Beranda / Rumah Tangga / Mantan Terindah / Memastikan kebenaran

Share

Memastikan kebenaran

Penulis: Muryani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-08 13:59:27

"Lagi dimana!?" 

"Dirumah, memangnya ada apa!?" jawab Mira setelah menerima telepon dari Bagas.

"Kamu bilang apa saja Mbak Ratna!?"

Mira terdiam sejenak, lalu teringat kembali semua yang dia katakan pada kakak iparnya itu.

"Oh, soal itu. Aku tak bilang apapun sama dia, hanya bilang jika suatu saat aibnya juga akan terbongkar. Itu saja," jawab Mira.

"Memangnya kamu tahu apa tentang Mbak Ratna!?" tanya Bagas sedikit emosi.

"Banyak! Aku tahu banyak tentang Mbak Ratna, hanya saja aku tak pernah mengatakan itu pada kalian!"

"Mbak Ratna bilang memergoki kamu bersama laki laki lain di sebuah kafe, benar begitu!?"

"Iya, kenapa!? Toh kamu juga berselingkuh di belakangku, lalu apa bedanya!? Dan satu hal lagi yang harus kamu sampaikan pada kakak iparmu yang sok baik itu, jangan menuduh orang berselingkuh jika dia sendiri juga melakukannya!" sahut Mira lalu memutus sambungan teleponnya dengan Bagas.

Ponsel kembali berdering, namun Mira enggan untuk menerimanya karena dia tahu siapa si penelepon.

"Rasakan itu Bagas, kamu pikir keluargamu semua orang baik baik!? Bagaimana jika suatu saat aku bisa membongkar aib si Ratna itu, pasti seisi rumah akan geger!" gumam Mira senang.

Mira mencoba membuka galeri foto di ponselnya, siapa tahu masih tersimpan foto Ratna bersama seseorang di sebuah mall waktu itu. Sebuah foto Ratna menggelayut mesra lengan seorang laki laki, yang pastinya bukan kakak Bagas.

"Ah, ternyata masih ada. Aku akan menjadikannya bukti jika suatu saat aku terjepit. Dan kau Ratna, kau akan menyesal telah berseteru denganku!" 

Mira tersenyum memandang ponselnya, lalu menutup layar dan meletakkan ponsel di atas meja riasnya.

Pandangan Mira beralih pada lukisan pernikahannya, lalu berdiri dan berjalan lebih dekat ke lukisan itu.

"Kalian akan mendapat malu, melebihi rasa sakit hati yang aku alami. Aku janji itu!" ucap Mira dalam hati.

***

Malam baru saja datang, saat Mira baru sampai rumah sepulangnya dari membeli makanan dan mendapati pintu rumah terbuka. Wanita itu tahu siapa yang membukanya, dan sudah dipastikan jika itu Bagas suaminya karena hanya dia yang punya kunci cadangan rumah ini.

Benar saja, Bagas tengah duduk di sofa menunggunya.

"Ada apa Mas, jangan kau bilang ingin menanyakan soal Mbak Ratna," ucap Mira sambul duduk di dekat suaminya itu.

"Memang itu yang ingin aku tanyakan sama kamu!" sahut Bagas serius.

"Apa aku harus menunjukkan bukti ini agar Mas Bagas percaya? Tapi aku takut dia menyangkalnya karena memang sudah lama," ucap Mira dalam hati.

"Apa kamu punya bukti agar kami percaya?" 

"Tentu saja, tapi sayangnya bukti yang ada padaku sudah lama. Karena sebenarnya aku tak mau ikut campur, tapi dia telah memfitnahku!" seru Mira kesal.

"Aku lelah sebenarnya Mas, entah kenapa setiap aku ke mall untuk belanja selaku ketemu Mbak Ratna. Dan itu bukan sekali, tapi berkali kali bahkan dengan orang yang berbeda. Sesudah itu aku tak tahu apa yang mereka lakukan di luar sana! Aku lelah menutupi semua kebohongannya!" ucap Mira lirih.

"Kamu tak sedang bercanda kan Mira?" tanya Bagas tak percaya dengan penuturan Mira.

"Gak ada gunanya aku berbohong Mas, apa untungnya buatku!? Yang membuatku heran adalah, kenapa dia dulu mau menikah dengan Mas Ramlan yang lumpuh? Apa demi harta semata, lalu mencari kepuasan diluar sana!?" imbuh Mira dengan suara di tekan.

"Kamu ngawur Mira! Kamu keterlaluan!"

"Kamu boleh menghujatku apa saja Mas, tapi itulah kenyataannya! Aku sering bertemu Mbak Ratna dengan laki laki lain, bukan aku memfitnahnya!" sahut Mira sambil membuka galeri ponselnya, lalu menunjukan gambar yang selama ini disimpannya.

Bagas menatap gambar di depannya dengan seksama, lalu menghembuskan napas dengan kasar.

"Aku tak percaya ini Mira, mana mungkin dia mengkhianati Mas Ramlan? Lalu apa alasannya berkhianat, sedangkan semua kebutuhannya tercukupi meski Bas Ramlan lumpuh?" 

"Tanyakan saja pada kakak iparmu yang sok bermuka manis di depan keluargamu itu, aku tak mau ikut campur!" 

"Aku harus menanyakan alasannya Mira, aku juga tak mau Mas Ramlan terus dibohongi," ujar Bagas sambil menatap Mira lekat.

Mira merasa menang kali ini, ternyata selama ini kebohongan Mbak Ratna tertutup rapat dan tak ada yang mengetahuinya.

"Terus bagaimana dengan pernikahan kita Mas?" ucap Mira lirih.

"Sampai kapanpun aku tak akan menceraikanmu Mira, kamu tahu itu bukan!?" 

"Lalu untuk apa kamu pertahankan aku? Keluargamu tak pernah menganggapku menantunya, hanya karena aku tak bisa punya anak. Sedangkan sekarang, kamu punya anak dari wanita lain. Apa aku harus bersikap manis pada maduku?" cecar Mira pada Bagas.

Bagas terdiam, tak menjawab pertanyaan Mira.

"Katakan Mas, apa yang harus aku lakukan sekarang!?" seru Mira sedikit kesal, dan Bagas hanya menatap Mira.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mantan Terindah   Tempat yang sangat kurindukan

    "Subhanallah!" pekik Mira saat pandangan matanya lurus ke depan.Sebuah view yang luar biasa! Pantai dengan pohon kelapanya yang melambai, dan ombak yang memutih di kejauhan. Terlihat anak anak bermain pasir pantai, dan beberapa wisatawan asing yang sedang berjemur."Indah bukan?""Sangat indah! Aku suka sekali! Sudah lama sekali aku tak mencium bau pantai," candaku pada Damar."Masa sih!? Suamimu tak pernah mengajakmu healing?" sahut Damar tak percaya, matanya menatap Mira tak berkedip."Masa aku bohong?" jawab Mira meyakinkan Damar."Aku sering ke pantai, istriku paling suka. Dan sekarang aku mengajakmu kemari, berharap kamu bisa melupakan sejenak semua bebanmu," kata Damar namun pandangannya jauh ke depan.Mira tak menyahut, hanya diam saja. Mungkin yang dikatakan Damar ada benarnya juga, membahagiakan diri sendiri itu nomor satu."Kita ke sana yuk! Aku melihat ada penjual souvenir, aku ingin membelikanmu sesuatu!" kata Damar sambil melangkah mendekati seorang bocah penjual sovenir

  • Mantan Terindah   Surprise dari Damar

    "Ada waktu gak hari ini?" tanya Damar saat aku mengangkat teleponnya pagi ini."Sebentar, aku ingat ingat dulu," jawab Mira sambil berpikir sejenak."Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat jika kamu ada waktu," kembali terdengar suara Damar."Sepertinya aku longgar hari ini. Mau mengajakku kemana sih?" sahut Mira penasaran."Pokoknya itu aja, pasti kamu akan suka," imbuh Damar dan semakin membuat Mira penasaran."Oke deh, kita ketemu dimana?" "Aku jemput di rumah ya? Boleh?" pinta Damar."Jangan, biar aku tunggu kamu di taman saja ya? Bagaimana?""Boleh. Bersiaplah, jam sepuluh nanti aku menjemputmu!""Siap!" ucap Mira, dan Damar menutup panggilannya.Mira gegas ke kamar mandi, selesai dengan aktivitas mandinya wanita itu bersolek. Tak berani mencolok, natural saja takut jadi bahan omongan orang nanti.Jam dinding menunjuk angka sembilan pagi, Mira bersiap menuju taman setelah order mobil online.Sepuluh menit perjalanan menuju taman, akhirnya sampailah Mira di tempat yang sudah disepa

  • Mantan Terindah   Angel sakit gigi

    POV Bagas"Mas, ada acara tidak hari ini?" tanya dia saat aku bermain dengan Angel."Ada apa?" jawabku ingin tahu."Bisa tidak mengantarkan Angel periksa gigi? Beberapa hari ini Angel makannya sedikit sekali, itupun langsung di telan tanpa dikunyah," kata Dina sambil menyuapi Angel.Menang kulihat beberapa hari ini Angel makan bubur nasi, mungkin untuk memudahkannya mengunyah."Nanti aku antar, kamu buat janji dulu dengan dokter gigi jadi nanti kita tinggal berangkat saja," sahutku sambil menggendong Angel."Baik Mas, makasih," ucap Dina dan kembali menyuapi Angel.Bocah tiga tahun itu menelan bubur dalam mulutnya, mungkin benar yang dikatakan Dina ada masalah dengan gigi bocah itu.Aku masih menemani Angel makan saat ponselku berdering, kulirik sekilas ternyata dari Mira."Tak seperti biasanya Mira menelepon? Ada apa ya?" kataku dalam hati."Hallo Mira, ada apa?" tanyaku saat panggilan videonya aku angkat."Coba kamu lihat Mas, mungkin kamu mengenalnya," sahut Mira sambil memutar kam

  • Mantan Terindah   Pengakuan

    "Kamu menuduhku ular, tapi justeru sebaliknya kamu sendiri yang ular Ratna!" ucap Mira, saat mengetahui perempuan itu tengah di gandeng seorang laki laki botak di sebuah pusat perbelanjaan.Perempuan yang dipanggil Ratna menoleh, namun tak terkejut dengan siapa berhadapan kini."Mira, lalu apa bedanya aku sama kamu!? Kamu juga sering bertemu dengan laki laki itu bukan!?" sahut Ratna."Kita berbeda Ratna! Kamu sengaja meninggalkan suamimu yang lumpuh demi kepuasan, sedang aku ditinggalkan suamiku demi sebuah keturunan. Jadi jangan samakan aku denganmu!" dengan kesal Mira menunjuk wajah Ratna."Siapa perempuan ini sayang?" tanya laki laki disamping Ratna."Oh dia, hanya perempuan yang menjadi gila karena ditinggal suaminya menikah lagi!" sahut Ratna sambil tersenyum mencibir."Pergi kau, jangan ganggu istriku!" hardik laki laki itu pada Mira.Mira yang mendengarnya tentu saja terkejut, tak menyangka dengan jawaban laki laki itu."Istri anda bilang!? Dengarkan ya, Ratna ini kakak iparku.

  • Mantan Terindah   Bertemu Damar

    "Sudah lama nunggunya?" sapa Mira pada Damar yang sedang duduk di sebuah cafe, seperti kesepakatan mereka kemarin."Gak juga, baru aja aku datang. Biasanya kamu yang lebih awal, tapi ternyata aku yang datang lebih dulu. Oya, mau minum apa buat aku panggil pelayan?" tanya Damar pada Mira."Apa saja boleh, orange jus aja deh! Sepertinya lebih segar, maklum cuacanya panas dan ingin minum yang segar segar," jawab Mira, dan tak lupa senyum manis menghiasi bibir wanita cantik itu.Damar setuju, lalu memanggil pelayan dan memesan apa yang Mira inginkan. Tak lama minuman yang dipesan Mirapun datang, wanita itu menyeruput sedikit jus orange dalam gelas besar itu."Segar sekali," gumam Mira lirih."Oya, tak seperti biasanya kamu terlambat. Ada kendala di jalan?" tanya Damar khawatir."Gak kok, hanya saja ban motorku sedikit kempes jadi berhenti dulu untuk menambah angin. Takut bocor," jawab Mira sambil kembali menyeruput jus orangenya."Oh, aku kira kenapa. Bagaimana kabar suamimu juga istrinya

  • Mantan Terindah   Bertemu Mas Ramlan

    Mira menepati janji untuk bertemu Mas Ramlan hari ini, dari pagi aku sudah bersiap untuk ke rumahnya.Mira melajukan motornya perlahan, menuju rumah kakak iparnya yang berjarak empat puluh lima menit dari rumahnya itu.Namun tak disangka, saat di traffic light Mira bertemu dengan Damar. "Hei mau kemana?" tanya Damar pada Mira.Sontak Mira menoleh, dan senyum menghiasi bibirnya saat tahu siapa yang menyapanya."Damar!? Mau kemana!?" sapa Mira pada teman sekolahnya itu."Mau survey job baru, kamu sendiri mau kemana sepagi ini?" sahut Damar sambil menepi ke trotoar agar tak mengganggu pengendara yang lain.Mira mengikuti apa yang Damar lakukan, lalu mereka berdiri sejenak di bawah pohon pinggir jalan."Kakak iparmu? Apa istrinya yang kita temui di mall itu?" sahut Damar mengerutkan dahi."Yap betul! Tapi ini suaminya, lebih tepatnya kakak suamiku Bagas," ucap Mira dengan suara sedikit keras karena bisingnya lalu lintas pagi itu."Oh begitu, aku kira mau kemana. Ada kepentingan pergi kes

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status