Share

Bab 16

Author: Aku Ingin Makan Daging
Nancy tidak berbicara hal yang tidak perlu.

Josan menatap Nancy lekat-lekat sambil mengerucutkan bibir tipisnya erat-erat, dia tampak ragu sebelum memilih untuk berbicara.

"Peraturan mengemudi di dalam dan luar negeri berbeda. Kalau penglihatan terhalang di malam hari, dia mungkin nggak melihatmu ...."

Nancy tahu siapa yang dia maksud.

Nancy tiba-tiba melempar cangkir kopi ke atas meja, lalu berdiri dan berbicara dengan marah.

"Kamu seharusnya tahu kalau dia membuatku keguguran 'kan? Anakmu yang meninggal, apa aku harus memaafkan dia?"

Wajah Josan tegang dan kaku, matanya terlihat kelam dan resah.

Dia tertegun, menahan rasa sakit di dadanya dan melembutkan suaranya tapi tetap terdengar dingin dan kaku.

"Kita akan punya anak lagi. Nancy, aku akan mengirim dia pergi ...."

Dalam beberapa hari terakhir sejak Nancy menghilang, dia merasa tidak berdaya untuk pertama kalinya.

Dia memang terlalu kejam pada Nancy.

Selama ini, dia sepertinya sangat mengabaikan perasaan Nancy.

Dia juga akan merasa kedinginan ketika tersadar dari mimpinya di tengah malam.

Namun, apa gunanya penyesalan?

Nancy mendongak dan tersenyum, napasnya terengah-engah karena marah.

Mengirim Winda pergi untuk menyembunyikannya di rumah mewah?

Apakah ini solusi terbaik untuk kedua pihak?

Apakah Nancy harus bersyukur?

Mana mungkin Nancy menaruh harapan pada Josan?

Berpikir bahwa dia akan bersikap lebih baik dan tidak tega terhadap anak kandungnya.

Akan tetapi, Josan lupa kalau dia selalu membela Winda!

Mata Nancy dingin dan tajam, dia menatap Josan dengan wajah tanpa ekspresi, suaranya dingin.

"Aku lupa kalian punya anak, nggak masalah kalau anakku meninggal."

Josan sedikit gemetar, merasakan nyeri di dadanya seperti tertimpa sesuatu yang berat.

Tidak, bukan begitu.

Dia mengerutkan kening dan hendak menjelaskan, tapi Nancy tidak memberinya kesempatan.

"Tanda tangani surat perceraian, aku akan lepaskan dia. Kalau nggak, dia akan merasakan bagaimana rasanya kehilangan anak."

Suara Nancy sangat dingin, tanpa kehangatan sama sekali, dia jelas-jelas mengancam.

Josan kaget, matanya yang suram menatap Nancy sejenak, seluruh auranya tiba-tiba menjadi dingin.

Namun, setelah berpikir sejenak, aura dinginnya sedikit memudar dan suaranya menjadi sedikit lebih hangat.

"Nancy, aku akan menebusnya, jangan menyakiti orang yang nggak bersalah."

Nada dia tegas, tapi dia tidak menyadari bahwa Nancy makin merasa ini konyol.

Tidak bersalah?

Apa Nancy bersalah?

Winda boleh mencelakai anak Nancy.

Lalu kenapa Nancy tidak bisa melukai anak Winda?

Nancy tidak percaya kalau Winda tidak bersalah.

Saat itu, ponsel Josan tiba-tiba berdering.

Ketika dia melihat nama penelepon, dia sedikit mengernyit dan segera menjawab.

Terdengar suara Winda menangis.

"Josan, Yoshi hilang. Dia menghilang dalam sekejap mata. Apa yang harus kulakukan ...."

Josan langsung menatap Nancy di seberangnya.

Matanya terlihat dingin.

Dia menghibur Winda beberapa kata, lalu menutup panggilan telepon dan menatap Nancy.

Suara Josan berat dan serak.

"Apa kamu yang melakukan itu?"

Nancy tetap diam.

Menurut Josan, Nancy mengakuinya secara diam-diam.

Josan sedikit cemas.

"Di mana orangnya?"

Dia tidak percaya Nancy akan melakukan hal seperti itu.

Menyakiti orang yang tidak bersalah?

Namun, dia mau tidak mau percaya.

Nancy mengetuk surat perjanjian perceraian di meja, seperti sedang menegosiasikan kesepakatan.

Nancy memiliki peluang menang.

Josan memandang Nancy selama satu menit penuh.

Dadanya kehilangan suhunya sedikit demi sedikit.

Tidak ada yang bisa dia lakukan.

Rasa bersalahnya tidak menyelesaikan apa pun.

Nancy tidak menginginkan kompensasi dari dia.

Kalau dia tidak menyetujui perceraian, dia takut Nancy akan melakukan tindakan yang lebih ekstrem dan bodoh.

Dadanya tersendat, tenggorokannya tercekat, ekspresinya berangsur-angsur menjadi lebih dingin, pikirannya rumit dan matanya gelap.

"Oke, aku setuju untuk bercerai."

Dia langsung mengambil pena dan menandatangani, lalu mendorong surat itu.

"Di mana anaknya?"

Nancy menunduk lalu berdiri dengan memegang surat persetujuan dan tasnya.

"Pergi urus akta cerai dulu, agar nggak ada masalah lain."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 230

    Anne putus asa dan berkali-kali mendatangi Yaniti, tapi ditolak.Terakhir kali dia meminta bantuan Yaniti, dia merasa tidak senang karena Yaniti menolak.Dia sepertinya ditinggalkan.Dengan enggan Anne langsung pergi ke Grup Clinton.Namun, asisten Josan menghentikannya di luar, dia menunggu sepanjang pagi tapi tidak bertemu Josan.Linda tidak ada pekerjaan, jadi dia pergi ke perusahaan untuk belajar dan menghabiskan waktu.Dia terkejut ketika melihat Anne."Nona Anne?"Anne tersenyum bahagia saat melihat Linda."Linda, aku dengar kamu bekerja di perusahaan, aku tahu kamu memang cakap."Linda tersenyum, "Aku ingin membuktikan bahwa aku nggak lebih buruk dari orang lain."Logan menyukai Nancy, bukankah karena menyukai kemandiriannya?Linda juga bisa melakukannya!Anne menunduk dan menghela napas."Aku sangat iri padamu. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau. Keluarga kami hampir sengsara karena menyinggung Nancy ...."Mata Linda membelalak kaget.Setelah mendengar perkataan Anne, di

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 229

    Dia bahkan tidak memikirkannya, dengan situasi Keluarga Tisman saat ini, Keluarga Tisman tidak bisa menahan badai apa pun.Begitu bangkrut, Anne tidak lagi memenuhi syarat untuk masuk Keluarga Clinton. Dia benar-benar berpikir dia bisa membuat Nancy mati keki?Hehe ....Nancy membungkuk dan masuk ke dalam mobil, dia mengabaikan Anne di luar.Yosua mendengus dari samping."Apakah ini wanita yang disukai mantan suamimu?"Nancy mengangkat alis dan menatapnya tapi tidak berkata apa-apa.Yosua terlihat sangat pengertian dan mau tidak mau berkata."Siapa yang nggak tahu tentang kalian? Tapi, aku selalu mendukungmu. Gadis barusan itu nggak ada apa-apanya dibandingkan denganmu. Betapa butanya seorang pria kalau memilih dia!"Nancy yang duduk di belakang berkata dengan nada ringan dan tidak ada emosi yang terdengar."Saat kita bertemu Bu Jesny, belum terlambat bagi kamu untuk bermulut manis."Yosua, "...."Baiklah, wanita ini benar-benar berpikiran jernih.Jesny, direktur Grup Jelita, juga meru

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 228

    Anne terpaksa datang mencari Nancy, biarpun sangat enggan.Nancy melirik jam tanpa fluktuasi emosi."Aku sedang terburu-buru, lain kali saja."Dia berkata dan berjalan keluar.Yosua maju selangkah sambil mengedipkan mata dan memblokir Anne untuk dia.Ekspresi Anne berubah dan dia menjadi sedikit marah.Kenapa Nancy begitu mengabaikan dia?Dia mendorong Yosua menjauh dengan kasar.Yosua terhuyung ke depan dan hampir menabrak Nancy. Dia berbalik dan membelalak kaget.Nancy memapah Yosua.Dia melirik Anne dengan ekspresi suam-suam kuku, lalu berkata pada Yosua."Kamu masuk ke mobil dulu."Yosua tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat, dia mengepalkan tangan dan menelan emosinya.Dia langsung masuk ke dalam mobil.Lupakan saja, demi Bu Nancy, bersabar saja!Nancy menoleh dan berbicara dengan nada acuh tak acuh."Nona Anne, aku sudah mendengar sedikit tentang urusan keluargamu, tapi aku minta maaf karena kerja sama kita nggak bisa dilanjutkan lagi. Menurutku ini juga keinginanmu dan i

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 227

    Dia adalah idola unik di industri hiburan.Dia tidak berpakaian dan berbicara sesuai dengan kebutuhan penggemar, dia bahkan memiliki mentalitas memberontak.Nancy curiga latar belakang keluarganya baik, tapi Nancy tidak menyelidikinya.Karena Nancy tidak tertarik.Yosua mengikutinya ke dalam lift, dia melihat buket besar mawar di kantor Nancy dan menyipitkan mata."Pak Logan juga bagus, tapi menurutku semuanya nggak cocok untukmu!"Nancy mengangkat alisnya, "Oh?""Akulah yang paling cocok untukmu. Saat ini, lagi populer wanita berpacaran dengan cowok yang lebih muda."Yosua tersenyum dan menepuk dadanya sebelum merekomendasikan dirinya.Nancy meliriknya tanpa daya."Keluar dan tutup pintunya.""Oh."Yosua bersikap lugas, dia langsung pergi.Aroma bunga mawar yang harum benar-benar membuat suasana hati orang menjadi baik.Tidak butuh waktu lama.Yason mengetuk pintu dan masuk."Anne datang, dia ingin bertemu denganmu!"Nancy mengerucutkan bibirnya sambil memegang cangkir kopi dan terkek

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 226

    Suasana hening selama beberapa detik.Dia terkekeh pelan, matanya tampak diwarnai lapisan kabut di malam yang gelap, sedikit lembut dan nakal."Bukannya aku berhati lembut. Dia melakukan ini padaku karena kamu, kamu nggak bisa terlepas dari tanggung jawab!"Logan menatapnya dalam-dalam dan tersenyum tanpa daya, seolah-olah dia menuruti Nancy yang bersikap tidak masuk akal."Apa ini salahku juga?"Keduanya saling memandang dan tersenyum, Nancy dengan santai merapikan rambut yang berjatuhan di sekitar telinganya.Logan berdiri, mengeluarkan empat lembar uang merah dari dompetnya, menaruhnya di atas meja dan berkata dengan suara lembut."Bos, jangan masak lagi, aku tinggalkan uangnya di sini, tutup saja kedainya!"Karakter dia tidak memungkinkan dia untuk bersikap perhitungan setelah membuang-buang waktu orang lain.Bosnya tertegun dan berkata, "Hei, makanannya belum siap. Kamu nggak jadi makan?""Nggak, ambil saja, aku sudah menunda waktu pulangmu."Dia tersenyum, mengambil tas untuk Nan

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 225

    Sopir membuka pintu dan menunggu.Saat penyelenggara melambaikan tangan.Sebelum Linda sempat masuk ke dalam mobil, air dingin tiba-tiba disiramkan ke kepalanya, dia melompat sambil berteriak.Yaniti juga terciprat banyak.Kondisi ibu dan anak perempuannya itu cukup menyedihkan.Linda kaget dan wajahnya pucat. Dia melihat sekeliling dan melihat kedua orang yang sedang berbicara dan tertawa di sudut jalan.Seketika, tubuhnya sedikit gemetar dan matanya sedikit ketakutan.Yaniti dengan marah memaki."Apa yang terjadi, apa-apaan ini?"Penyelenggara meminta maaf sebesar-besarnya dan mengatakan dia tidak tahu apa yang terjadi.Segera, orang yang bertanggung jawab berlari keluar dan meminta maaf."Bu Yaniti, Nona Linda, aku benar-benar minta maaf. Pipa air di lantai atas pecah dan jendela terbuka, sehingga mengalir keluar. Kami akan memberikan kompensasi atas semua kerugian yang kamu alami. Aku minta maaf!"Yaniti sangat marah hingga tidak bisa berhenti memaki-makinya.Penyelenggara memintan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status