Share

Bab 4

Penulis: Author Rina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-06 13:07:27

Bab 4 Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya

Kacang Lupa Kulitnya

Namaku Alya, lengkapnya Alya Putri rohali, usiaku saat ini 25 tahun. Karena keadaan ekonomi keluargaku yang berada di bawah garis yang jauh dari kata berkecukupan, aku terpaksa tak melanjutkan sekolahku dan hanya lulus SMP. Setelah lulus aku memberanikan diri untuk mengadu nasip di kota walau hanya berbekal ijasah SMP.

Aku kemudian bekerja di sebuah rumah makan yang berada di kawasan sebuah pabrik, alhamdulilah walau gaji tak seberapa tapi paling gak aku bisa meringankan beban Budeku, orang yang merawat dan membesarkan aku sejak orang tuaku meninggal.

Dari sinilah aku mengenal Bang Aldi, meski dia bukan satu-satunya lelaki yang aku kenal dan mencoba dekat denganku. Namun, bagiku Bang Aldi yang paling istimewa, dia sosok pekerja keras dan mempunyai cita-cita yang tinggi. Kami saling bertukar cerita tentang kehidupan kami masing-masih hingga aku merasa nyaman denganya. Setelah merasa cocok satu sama lain kamipun menikah.

_______

Awal pernikahan kami lalui dengan suka cita selayaknya pengantin baru hingga seminggu kemudian.

"Dik kita tunda punya anak dulu ya, kamu minum pill saja biar gak cepat hamil," ujar Bang Aldi saat kami baru saja selesai melakukan ritual malam jumat.

"Tapi kenapa Bang?" tanyaku bingung.

"Abang mau kuliah dulu Dik, mau punya rumah dulu, punya jabatan baru kita punya anak. Kalau punya anak dulu kan ribet ngurus anak dan kamu gak bisa kerja."

Aku diam, meski dihati ada pergolakan batin namun aku mengangguk juga menyetujuai rencana Bang Aldi. Apalagi Bang Aldi juga mengatakan kalau semua ini juga demi masa depan kami.

Bulan-bulan selanjutnya aku bekerja membanting tulang untuk membantu biaya kuliah Bang Aldi, apalagi saat pabrik surut dan Bang Aldi jarang lembur. Gaji Bang Aldi berkurang dan sebenarnya hanya cukup buat makan. Namun, keinginan Bang Aldi yang kuat untuk merubah nasib kami membuat aku semangat membantunya. Aku juga menjadi buruh cuci, gosok demi biaya kuliah Bang Aldi. Rela mengikat perut, rela menahan keinginan hanya sekedar untuk membeli sepotong daster dan bedak demi untuk bayar uang semester. Bagiku kuliah Bang Aldi lebih penting dari apapun bahkan perutpun sering ku ikat untuk menahan lapar asal Bang Aldi lulus kuliah dan kehidupan kami berubah.

Alhamdulilah perjuangan kami tak sia-sia, Bang Aldi lulus jadi sarjana bersamaan kembali membaiknya perusahaan tempat Bang Aldi bekerja dan atas izin Allah, Bang Aldi diangkat menjadi manager walau harus pindah tempat.

"Alhamdulilah ya Bang, akhirnya cita-cita Abang tercapai juga," ujarku bahagia. Namun, tidak begitu dengan Bang Aldi dia tampak murung.

"Dik, pinjam sertifikat rumah kamu ya."

"Untuk apa Bang?"

"Abang mau pinjam uang di Bank, Abang mau beli motor gede dan buat dp ambil perumnas, malu dik, masa manager naik angkutan umum."

"Ya kan masih baru Bang, ya wajarlah kalau belum punya apa-apa," ujarku datar.

Prak

Bang Aldi menggebrak meja hingga nasi goreng di piring dan kopi di hadapanya tumpah.

"Kamu tu gak paham pesaingan, manager harus kelihatan smart dan kaya biar di hormati, beda dengan kamu yang hanya buruh dan lulusan SMP, mana ngerti persaingan sosial. Kalau kamu pakai daster bolong juga orang gak akan komen."

Aku hanya menghela napas saja mendengar ucapan Bang Aldi, gak menyangka dia berubah secepat itu. Setelah didesak beberapa kali aku mau memberikan sertifikat rumah peninggalan orang tuaku satu-satunya itu. Namun, tiga bulan kemudian di sita karena hutang yang semakin membengkak di bank.

Sikap Bang Aldi semakin hari semakin berubah, tak pernah lagi dia bersikap manis padaku, padahal aku ikut berjuang hingga dia sukses seperti sekarang ini, semua seolah tiada artinya.

"Kamu kalau ada teman-temanku, jangan ngaku kalau kamu istriku!" seru Bang Aldi mengingatkan.

"Tapi kenapa Bang?"

"Malulah aku punya istri dekil seperti kamu, istri temanku tu cantik-cantik, pinter-pinter, la kamu cuma lulus SMP."

Aku memilih diam untuk menghindari pertengkaran. Walau, sungguh hati ini terasa perih bagai di cabik- cabiik oleh kata-kata tajam Bang Aldi barusan.

Suatu hari teman-teman Bang Aldi datang, aku sebagai istri tentu senang teman suamiku datang. Aku membelikan banyak makanan dan minuman untuk tamu-tamuku. Namun, saat selesai meletakkan minuman dan makanan kecil dan aku hendak ikut duduk, Bang Aldi langsung memberi kode padaku untuk pergi.

"Mbak, ada es gak, panas ni?" tanya salah seorang teman Bang Aldi. Aku merasa teman Bang Aldi ini seperti menganggap aku pembantu. Entah perasaanku saja atau memang karena penampilanku yang sederhana ini, jadi aku di anggap pembantu.

"A-ada Mas, bentar saya ambilkan," ujarku pada mereka.

Beberapa menit kemudian aku kembali dengan beberapa gelas minuman dingin namun saat beralan aku kurang hati-hati dan hampir jatuh. Namun, minuman yang kubawa justru tumpah dan mengenai baju salah seorang teman Mas Aldi.

"Sory,Bro. Pembantuku itu memang gak guna," kata Bang Aldi. Aku tertegun mendengar ucapan Bang Aldi barusan. Ya Allah jadi suamiku bilang ke teman-temanya kalau aku ini pembantu.

"Ma-maaf Mas," ujarku setengah menunduk, mati -matian aku menahan air mataku yang hendak mendesak keluar. Kuambil tisu bermaksud membersihkan baju teman Bang Aldi.

"Hai perempuan kampung! Sadar diri dong, kamu jangan kurang ajar sama tamuku. Ingat kamu tu cuma pembantu di rumah ini!" Seru Mas Aldi yang kata-katanya kurasakan bagai ratusan belati yang mencabik-cabik hatiku hingga hancur luluh tak besisa, sakit tak terkira.

Hati wanita mana yang terima di perlakukan seperti ini?

Apa dia lupa akan perjuanganku selama ini demi kesuksesanya?

"Sudah Mbak, gak papa kok," ujar teman Bang Aldi sopan. Mataku mulai memanas dan kurasa butiran air mata ini sebentar lagi akan tumpah.

"Sudah kamu kebelakang, ambil sapu! Bersihkan lantainya, pembantu, kerja gitu saja gak becus. Mau ku pecat?!" ujar Bang Aldi dengan nada selayaknya majikan berujar kepembantunya.

Jujur aku ingin teriak ke teman-teman suamiku agar Bang Aldi tak terlena dengan sikap jumawanya. Namun, lidahku kelu, luka yang di toreh suamiku barusan membuat aku lemah tak betenaga.Walau, sekedar untuk bersuara.

_______

Kutumpahkan segala kepedihan dan lara hati ini di kamar, air mataku tumpah membasahi bantal.

"Ya Tuhan kenapa dia tega padaku, apa dia lupa perjuanganku Ya Allah, demi dia aku rela menahan lapar, menahan keinginan untuk sekedar membeli sepotong daster yang harganya gak sampai 50 ribu demi membantu sekolahnya. Namun, setelah sukses, begini balasanya Ya Allah," rintihku.

Beberapa menit kemudian Bang Aldi masuk kamar. Namun, bukanya minta maaf atas luka yang dia torehkan dia malah menorehkan luka yang baru dan pertengkaran pun terjadi di antara kami dan berakhir dengan diriku yang meminta cerai dari suamiku.

"Aku pamit Bang, maaf jika aku belum jadi istri yang baik untukmu selama ini," ujarku berpamitan setelah aku memutuskan untuk bercerai dari suamiku.

Seperti biasa lelaki itu tetap pada sikap jumawanya.

"Terserah, awas kalau kamu balik lagi kesini! Wanita bod*h seperti kamu, bisa tahah berapa lama hidup tanpa aku. Mau kerja apa kamu di luar sana?!"

Tak kuhiraukan kata-kata ketus Bang Aldi yang bahkan masih terdengar mengumpatku dibalik pagar. Tekadku sudah bulat, aku sudah capek dihina dan direndahkan seperti ini. Lebih baik aku pergi. Walau, tak tahu kemana kakiku akan melangkah. Aku tak punya arah tujuan, aku juga tak membawa uang kecuali uang sisa belanjaku tadi siang yang mungkin jumlahnnya tak sampai seratus ribu.

Di tengah-tengah rasa bimbang kemana aku harus melangkahkan kakiku tiba-tiba.

Cit,

Bunyi ban bergesekan dengan aspal dan Brak...

"Ya Tuhan."

Semua menjadi gelap.

Aduh, Alya kenapa ini?

Tap love dan komen jangan lupa ya!😍

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Jarir
mantap kisahnya.
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
memang laki-laki DAJJAL tunggu ALLAH mengirim LAKNAT buatmu SOMBONG JEMAWA
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya Β Β Β bab 26

    "kami sudah berusaha sebaik mungkin nyonya, tapi kami tidak tahu kenapa tiba-tiba terjadi trouble dan sekarang tuan Irsyad dalam keadaan koma."Alya diam hanya mulutnya yang menganga tulang-tulangnya terasa lemas bahkan dia terduduk. Seketika dia tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan tidak menangis ataupun berteriak, dia hanya diam."Maafkan kami nyonya, kami siap berusaha sebaik mungkin tapi sepertinya takdirku kata lain. Sekarang ini Tuan Irsyad sedang dalam keadaan kritis semoga ada keajaiban," ucap dokter itu . Dia menatap sendut ke arah Alya yang hanya diam dan bersimpuh. Cukup lama wanita itu hanya terdiam dan menatap kosong lurus ke depan. "Nyonya, anda tidak boleh menyerah. Saya yakin Tuan pasti dia akan menyerap itu saja dia pasti akan berjuang untuk Anda apalagi sekarang dalam rahim Anda ada keturunannya," ucap Arya memberikan kekuatan pada Alya."Kenapa Tuhan tidak adil padaku, kenapa di saat aku ingin merasakan kebahagiaan dia justru merenggutnya secara paksa. Kenapa Arya?"

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya Β Β Β bab 25

    Bab 25 Nina menoleh ke arah sumber suara dengan jantung yang berdetak dengan cepat, walau bagaimanapun dia dokter baru di sini kalau sampai ketahuan dia memiliki niat jahat ini bisa membahayakan karirnya."Iya, dok?"jawab Nina dengan suara yang sedikit gemetar."Tadi anda bilang soal Karma, Siapa yang kena karma?"tanya dokter muda yang berwajah tampan itu. Tatapannya terlihat mengintimidasi. "Enggak, Dok! Saya tadi hanya asal bicara saja," jawab Nina mengelak. "Oh," dokter itu menganggukkan kepalanya. "Saya pikir anda memiliki niat jahat,"ucapnya. "Tentu saja tidak dok, bagaimana mungkin seorang dokter memiliki niat jahat. Bukankah dokter di sumpah untuk menyembuhkan pasiennya. Bukan sebaliknya." Nina menatap dokter muda itu, Dia terlihat tampan dengan iris mata coklat. "Iya itu betul, kita sebagai seorang dokter memang tugas kita adalah untuk berikan pertolongan kepada pasien Bukan sebaliknya. Oh ya. Jadi bagaimana? Apa anda sudah memiliki jadwal untuk mengambil tindakan pada T

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya Β Β Β bab 24

    Bab 24 KarmaNina yang tadi tersenyum dengan angan-angannya kini mencoba memasang wajah biasa saja, wanita itu pura-pura berpikir agar terlihat lupa. "Irsyad yang mana ya?" tanya Nina. "Tuan Irsyad, kekasih Cik Farah nona," jawab Arya yang seketika membuat hati Nina terasa sakit dan sesak. Terbayang di pelupuk mata bagaimana menderitanya Farah akibat sakit yang dia derita akibat kecelakaan itu yang bahkan untuk sekedar duduk saja Farah harus menahan sakit, tak ada satu detikpun tanpa jeritan Farah waktu itu. Saat akan mandi, di pindahkan posisi bahkan ketika Nina atau yang lainnya mengganti popok, Farah akan menjerit kesakitan. Nina menderita cedera setelah kecelakaan dan Iryad juga tak peduli sama sekali. Semua itu sungguh membuat hati Nina terasa sakit dan sesak, hati kakak mana yang tak hancur melihat hal itu. [U datang saja ke sini, nanti I yang akan bayar semua ongkos you naik taxi] Nina mengamati pesan adiknya waktu itu yang dialamatkan kepada Irsyad, saat ini Farah sedang

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya Β Β Β bab 23

    Bab 23 Kedatangan NinaNina datang ke Indonesia karena ada urusan pekerjaan, dia sekarang bekerja sebagai dokter ahli bedah dan untuk beberapa waktu dia mendapat kontrak di Indonesia."Selamat datang Cik Nina, semoga betah di sini," sambut karyawan rumah sakit tempat dimana dia akan bertugas Sementara, katanya rumah sakit ini kekurangan tenaga medis dan ada seorang pasien yang berkewarganegaan Malaysia memerlukan bantuannya. Awalnya pihak rumah sakit menawarkan untuk operasi saja ke hospital di Malaysia, tapi pihak pasien menolak dengan alasan istrinya saat ini sedang hamil dan memperlukan kehadirannya. Semua serba dadakan bahkan Nina tak sempat berpikir lagi membuat Nina mau tak mau datang juga ke Indonesia dengan hati yang bertanya-tanya sehebat apa pasiennya ini karena gak mungkin kalau hanya orang biasa ."Mari Cik Nina, kita langsung saja ke ruangan direktur untuk membahas pasiennya," ucap seorang dokter yang menyambut kedatangan Nina."Baiklah, mari!" Nina dibawa ke sebuah ruan

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya Β Β Β bab 22

    Bab 22Masa Lalu jika tidak diselesaikan akan jadi bumerang dikehidupan mendatang."Tuan tadi Cik Farah, mencari anda," ucap Riyan yang saat itu masih bekerja di Malaysia sebagai TKI dan dia bekerja sebagai sopir pribadi keluarga Irsyad. Orang tua Irsyad adalah pejabat di kerajaan Malaysia.Mendengar nama Farah disebut Irsyad membulatkan matanya segera dia menarik sopir pribadinya itu menjauh, dia seperti takut pembicaraannya didengar orang lain. "Ada apa, aku sudah bilang sama kamu berapa kali ya kamu jangan pernah menyebut nama perempuan itu di rumah ini bisa gawat, ngerti nggak!" teriak Irsyad dalam logat bahasa Melayu. "Maaf Tuan, saya lupa."Irsyad melepaskan pegangan tangannya di kerah baju Ryan."Ada apa, apalagi yang perempuan itu mau?"tanya Irsyad dengan nada sinis."Dia tanya kenapa Tuan tidak datang mengunjunginya padahal sudah satu minggu berlalu dan dia juga sudah pulang dari rumah sakit tapi kenapa Tuan tidak juga melihat keadaannya.""Memangnya kenapa Apa perlu aku me

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya Β Β Β Bab 21

    Bab 21"ada apa Yan?" tanyaku kepada Ryan sopir pribadiku, hatiki mulai tidak enak melihat wajah pucatnya, berbagai macam pikiran buruk melintas di kepalaku."Tadi waktu ke ruang perawatan untuk merawat Tuan saya melihat Tuan kesakitan, lalu beliau pingsan,"jawab Ryan dengan wajah panik."Ya Tuhan." Aku ingin bangun tetapi buru-buru Rian mencegahku."Jangan nyonya keadaan nyonya masih belum sembuh benar saya takut kalau terjadi apa-apa dengan nyonya." Ryan membujukku, wajah sopirku itu terlihat cemas."Tapi aku ingin melihat keadaan Tuan aku tidak bisa jika aku tidak melihat keadaannya bagaimana kalau terjadi apa-apa dengannya."aku mulai khawatir takut terjadi apa-apa dengan suamiku sekarang aku tidak memiliki siapa-siapa, selain suamiku hanya dia yang aku punya jika nanti terjadi apa-apa dengan Bang Irsyad Lalu bagaimana dengan hidupku kepada siapa lagi aku harus bersandar, aku tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya setelah apa yang terjadi padaku dengan Bang Aldi dulu."Saya tahu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status