Share

Bab 9

Author: Aku Ingin Makan Daging
Nancy mencibir dan berbicara dengan kesal.

"Dia sendiri yang menabrakku, aku bahkan nggak menyentuhnya."

"Kamera pengawasan adalah barang bagus. Tolong bersikap terpelajar sedikit, lihat dulu sebelum menuduh orang."

Winda tercengang dan tangisnya pun terhenti.

Tampaknya dia lupa ada kamera pengawasan, tuduhan dia sebelumnya bisa dibatalkan kapan saja.

Saat dia hendak mengatakan sesuatu untuk menyelamatkan situasi, dia melihat Nancy berbalik dan pergi.

Josan mengerutkan kening dan segera menyerahkan anak itu kepada Winda.

"Tunggu aku di sini."

Dia buru-buru mengejar Nancy.

Dia tidak tahu emosi apa yang dia rasakan, tapi dia merasa kelainan Nancy baru-baru ini dan perubahan bawah sadar di hatinya membuatnya sedikit gelisah.

Saat berhasil mengejar Nancy, Nancy sedang menunggu mobil di luar.

Josan terlihat resah.

Dia berdiri di samping Nancy dan bertanya dengan nada dingin, "Apa yang kamu lakukan di rumah sakit? Sakit?"

Nancy menatapnya dengan heran.

Baru saja dia mengatakan bahwa Nancy mengikutinya, sekarang dia khawatir Nancy jatuh sakit?

Ada yang Josan khawatirkan?

Tentu saja Nancy tidak akan memberi tahu Josan tentang kehamilannya.

Dia pun berkata dengan enteng, "Hanya menjenguk teman."

Toh Josan tidak tahu siapa saja teman Nancy.

Wajah Josan tegang.

"Di mana saja kamu tinggal beberapa hari terakhir ini, kenapa kamu nggak pulang?"

Nancy memandangnya dengan santai.

"Apa hubungannya denganmu? Kalau aku pindah, kamu bisa tinggal bersama cinta barumu dan anak di luar nikah itu!" jawabnya dengan sinis.

Kelopak mata Josan berkedut, dia marah.

Nancy terkekeh santai.

"Aku lupa, Pak Josan memiliki begitu banyak properti, mana mungkin membiarkan dia tinggal di rumah bekas? Toh nggak perlu merasa malu."

Josan menahan amarahnya, lalu berkata dengan nada dingin dan kaku.

"Aku selalu berpikir karaktermu nggak bermasalah. Aku nggak menyangka kamu bahkan nggak bisa menoleransi seorang anak kecil?"

Jantung Nancy bergetar, dia mengepalkan jari-jarinya erat-erat.

Menoleransi anak dia dengan wanita lain?

Artinya kalau Nancy tidak bisa menoleransi dia, itu salah Nancy karena picik?

Nancy tersenyum dingin.

"Josan, aku nggak mau bicara lagi. Kamu sudah melihat surat perjanjian perceraiannya. Selain menjalani prosedur perceraian, jangan ganggu aku dengan hal lain."

Mobil kebetulan tiba dan berhenti di sebelahnya.

Nancy melirik nomor pelatnya, lalu masuk ke dalam mobil dan menutup pintu.

Dia bahkan tidak melirik Josan dari sudut matanya.

Sungguh konyol. Apa dia berpikir Nancy harus membesarkan anak dia dengan wanita lain?

Apakah Nancy sehina itu?

Josan memandangi sikap Nancy yang dingin dan asing, wajahnya tetap tenang, tapi hatinya sedikit bergetar.

Dia belum memberi tahu Nancy bahwa insiden opini publik terakhir adalah inisiatif Departemen Humas.

Namun, Nancy mungkin tidak akan memercayainya.

Sesuatu sepertinya pergi diam-diam dari hatinya, ada perasaan tidak berdaya yang tidak dapat dia pahami.

Di belakangnya, Winda datang sambil menggendong anak yang masih menangis dan berbicara dengan hati-hati.

"Yoshi menangis lagi. Apa dia masih demam?"

Josan menarik kembali pikirannya, wajahnya masih dingin, dia berbalik dan menenangkan diri, lalu menatap anak itu dengan lembut.

"Jangan khawatir, dokter bisa obati dia."

Winda tersenyum dan menatapnya dengan cermat.

"Aku sudah baca surat perjanjian cerai kalian. Josan, apa kamu akan bercerai?"

Senyuman Josan membeku, matanya tiba-tiba menjadi gelap dan dingin, dia memandang Winda dengan kejam.

"Nggak akan, Nancy akan selalu menjadi istriku."

Hati Winda menjadi dingin, dia senyum terpaksa dan munafik.

"Baguslah, kalau nggak, aku akan merasa sedih dan menyalahkan diriku."

Josan tidak berkata apa-apa, dia menggendong Yoshi dan berjalan masuk.

Secara tidak sengaja.

Winda menunduk, kekecewaan dan keengganan melintas di matanya yang lemah.

Kalau Josan tidak ingin bercerai, maka dia harus mengincar Nancy.

Setelah kembali.

Nancy mendapat beberapa SMS dari nomor asing yang tak lain berupa foto mesra Winda dan Josan, serta penghinaan bahwa Nancy tidak bisa hamil.

Nancy tahu siapa yang melakukannya tanpa perlu berpikir.

Nancy menyimpan semuanya, itu dapat digunakan sebagai bukti gratis untuk perceraian.

Selama periode ini, Nancy makan, minum dan bersenang-senang dengan Yessa. Dia tiba-tiba menjadi rileks, kondisinya secara keseluruhan lebih baik dari sebelumnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 230

    Anne putus asa dan berkali-kali mendatangi Yaniti, tapi ditolak.Terakhir kali dia meminta bantuan Yaniti, dia merasa tidak senang karena Yaniti menolak.Dia sepertinya ditinggalkan.Dengan enggan Anne langsung pergi ke Grup Clinton.Namun, asisten Josan menghentikannya di luar, dia menunggu sepanjang pagi tapi tidak bertemu Josan.Linda tidak ada pekerjaan, jadi dia pergi ke perusahaan untuk belajar dan menghabiskan waktu.Dia terkejut ketika melihat Anne."Nona Anne?"Anne tersenyum bahagia saat melihat Linda."Linda, aku dengar kamu bekerja di perusahaan, aku tahu kamu memang cakap."Linda tersenyum, "Aku ingin membuktikan bahwa aku nggak lebih buruk dari orang lain."Logan menyukai Nancy, bukankah karena menyukai kemandiriannya?Linda juga bisa melakukannya!Anne menunduk dan menghela napas."Aku sangat iri padamu. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau. Keluarga kami hampir sengsara karena menyinggung Nancy ...."Mata Linda membelalak kaget.Setelah mendengar perkataan Anne, di

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 229

    Dia bahkan tidak memikirkannya, dengan situasi Keluarga Tisman saat ini, Keluarga Tisman tidak bisa menahan badai apa pun.Begitu bangkrut, Anne tidak lagi memenuhi syarat untuk masuk Keluarga Clinton. Dia benar-benar berpikir dia bisa membuat Nancy mati keki?Hehe ....Nancy membungkuk dan masuk ke dalam mobil, dia mengabaikan Anne di luar.Yosua mendengus dari samping."Apakah ini wanita yang disukai mantan suamimu?"Nancy mengangkat alis dan menatapnya tapi tidak berkata apa-apa.Yosua terlihat sangat pengertian dan mau tidak mau berkata."Siapa yang nggak tahu tentang kalian? Tapi, aku selalu mendukungmu. Gadis barusan itu nggak ada apa-apanya dibandingkan denganmu. Betapa butanya seorang pria kalau memilih dia!"Nancy yang duduk di belakang berkata dengan nada ringan dan tidak ada emosi yang terdengar."Saat kita bertemu Bu Jesny, belum terlambat bagi kamu untuk bermulut manis."Yosua, "...."Baiklah, wanita ini benar-benar berpikiran jernih.Jesny, direktur Grup Jelita, juga meru

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 228

    Anne terpaksa datang mencari Nancy, biarpun sangat enggan.Nancy melirik jam tanpa fluktuasi emosi."Aku sedang terburu-buru, lain kali saja."Dia berkata dan berjalan keluar.Yosua maju selangkah sambil mengedipkan mata dan memblokir Anne untuk dia.Ekspresi Anne berubah dan dia menjadi sedikit marah.Kenapa Nancy begitu mengabaikan dia?Dia mendorong Yosua menjauh dengan kasar.Yosua terhuyung ke depan dan hampir menabrak Nancy. Dia berbalik dan membelalak kaget.Nancy memapah Yosua.Dia melirik Anne dengan ekspresi suam-suam kuku, lalu berkata pada Yosua."Kamu masuk ke mobil dulu."Yosua tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat, dia mengepalkan tangan dan menelan emosinya.Dia langsung masuk ke dalam mobil.Lupakan saja, demi Bu Nancy, bersabar saja!Nancy menoleh dan berbicara dengan nada acuh tak acuh."Nona Anne, aku sudah mendengar sedikit tentang urusan keluargamu, tapi aku minta maaf karena kerja sama kita nggak bisa dilanjutkan lagi. Menurutku ini juga keinginanmu dan i

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 227

    Dia adalah idola unik di industri hiburan.Dia tidak berpakaian dan berbicara sesuai dengan kebutuhan penggemar, dia bahkan memiliki mentalitas memberontak.Nancy curiga latar belakang keluarganya baik, tapi Nancy tidak menyelidikinya.Karena Nancy tidak tertarik.Yosua mengikutinya ke dalam lift, dia melihat buket besar mawar di kantor Nancy dan menyipitkan mata."Pak Logan juga bagus, tapi menurutku semuanya nggak cocok untukmu!"Nancy mengangkat alisnya, "Oh?""Akulah yang paling cocok untukmu. Saat ini, lagi populer wanita berpacaran dengan cowok yang lebih muda."Yosua tersenyum dan menepuk dadanya sebelum merekomendasikan dirinya.Nancy meliriknya tanpa daya."Keluar dan tutup pintunya.""Oh."Yosua bersikap lugas, dia langsung pergi.Aroma bunga mawar yang harum benar-benar membuat suasana hati orang menjadi baik.Tidak butuh waktu lama.Yason mengetuk pintu dan masuk."Anne datang, dia ingin bertemu denganmu!"Nancy mengerucutkan bibirnya sambil memegang cangkir kopi dan terkek

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 226

    Suasana hening selama beberapa detik.Dia terkekeh pelan, matanya tampak diwarnai lapisan kabut di malam yang gelap, sedikit lembut dan nakal."Bukannya aku berhati lembut. Dia melakukan ini padaku karena kamu, kamu nggak bisa terlepas dari tanggung jawab!"Logan menatapnya dalam-dalam dan tersenyum tanpa daya, seolah-olah dia menuruti Nancy yang bersikap tidak masuk akal."Apa ini salahku juga?"Keduanya saling memandang dan tersenyum, Nancy dengan santai merapikan rambut yang berjatuhan di sekitar telinganya.Logan berdiri, mengeluarkan empat lembar uang merah dari dompetnya, menaruhnya di atas meja dan berkata dengan suara lembut."Bos, jangan masak lagi, aku tinggalkan uangnya di sini, tutup saja kedainya!"Karakter dia tidak memungkinkan dia untuk bersikap perhitungan setelah membuang-buang waktu orang lain.Bosnya tertegun dan berkata, "Hei, makanannya belum siap. Kamu nggak jadi makan?""Nggak, ambil saja, aku sudah menunda waktu pulangmu."Dia tersenyum, mengambil tas untuk Nan

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 225

    Sopir membuka pintu dan menunggu.Saat penyelenggara melambaikan tangan.Sebelum Linda sempat masuk ke dalam mobil, air dingin tiba-tiba disiramkan ke kepalanya, dia melompat sambil berteriak.Yaniti juga terciprat banyak.Kondisi ibu dan anak perempuannya itu cukup menyedihkan.Linda kaget dan wajahnya pucat. Dia melihat sekeliling dan melihat kedua orang yang sedang berbicara dan tertawa di sudut jalan.Seketika, tubuhnya sedikit gemetar dan matanya sedikit ketakutan.Yaniti dengan marah memaki."Apa yang terjadi, apa-apaan ini?"Penyelenggara meminta maaf sebesar-besarnya dan mengatakan dia tidak tahu apa yang terjadi.Segera, orang yang bertanggung jawab berlari keluar dan meminta maaf."Bu Yaniti, Nona Linda, aku benar-benar minta maaf. Pipa air di lantai atas pecah dan jendela terbuka, sehingga mengalir keluar. Kami akan memberikan kompensasi atas semua kerugian yang kamu alami. Aku minta maaf!"Yaniti sangat marah hingga tidak bisa berhenti memaki-makinya.Penyelenggara memintan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status