Raelina duduk di tempat tidurnya dan memegang erat kotak hitam di tangannya. Dia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan.
Dia membuka kotak hitam itu. Di dalamnya tampak sebuah kotak musik. Selain kotak musik itu, ada secarik kertas dan sebuah cincin di dalamnya.
Jantung Raelina menegang menatap cincin di atas pahanya tanpa berkedip. Cincin itu tampak sangat akrab.
Itu cincin pernikahan yang dikenakan Yosua di jarinya. Dia mengingatnya dengan sangat jelas cincin pernikahan mereka.
Mata Raelina memanas. Tangannya gemetar meraih cincin itu.
“Yosua ….” Bisiknya lirih menggenggam erat cincin itu di telapak tangannya.
Dia melihat surat di dalam kotak dan membuka isinya. Kertas itu awalnya putih, karena termakan waktu sedikit menguning.
Sebuah tulisan tangan hitam bertinta hitam yang sangat akrab muncul dalam pandangannya.
Mata Yuriel memburam membaca tulisan tangan Yosua.
Untuk istr
Raelina terbangun keesokan harinya karena kebisingan di sekitar. Dia mengerjap sebelum akhirnya membukan matanya perlahan.Raelina menatap linglung ke sekeliling. Ruangan sangat diterangi cahaya matahari yang masuk dari jendela kamar dan suara bising orang berbicara terdengar keras.Raelina bangun sambil merenggangkan lehernya.“Ini sudah jam berapa?” Dia bergumam linglung dan melirik Farida yang mengobrol dengan seorang perawat di samping ranjangnya.Suara mereka sangat keras.“Oh kamu sudah bangun? Apa kami membangunkan kamu? Maaf kami berbicara terlalu keras,” ujar Farida melihat Raelina sudah bangun.“Ah nggak papa ….” Raelina menguap sambil menggaruk-garuk kepalanya dengan ekspresi bingung. Dia belum sadar sepenuhnya usai bangun tidur.“Apa yang terjadi?” gumam Raelina dengan tampang bingung melihat hari sudah terang.Begitu cepatkah waktu berlalu? Dia tidak ingat mele
“Aku sudah menduga Dokter Brian menyukai Raelina,” bisik Farida menatap keluar jendela.Di depan gedung medis, sosok Dokter Brian turun dari mobil kijang di depan Raelina. Dia menghampiri Raelina yang menunggunya di depan gedung medis dengan pakaian rapi.“Aku iri, mengapa kita tidak ikut jalan-jalan ke kota juga. Aku sangat ingin jalan-jalan. Kudengar kota Yvomr di memiliki pemandangan indah. Jajanan di kota itu sangat enak. Ada banyak turis yang berlibur di kota Yvomr . Ahh aku ingin ikut dengan mereka,” desah Farida sedih membayangkan jalan-jalan di kota Yvomr.“Bodoh, apa kamu ingin mengganggu kencan Dokter Brian? Dokter Brian tidak akan membiarkanmu mengganggu. Dia akan menendangmu ke pinggir jalan jika kamu berani mengganggu kencan mereka,” celetuk Erik di sebelahnya, ikut mengintip keluar.Farida langsung meliriknya dengan tajam.“Siapa yang kamu panggil bodoh?! Kamu cari mati!” Dia mencekik le
“Katakan lagi, kamu bilang apa?!” Seorang pria setengah tampak murka membentak Louise dalam bahasa Inggris.Luka sayatan pandang di pipi kirinya membuat pria itu terlihat menakutkan dan sangar.Dia berharap bisa menakutkan gadis sombong di depannya.Namun Louise tidak terlihat takut dengan wajah sangar pria itu. Dia sebaliknya acuh tak acuh dan mengangkat dagunya dengan sombong. Pria yang berjaga di sebelah gadis itu memiliki wajah tanpa ekspresi mendengar percakapan mereka.“Tuan Wayne, aku tidak suka mengulangi kata-kataku. Jika kamu memiliki masalah pendengaran, kamu sebaiknya periksa ke dokter THT. Jangan membuat Qyoir terlihat sangat tidak mampu dengan mengirim orang tidak becus sepertimu menangani kesepakatan penting antar Kragon dan Qyoir,” kata Louise dengan penuh penghinaan tanpa peduli akan semakin menyinggung Tuan Wayne.Wajah Tuan Wayne memerah padam menahan amarah akibat penghinaan terang-terangan yang dilontark
Sebuah bom meledak di lantai dua restoran mengagetkan semua orang. Orang -orang di lantai dua tidak sempat menyelamatkan diri saat bom meledak di lantai dua.Sebagian area lantai dua hancur. Puing-puing bangunan runtuh berjatuhan di lantai satu.Beberapa orang yang selamat berteriak panik dan berusaha menyelamatkan diri meninggalkan restoran.Dokter Brian sangat tidak beruntung terhempas beberapa meter. Kepalanya terluka terkena reruntuhan bangunan.Dokter Brian meringis memegang kepalanya yang terluka dan mencoba untuk duduk. Dia terbatuk-batu menghirup kabut debu tebal yang beterbangan mengaburkan pandangannya.Dokter Brian menatap ke sekeliling dan mencari keberadaan Raelina.Namun dia tidak melihat keberadaan Raelina. Dokter Brian menjadi panik dan mencoba berdiri dengan tergesa-gesa.Di sekelilingnya tampak berantakan. Orang-orang berteriak ketakutan dan menangis meminta bantuan.Dia tidak bisa melihat di sekitarnya karena
Sosok pria itu berjalan dengan cepat di sepanjang gang gelap. Dengan kejadian bom meledak di restoran akan menarik beberapa pihak. Polisi lokal sangat tidak becus dan tidak akan mengambil pusing dengan kejadian hari ini. Namun berbeda dengan negara lain yang selalu ikut campur. Mereka akan menelusuri kejadian hari ini dan akan menemukan kejadian ini berhubungan dengan geng Kragon. Meski mereka tidak akan mencampuri urusan geng-geng lokal, mereka sangat waspada dengan Geng Kragon. Geng Kragon sudah terkenal secara internasional di dunia bawah tanah dan agen federal dunia karena bisnis gelap yang mereka dalangi sangat meresahkan beberapa negara-negara yang menjadi bagian cabang geng Kragon. Mark harus menghindar bentrokan apa pun yang berhubungan dengan militer dari negara lain. Sejak beberapa bulan ini dia juga merasa sudah di awasi oleh sebuah pasukan khusus. Karena mereka hanya mengawasinya dan tidak mencoba menangkapnya, Mark
Mark sesaat membeku saat bibirnya mencium bibir mungil wanita di di bawah tubuhnya.Rasanya begitu akrab seolah dia pernah melakukannya di masa lalu. Bibir Raelina terasa lembut di bibirnya membuatnya ingin terus menciumnya dan tidak ingin melepaskannya.Yosua menunduk menatap wanita di bawahnya dengan tatapan intens.Raelina berkedip, mengerjapkan matanya beberapa kali dengan wajah merah. Sudah lama sekali dia tidak berada dalam posisi begitu intim dengan seorang pria.Pada saat itu pintu di dobrak terbuka dan beberapa tentara masuk ke kamar itu.Mereka seketika membeku di ambang pintu melihat pasangan yang terjerat di atas tempat tidur terlihat tidak mengenakan sehelai benang di bawah selimut.Namun mereka bersikap profesional dan menodong senjata ke arah mereka.“Hei kalian, bisakah kalian berhenti? Kami sedang melakukan pemeriksaan. Seorang teroris menculik dokter relawan medis kami. Jadi kami harus memeriksa kalian da
Kelopak mata Raelina mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya terbuka perlahan. Dia menyipitkan matanya merasakan silau dari arah jendela menusuk matanya.Dia menguap sembari menatap ke sekeliling melihat cahaya matahari masuk melalui jendela yang terbuka.Dia mengerjapkan matanya menatap ke sekeliling ruang kamar. Ruang ini tampak asing, bukan kamarnya atau pun kamarnya di pangkalan.Ingatan kejadian kemarin membanjirinya, sontak Raelina menoleh ke samping di mana priia yang mirip Yosua berbaring di sebelahnya. Namun tempat di sampingnya kosong. Mark tidak ada.“Yosua ….” panggil Raelina ragu memandang ke sekeliling mencari keberadaan pria itu.Namun tidak ada yang meresponnya. Di kamar itu hanya ada dia sendiri.“Mark …..” panggil Raelina menggunakan nama pria itu.Namun tidak terdengar suara Mark meresponnya. Raelina turun dari tempat tidur dengan cemas dan pergi ke kamar mandi.&l
“Dokter Raelina ….” Dean menatap Raelina dengan ekspresi tegas dan menghalangi pandangannya dari Romi.“Tolong ikuti saya, semua orang sangat cemas mencarimu,” lanjutnya kemudian mendorong bahu Raelina pelan keluar dari penginapan dan menuntunnya menuju ke mobil Jeep militer yang sedang meunggu di luar.Raelina tidak punya pilihan lain dan hanya bisa pasrah mengikuti Dean.Begitu Dean dan Raelina sudah pergi, Romi berhenti berbicara dengan Renaldi dan menatap punggung Raelina yang masuk ke mobil.“Aku dengar Dokter Raelina sedikit gila karena tidak bisa menerima kematian suaminya. Dia terus bersikeras bahwa Letnan kolonel Yosua masih hidup dan akan kembali. Ini sangat mengkhawatirkan karena Dokter Raelina menjadi dokter relawan medis kita jika dia terus seperti itu,” komentar Renaldi ikut menatap Raelina.“Padahal dia masih muda dan cantik. Dia bisa saja mencari pria lain dan menikah lagi. Mati satu,