Share

Surprise dari Damar

"Ada waktu gak hari ini?" tanya Damar saat aku mengangkat teleponnya pagi ini.

"Sebentar, aku ingat ingat dulu," jawab Mira sambil berpikir sejenak.

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat jika kamu ada waktu," kembali terdengar suara Damar.

"Sepertinya aku longgar hari ini. Mau mengajakku kemana sih?" sahut Mira penasaran.

"Pokoknya itu aja, pasti kamu akan suka," imbuh Damar dan semakin membuat Mira penasaran.

"Oke deh, kita ketemu dimana?" 

"Aku jemput di rumah ya? Boleh?" pinta Damar.

"Jangan, biar aku tunggu kamu di taman saja ya? Bagaimana?"

"Boleh. Bersiaplah, jam sepuluh nanti aku menjemputmu!"

"Siap!" ucap Mira, dan Damar menutup panggilannya.

Mira gegas ke kamar mandi, selesai dengan aktivitas mandinya wanita itu bersolek. Tak berani mencolok, natural saja takut jadi bahan omongan orang nanti.

Jam dinding menunjuk angka sembilan pagi, Mira bersiap menuju taman setelah order mobil online.

Sepuluh menit perjalanan menuju taman, akhirnya sampailah Mira di tempat yang sudah disepakati.

Mira mengedarkan pandangan ke sekeliling taman, bangku taman juga terlihat kosong.Maklum bukan hari libur sekolah, jadi suasana taman terlihat sepi.

"Ternyata Damar belum sampai, aku tunggu disini saja," kata Mira dalam hati lalu duduk di sebuah bangku taman. 

Sambil menunggu Damar, Mira memainkan ponselnya dan berselancar di dunia Maya. Sekian lama berselancar di dunia Maya membuat Mira jenuh, dilirik arloji di tangannya yang menunjuk angka sembilan lewat lima puluh lalu dihembuskan napasnya perlahan.

Dikejauhan dilihatnya Damar melangkah dengan tergesa, mungkin laki laki itu melihat Mira sudah menunggunya sejak tadi.

"Eh maaf, sudah lama menunggu?" tanya Damar dengan nada sedikit khawatir.

"Lumayan, sekitar empat puluh lima menit."

"Aduh maaf ya, aku tadi mampir beli ini buat kamu," kata Damar sambil mengulurkan sebuah paper bag kecil.

"Buat aku?" jawab Mira tak percaya.

"Iya buat kamu, bukalah!" sahut Damar.

Mira membuka paper bag kecil itu, dan pandangan mata wanita itu membulat tak percaya saat melihatnya.

Diraihnya perlahan, lalu di genggamnya dengan erat.

"Coklat favoritku, kamu tahu darimana aku suka coklat ini?" ucap Mira sambil tersenyum.

"Aku tahu jika wanita pasti suka jika diberi coklat, ya meski tak semuanya sih!" sahutnya sambil nyengir kuda.

"Betul juga, tak semuanya. Ada yang suka di beri bunga, apalagi bunga uang di bank ha... ha...." jawab Mira berseloroh.

"Nah lho, itu beda lagi jalurnya. Ayo kita berangkat, keburu terik nanti!" ajak Damar sambil mendahului berjalan, dan Mira mengikuti dari belakang lalu mensejahari langkah laki laki itu.

Damar menoleh, lalu tersenyum.

"Jika saja kamu istriku, sudah aku gandeng kamu tanpa ijin," candanya sambil tersenyum.

Mira tertegun mendengar kalimat yang diucapkan Damar, apa mungkin laki laki itu berharap banyak pada Mira?

"Tapi sayangnya masih istri orang, jadi hanya sebatas teman saja. Benar bukan?" ucap Mira penuh penekanan.

"Iya, gak apa hanya berteman dulu. Siapa tahu nanti...." Damar menjeda kalimatnya.

Mira berpaling menatap laki laki disampingnya, lalu menghentikan langkah sejenak.

"Ah sudahlah, ayo!" sanggah Damar sambil membuka pintu mobil untuk Mira.

Wanita itu masuk, dan pintu kembali di tutup. Damar duduk di belakang kemudi, menyalakan mesin dan tak lama mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan ibu kota yang padat.

"Kita kemana?" tanya Mira ingin tahu.

"Nanti kamu akan tahu sendiri," jawab Damar sambil mengedipkan sebelah mata.

Mira penasaran, kemana sebenarnya tujuan mereka. Tapi dalam hati wanita itu yakin, jika Damar tak akan melakukan sesuatu diluar batas wajar.

Mobil masih melaju, melewati pedesaan yang adem dan asri. Sejenak Mira menduga jika Damar mengajaknya ke pantai, dugaan itu di perkuat dengan semakin dinginnya hawa gunung.

"Kamu gak sedang membohongiku kan!?" tanya Mira disela fokusnya Damar menyetir.

"Membohongimu? Maksudmu?" jawab Damar tak mengerti.

"Sebenarnya kemana tujuan kita? Kenapa kamu mengajakku sejauh ini?" imbuh Mira laku pandangannya jauh ke depan.

Sepanjang jalan hanya terlihat pepohonan yang rimbun, sawah yang menguning dan air sungai yang gemericik. Melihat semua itu, hati Mira terhibur. Udara sejuk menyeruak di hidung bangir wanita itu, membuatnya sedikit tersenyum.

"Sebentar lagi kita sampai," tiba tiba terdengar suara Damar memecah kesunyian diantara mereka.

"Benarkah? Bukankah masih jauh?" jawab Mira sambil menoleh pada laki laki disampingnya.

"Gak terlalu jauh, lima belas menit lagi kita sampai, aku yakin kamu akan terpesona melihatnya," sahut Damar di sela senyumnya yang menawan.

Mira membalasnya dengan sedikit senyuman, lalu pandangannya kembali fokus ke jalan raya.

Mobil terus melaju, melewati jalanan menanjak pegunungan.

"Tapi kita gak menginap kan?" tanya Mira khawatir.

"Kamu mau kita menginap?" seloroh Damar.

"Ya enggaklah!" sahut Mira kesal.

"Ha... ha.... jangan khawatir, aku hanya bercanda. Sore aku usahakan sudah sampai rumah, kamu tenang saja!" 

Mira menarik napas lega, percaya pada ucapan laki laki di sampingnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status