil saja, aku sudah menunda waktu pulangmu."Dia tersenyum, mengambil tas untuk Nan

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 225

    Sopir membuka pintu dan menunggu.Saat penyelenggara melambaikan tangan.Sebelum Linda sempat masuk ke dalam mobil, air dingin tiba-tiba disiramkan ke kepalanya, dia melompat sambil berteriak.Yaniti juga terciprat banyak.Kondisi ibu dan anak perempuannya itu cukup menyedihkan.Linda kaget dan wajahnya pucat. Dia melihat sekeliling dan melihat kedua orang yang sedang berbicara dan tertawa di sudut jalan.Seketika, tubuhnya sedikit gemetar dan matanya sedikit ketakutan.Yaniti dengan marah memaki."Apa yang terjadi, apa-apaan ini?"Penyelenggara meminta maaf sebesar-besarnya dan mengatakan dia tidak tahu apa yang terjadi.Segera, orang yang bertanggung jawab berlari keluar dan meminta maaf."Bu Yaniti, Nona Linda, aku benar-benar minta maaf. Pipa air di lantai atas pecah dan jendela terbuka, sehingga mengalir keluar. Kami akan memberikan kompensasi atas semua kerugian yang kamu alami. Aku minta maaf!"Yaniti sangat marah hingga tidak bisa berhenti memaki-makinya.Penyelenggara memintan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status