Beranda / Rumah Tangga / Mantan Terindah / Tempat yang sangat kurindukan

Share

Tempat yang sangat kurindukan

Penulis: Muryani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-03 21:02:16

"Subhanallah!" pekik Mira saat pandangan matanya lurus ke depan.

Sebuah view yang luar biasa! Pantai dengan pohon kelapanya yang melambai, dan ombak yang memutih di kejauhan. Terlihat anak anak bermain pasir pantai, dan beberapa wisatawan asing yang sedang berjemur.

"Indah bukan?"

"Sangat indah! Aku suka sekali! Sudah lama sekali aku tak mencium bau pantai," candaku pada Damar.

"Masa sih!? Suamimu tak pernah mengajakmu healing?" sahut Damar tak percaya, matanya menatap Mira tak berkedip.

"Masa aku bohong?" jawab Mira meyakinkan Damar.

"Aku sering ke pantai, istriku paling suka. Dan sekarang aku mengajakmu kemari, berharap kamu bisa melupakan sejenak semua bebanmu," kata Damar namun pandangannya jauh ke depan.

Mira tak menyahut, hanya diam saja. Mungkin yang dikatakan Damar ada benarnya juga, membahagiakan diri sendiri itu nomor satu.

"Kita ke sana yuk! Aku melihat ada penjual souvenir, aku ingin membelikanmu sesuatu!" kata Damar sambil melangkah mendekati seorang bocah penjual sovenir.

Mira mengikuti langkah laki laki itu, sesekali pandangannya jauh menatap ombak yang bergulung.

"Mira lihat!" Mira mendengar Damar memanggilnya, dan wanita itu menoleh laku tersenyum.

Wanita itu melihat Damar tengah memperlihatkan sebuah kalung mutiara yang sangat cantik, gegas wanita itu mendekati Damar.

"Lihat kalung ini, sangat cantik!" puji Damar pada benda di tangannya.

Mira mengamati sebentar, lalu tersenyum.

"Kamu suka?" 

"Sangat suka, cantik!" sahut Mira.

"Ambillah buatmu!" jawab Damar sambil mengulurkan kalung di genggamannya.

Dinda mengulurkan tangan, menerima kalung pemberian Damar.

"Makasih ya, kembaliannya buat kamu," kata Damar sambil menepuk bahu bocah penjual cinderamata itu. Bocah itupun terlihat senang, lalu langkahnya kembali menyusuri pantai untuk menawarkan dagangannya.

"Kamu suka?" tanya Damar mengulang kalimatnya.

"Sangat suka, makasih!" jawab Mira, lalu memakai kalung pemberian Damar.

Damar tersenyum lega, ternyata pemberian darinya yang hanya sepele bisa membuat Mira tersenyum.

"Aroma pantai yang sangat kurindukan...." gumam Mira lirih.

"Benarkah? Berarti aku gak salah jika mengajakmu kemari," sahut Damar.

Mira menoleh, namun laki laki disampingnya justeru melihat deburan ombak pantai di kejauhan yang memutih.

"Iya," jawab Mira sambil menyusuri tepi pantai.

Damar mengikuti langkah Mira meski tak sejajar, karena laki laki itu menghargai Mira.

"Bagas terlalu sibuk dengan pekerjaannya, hingga tak banyak waktu untuk kami berdua. Bahkan saat aku sakitpun dia tak bisa meninggalkan pekerjaannya, yah mungkin sudah menjadi nasibku semua harus sendiri. Hingga akhirnya, aku mengetahui kenyataan pahit yang harus kutelan mentah mentah," tutur Mira lirih.

"Jika sekarang kamu merasa bahagia, lupakan sejenak kesedihanmu. Aku tak bermaksud mengungkit apapun darimu," ujar Damar sambil menatap Mira lekat.

"Aku sangat terpukul Damar, mungkin juga kamu bisa merasakannya. Bagaimana mungkin selama ini dia menutupi kebohongannya, hingga aku melihat dengan mata kepalaku sendiri?" 

"Sudahlah Mira, lupakan semuanya. Kanu bisa berkeluh kesah padaku, aku siap menjadi sandaran buatmu. Bukan maksudku memanfaatkan kesempatan ini, aku hanya menghiburmu. Semampuku...." kalimat yang baru saja dilontarkan Damar cukup membuat hati Mira dingin seketika.

"Aku percaya padamu Damar, makasih sudah membuatku kembali tersenyum. Andai saja...." Mira menjeda kalimat yang diucapkannya.

Damar menghentikan langkahnya sejenak, menatap Mira dengan penuh tanda tanya.

"Andai apa Mira?" jawab Damar penuh selidik.

"Andai saja waktu bisa berputar, mungkin aku adalah satu satunya orang yang sedang berbahagia saat ini."

"Kok bisa?" sahut Damar heran.

"Bisa saja! Ke pantai gratis, dapat kalung gratis, trus tadi juga coklatnya gratis he... he...." jawab Mira sambil melangkahkan kakinya kembali.

"Hah!?"

"Kenapa bengong begitu? Ada yang aneh?" sahut Mira sambil menatap Damar.

"Ternyata wanita suka yang gratis ya?"

"Memang iya, asal jangan semuanya minta gratis!" sahut Mira sambil mengerling pada Damar.

"Maksudnya bagaimana?" jawab Damar pura pura gak mengerti.

"Masa gak tahu sih!?"

"Iya, apa saja coba?" kata Damar seraya mendekat ke Mira.

"Makan gratis, rokok gratis, jalan jalan juga gratis," ucap Mira lirih.

"Tapi aku gak begitu," sahut Damar lirih.

Tanpa disadari tubuh mereka semakin dekat, hanya berjarak beberapa inchi saja.

"Apa iya?" 

"Iya, buktinya aku mengajakmu kemari bukan? Dan semua gak gratis, hanya sama kamu saja semua aku gratiskan. Termasuk...."

"Termasuk apa?" jawab Mira lirih, sedikit jengah dengan tatapan mata Damar.

"Termasuk kalung itu, Kanu harus menggantinya nanti. Bahkan lebih mahal dari kalung itu," ucap Damar 

"Maksudnya!? Aku harus mengganti apa yang sudah kamu berikan padaku? Begitu?"

"Tentu saja! Tapi bukan saat ini, nanti jika waktunya sudah berpihak padaku," jawab Damar sambil berlalu dari depan Mira.

"Maksudnya!?" ucap Mira bingung.

"Suatu saat nanti kamu akan tahu, dan disaat itu semuanya sudah berubah! Tak lagi seperti saat ini," jawab Damar sambil melempar batu ke tengah laut yang biru.

Mira yang tak tahu arah pembicaraan Damar, hanya termangu diam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mantan Terindah   Tempat yang sangat kurindukan

    "Subhanallah!" pekik Mira saat pandangan matanya lurus ke depan.Sebuah view yang luar biasa! Pantai dengan pohon kelapanya yang melambai, dan ombak yang memutih di kejauhan. Terlihat anak anak bermain pasir pantai, dan beberapa wisatawan asing yang sedang berjemur."Indah bukan?""Sangat indah! Aku suka sekali! Sudah lama sekali aku tak mencium bau pantai," candaku pada Damar."Masa sih!? Suamimu tak pernah mengajakmu healing?" sahut Damar tak percaya, matanya menatap Mira tak berkedip."Masa aku bohong?" jawab Mira meyakinkan Damar."Aku sering ke pantai, istriku paling suka. Dan sekarang aku mengajakmu kemari, berharap kamu bisa melupakan sejenak semua bebanmu," kata Damar namun pandangannya jauh ke depan.Mira tak menyahut, hanya diam saja. Mungkin yang dikatakan Damar ada benarnya juga, membahagiakan diri sendiri itu nomor satu."Kita ke sana yuk! Aku melihat ada penjual souvenir, aku ingin membelikanmu sesuatu!" kata Damar sambil melangkah mendekati seorang bocah penjual sovenir

  • Mantan Terindah   Surprise dari Damar

    "Ada waktu gak hari ini?" tanya Damar saat aku mengangkat teleponnya pagi ini."Sebentar, aku ingat ingat dulu," jawab Mira sambil berpikir sejenak."Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat jika kamu ada waktu," kembali terdengar suara Damar."Sepertinya aku longgar hari ini. Mau mengajakku kemana sih?" sahut Mira penasaran."Pokoknya itu aja, pasti kamu akan suka," imbuh Damar dan semakin membuat Mira penasaran."Oke deh, kita ketemu dimana?" "Aku jemput di rumah ya? Boleh?" pinta Damar."Jangan, biar aku tunggu kamu di taman saja ya? Bagaimana?""Boleh. Bersiaplah, jam sepuluh nanti aku menjemputmu!""Siap!" ucap Mira, dan Damar menutup panggilannya.Mira gegas ke kamar mandi, selesai dengan aktivitas mandinya wanita itu bersolek. Tak berani mencolok, natural saja takut jadi bahan omongan orang nanti.Jam dinding menunjuk angka sembilan pagi, Mira bersiap menuju taman setelah order mobil online.Sepuluh menit perjalanan menuju taman, akhirnya sampailah Mira di tempat yang sudah disepa

  • Mantan Terindah   Angel sakit gigi

    POV Bagas"Mas, ada acara tidak hari ini?" tanya dia saat aku bermain dengan Angel."Ada apa?" jawabku ingin tahu."Bisa tidak mengantarkan Angel periksa gigi? Beberapa hari ini Angel makannya sedikit sekali, itupun langsung di telan tanpa dikunyah," kata Dina sambil menyuapi Angel.Menang kulihat beberapa hari ini Angel makan bubur nasi, mungkin untuk memudahkannya mengunyah."Nanti aku antar, kamu buat janji dulu dengan dokter gigi jadi nanti kita tinggal berangkat saja," sahutku sambil menggendong Angel."Baik Mas, makasih," ucap Dina dan kembali menyuapi Angel.Bocah tiga tahun itu menelan bubur dalam mulutnya, mungkin benar yang dikatakan Dina ada masalah dengan gigi bocah itu.Aku masih menemani Angel makan saat ponselku berdering, kulirik sekilas ternyata dari Mira."Tak seperti biasanya Mira menelepon? Ada apa ya?" kataku dalam hati."Hallo Mira, ada apa?" tanyaku saat panggilan videonya aku angkat."Coba kamu lihat Mas, mungkin kamu mengenalnya," sahut Mira sambil memutar kam

  • Mantan Terindah   Pengakuan

    "Kamu menuduhku ular, tapi justeru sebaliknya kamu sendiri yang ular Ratna!" ucap Mira, saat mengetahui perempuan itu tengah di gandeng seorang laki laki botak di sebuah pusat perbelanjaan.Perempuan yang dipanggil Ratna menoleh, namun tak terkejut dengan siapa berhadapan kini."Mira, lalu apa bedanya aku sama kamu!? Kamu juga sering bertemu dengan laki laki itu bukan!?" sahut Ratna."Kita berbeda Ratna! Kamu sengaja meninggalkan suamimu yang lumpuh demi kepuasan, sedang aku ditinggalkan suamiku demi sebuah keturunan. Jadi jangan samakan aku denganmu!" dengan kesal Mira menunjuk wajah Ratna."Siapa perempuan ini sayang?" tanya laki laki disamping Ratna."Oh dia, hanya perempuan yang menjadi gila karena ditinggal suaminya menikah lagi!" sahut Ratna sambil tersenyum mencibir."Pergi kau, jangan ganggu istriku!" hardik laki laki itu pada Mira.Mira yang mendengarnya tentu saja terkejut, tak menyangka dengan jawaban laki laki itu."Istri anda bilang!? Dengarkan ya, Ratna ini kakak iparku.

  • Mantan Terindah   Bertemu Damar

    "Sudah lama nunggunya?" sapa Mira pada Damar yang sedang duduk di sebuah cafe, seperti kesepakatan mereka kemarin."Gak juga, baru aja aku datang. Biasanya kamu yang lebih awal, tapi ternyata aku yang datang lebih dulu. Oya, mau minum apa buat aku panggil pelayan?" tanya Damar pada Mira."Apa saja boleh, orange jus aja deh! Sepertinya lebih segar, maklum cuacanya panas dan ingin minum yang segar segar," jawab Mira, dan tak lupa senyum manis menghiasi bibir wanita cantik itu.Damar setuju, lalu memanggil pelayan dan memesan apa yang Mira inginkan. Tak lama minuman yang dipesan Mirapun datang, wanita itu menyeruput sedikit jus orange dalam gelas besar itu."Segar sekali," gumam Mira lirih."Oya, tak seperti biasanya kamu terlambat. Ada kendala di jalan?" tanya Damar khawatir."Gak kok, hanya saja ban motorku sedikit kempes jadi berhenti dulu untuk menambah angin. Takut bocor," jawab Mira sambil kembali menyeruput jus orangenya."Oh, aku kira kenapa. Bagaimana kabar suamimu juga istrinya

  • Mantan Terindah   Bertemu Mas Ramlan

    Mira menepati janji untuk bertemu Mas Ramlan hari ini, dari pagi aku sudah bersiap untuk ke rumahnya.Mira melajukan motornya perlahan, menuju rumah kakak iparnya yang berjarak empat puluh lima menit dari rumahnya itu.Namun tak disangka, saat di traffic light Mira bertemu dengan Damar. "Hei mau kemana?" tanya Damar pada Mira.Sontak Mira menoleh, dan senyum menghiasi bibirnya saat tahu siapa yang menyapanya."Damar!? Mau kemana!?" sapa Mira pada teman sekolahnya itu."Mau survey job baru, kamu sendiri mau kemana sepagi ini?" sahut Damar sambil menepi ke trotoar agar tak mengganggu pengendara yang lain.Mira mengikuti apa yang Damar lakukan, lalu mereka berdiri sejenak di bawah pohon pinggir jalan."Kakak iparmu? Apa istrinya yang kita temui di mall itu?" sahut Damar mengerutkan dahi."Yap betul! Tapi ini suaminya, lebih tepatnya kakak suamiku Bagas," ucap Mira dengan suara sedikit keras karena bisingnya lalu lintas pagi itu."Oh begitu, aku kira mau kemana. Ada kepentingan pergi kes

  • Mantan Terindah   Kecurigaan

    POV Ramlan"Assallamualaikum Mas," sebuah suara mengagetkanku dari arah pintu, gegas aku menoleh karena tahu siapa pemilik suara itu."Baru pulang? Bagaimana kabar temanmu, sudah sembuh?" ucapnya saat tangannya menyentuh jemariku."Sudah Mas, sudah lebih baik. Oya, Mas Ramlan sudah makan belum tadi?" sebuah pertanyaan yang selalu dilontarkannya padaku saat baru pulang dari luar rumah."Sudah tadi Bik Minah yang mengambilkan," jawabku sekenanya."Maafkan aku ya Mas, tak bisa merawatmu dengan baik," ujarnya sambil memeluk lenganku.Aku hanya tersenyum mendengar kalimat manis yang diucapkan istriku itu, sejenak terlupakan apa yang Bagas ucapkan tentang dirinya."Pergi saja siapa tadi?" aku sengaja memancingnya agar jujur."Oh, aku tadi pergi saja Dewi temanku. Mas ingat sama Dewi?" Ratna mencoba mengimbangi obrolanku.Sejenak aku pura pura mengingat Dewi yabg Ratna maksud, karena banyak nama Dewi yang aku kenal."Kenapa aku gak bisa mengingatnya ya, banyak sekali nama Dewi yang aku kenal

  • Mantan Terindah   Mencari tahu

    POV Bagas"Apa kabar Mas?" tanya Bagas pada kakak laki lakinya Ramlan, laki laki lumpuh sejak kecelakaan yang menimpanya sepuluh tahun yang lalu."Baik, kamu sendiri bagaimana Gas?" jawab laki laki di depan Bagas sambil memeluk adiknya itu erat."Baik Mas, Mbak Ratna kemana kok daritadi aku gak melihatnya!?" sengaja Bagas memancing kakaknya."Oh Ratna, dia sedang menjenguk temannya yang sedang sakit. Kenapa!? Ada yang penting hingga mencari Mbakmu itu?" sahut kakaknya mulai curiga."Gak ada apa apa Mas, hanya saja setiap aku datang kemari dia gak ada di rumah. Begitu sibuknya sampai membiarkan suaminya sendirian bersama Mak Minah," sungutku kesal."Biarkan saja, mungkin dia juga jenuh di rumah terus. Oya, bagaimana kabar Mira sejak tahu kamu menikah dengan Dina dan punya anak?" tiba tiba saja mas Ramlan menanyakan. hal itu padaku.Aku terdiam, tak langsung menjawab apa yang ditanyakan ya padaku."Mira sangat kecewa Mas, dia membenciku sekarang. Dia juga enggan untuk bertemu, bahkan se

  • Mantan Terindah   Bertemu teman lama

    Ternyata tak hanya saat itu saja bertemu Ratna, Mira bahkan mengenal salah satu laki laki yang pernah bersama wanita itu tanpa sengaja saat mereka bertemu."Mira!?""Kamu!? Sedang apa kamu disini!?" jawab Mira heran, karena melihat laki laki yang sangat dikenalnya saat sekolahnya dulu."Sedang menemani seseorang belanja, kamu juga belanja atau hanya sekedar jalan jalan?" kembali laki laki itu bertanya pada Mira."Jalan jalan saja sambil belanja. Oya, kenalin dong sama pacar kamu," pinta Mira pada temannya itu."Gampang, sebentar lagi juga selesai belanjanya. Oya, berapa lama ya kita gak ketemu? Kamu masih sama seperti dulu, gak banyak berubah hanya sedikit gemuk saja," canda laki laki teman Mira saat sekolah dulu."Kamu bisa saja Ren, kamu yang semakin ganteng dan terlihat mapan saja," puji Mira."Mapan bagaimana? Kerja saja gak kok mapan," jawab Rendi."Nah buktinya penampilanmu rapi, terlihat sedikit mentereng dan berduit pastinya he... he...." seloroh Mira."Kamu bisa saja Mira, ak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status