Beranda / Rumah Tangga / Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi / Bab 200: Siapa Kamu Buat Aku?

Share

Bab 200: Siapa Kamu Buat Aku?

Penulis: Rizki Adinda
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-16 16:13:24

Setelah klarifikasi singkat yang dirilis pihak keluarga, kabar itu tak lagi menjadi bara, tapi arangnya masih hangat.

Gosip mulai mereda, namun rasa penasaran publik justru menggeliat lebih liar, seperti ular yang tak jadi dipukul mati.

Sosok wanita dalam foto tetap menjadi misteri yang mengundang tanya. Kali ini, dugaan netizen bergeser dari artis kelas atas ke kemungkinan yang lebih gemerlap: mungkin ia adalah anak konglomerat ternama, darah biru dalam balutan kebaya sederhana.

Wajar, siapa lagi yang bisa duduk makan malam santai bersama dua pewaris keluarga paling berpengaruh di negeri ini, plus aktor layar lebar yang sedang jadi primadona iklan?

Bahkan Gilang, sang bintang muda yang nyaris tak pernah buka mulut soal kehidupan pribadi, dengan ringan memanggilnya “kakak” di depan kamera.

Satu sapaan kecil, cukup untuk menyalakan ribuan spekulasi.

***

Pagi di Makassar

Matahari belum sepenuhnya naik saat Mahesa menatap

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 200: Siapa Kamu Buat Aku?

    Setelah klarifikasi singkat yang dirilis pihak keluarga, kabar itu tak lagi menjadi bara, tapi arangnya masih hangat.Gosip mulai mereda, namun rasa penasaran publik justru menggeliat lebih liar, seperti ular yang tak jadi dipukul mati.Sosok wanita dalam foto tetap menjadi misteri yang mengundang tanya. Kali ini, dugaan netizen bergeser dari artis kelas atas ke kemungkinan yang lebih gemerlap: mungkin ia adalah anak konglomerat ternama, darah biru dalam balutan kebaya sederhana.Wajar, siapa lagi yang bisa duduk makan malam santai bersama dua pewaris keluarga paling berpengaruh di negeri ini, plus aktor layar lebar yang sedang jadi primadona iklan?Bahkan Gilang, sang bintang muda yang nyaris tak pernah buka mulut soal kehidupan pribadi, dengan ringan memanggilnya “kakak” di depan kamera.Satu sapaan kecil, cukup untuk menyalakan ribuan spekulasi.***Pagi di MakassarMatahari belum sepenuhnya naik saat Mahesa menatap

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 199: Di Balik Sorotan

    Di tengah gelombang panas yang menyapu industri hiburan, langkah tak terduga justru datang dari pihak yang selama ini dikenal tenang tapi tajam dalam bertindak.Wulandaru Starry Media, yang selama ini identik dengan kemewahan dan sikap diplomatis, kini berubah haluan dengan gerakan yang nyaris seperti sayatan dingin di tengah keramaian.Gedung kaca Wulandaru Starry Media tampak sunyi dari luar, namun di dalamnya, atmosfer menggelegak seperti uap yang tertahan terlalu lama.CEO barunya, M. Wulandaru, berjalan menyusuri lorong kantor dengan langkah cepat dan pandangan lurus ke depan.Setelan abu-abu gelapnya yang rapi terlihat kontras dengan raut wajah yang dingin dan tak memberi celah.Beberapa staf yang melihatnya lewat refleksi kaca segera menunduk, tak berani menyapa.Sebelum dunia luar sempat mencium aroma busuk dari skandal yang belum merebak, Wulandaru sudah lebih dulu mencabut akar busuknya.Dengan suara tenang namun tajam seper

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 198: Serigala di Balik Layar

    "Aku cuma takut..." gumam Veronika, suaranya nyaris lenyap ditelan dinginnya sore yang mendung. Langit di luar jendela apartemen terlihat kelabu, seolah ikut menyerap kegundahan hatinya."Takut dia akan nyakitin kamu?" Nadira menatapnya tajam namun lembut, mencoba membaca guratan resah di wajah sahabatnya itu.Veronika menunduk, jemarinya saling menggenggam erat di pangkuannya. Tatapannya kosong, namun sorot matanya jelas menyimpan luka yang dalam.Ia tak mampu menjawab, bahkan sekadar mengangguk pun terasa terlalu berat. Matanya berkabut, bukan oleh cuaca, melainkan oleh rasa malu yang menghimpit dada—rasa malu karena memiliki seorang ayah seperti Rafka.Nadira menyandarkan punggung ke sofa, menatap langit-langit sejenak sebelum berujar dengan nada santai namun tajam."Nggak usah takut. Dia nggak punya cukup kuasa buat nyentuh kamu. Elvano dan Rafka... mereka itu seperti belatung di got. Menjijikkan, dan seharusnya tetap di tempat gelap. Tapi ya,

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 197: Membuat Bajingan Pensiun

    Mendengar itu, ekspresi Rafka mulai mencair, seperti batu es yang retak oleh sinar matahari pagi. Amarah yang tadi menggelegak kini tinggal sisa bara yang tak lagi menyala terang.Ia masih menyimpan kesal, tentu saja, tapi tak lagi meledak-ledak. Hanya satu-dua umpatan meluncur dari bibirnya, bagai gerutu lelaki tua yang bosan, sebelum ia duduk lebih tegak dan menatap Tina dengan sorot mata yang mulai diliputi niat baik.Namun sebelum ia sempat melanjutkan dengan nasihatnya yang panjang dan berat sebelah, suara Tina memotong lembut, dan isi ucapannya justru membuat Rafka diam membisu sejenak."Kamu benar juga. Ayah memang tahu kalau anak perempuannya bukan tipe yang picik."Rafka nyaris tersenyum. Ada rasa bangga yang tak bisa ia sembunyikan dari wajahnya, walau hanya sekilas.Dengan gerakan yang tak biasa baginya, ia meraih tangan Tina dan menggenggamnya, lalu menepuk perlahan seperti mengusir gugup yang tak perlu."Dengar, Nak," ucapnya, s

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 196: Bau Kencur Akan Menggigit

    Elvano meringkuk di bawah meja, lututnya tertarik ke dada, seolah tubuhnya ingin lenyap ditelan kegelapan ruang kecil itu.Ruangan kantor yang biasanya sejuk dengan aroma kopi basi dan lembaran dokumen yang tak pernah selesai, kini terasa seperti peti mati.Cahaya matahari siang menelusup dari sela tirai yang tak ditutup sempurna, membentuk pola belang-belang di lantai marmer.Tapi sinar itu tidak menghangatkan. Justru menusuk kulitnya seperti jarum es. Ia menggigil hebat, seperti seorang narapidana yang menanti vonis.Tangannya yang gemetar meraba pipi kirinya. Seketika ia meringis. Bengkak. Panas. Nyut-nyutan. Sentuhan pelan saja memancing keluhan lirih, seolah rasa sakit itu punya kehendak untuk bersuara sendiri.Ia mendesah, napasnya serak, lalu berdiri perlahan seperti orang tua renta. Pandangannya terarah ke sosok Nadira yang berdiri tegak di sisi ruangan.Cahaya sore menyapu sisi wajah gadis itu, memperjelas tatapannya yang tajam sepe

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 195: Lebih Buruk dari Binatang

    “Nadira, apa yang membawamu ke sini siang-siang begini?” tanya Elvano sambil berdiri di balik meja kayu jati yang permukaannya dipenuhi berkas dan barang-barang kecil tak berguna.Senyumnya tipis, dibuat-buat, seperti wajah pelaut tua yang berusaha tetap tampak tenang saat badai mulai mendekat.Ia menepuk-nepuk bagian depan jas abu-abu tuanya, seolah ada debu yang tak kasat mata—atau mungkin sekadar pura-pura sibuk menghindari tatapan perempuan di depannya.Tangannya lalu menjangkau dua kenari hias dari mangkuk porselen bermotif biru-putih, menggenggamnya dengan santai.Bunyi beradunya cangkang terdengar pelan namun berulang, ritmis, seperti detak jam tua di ruang itu.Suaranya mengisi keheningan, tapi tak menyamarkan ketegangan yang melayang di udara.Nadira berdiri beberapa langkah darinya. Tatapannya tajam, sedingin pisau yang baru diasah, menusuk langsung ke mata Elvano.Tak ada sapaan, tak ada basa-basi.“Om Elvano,” suara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status