Share

Bab 3

Penulis: Author Rina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-06 13:06:33

Bab 3 Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya

"Aku sudah capek dengan segala perlakuan kamu Bang, sudah cukup aku sabar selama ini. Aku minta cerai!"

Mataku langsung membulat mendengar ucapan Alya.

"Cerai, apa aku tak salah dengar?" kataku dengan sedikit menaikkan sebelah bibirku. Aku yakin Alya hanya menggertakku, wanita lemah dan tak berpendidikan seperti dia, mana bisa hidup di luar sana, ijasah juga cuma SMP.

Alya menggeleng," enggak Bang, tekadku sudah bulat. Untuk apa aku tetap mendampingi abang kalau keberadaanku gak pernah Abang anggap, aku cuma Abang angggap sebagai perempuan hina, hingga begitu lemesnya mulut Abang selalu merendahkan dan menghinaku. Aku ini manusia Bang, punya hati."

"Ck, memang yang anggap kamu kambing juga siapa, aku tahu kali kamu itu manusia."

"Abang tahu kalau aku manusia, tapi kenapa perlakuan Abang padaku seolah aku ini bukan manusia. Bang, Abang gak ngajak aku kepesta atau kemanapun aku bisa terima Bang. Mungkin memang Abang belum siap memperkenalkan aku yang hanya lulusan SMP ini pada teman-teman Abang tapi sikap Abang barusan yang membentak dan memakiku di depan temanmu barusan, aku gak terima. Apa salahku hingga Abang mencaciku sedemikian rupa," kata Alya. Sesaat kemudian dia memegang dadanya, air matanya kian deras mengalir, dadanya bergelombang, pundaknya berguncang, dia juga menyusut air matanya dengan jarinya.

"Salah kamu itu kamu genit sama Aldo. Ngapain kamu pakai sok-sokan mau mengusap baju Aldo, mau caper? Percuma Aldo gak akan tertarik dengan wanita dekil dan bau asap seperti kamu. Ngaca dong ngaca!"

"Picik kamu Bang. Aku mengambil tisu untuk membersihkan baju Mas Aldo sebab aku merasa salah sama dia, aku yang membuat bajunya basah. Itupun Abang mau cemburu?"

Aku terkekeh mendengar kata-kata Alya barusan. Apa katanya, cemburu?

"Apa katamu, aku cemburu? Eh perempuan udik, kalau aku masih berstatus buruh pabrik yang hitam dan dekil seperti dulu, bisa jadi aku cemburu. La kalau sekarang, ya enggak bangetlah kalau aku cemburu sama kamu, di luar sana banyak tu cewek-cewek cantik dan seksi pada ngantri jadi istriku."

Alya kembali menggeleng," sombong kamu Bang, ingat Bang, harta, jabatan itu semua hanya titipan yang suatu saat bisa saja di ambil oleh pemilikknya."

"Halah, gak usah ceramah kamu! Bilang saja kamu ngiri dengan kesuksesanku."

Senyap kali ini Alya tak menjawab, dia membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju almari. Di ambilnya tas lusuh yang dulu dia bawa lalu dengan cekatan memasukkan baju-bajunya kedalam tas.

'Wah gawat kalau Alya pergi, siapa yang akan aku suruh-suruh. Nyari pembantu sekarang ini gak mudah dan gak murah,' batinku.

"Kamu serius mau cerai, kamu sudah pikirkan baik-baik mau tinggal dimana?" ujarku.

Senyap, Alya tak menjawab ucapanku, hanya tanganya yang masih sibuk memasukkan baju- baju lusuhnya ke dalam tas.

"Heh dengar tidak?! Mumpung aku masih baik dan ngasih kamu kesempatan ni. Kamu mau tinggal dimana kalau pergi dari sini, mau tinggal di kolong jembatan?" ujarku setengah meledek karena aku tahu Alya pasti bingung setelah pergi dari sini.

Alya yatim piatu dan rumah peninggalan orang tuanya juga sudah habis dijual untuk bayar hutang, itulah aku bisa memperlakukan dia sesuka hati, aku tahu gak mungkin dia berani meninggalkan rumah.

"Lebih baik aku tinggal di kolong jembatan tapi ada yang anggap aku manusia daripada tinggal di rumah gedongan tapi aku tak di anggap manusia," jawabnya datar namun penuh penekanan.

"Sapa bilang tinggal di bawah jembatan kamu di anggap manusia, yang ada kamu di usir ke sana kemari sama satpol PP."

Alya menghentikan aktifitasnya lalu mendongak menatapku sebentar lalu kembali tangannya memasukkan baju-bajunya.

"Tak mengapa, aku masih punya Tuhan, aku yakin Dia akan memberi pertolongan pada hambanya yang lemah dan tak berdaya ini," ujarnya lirih. Namun, masih bisa kudengar.

"Halah, kalau memang Tuhan mau menolong kamu, itu rumahmu gak bakalan di sita oleh Bank, kamu pasti masih punya rumah. Nyatanya, rumahmu di cita juga," ujarku datar.

Alya yang tadi masih sibuk mengemas barangnya mendadak menghentikan aktifitasnya dan mendongak menatapku.

"Rumahku di sita juga karena kamu Mas, apa kamu lupa!" seru Alya sambil menatap tajam kearahku.

Mendadak air liurku terasa susah untuk di telan. Baru kali ini Alya berani menatapku setajam ini.

Ku tatap Alya yang sudah selesai memasukkan semua barangnya dan menutup resleting tasnya dengan cepat.

"Aku permisi Bang, semoga setelah kepergianku nanti, Abang akan sadar. Harta dan jabatan itu bukan segala-segalanya," ujarnya sambil menjinjing tas lusuhnya.

Jujur aku bingung, di sisi lain aku ingin mencegah agar dia tak pergi dari rumah. Namun, di sisi lain egoku berbicara. Pantang bagiku mencegah apalagi memohon agar dia tetap tingga di rumah ini.

Jatuh dong harga diri ini jika harus membujuk dia untuk tinggal.

"Asalamualaiku Bang, maaf kalau selama ini aku belum bisa jadi istri yang baik untuk Abang," ujar Alya yang kemudian menarik tanganku dan menciumnya.

"Awas ya, kalau kamu balik lagi kesini! Jangan harap aku mau nerima kamu!" seruku.

"Insya Allah gak Bang."

'Ck, sombong, coba aku mau lihat, tahan berapa hari dia hidup diluar sana dengan ijasah SMPnya itu.' batinku sambil mencibir ke arah Alya.

Ku perhatikan tubuh kurus berbaju lusuh itu hingga hilang di balik pintu pagar rumahku. Namun, baru beberapa langkah aku melangkah terdengar suara tabrakan yang keras di depan sana.

Cit..,

Bunyi gesekan ban dengan aspal pertanda rem di injak dengan sangat keras.

Brak...

"Alya!"

Sudah baca jangan lupa tinggalkan jejak. 3 komen terbaik dapat 50 koin gratis dari Author😍😍

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Veve Nica
sombong sekali dia
goodnovel comment avatar
Jarir
hmmm. gemes banget bacanya. pingin sobek sobekin mulutnya tuh laki
goodnovel comment avatar
Innike Hardiyani
lelaki sampah kek gini cocok nya buang aja kelaut. ga usah punya suami pun tak apa dari pada selalu tersiksa lahir dan batin.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    bab 26

    "kami sudah berusaha sebaik mungkin nyonya, tapi kami tidak tahu kenapa tiba-tiba terjadi trouble dan sekarang tuan Irsyad dalam keadaan koma."Alya diam hanya mulutnya yang menganga tulang-tulangnya terasa lemas bahkan dia terduduk. Seketika dia tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan tidak menangis ataupun berteriak, dia hanya diam."Maafkan kami nyonya, kami siap berusaha sebaik mungkin tapi sepertinya takdirku kata lain. Sekarang ini Tuan Irsyad sedang dalam keadaan kritis semoga ada keajaiban," ucap dokter itu . Dia menatap sendut ke arah Alya yang hanya diam dan bersimpuh. Cukup lama wanita itu hanya terdiam dan menatap kosong lurus ke depan. "Nyonya, anda tidak boleh menyerah. Saya yakin Tuan pasti dia akan menyerap itu saja dia pasti akan berjuang untuk Anda apalagi sekarang dalam rahim Anda ada keturunannya," ucap Arya memberikan kekuatan pada Alya."Kenapa Tuhan tidak adil padaku, kenapa di saat aku ingin merasakan kebahagiaan dia justru merenggutnya secara paksa. Kenapa Arya?"

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    bab 25

    Bab 25 Nina menoleh ke arah sumber suara dengan jantung yang berdetak dengan cepat, walau bagaimanapun dia dokter baru di sini kalau sampai ketahuan dia memiliki niat jahat ini bisa membahayakan karirnya."Iya, dok?"jawab Nina dengan suara yang sedikit gemetar."Tadi anda bilang soal Karma, Siapa yang kena karma?"tanya dokter muda yang berwajah tampan itu. Tatapannya terlihat mengintimidasi. "Enggak, Dok! Saya tadi hanya asal bicara saja," jawab Nina mengelak. "Oh," dokter itu menganggukkan kepalanya. "Saya pikir anda memiliki niat jahat,"ucapnya. "Tentu saja tidak dok, bagaimana mungkin seorang dokter memiliki niat jahat. Bukankah dokter di sumpah untuk menyembuhkan pasiennya. Bukan sebaliknya." Nina menatap dokter muda itu, Dia terlihat tampan dengan iris mata coklat. "Iya itu betul, kita sebagai seorang dokter memang tugas kita adalah untuk berikan pertolongan kepada pasien Bukan sebaliknya. Oh ya. Jadi bagaimana? Apa anda sudah memiliki jadwal untuk mengambil tindakan pada T

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    bab 24

    Bab 24 KarmaNina yang tadi tersenyum dengan angan-angannya kini mencoba memasang wajah biasa saja, wanita itu pura-pura berpikir agar terlihat lupa. "Irsyad yang mana ya?" tanya Nina. "Tuan Irsyad, kekasih Cik Farah nona," jawab Arya yang seketika membuat hati Nina terasa sakit dan sesak. Terbayang di pelupuk mata bagaimana menderitanya Farah akibat sakit yang dia derita akibat kecelakaan itu yang bahkan untuk sekedar duduk saja Farah harus menahan sakit, tak ada satu detikpun tanpa jeritan Farah waktu itu. Saat akan mandi, di pindahkan posisi bahkan ketika Nina atau yang lainnya mengganti popok, Farah akan menjerit kesakitan. Nina menderita cedera setelah kecelakaan dan Iryad juga tak peduli sama sekali. Semua itu sungguh membuat hati Nina terasa sakit dan sesak, hati kakak mana yang tak hancur melihat hal itu. [U datang saja ke sini, nanti I yang akan bayar semua ongkos you naik taxi] Nina mengamati pesan adiknya waktu itu yang dialamatkan kepada Irsyad, saat ini Farah sedang

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    bab 23

    Bab 23 Kedatangan NinaNina datang ke Indonesia karena ada urusan pekerjaan, dia sekarang bekerja sebagai dokter ahli bedah dan untuk beberapa waktu dia mendapat kontrak di Indonesia."Selamat datang Cik Nina, semoga betah di sini," sambut karyawan rumah sakit tempat dimana dia akan bertugas Sementara, katanya rumah sakit ini kekurangan tenaga medis dan ada seorang pasien yang berkewarganegaan Malaysia memerlukan bantuannya. Awalnya pihak rumah sakit menawarkan untuk operasi saja ke hospital di Malaysia, tapi pihak pasien menolak dengan alasan istrinya saat ini sedang hamil dan memperlukan kehadirannya. Semua serba dadakan bahkan Nina tak sempat berpikir lagi membuat Nina mau tak mau datang juga ke Indonesia dengan hati yang bertanya-tanya sehebat apa pasiennya ini karena gak mungkin kalau hanya orang biasa ."Mari Cik Nina, kita langsung saja ke ruangan direktur untuk membahas pasiennya," ucap seorang dokter yang menyambut kedatangan Nina."Baiklah, mari!" Nina dibawa ke sebuah ruan

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    bab 22

    Bab 22Masa Lalu jika tidak diselesaikan akan jadi bumerang dikehidupan mendatang."Tuan tadi Cik Farah, mencari anda," ucap Riyan yang saat itu masih bekerja di Malaysia sebagai TKI dan dia bekerja sebagai sopir pribadi keluarga Irsyad. Orang tua Irsyad adalah pejabat di kerajaan Malaysia.Mendengar nama Farah disebut Irsyad membulatkan matanya segera dia menarik sopir pribadinya itu menjauh, dia seperti takut pembicaraannya didengar orang lain. "Ada apa, aku sudah bilang sama kamu berapa kali ya kamu jangan pernah menyebut nama perempuan itu di rumah ini bisa gawat, ngerti nggak!" teriak Irsyad dalam logat bahasa Melayu. "Maaf Tuan, saya lupa."Irsyad melepaskan pegangan tangannya di kerah baju Ryan."Ada apa, apalagi yang perempuan itu mau?"tanya Irsyad dengan nada sinis."Dia tanya kenapa Tuan tidak datang mengunjunginya padahal sudah satu minggu berlalu dan dia juga sudah pulang dari rumah sakit tapi kenapa Tuan tidak juga melihat keadaannya.""Memangnya kenapa Apa perlu aku me

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    Bab 21

    Bab 21"ada apa Yan?" tanyaku kepada Ryan sopir pribadiku, hatiki mulai tidak enak melihat wajah pucatnya, berbagai macam pikiran buruk melintas di kepalaku."Tadi waktu ke ruang perawatan untuk merawat Tuan saya melihat Tuan kesakitan, lalu beliau pingsan,"jawab Ryan dengan wajah panik."Ya Tuhan." Aku ingin bangun tetapi buru-buru Rian mencegahku."Jangan nyonya keadaan nyonya masih belum sembuh benar saya takut kalau terjadi apa-apa dengan nyonya." Ryan membujukku, wajah sopirku itu terlihat cemas."Tapi aku ingin melihat keadaan Tuan aku tidak bisa jika aku tidak melihat keadaannya bagaimana kalau terjadi apa-apa dengannya."aku mulai khawatir takut terjadi apa-apa dengan suamiku sekarang aku tidak memiliki siapa-siapa, selain suamiku hanya dia yang aku punya jika nanti terjadi apa-apa dengan Bang Irsyad Lalu bagaimana dengan hidupku kepada siapa lagi aku harus bersandar, aku tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya setelah apa yang terjadi padaku dengan Bang Aldi dulu."Saya tahu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status